Anda di halaman 1dari 24

ETHICS IN THE

MARKETPLACE
MANUEL G. VELASQUEZ

Kelompok 9:
Nur Izazi Harjani (417571)
Novida Halleine Putri (417570)
TIGA TINGKAT PERSAINGAN PASAR

•Pasar Persaingan
Sempurna

•Pasar Monopoli

•Pasar Oligopoli
APA ITU PASAR?

Sebuah forum di mana orang-orang


berkumpul dengan tujuan untuk
mempertukarkan kepemilikan barang
atau uang.
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

Merupaka pasar yang tidak ada pembeli


atau penjual yang memiliki kekuatan
signifikan untuk mempengaruhi haga
barang-barang yang dipertukarkan
TUJUH KARAKTERISTIK PASAR
PERSAINGAN SEMPURNA
 Pembeli dan penjual relatif banyak
 Pembeli dan penjual bebas masuk dan meninggalkan pasar
 Pembeli dan penjual mengetahui semua yang dilakukan
(informasi harga, jumlah, kualitas)
 Barang yang dijual di pasar mirip satu sama lain
 Biaya dan keuntungan memproduksi sepenuhnya
ditanggung pihak-pihak yang membeli dan menjual
barang-barang tersebut, bukan oleh pihak lain
 Semua pembeli dan penjual adalah ‘pemaksimal’ utilitas
 Tidak ada pihak luar yang mengatur harga, kuantitas dan
kualitas barang-barang yang diperjualbelikan di pasar.
KESETIMBANGAN DALAM PASAR
PESAINGAN SEMPURNA
Kurva permintaan
 Merupakan garis yang
menunjukkan jumlah paling
besar yang bersedia dibayar
konsumen untuk sebuah unit
produk saat membeli dalam
jumlah berbeda untuk produk-
produk tersebut.
 Semakin tinggi harga yang
ditetapkan penjual maka
semakin rendah permintaan
konsumen, begitu sebaliknya
KESETIMBANGAN DALAM PASAR
PESAINGAN SEMPURNA
Kurva persediaan
 Menunjukkan seberapa besar
biaya yang dibebankan
produsen untuk menutup biaya
produksi atas barang dalam
jumlah tertentu.
 Semakin banyak jumlah yang
diproduksi maka semakin tinggi
biaya rata-rata setiap unit.
ETIKA DAN PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA
 Pasar dikatakan mampu mencapai tiga nilai moral
utama:
1) Mendorong pembeli dan penjual mempertukarkan
barang dalam cara yang adil (dalam artian adil
tertentu)
2) Memaksimalkan utilitas pembeli dan penjual
dengan mendorong mereka mengalokasikan,
menggunakan, dan mendistribusikan barang-barang
dengan efisiensi sempurna
3) Mencapai tujuan-tujuan tersebut dengan suatu cara
yang menghargai hak pembeli dan penjual untuk
melakukan pertukaran secara bebas
PERSAINGAN MONOPOLI
 Merupakan pasar yang hanya terdapat satu penjual
atau satu perusahaan yang menguasai dan dimana
penjual lain tidak dapat masuk.
 Penjual pasar monopoli mampu mengendalikan harga
barang-barang yang ada.
 Karakteristik Pasar Monopoli
1. Hanya memiliki satu penjual dan memiliki
pangsa pasar yang substansial (100 persen)
2. Penjual lain tidak dapat masuk
PERSAINGAN MONOPOLI: KEADILAN,
UTILITAS, DAN HAK
 Pasar monopoli yang tidak teregulasi tidak mampu mencapa keadilan
kapitalis, efisiensi ekonomi, dan tidak menghargai hak-hak negatif
dalam persaingan sempurna.
 Pasar monopoli mengakibatkan penurunan efisiensi dalam proses
alokasi dan distribusi barang.
1. Memungkinkan untuk menciptakan kelangkaan barang-
barang yang diinginkan pembeli dan dijual denggan harga
yang lebih tinggi dari seharusnya.
2. Tidak tedorong untuk menekan biaya dan tidak termotivasi
untuk mencari metode produksi yang lebih murah
3. Mampu menetapkan biaya sedemikian rupa sehingga
pembeli terpaksa membayar harga yang lebih tinggi untuk
barang yang sama
Sehingga pasar monopoli merupakan pasar yang menyimpang
dari tujuan-tujua keadilan kapitalis, utilitas ekonomi, dan hak-hak
negatif. Pasar ii bukan membentuk kesetimbangan namun
menetapkan harga secara tida adil.
PERSAINGAN OLIGOPOLISTIK
 Merupakan persaingan pasar yang didominasi oleh
beberapa produsen dan penjual dalam suatu
wilayah/area.
 Dalam pasar oligopoli tidak banyak penjual, yang
ada hanya beberapa penjual besar dan penjual
baru sulit memasuki indutri tersebut. Pasar oligopoli
didominasi beberapa perusahaan besar sehingga
dikatakan pasar yang sangat terkonsentrasi. Hal ini
mengakibatkan sangat mudah bagi para manajer dari
perusahaan-perusahaan tersebut untuk memadukan
kekuatan dan bertindak sebagai satu kesatuan.
PERJANJIAN EKSPLISIT

