Anda di halaman 1dari 50

PRINSIP

PEMBUATAN
SIMPLISIA
Fitria Rahmawati, S.Farm., Apt.

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR


UPT MATERIA MEDICA BATU
JL. LAHOR NO. 87 KOTA BATU TELP. (0341)
593396
SIMPLISIA

Simplisia : bahan
Berdasarkan
alamiah yang
asalnya simplisia
dipergunakan sebagai
dibedakan menjadi
obat yang belum
tiga :
mengalami pengolahan
apapun juga dan kecuali
•Simplisia nabati
dinyatakan lain berupa
•Simplisia hewani
berupa bahan yang telah
•Simplisia pelikan
dikeringkan.
atau mineral
Tata nama simplisia
Pemberian nama atau penyebutan simplisia
didasarkan atas gabungan nama spesies diikuti
dengan nama bagian tanaman

CONTOH :
Genus + spesies +
Genus + nama Spesies + nama nama bagian
bagian tanaman bagian tanaman tanaman

• Thymi Herba • Belladonnae • Curcuma


(Thymus Herba (Atropa aeruginosae
vulgaris) belladonna) Rhizoma
(Curcuma
aeruginosa)
NAMA LATIN DARI BAGIAN TANAMAN YANG
DIGUNAKAN DALAM NAMA SIMPLISIA
NAMA LATIN BAGIAN TANAMAN
Radix Akar
Rhizome Rimpang
Bulbus Umbi Lapis
Tubera Ubi
Flos Bunga
Fructus Buah
Semen Biji
Lignum Kayu
Cortex Kulit Kayu
Caulis Batang
Folia Daun
Herba Seluruh Tanaman
Amyllum Pati
Thallus Bagian dari tanaman rendah
Tujuan pengelolaan pasca panen (1)
• Mencegah kerugian karena perlakuan panen yang
1 tidak tepat

• Menghindari kerusakan akibat waktu dan cara


2 panen yang tidak tepat

• Mengurangi kerusakan saat pengumpulan,


3 pengemasan, dan pengangkutan saat distribusi hasil
panen

• Menghindari kerusakan karena teknologi pascapanen


4 yang kurang tepat
Tujuan pengelolaan pasca panen (2)

• Menekan penyusutan kuantitatif dan kualitatif hasil


5

• Terjaminnya suplai bahan baku produksi


6 tanaman obat meskipun bukan musimnya

• Pengelolaan limbah yang dapat memberikan


7 nilai tambah

• Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber


8 daya alam dan menjamin kelestariannya
CPOTB CPOB
BAB 1 BAB 1 MANAJEMEN MUTU
MANAJEMEN
BAB 2 BAB 2 PERSONALIA
MUTU
BAB 3 BANGUNAN,
PERSONALIA BAB 3 BANGUNAN DAN
FASILITAS, DAN PERALATAN FASILITAS
BAB 4 SANITASI DAN HIGIENE BAB 4 PERALATAN
BAB 5 DOKUMENTASI BAB 5 SANITASI DAN
HIGIENE
BAB 6 PRODUKSI
BAB 6 PRODUKSI
BAB 7 PENGAWASAN MUTU
BAB 8 PEMBUATAN DAN ANALISIS BAB 8 BAB 7 PENGAWASAN
BERDASARKAN KONTRAK MUTU INSPEKSI DIRI,
BAB 9 CARA PENYIMPANAN DAN AUDIT MUTU DAN AUDIT &
PENGIRIMAN OBAT BAB 9 PERSETUJUAN PEMASOK
TRADISIONAL YANG BAIK PENANGANAN KELUHAN
BAB 10 PENANGANAN KELUHAN TERHADAP PRODUK DAN
TERHADAP PRODUK, PENARIKAN KEMBALI PRODUK
PENARIKAN KEMBALI PRODUK BAB 11 BAB 10 DOKUMENTASI
DAN PRODUK KEMBALIAN PEMBUATAN DAN ANALISIS
BAB 11 INSPEKSI DIRI BAB 12 BERDASARKAN KONTRAK
KUALIFIKASI DAN VALIDASI
1. SARANA & PRASARANA

BANGUNAN
Cahaya dan ruang. Gedung paska panen sebaiknya
menyediakan ruang dan cahaya yang cukup untuk
kemudahan jalannya proses paska panen.

