Ideopatik
Sekunder
Proteinuria merupakan faktor penentu progresifitas sindrom nefrotik
Frekuensi : 90 x/menit
Suara dasar : BJ I > BJ II Tunggal, Reguler
Bising : Tidak ada
Abdomen
Inspeksi : Bentuk : Cembung (perut kodok)
Palpasi : Hati : Sulit dinilai
Lien : Sulit dinilai
Ginjal : Sulit dinilai
Masa : sulit dinilai
Undulasi : (+)
Perkusi : Timpani/pekak : Timpani, shifting dullness (+)
Asites : Ada
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas :
Umum : Akral hangat, edema ekstremitas
bawah +/+ , parese (-)
Pemeriksaan neurologis : dalam batas normal
Parese nervus cranial (-)
Genitalia : perempuan, labia mayora edema
Anus : ada dan tidak ada kelainan
Pemeriksaan laboratorium darah lengkap:
Hb : 11,4 g/dl
Trombosit : 322.000/l
Leukosit : 10.120/l
Neutrofil Segmen : 53%
Albumin : 1,4 gr/dl
Kolesterol total : 555 mg/dl
Trigliserida : 892 mg/dl
Urinalisa : Protein (+3)
Sedimen Urin : Bakteri bentuk batang
Malaria : Negatif
Pasien an. Rosita, perempuan, 18 tahun
BB 35kg
Pasien datang dengan keluhan bengkak di kedua kaki
dan perut sejak 1 minggu yang lalu. Selain itu pasien
juga mengeluh wajah dan kelopak mata bengkak
terutama di pagi hari dan berkurang saat siang hari.
Sesak tidak ada, mual tidak ada, muntah tidak ada,
BAB cair tidak ada. Makan dan minum seperti biasa.
Riwayat sakit kulit (-), trauma (-), sakit pinggang (-),
riwayat kencing berdarah (-), sakit perut (-) sesak
nafas (-) dan cepat capek (-)
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Kompos mentis GCS : 4-5-6
Tensi : 120/90 MmHg
Denyut Nadi : 90 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,5 oC
Kulit : Turgor cepat kembali,
kelembaban cukup
Kepala : Normocephali
Mata : Edema palpebrae (+/+),
konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), produksi air
mata cukup
Telinga : Simetris, sekret (-/-), serumen minimal
Mulut : Sianosis (-), mukosa bibir basah
Thorak/paru: Retraksi (-), suara nafas vesikuler (+/+),
ronkhi (-/-), wheezing (-/-),
Jantung : S1 dan S2 tunggal
Abdomen : Cembung, bising usus (+) normal, asites (+),
hati/limpa/renal sulit dinilai
Ekstremitas : Akral hangat, terdapat edeme pada kedua
tungkai bawah, parese tidak ada
Susunan saraf : Nervi craniales I-XII tidak ada
kelainan
Genitalia : Perempuan, Edema labia mayora
Anus : Ada, tidak ada kelainan
◦ Diagnosa banding : Sindrom Nefrotik dd
Glomerulonefritis Akut
◦ Diagnosa kerja : Sindrom Nefrotik
◦ Status gizi : IMT 24
◦ IVFD Nacl asal tetes
◦ Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
◦ Inj. Furosemid 40 mg/8 jam
◦ Spironolactone 1x25mg
◦ Inj. Dexamethasone 5mg/8 jam
◦ Ranitidin 2x1 amp
◦ Simvastatin 1x20mg
◦ Finofibrate 1x300mg
◦ Urinalisa atau urin rutin
◦ Fungsi Ginjal ureum dan creatinin
◦ USG Abdomen dan Ginjal
◦ ANA Tes
◦ Hba1c
◦ Biopsi
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia
Quo ad functionam: Dubia
Quo ad sanationam: Dubia
PENCEGAHAN
◦ Sanitasi dan hygiene lingkungan untuk mencegah terjadinya
infeksi sekunder.
◦ Memberikan penerangan yang cukup mengenai semua risiko
yang mungkin terjadi dan mengenai diet, yakni menghindari
makanan yang banyak mengandung garam dan lemak tetapi
memperbanyak makan makanan yang mengandung protein,
seperti putih telur, tahu, tempe dan ikan.
Sindrom nefrotik (SN) merupakan salah satu gambaran
klinik penyakit glomerular yang ditandai:
1. proteinuria masif >3,5 gram/24jam/1.73 m3
2. hipoalbuminemia,
3. edema,
4. hiperlipidemia,
5. lipiduria dan
6. hiperkoagulabilitas. [1,2,3]
1. Nefropati lesi minimal (75%-85%) lebih sering
ditemukan pada anak-anak
2. Nefropati membranosa (30%-50%) lebih sering
ditemukan pada orang dewasa
3. Perbandingan laki-laki dan wanita 2:1
4. SN idiopak 2-3 kasus/100.000 anak/tahun dan dewasa
3/1.000.000/tahun
5. SN paling sering disebabkan oleh diabetes melitus
A. glomerulonefritis (GN) primer:
1. GN lesi minimal (GNLM)
2. Glomerulosklerosis fokal (GSF)
3. GN membranosa (GNMN)
4. GN membranoproliferatif (GNMP)
5. GN proliferatif fokal segmental
B. SN Sekunder
. GN sekunder akibat:
i. Infeksi: - HIV, Hepatitis virus B dan C
- Sifilis, Malaria, Skistosoma
- TBC, Lepra
ii. Keganasan: -Adenokarsinoma paru, payudara,
kolon, limfoma hodgki, mieloma
multiple dan karsinoma ginjal
iii. Penyakit jaringan penghubung: - SLE, artritis
reumatoid
iv. Efek obat dan toksin: obat NSAID, preparat
emas, penisilinamin, probenesid,captopril
v. Lain-lain: diabetes mellitus, amiloidosis, pre-
eklamsi, sengatan lebah.
Sindroma nefrotik secara klinis dibagi 3:
1. sindroma nefrotik bawaan
2. sindroma nefrotik sekunder
3. sindroma nefrotik ideopatik