Anda di halaman 1dari 10

ALYA RIZKIYANI 17020010

AMALIA PUTRI 17020011


ANNISA FITRI R 17020012
ARINA RATNA D 17020014
AYUNIASARI 17020016
RUMUS STRUKTUR BENZENA
Struktur benzena dituliskan sebagai cincin beranggota enam (heksagon) yang mengandung ikatan
tunggal dan rangkap berselang-seling.

Dengan pertimbangan kepraktisan, untuk selanjutnya cincin benzena


disajikan dalam bentuk segienam beraturan dengan sebuah lingkaran di dalamnya, dengan
ketentuan bahwa pada setiap sudut segienam tersebut terikat sebuah atom H.

Dalam segienam berlingkaran tersebut setiap garis menggambarkan ikatan-ikatan s (sigma) yang
menghubungkan atom-atom karbon. Lingkaran dalam segienam menggambarkan enam elektron
p (pi) yang terdelokalisasi.
REAKSI PADA SENYAWA BENZENA
A. Reaksi Halogenasi
Reaksi ini memiliki ciri-ciri :
• Benzena bereaksi dengan atom halogen (gologan VIIA).
• Menggunakan katalis FeCl3 atau FeBr3, maupun katalis yang mengandung besi (Fe).
• Menghasilkan halobenzena (benzena yang memiliki gugus halogen) dan asam kuat.
Reaksi halogenasi :
B. Reaksi Nitrasi
Reaksi ini memiliki ciri-ciri :
• Benzena bereaksi dengan asam nitrat (HNO3 atau HNO2).
• Reaksi nitrasi memerlukan katalis asam sulfat (H2SO4) pekat.
• Hasil reaksi (produk) berupa nitrobenzena dan air.
• Reaksi berlangsung pada suhu 50°C.
Reaksi-Nitrasi :

C. Reaksi Sulfonasi
Reaksi ini memiliki ciri-ciri :
• Reaksi sulfonasi berasal dari pencampuran benzena terhadap ion sulfat (sulfonasi).
• Benzena bereaksi dengan asam sulfat (H2SO4).
• Reaksi ini tidak memerlukan katalis karena benzena dipanaskan, jadi suhu
meningkat sehingga laju reaksi pun juga meningkat.
• Hasil reaksi berupa asam benzenasulfonat dan air.
Reaksi Sulfonasi :
D. Reaksi Alkilasi
Reaksi ini memiliki ciri-ciri :
• Benzena bereaksi dengan haloalkana (ex = C2H5Br).
• Menggunakan katalis AlCl3, inilah yang membedakannya dengan reaksi halogenasi.
• Menghasilkan halobenzena dan asam kuat.
Reaksi Alkilasi :

E. Reaksi Asilasi
Reaksi ini memiliki ciri-ciri :
• Reaksi benzena dengan mensubstitusi atom H oleh gugus asil.
• Gugus asil adalah gugus yang diturunkan dari asam benzoat (—COOH) dengan menghilangkan
gugus hidroksil-nya (—OH) dan diberi nama akhiran –oil.
• Menggunakan katalis AlCl3.
• Hasil akhir (produk) berupa benzena dengan gugus keton yang berikatan dengan gugus metal.
Reaksi Asilasi :
Suatu fakta memperlihatkan bahwa senyawa benzen meskipun memiliki ikatan rangkap dua
akan tetapi tidak dapat bereaksi dengan KMnO4 (dioksidasi) dan mengalami reaksi adisi
elektrofilik seperti halnya senyawa alkena.

Hal ini disebabkan senyawa benzen yang memiliki ikatan rangkap berselang seling dapat
beresonansi sehingga karakter ikatan rangkapnya menjadi hilang.
F. Reaksi Substitusi Elektrofilik Pada Cincin Aromatik

Senyawa aromatik bereaksi dengan halogen bukan melalui reaksi adisi akan tetapi melalui reaksi
substitusi (penggantian) dengan elektrofil sehingga dinamakan substitusi elektrofilik. Reaksi
terjadi dibantu oleh katalis atau penambahan reagen tertentu.
Mekanisme reaksi terjadi melalui dua tahap reaksi.
1. Tahap pertama berjalan dengan lambat yang merupakan tahap penentu laju reaksi, dimana
elektrofil mulai membentuk ikatan sigma dengan cincin benzen yang kemudian membentuk
keadaan intermediet berupa ion benzenonium.
2. Tahap kedua, hilangnya proton pada keadaan intermediet sehingga menghasilkan benzen
tersubstitusi.
SIFAT SENYAWA BENZENA
A. Sifat Fisik
• Benzena merupakan senyawa yang tidak berwarna.
• Benzena berwujud cair pada suhu ruang (270C).
• Titik didih benzena : 80,10C, Titik leleh benzena : -5,50C.
• Benzena tidak dapat larut air tetapi larut dalam pelarut nonpolar.
• Benzena merupakan cairan yang mudah terbakar.

B. Sifat Kimia
• Benzena merupakan cairan yang mudah terbakar.
• Benzena kurang reaktif dibandingkan alkena karena ikatan rangkap pada
benzena mengalami resonansi.
• Benzena lebih mudah mengalami substitusi daripada adisi.

Anda mungkin juga menyukai