Pengendalian serangga. Rancangan dan pengelolaan gedung


paska panen harus dapat mencegah masuknya serangga dan
hewan pengerat.

Kebersihan. Rancangan dan pengelolaan gedung paska


panen harus mengutamakan kebersihan guna mencegah
terjadinya kontaminasi dari bahan pencemar.
1. SARANA & PRASARANA

BANGUNAN (2)
Rancang bangun. Penataan ruangan pembuatan, hendaklah
sesuai urutan proses pembuatan, sehingga tidak menimbulkan
lalu lintas kerja yang simpang siur dan pencemaran silang

Penyekatan. Penyekatan ruang pembuatan disesuaikan dengan


kegiatan pembuatan sehingga tidak terjadi pencemaran silang

Pembuangan limbah. Mempunyai sarana pembuangan dan


atau
pengolahan limbah yang memadai dan berfungsi dengan baik
1. SARANA & PRASARANA

PERALATAN
Material Alat. Bahan tidak
beracun, bersifat inert
(netral), serta mudah
dibersihkan.

Perawatan.Perawatan
berkala untuk mesin harus
dijadwalkan, dan alat
timbang harus ditara
secara teratur.

Bersih. Peralatan setelah


digunakan hendaklah
dibersihkan serta dijaga
1. SARANA & PRASARANA

PERALATAN (2)

Sesuai proses pembuatan dan bentuk sediaan yang akan dibuat :


- Alat / mesin yang memadai  pencucian dan penyortiran
-Alat / mesin pengering  mengeringkan simplisia (kadar air sesuai
yang dipersyaratkan)
-Alat / mesin pembuat serbuk  merubah simplisia menjadi serbuk
(derajat kehalusan tertentu)
- Alat / mesin pengayak  mengayak serbuk (derajat kehalusan
tertentu)
- Alat penimbang / pengukur
- Peralatan pengolahan bentuk rajangan  merubah simplisia menjadi
rajangan (ukuran yang dikehendaki)
2. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Sehat. Karyawan yang sakit atau menderita


luka terbuka dilarang melakukan proses
pengolahan

Karyawan mengenakan pakaian kerja, penutup


rambut, masker, sarung tangan yang bersih

Terlatih dan memiliki kompetensi di bidang


paska panen

Identifikasi tanaman, guna mencegah


kesalahan dalam penanganan paska panen

Menjaga kebersihan diri dan lingkungannya 


mencegah pencemaran simplisia dari mikroba
3. PROSES PEMBUATAN SIMPLISIA

PANEN PENGERINGAN KADAR AIR

SORTASI PENGUBAHAN SORTASI


BASAH BENTUK
KERING

PENCUCIAN PENIRISAN SIMPLISIA


PEMANENAN

Faktor yang paling berperan dalam tahapan ini adalah


masa panen dan cara pemungutan atau panen
WAKTU PANEN

Waktu yang tepat untuk panen tanaman obat


disesuaikan dengan :

• kadar kandungan senyawa aktif


• bagian tanaman yang akan
dipanen
• kondisi iklim untuk
menghindari pengeringan,
fermentasi, pertumbuhan jamur,
atau pembusukan bahan
PEMANENAN
• Pengambilan biji dapat dilakukan pada saat mulai
BIJI mengeringnya buah atau sebelum semuanya pecah

• Pengambilan buah tergantung tujuan dan pemanfaatan


kandungan aktifnya. Panen buah dilakukan saat
menjelang masak (misalnya, Piper nigrum), setelah
BUAH benar-benar masak (misalnya adas), atau dengan cara
melihat perubahan warna/bentuk dari buah yang
bersangkutan (misalnya jeruk, asam, dan pepaya)

•Pemanenan bunga tergantung dari tujuan


pemanfaatan kandungan aktifnya. Panen dapat
menjelang penyerbukan,
dilakukan pada saat saat bunga masih kuncup,
BUNGA (seperti pada Jasminum sambac, melati), atau saat
bunga sudah mulai mekar (misalnya Rosa sinensis,
mawar)
• Panen daun atau herba dilakukan pada saat
DAUN fotosintesis berlangsung maksimal, yaitu ditandai
ATAU dengan saat-saat tanaman mulai berbunga atau buah
mulai masak. Untuk pengambilan pucuk daun,
HERBA dianjurkan dipungut pada saat warna pucuk daun
berubah menjadi daun tua

KULIT • Pemanenan kulit batang hanya dilakukan pada


tanaman yang sudah cukup umur. Saat panen
BATANG yang paling baik adalah awal musim kemarau

UMBI
• Panen umbi dilakukan pada saat akhir pertumbuhan
LAPIS
• Panen rimpang dilakukan pada saat awal musim
RIMPANG kemarau

•Panen akar dilakukan pada saat proses


pertumbuhan berhenti atau tanaman
AKAR yang sudah cukupterhadap
dilakukan umur. Panen
akar umumnya akan
mematikan tanaman yang bersangkutan
Alat panen
harus bersih dan bebas dari
cemaran serta dalam keadaan
kering. Alat disiapkan sebelum
panen dilakukan dan disesuaikan
dengan bahan yang akan dipanen
untuk mengurangi terbawanya
bahan atau tanah yang tidak
diperlukan

Wadah panen
penempatan dalam
wadah (keranjang, kantong,
karung, dan lain-lain) tidak
boleh terlalu penuh sehingga
bahan tidak menumpuk dan
tidak rusak
Cara Pemilihan Simplisia Daun :
Pilih daun yang sehat
Cara Panen Daun
dipilh daun yang tua sebelum menguning, dipetik secara
manual (satu persatu) dengan tangan
contoh : daun jati belanda, daun sirsak
Cara Panen Umbi
Cara Panen Umbi Lapis
• Tanaman dicabut, umbi dipisahkan dari daun dan akar,
dibersihkan
• Contoh : umbi bawang merah (Allium cepa Bulbus)

Cara Panen Akar


• Akar digali pada jarak minimal 30 cm dari batang atau
akar utama.
• Hanya akar pada bagian tepi yang dipanen.
• Setelah penggalian, lubang ditutup kembali untuk
perlindungan dari infeksi dan hama.
• Contoh : akar pule pandak
(Rauwolfia serpentina)
Cara Panen Akar : Jangan
Memotong Pangkal Akar
Cara Panen Akar (2)  Kumpulkan Akar Lateral Dan
Tutup Kembali Akar Yang Tersisa Dengan Tanah
Cara Panen Kulit Batang (Cortex)
• Dari batang utama atau cabang dikelupas dengan panjang
dan lebar tertentu. Untuk bahan yang mengandung minyak
atsiri atau senyawa fenol hindari penggunaan alat logam
• Contoh : kulit kayu manis (Burmani Cortex)
Sortasi basah
SORTASI BASAH
Tujuan : memisahkan kotoran atau
bahan asing serta bagian tanaman lain
yang tidak diinginkan dari bahan
simplisia.
Kotoran yang dimaksud  tanah,
kerikil, rumput/gulma, tanaman lain
yang mirip, bahan yang
telah busuk/rusak, bagian tanaman lain
yang memang harus dipisahkan dan
dibuang.
Pemisahan bahan simplisia dari kotoran
bertujuan menjaga kemurnian dan mengurangi
kontaminasi awal yang dapat mengganggu
proses selanjutnya, mengurangi cemaran
mikroba serta memperoleh simplisia dengan
jenis dan ukuran seragam. Maka, dalam tahapan
ini juga dilakukan pemilihan bahan
berdasarkan panjang, lebar, besar, kecil, dll.
PENCUCIAN
SECARA MANUAL DENGAN MESIN
Hindari pencucian bahan simplisia seperti ini
PENCUCIAN

Tujuan : menghilangkan tanah dan kotoran lain


yang melekat pada bahan simplisia.

Sumber air : mata air, sumur, PDAM, yang bersih


dan tidak tercemar.

Proses :
Direndam dulu, bersihkan sisa tanah.
Cuci dengan air mengalir sampai bersih. Jika perlu
dengan disikat untuk menghilangkan kotoran.
Tiriskan (biarkan sehari  jemur)

Khusus untuk bahan yang mengandung senyawa


aktif mudah larut dalam air, pencucian dilakukan
secepat mungkin (tidak direndam).
PENIRISAN
PENIRISAN

Untuk mengurangi atau menghilangkan


kandungan air di permukaan bahan

Dilakukan sesegera mungkin sehabis


pencucian

Selama penirisan bahan dibolak-balik untuk


mempercepat penguapan

Dilakukan di tempat teduh dengan aliran


udara cukup agar terhindar dari fermentasi
dan pembusukan
PENGUBAHAN
BENTUK/PERAJANGAN
Hindari perajangan seperti ini
PENGUBAHAN
BENTUK/PERAJANGAN
• Dimaksudkan memenuhi standar kualitas
• Memudahkan kegiatan pengeringan, pengemasan, penggilingan dan
penyimpanan, pengolahan selanjutnya
• Praktis
• Tahan lebih lama dalam penyimpanan.
• Gunakan pisau atau alat pemotong khusus.
• Pengubahan bentuk dilakukan dengan hati-hati dengan
pertimbangan tepat karena perlakuan yang salah justru berakibat
turunnya kualitas simplisia yang diperoleh.
• Hasil pengubahan bentuk : irisan, potongan dan serutan.
 Rimpang, daun, herba  dirajang.
 Untuk rimpang tidak boleh terlalu tipis agar minyak atsiri tidak
berkurang. Ketebalan ± 3 mm
 Buah, kayu, kulit kayu  pengupasan
 Akar, batang, kayu, kulit kayu, ranting  dipotong
 Kayu  diserut
PENGERINGAN
Hindari pengeringan/penjemuran seperti ini

.
PENGERINGAN
• Bertujuan untuk mengurangi kadar air agar bahan simplisia tidak rusak
1 dan dapat disimpan

• Menghentikan reaksi enzimatis


2

• Mencegah pertumbuhan kapang, jamur dan jasad renik lain.


3

• Hal yang perlu diperhatikan suhu pengeringan, kelembaban udara,


4 aliran udara, waktu pengeringan dan luas permukaan bahan

• Pengeringan umumnya suhu < 60oC.


5

• Bahan kimia simplisia bersifat volatil, termolabil dikeringkan pada


6 suhu antara 30-40oC
Face Hardening
face hardening yaitu bagian luarnya kering tetapi bagian dalam masih basah

Irisan/rajangan simplisia terlalu tebal sehingga


panas sulit menembusnya

Suhu pengeringan terlalu tinggi dengan waktu


yang singkat

Keadaan yang menyebabkan penguapan air di


permukaan bahan jauh lebih cepatdari pada
difusi air dari dalam ke permukaan bahan.
Akibatnya bagian luar bahan menjadi keras
dan menghambat proses pengeringan lebih
PENGERINGAN – SINAR MATAHARI
Sinar matahari langsung :
•Bagian tanaman yang relatif keras (kayu, akar,
buah, kulit batang, biji)
•Senyawa aktif relatif stabil
•Tergantung iklim (udara panas dan
kelembaban rendah)
•Mudah dan murah
•Suhu, kelembaban, dan aliran udara
tidak terkontrol
•Maksimal : jam 11 siang

Tidak langsung (dianginkan/gedung


pengering):
•Daun, bunga, rimpang
•TO yang memiliki senyawa tidak stabil dan
mudah menguap
PENGERINGAN – OVEN
 Suhu pengeringan
merata
 Tidak dipengaruh
cuaca

– Suhu maks 60°C


– Untuk bunga 25-
35°C
Contoh Simplisia Hasil Proses Pengeringan

PEGAGAN
PENGUKURAN KADAR AIR
Kadar air merupakan salah satu parameter
kontrol kualitas proses pengeringan

Kadar air maksimal yang dipersyaratkan dalam


suatu simplisia adalah 10%

Kadar air yang tinggi dapat memperpendek


waktu simpan simplisia karena lebih cepat
ditumbuhi jamur/kapang
Bagian tanaman, cara pengumpulan dan kadar air
simplisia
No Bagian tanaman Cara pengumpulan Kadar air
1. Kulit batang Dari batang utama dan cabang, 10 %
dikupas dengan ukuran panjang dan
lebar tertentu, untuk kulit batang
mengandung minyak atsiri atau
golongan senyawa fenol digunakan
alat pengupas dari logam
2. Batang Dari cabang dipotong-potong dengan 10%
panjang tertentu dan diameter cabang
tertentu.
3. Kayu Dari batang atau cabang, dipotong 10%
kecil atau diserut (disugu) setelah
dikupas kulitnya.
4. Daun Tua atau muda ( daerah pucuk), 5%
dipetik dengan tangan satu persatu
5. Bunga Kuncup atau bunga mekar atau 5%
mahkota bunga , atau daun bunga ,
dipetik dengan tangan.
Bagian tanaman, cara pengumpulan dan kadar air
simplisia
No Bagian tanaman Cara pengumpulan Kadar air
6. Pucuk Dari batang utama dan cabang, dikupas 8%
dengan ukuran panjang dan lebar tertentu,
untuk kulit batang mengandung minyak
atsiri atau golongan senyawa fenol
digunakan alat pengupas dari logam
7. Akar Dari cabang dipotong-potong dengan 10%
panjang tertentu dan diameter cabang
tertentu.
8. Rimpang Dari batang atau cabang, dipotong kecil atau 8%
diserut (disugu) setelah dikupas kulitnya.
9. Buah Tua atau muda ( daerah pucuk), dipetik 8%
dengan tangan satu persatu
10. Biji Kuncup atau bunga mekar atau mahkota 10%
bunga , atau daun bunga , dipetik dengan
tangan.
11. Kulit buah Seperti biji, kulit buah dikumpulkan dan dicuci 8%
12. Bulbus Tanaman dicabut, bulbus dipisah dari daun dan 8%
akar dengan memotongnya, dicuci
SORTASI KERING
SORTASI KERING

Menjamin simplisia benar-benar bebas dari bahan


asing

Dilakukan dengan cara memisahkan :


-bahan-bahan asing, serangga, kotoran lain
-simplisia yang belum kering seutuhnya.

Dilakukan setelah penjemuran Dilakukan sebelum

simplisia di bungkus
PENGGILINGAN
PENGGILINGAN

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan bentuk serbuk

• Untuk mengendalikan bahan berdebu hendaklah diterapkan suatu


sistem yang dapat mencegah penyebaran debu
1
• Sistem penyaringan dan penghisap debu  efektif dan dipasang
dengan letak lubang pembuangan tepat untuk mencegah pencemaran
2 produk, karyawan dan lingkungan sekitar

• Hendaklah diberikan perhatian khusus untuk melindungi produk dari


pencemaran serpihan logam, kaca, kayu atau batu dari peralatan yang
3 digunakan

• Karyawan yang bekerja di ruang pembuatan serbuk hendaklah memakai


masker dan penutup kepala yang bersih.
4

Anda mungkin juga menyukai