 Harga di pasar oligopoli dapat ditetapkan pada tingkat


yang menguntungkan melalui perjanjian eksplisit yang
membatasi persaingan
 Tindakan-tindakan tidak etis dalam pasar oligopoli
melalui perjanjian eksplisit:
1. Penetapan harga
2. Manipulasi persediaan
3. Perjanjian eksklusif.
4. Perjanjian mengikat
5. Perjanjian penetapan harga eceran.
6. Diskriminasi harga
HAL YANG MENDORONG PENETAPAN
HARGA
 Pasar yang penuh dan sesak
 Sifat ‘Job-Order’ bisnis
 Produk yang tidak terdiferensiasi
 Budaya bisnis
 Praktik pribadi
 Keputusan garga
 Asosiasi dagang
 Staf hukum perusahaan
PERJANJIAN TERSEMBUNYI
Untuk mengkoordinasi harga, sejumlah industri
oligopoli secara tidak resmi mengakui salah
satu perusahaan sebagai “penentu harga”.
Selanjutnya, masing-masing perusahaan
secara diam-diam menetapkan harganya
sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh
perusahaaan “penentu harga” tersebut,
dengan mengetahui bahwa semua perusahaan
lain juga akan melakukan hal yang sama.
SUAP
 Apabila dilakukan untuk mengamankan penujalan
produk, suap politik juga bisa menimbulkan gangguan
ekonomi dalam operasi pasar. Apabila suap digunakan
untuk mengamankan pembelian suatu komoditas,
pengaruh utamanya adalah turunnya persaingan pasar.
Jika perusahaan yang melakukan suap berhasil
mencegah masuknya pesaing lain dalam pasar
pemerintah, maka ada kemungkinan perusahaan
terlibat dalam tindakan-tindakan yang menjadi
karakteristik monopoli.
OLIGOPOLI DAN KEBIJAKAN PUBLIK
 Pandangan Tidak Melakukan Apa-apa
Sejumlah ekonom menyatakan bahwa tidak ada yang perlu dilakukan tentang
kekuasaan ekonomi yang dimiliki perusahaan-perusahaan oligopoli. Sebagian
menyatakan bahwa kekuasaan perusahaan oligopoli sebenarnya tidak sebesar yang
terlihat.
 Pandangan Antimonopoli
Harga dan keuntungan dalam industri-industri yang terkonsentrasi memang
cenderung lebih tinggi dibandingkan yang seharusnya. Pemecahnya adalah dengan
menetapkan kembali tekanan-tekanan kompetitif dengan mewajibkan
perusahaan-perusahaan besar untuk melakukan divestasi dan memecahnya ke
dalam beberapa perusahaan kecil.
 Pandangan Regulasi
Perusahaan-perusahaan oligopoli tidak perlu dipecah karena ukuran yang besar
memberikan akibat-akibat yang menguntungkan dan keuntungan ini akan hilang
apabila mereka dipecah. Konsentrasi memberikan kekuatan ekonomi pada
perusahaan-perusahaan besar yang memungkinkan mereka untuk menetapkan
harga dan terlibat dalam perilaku-perilaku yang bukan merupakan kepentingan
publik.
THE ETHICS OF BEING A
PROFESSIONAL ACCOUNTANT
K E N M C P H A I L & D I A N E WA LT E R S

