Anda di halaman 1dari 33

KELOMPOK 5

TUBERKULOSIS PARU
Iin Fadhilah Utami C11114043 A. Ratih Iskandar C11114317
Fitriani C11114111 Khumaira C11114345
Baharia C11114119 Muh. Fikri Hadju C11114350
Amalia M. Akib C11114311

dr. Harry
Dr. LuthfyAkza
Attamimi, Sp.RadSp.P
Putrawan, dr. A. Fitrah Muhibbah

DEPARTEMEN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN
Identitas Pasien
Nama : Tn. MR
No. RM : 814724
Umur : 49 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Ruang Perawatan : Infection Center Lt. 2
Tanggal masuk/jam : 12 Juli 2018/ 23:45 WITA
Subjektif
Keluhan Utama: Sesak napas
Anamnesis Terpimpin:
Sesak napas memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit,
sesak napas tidak dipengaruhi oleh cuaca, sesak napas dipengaruhi
oleh aktivitas. Batuk lama sejak 2 bulan, memberat 2 hari sebelum
MRS, batuk berlendir warna putih. Nyeri dada tidak ada. Batuk darah
tidak ada. Demam ada hilang timbul. Penurunan berat badan ada ±10
kg selama 6 bulan. Riwayat punksi pleura +/- 500cc. Riwayat merokok
tidak ada. Riwayat konsumsi OAT ada, pada tahun 1996 selama 6
bulan.
Subjektif
Riwayat penyakit sebelumnya :
• Riwayat hipertensi tidak ada
• Riwayat diabetes melitus tidak ada
• Riwayat konsumsi OAT selama 6 bulan pada tahun
1996
Riwayat Pribadi dan keluarga :
• Riwayat merokok tidak ada
• Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama tidak
ada
• Riwayat kontak dengan penderita TB / TB MDR tidak
ada
Pemeriksaan Fisik
• Deskripsi Umum
Sakit sedang/Gizi cukup/GCS E4M6V5
• Tanda Vital
– Tekanan Darah : 110/70 mmHg
– Nadi : 75 kali/menit, regular, kuat angkat
– Pernapasan : 20 kali/menit
– Suhu : 37⁰C
Pemeriksaan Fisik
• Kepala: Normocephal, mesocephal, rambut
hitam, sulit dicabut
• Mata : Konjungtiva anemis tidak ada, sklera
ikterik tidak ada
• Leher : Nyeri tekan tidak ada.
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
DVS R+2 cmH₂O
Pemeriksaan Fisik
• Thorax
– Inspeksi :
• Pergerakan hemitoraks asimeteris, kanan tertinggal
– Palpasi :
• Vokal fremitus melemah pada basal paru kanan
– Perkusi :
• Redup setinggi ICS 2-3 hemitoraks kanan
– Auskultasi:
• Bunyi paru bronkovesikuler
• Bunyi tambahan : Ronkhi +/+, wheezing -/-
Pemeriksaan Fisik
• Jantung
– Inspeksi : Ictus cordis tampak
– Palpasi : Ictus cordis teraba
– Perkusi : Batas kanan atas ICS II Dekstra
Batas kiri atas ICS II Sinistra
Batas kanan bawah ICS IV linea parasternalis dekstra
Batas kiri bawah ICS V linea midklavikularis sinistra
– Auskultasi : Bunyi jantung I/II regular, bising jantung tidak ada
• Abdomen
– Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
– Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
– Palpasi : Nyeri tekan (-), massa tumor (-), hepar dan lien tidak teraba
– Perkusi : Timpani, undulasi (-)
– Lain-lain : Ascites (-)
• Ekstremitas
– Pitting edema : -/- (dorsum pedis), -/- (pretibial)
– Perdarahan (-), palmar eritem (-), akral hangat, clubbing finger (-)
– Iga gambang (-), wasting (-)
Laboratorium
Darah Rutin 04/07/2018
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
RBC 3.48 4.00 - 6.00 10^6/uL LYMP 0.60 20.0 - 40.0 %

HGB 8.9 12.0 - 16.0 gr/dl MONO 1.33 2.00 - 8.00 %

MCV 82.5 80.0 - 97.0 fL EOS 0.11 1.00 - 3.00 %

MCH 25.6 26.5 - 33.5 pg BASO 0,01 0.00 - 0.10 %

MCHC 31 31.5-35.0 g/dl HCT 28.7 37.0 - 48.0 %

WBC 9.93 4.00 - 10.0 10^3/ul PLT 392 150 - 400 10^3/ul

NEUT 7.88 52.0 - 75.0 %

Sputum 04/07/2018
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Mikrobiologi Positif (2+) Negatif
Sputum (3x) Positif (2+)
Positif (2+)
Gene Xpert Terderteksi tinggi Negatif
Laboratorium
Kimia darah 04/07/2018
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
GDS 82 mg/dl 140 mg/dl SGOT 90 < 38 U/L

Ureum 17 mg/dl 10 - 50 mg/dl SGPT 54 < 41 U/L

Kreatinin 0.59 mg/dl L(< 1.3); P(< 1.1) mg/dl Bilirubin direk 0.13 <0.30

Bilirubin total 0.29 mg/dl 2.4 – 5.7 mg/dl

Elektrolit 04/07/2018
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Natrium 149 mmol/l 136-145 mmol/l

Kalium 3.8 mmol/l 3.5-5.1 mmol/l

Klorida 107 mmol/l 97-111 mmol/l


Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Foto Thorax AP (12/07/2018)

Hasil pada pemeriksaan foto thorax


• Bercak berawan pada lapangan
atas paru kanan disertai garis-garis
fibrosis yang meretraksi hilus
• Cor : kesan normal, aorta normal
• Sinus kanan tumpul, sinus kiri dan
kedua diafragma baik
• Jaringan lunak sekitar kesan baik
Kesan :
• TB paru lama aktif lesi luas
• Efusi pleura dextra
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Foto Thorax AP (30/07/2018)

Hasilpada pemeriksaan foto thorax :


• Bercak berawan tersebar pada kedua
lapangan paru terutama lapangan atas
paru kanan disertai garis-garis fibrosis
yang meretraksi hilus
• Cor : sulit dievaluasi kesan normal,
aorta normal
• Sinus kanan tumpul, sinus kiri dan
kedua diafragma baik
• Jaringan lunak sekitar kesan baik
Kesan :
• TB paru lama aktif lesi luas
• Efusi pleura dextra
Diagnosis

• Tuberkulosis paru kasus relaps


• Efusi pleura dextra
• Hipoalbuminemia
Tatalaksana Awal
– Oksigen 3 liter/menit Via Nasal kanul
– Infus Nacl 0.9 % 20 tetes/menit
– N-Acetilsistein 200mg/8 jam/oral
– OAT Kategori 2
– Human VIP Albumin 25%
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Tuberkulosis adalah infeksi yang disebabkan oleh


Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini menyebar
melalui inhalasi droplet nuclei. Kemudian, masuk ke
saluran napas dan bersarang di jaringan paru hingga
membentuk afek primer.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Mikosis Paru Pedoman


Tuberkulosis Paru Nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia.
Jakarta : PDPI, 2011C
Epidemiologi

• Diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TB pada tahun


2012 dimana 1,1 juta orang (13%) diantaranya adalah
pasien TB dengan HIV positif.

• Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat 450.000 orang


yang menderita TB MDR dan 170.000 orang
diantaranya meninggal dunia.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Mikosis Paru Pedoman


Tuberkulosis Paru Nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia.
Jakarta : PDPI, 2011C
Anatomi
Anatomi
Anatomi Radiologik

Sumber: Learning Radiology, William Herrring (2016)


Patogenesis Tuberkulosis
Inhalasi droplet , bakteri masuk ke paru-paru

Berkembang dalam sitoplasma makrofag

Mambentuk FOKUS GHON (sarang primer, dpt terjadi di setiap
jar.paru)

Terjadi peradangan sal.getah bening menuju hilus
(LIMFANGITIS LOKAL) → a

Terjadi pembesaran KGB hilus (LIMFADENITIS REGIONAL) →b
A+b = kompleks RANKE

Sembuh tanpa cacat
Sembuh dengan sedikit bekas (garis fibrotik, kalsifikasi di
hilus)
Menjalar ke pleura (EFUSI PLEURA)
Menjalar ke pembuluh darah /limfe (TB MILIER)
Gambaran Radiologi

TB AKTIF TB TENANG
 Bercak-bercak halus / kasar  Bintik kalsifikasi (noda
 Gambaran berawan keras), densitas tinggi seperti
tipis/padat, sebagian besar perkapuran dengan bentuk dan
lapang paru atas tertutup ukuran beragam
dengan infiltrat, tapi masih  Garis fibrosis (garis keras),
terlihat lap.paru atas yang garis agak lurus dengan kaliber
sehat sama tidak bercabang
 Berselubung, bisa homogen  Fibrosis → retraksi dari hilus
/ inhomogen / trakea ke sisi tersebut
 Kavitas dengan dinding yang
agak menebal
Gambaran Radiologi

Limfadenopati dan konsolidasi


pada bayi 6 bulan dengan
tuberkulosis primer. Terdapat
penebalan pada paratrakea
dextra yang mengarah pada
limfadenopati. Konsolidasi pada
lobus kanan bawah (lihat panah).

Sumber: Learning Radiology, William Herrring (2016)


Gambaran Radiologi

Tuberculosis Primer
Terdapat penonjolan pada
hilus kanan disebabkan
adenopati pada hilus.
Limfadenopati unilateral
adalah manifestasi infeksi
primer pada Mycobacterium
tuberculosis, khusunya pada
anak.

Sumber: Learning Radiology, William Herrring (2016)


Gambaran Radiologi

Gambar 3. Efusi
tuberkulosis Terdapat
efusi pleura masif ,
terjadi pada
tuberkulosis primer
maupun postprimer.

Sumber: Learning Radiology, William Herrring (2016)


Gambaran Radiologi

Gambar 4. Terdapat bercak


berawan pada gambaran ini
serta kavitas terlihat pada apex
paru.15

Sumber: Learning Radiology, William Herrring (2016)


Gambaran Radiologi

Gambar 5. Kavitas tuberkulosis dengan


dinding tipis pada lobus kavitas tanpa air
fluid level.15

Sumber: Learning Radiology, William Herrring (2016)


Gambaran Radiologi

Gambar 6. Gambaran
fibrosis dan kalsifikasi
pada lapangan paru yang
menunjukkan TB paru
lama

Sumber: Learning Radiology, William Herrring (2016)


Tatalaksana
• Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif
(2-3 bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Paduan obat yang
digunakan terdiri dari paduan obat utama dan tambahan.
• Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Obat yang dipakai :
• 1. Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah:
– INH
– Rifampisin
– Pirazinamid
– Streptomisin
– Etambutol
• 2. Jenis obat tambahan lainnya (lini 2)
Kanamisin, Amikasin, Kuinolon, Obat lain masih dalam
penelitian yaitu makrolid dan amoksilin + asam klavulanat

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Mikosis Paru Pedoman


Nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia.
Jakarta : PDPI, 2011
DISKUSI
DISKUSI
Kesimpulan:
• Berdasarkan corakan paru
dimana ditemukan fibrosis
hampir di seluruh lapang
paru menandakan pasien ini
secara radiologik didiagnosis
sebagai Tb paru lama,
namun karena masih ada
infilitrat yang menandakan
proses spesifiik yang akut
maka disimpulkan pasien ini
mengalami Tb Paru lama
aktif lesi luas.
• Pada foto sangat jelas bahwa
sudut costophrenicus dextra
mengalami penumpulan
yang menyebabkan secara
radiologik foto ini memberi
kesan efusi pleura dextra.
Daftar Pustaka
1. Intiantoro H. Yanti, Setiabudi Rianto. Tuberkulostatik. Dalam: Farmakologi dan Terapi.
Edisi ke-5. Jakarta: Badan penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2008.
2. Subuh M, Widaningrum C. Dalam: Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan; 2014.
3. TB CARE I. International Standards for Tuberculosis Care. Edisi ke-3. TB CARE I. The Hague;
2014.
4. KepMenKes Nomor 364/MENKES/SK/V/2009
5. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Nasional Pengendalian
Tuberkulosis.
6. Persatuan Dokter Paru Indonesia. 2013. Pedoman Diagnostik dan Penatalaksanaan TB di
Indonesia. Jakarta: PDPI
7. Rab, T. 2010. Ilmu Penyakit Paru. Trans Info Media. Jakarta: 157-61
8. Fatiyya I. 2011, Pedoman diagnostik dan Penatalaksanaan di Indonesia,
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Jakarta.Revisi pertama, Juli 2011.
9. Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI,2016
10. Patrick Davey. At Glance Medicine. Oktober 2003
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai