PEMBUATAN SIMPLISIA
Fitria Rahmawati, S.Farm., Apt.
SIMPLISIA
Simplisia : bahan alamiah
yang dipergunakan
sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan
apapun juga dan kecuali
dinyatakan lain berupa
berupa bahan yang telah
dikeringkan.
Berdasarkan asalnya
simplisia dibedakan
menjadi tiga :
Simplisia nabati
Simplisia hewani
Simplisia pelikan
atau mineral
CONTOH :
Genus + nama
bagian tanaman
Thymi Herba
(Thymus
vulgaris)
Spesies + nama
bagian tanaman
Belladonnae
Herba (Atropa
belladonna)
Genus + spesies +
nama bagian
tanaman
Curcuma
aeruginosae
Rhizoma
(Curcuma
aeruginosa)
BAGIAN TANAMAN
Radix
Akar
Rhizome
Rimpang
Bulbus
Umbi Lapis
Tubera
Ubi
Flos
Bunga
Fructus
Buah
Semen
Biji
Lignum
Kayu
Cortex
Kulit Kayu
Caulis
Batang
Folia
Daun
Herba
Seluruh Tanaman
Amyllum
Pati
Thallus
CPOB
CPOTB
BAB 1
BAB 2
MANAJEMEN MUTU
PERSONALIA
BAB 4
BAB 3 BANGUNAN,
FASILITAS, DAN PERALATAN
BAB 5 DOKUMENTASI
BAB 6 PRODUKSI
BAB 7 PENGAWASAN MUTU
BAB 8
BAB 1
BAB 2
MANAJEMEN MUTU
PERSONALIA
BAB 5
BAB 8
BAB 6 PRODUKSI
BAB 7 PENGAWASAN MUTU
BAB 9
BAB 10 DOKUMENTASI
BANGUNAN
Cahaya dan ruang. Gedung paska panen sebaiknya
menyediakan ruang dan cahaya yang cukup untuk kemudahan
jalannya proses paska panen.
Pengendalian serangga. Rancangan dan pengelolaan gedung
paska panen harus dapat mencegah masuknya serangga dan
hewan pengerat.
Kebersihan. Rancangan dan pengelolaan gedung paska panen
harus mengutamakan kebersihan guna mencegah terjadinya
kontaminasi dari bahan pencemar.
BANGUNAN (2)
Rancang bangun. Penataan ruangan pembuatan, hendaklah
sesuai urutan proses pembuatan, sehingga tidak menimbulkan
lalu lintas kerja yang simpang siur dan pencemaran silang
Penyekatan. Penyekatan ruang pembuatan disesuaikan dengan
kegiatan pembuatan sehingga tidak terjadi pencemaran silang
PERALATAN
Material Alat. Bahan tidak beracun, bersifat inert (netral),
serta mudah dibersihkan.
Perawatan.Perawatan berkala untuk mesin harus
dijadwalkan, dan alat timbang harus ditara secara teratur.
Bersih. Peralatan setelah digunakan hendaklah
dibersihkan serta dijaga dan disimpan dalam kondisi bersih
dan diberi tanda.
Hindari pencemaran silang. Bersihkan alat yang
digunakan untuk paska panen, sebelum digunakan untuk
penanganan bahan panen yang lain.
PERALATAN (2)
Sesuai proses pembuatan dan bentuk sediaan yang akan dibuat :
- Alat / mesin yang memadai pencucian dan penyortiran
- Alat / mesin pengering mengeringkan simplisia (kadar air sesuai
yang dipersyaratkan)
- Alat / mesin pembuat serbuk merubah simplisia menjadi serbuk
(derajat kehalusan tertentu)
- Alat / mesin pengayak mengayak serbuk (derajat kehalusan tertentu)
- Alat penimbang / pengukur
- Peralatan pengolahan bentuk rajangan merubah simplisia menjadi
rajangan (ukuran yang dikehendaki)
1/20/2016
PANEN
PENGERINGAN
KADAR AIR
SORTASI
BASAH
PENGUBAHAN
BENTUK
SORTASI
KERING
PENCUCIAN
PENIRISAN
SIMPLISIA
PEMANENAN
WAKTU PANEN
Waktu yang tepat untuk panen tanaman obat
disesuaikan dengan :
kadar kandungan senyawa aktif
bagian tanaman yang akan dipanen
kondisi iklim untuk menghindari pengeringan,
fermentasi, pertumbuhan jamur, atau
pembusukan bahan
jumlah biomasa
PEMANENAN
BIJI
BUAH
BUNGA
DAUN
ATAU
HERBA
KULIT
BATANG
UMBI
LAPIS
RIMPANG
AKAR
Alat panen
harus bersih dan bebas dari
cemaran serta dalam keadaan
kering. Alat disiapkan sebelum
panen dilakukan dan
disesuaikan dengan bahan yang
akan dipanen untuk mengurangi
terbawanya bahan atau tanah
yang tidak diperlukan
Wadah panen
penempatan dalam wadah
(keranjang, kantong, karung,
dan lain-lain) tidak boleh terlalu
penuh sehingga bahan tidak
menumpuk dan tidak rusak
Sortasi basah
SORTASI BASAH
Tujuan : memisahkan kotoran atau
bahan asing serta bagian tanaman lain
yang tidak diinginkan dari bahan
simplisia.
PENCUCIAN
SECARA MANUAL
DENGAN MESIN
PENCUCIAN
Tujuan : menghilangkan tanah dan kotoran lain
yang melekat pada bahan simplisia.
Proses :
Direndam dulu, bersihkan sisa tanah.
Cuci dengan air mengalir sampai bersih. Jika perlu
dengan disikat untuk menghilangkan kotoran.
Tiriskan (biarkan sehari jemur)
Khusus untuk bahan yang mengandung senyawa
aktif mudah larut dalam air, pencucian dilakukan
secepat mungkin (tidak direndam).
PENIRISAN
PENIRISAN
Untuk mengurangi atau menghilangkan
kandungan air di permukaan bahan
Dilakukan sesegera mungkin sehabis
pencucian
Selama penirisan bahan dibolak-balik untuk
mempercepat penguapan
Dilakukan di tempat teduh dengan aliran
udara cukup agar terhindar dari fermentasi
dan pembusukan
PENGUBAHAN
BENTUK/PERAJANGAN
PENGUBAHAN
BENTUK/PERAJANGAN
Dimaksudkan memenuhi standar kualitas
Memudahkan kegiatan pengeringan, pengemasan, penggilingan dan
penyimpanan, pengolahan selanjutnya
Praktis
Tahan lebih lama dalam penyimpanan.
Gunakan pisau atau alat pemotong khusus.
Pengubahan bentuk dilakukan dengan hati-hati dengan pertimbangan
tepat karena perlakuan yang salah justru berakibat turunnya kualitas
simplisia yang diperoleh.
Hasil pengubahan bentuk : irisan, potongan dan serutan.
Rimpang, daun, herba dirajang.
Untuk rimpang tidak boleh terlalu tipis agar minyak atsiri tidak
berkurang. Ketebalan 3 mm
Buah, kayu, kulit kayu pengupasan
Akar, batang, kayu, kulit kayu, ranting dipotong
Kayu diserut
PENGERINGAN
PENGERINGAN
1
2
3
4
5
6
Bertujuan untuk mengurangi kadar air agar bahan simplisia tidak rusak dan
dapat disimpan
Menghentikan reaksi enzimatis
Face Hardening
face hardening yaitu bagian luarnya kering tetapi bagian dalam masih basah
PENGERINGAN OVEN
Suhu pengeringan
merata
Tidak dipengaruh
cuaca
Suhu maks 60C
Untuk bunga 2535C
PEGAGAN
Bagian tanaman
Cara pengumpulan
Kadar air
1.
Kulit
batang
10 %
2.
Batang
10%
3.
Kayu
10%
4.
Daun
5%
5.
Bunga
5%
Cara pengumpulan
Kadar air
6.
Pucuk
8%
7.
Akar
10%
8.
Rimpang
8%
9.
Buah
8%
10.
Biji
10%
11.
Kulit buah
8%
12.
Bulbus
8%
SORTASI KERING
SORTASI KERING
Menjamin simplisia benar-benar bebas dari bahan asing
PENGGILINGAN
PENGGILINGAN
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan bentuk serbuk
PENYIMPANAN DI GUDANG
4. DOKUMENTASI
Mengapa dokumentasi penting?
Mengkomunikasikan bagaimana dan
apa yang harus dilakukan
TUJUAN DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
CATATAN TERTULIS
TENTANG FORMULA,
PROSEDUR, PERINTAH,
DAN CATATAN TERTULIS
LAINNYA YANG
BERHUBUNGAN DENGAN
PEMBUATAN OBAT
TRADISIONAL
Tingkatan dokumen
Kebijaksanaan/
Pedoman Mutu
Prosedur Sistem
Mutu/Kerja Baku,
Prosedur Produksi
Induk
Instruksi Kerja, Struktur
Organisasi, Uraian & Spesifikasi
Tugas, Program/jadwal,
Sertifikat, Logbook, Kartu, Label
Catatan Mutu
Dokumen Pembuatan
Induk
Spesifikasi/
standar
Metode
Analisa
Protokol Kerja
Protokol Validasi
Formula Induk
Prosedur
Pengolahan Induk
Prosedur
Pengemasan Induk
Label/identitas
Status Peralatan
Status Bahan
Ruahan
Status Produk
Produk Jadi
Catatan Sampling
Catatan dan Laporan Hasil Uji
Catatan Pemantauan Mikroba & Partikel
Catatan Uji Stabilitas
NO. BETS
BERAT (KG)
NAMA PEMASOK
ASAL TANAMAN
5. PENGAWASAN
1.
2.
3.
4.
5.
Nama Latin
Uraian Bahan
Nama Daerah
Gambaran Makroskopik & Mikroskopik
Kemurnian
Kadar Abu
Kadar sari larut Air
Kadar sari larut Etanol
Bahan Organik Asing
Cemaran Mikroba
Cemaran Aflatoksin
Cemaran Residu Aflatoksin
Cemaran Logam Berat
6. Susut Pengeringan
7. Kadar Air
8. Zat Identitas
9. Pengeringan Tertentu
10. Cara Penyimpanan
Parameter
mutu
simplisia
nabati
1.
2.
3.
DAFTAR PUSTAKA
Farmakope Indonesia edisi 3
Acuan Sediaan Herbal jilid 2
Farmakope Herbal Indonesia edisi 1 dan
Suplemen Farmakope Herbal Indonesia
Materia Medika Indonesia jilid 6
WHO Quality Control Methods for Medicinal
Plant Materials