Kelompok 9:
Nur Izazi Harjani (417571)
Novida Halleine Putri (417570)
THEORITICAL ORIENTATIONS
Terdapat beberapa literatur tentang pembentukan dan praktik
badan profesional, yaitu:
• Functionalist perspective
Merupakan cara pandang tradisional yang mengasumsikan
bahwa profesi muncul karena adanya fungsi sosial yang penting.
• Interactionist perspective;
Memandang profesi sebagai kelompok yang saling bersaing
dalam mendapatkan status politik dan keuntungan ekonomi
• Critical perspective
Menghubungkan fungsi profesi dengan kebutuhan politik dan
struktural
Namun, masih banyak penelitian yang menujukkan bahwa akuntan
dan mahasiswa akuntansi masih memiliki kesadaran teoritis yang
buruk mengenai fungsi struktural atau politik pada profesi yang
luas.
FUNGSI POLITIK PADA PROFESI

Mengklarifikasikan jenis sistem akuntansi internasional berdasarkan


pada bagaimana peraturan tersebut di atur oleh pasar.
DEFINISI DARI PROFESIONALISME: MENJADI
PROFESIONAL

 Profesionalisme melibatkan lebih dari sekedar melakukan


pekerjaan dengan baik dan biasanya berasosiasi dengan siapa
yang menggunakannya.
 Arthur Applbaum (1999) melihat makna professional sebagai ‘how
to kill someone’. Karakter professional dianggap lebih “terpelajar”
disbanding dengan kata profesi.
 Hall (1968) mendefinisikan professional sebagai luasan dari
seorang yang memiliki attitudes seperti keyakinan dalam
melayani publik dan rasa keterpanggilan untuk timbal balik.
 Terdapat tiga karakteristik etis yang terkait dengan menjadi
profesional dan mengeksplor lebih jauh dalam bidang akuntansi,
yaitu: Kepentingan umum, independensi dan kode perilaku
profesional.
THE PUBLIC INTEREST & SELF INTEREST
• Public interest seringkali disandingkan dengan
self interest. Profesi akuntansi dituntut berdasar
kepada kepentingan umum.
• Menurut Sikka, Willmott dan Lowe (1989),
kepentingan umum pada prinsipnya ditafsirkan
sebagai kewajiban untuk menghasilkan
pengetahuan akuntansi dan pemilihan yang
tidak memihak untuk pengambilan keputusan
ekonomi dan alokasi sumber daya yang terbatas
dan efisien.
INDEPENDENCE
• Kemunculan karakteristik independensi di sebabkan
adanya gagasan public interest.
• Independence merupakan aturan pertama yang
dibuat AICPA (1989).
• Claypool (1990) menyatakan bahwa independen
merupakan kode etis yang utama.
CODES OF PROFESSIONAL CONDUCT
• Menurut Claypool (1990), kunci karakteristik dari profesi
adalah adanya pengaturan dari dirinya sendiri dengan kode
etik.
• Kode tersebut terkait dengan sistem penegakan, dimana
anggota didorong untuk melaporkan pelanggaran.
• Namun, para profesional pada umumnya masih enggan
untuk melaporkan rekannya sendiri yang melanggar
• Beberapa penelitian menunjukkan seseorang lebih
cenderung pada kepentingan profesi dari pada kepentingan
umum
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai