Anda di halaman 1dari 44

Case Report

Bagian/SMF Ilmu Kesehatan THT-KL FK Unsyiah/RSUDZA Banda A

SINUSITIS
MAXILARIS
Agung Prabowo – Azka Muda Adri –
Nia Fitria – Rise Rahminia Zahara

Dosen Pembimbing
dr. T. Husni TR, M.Kes, Sp.THT-KL
(K)
BAB I

PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

SINUSITIS
“Peradangan yang terjadi di
daerah sinus-sinus
paranasalis yang berada
pada tulang wajah”

“Infeksi ini biasanya


disebabkan oleh virus,
bakteri atau infeksi jamur.
Infeksinya, paling sering
mengenai daerah mukosa.

Masalah Squamous Cell
keganasan pada Carsinoma (SCC)
telinga tergolong merupakan kasus
jarang neoplasma terbanyak
(0,2% dari seluruh pada KAE
keganansan THT-
KL)

Insidensi
0,1-0,6 dari 100.000
populasi

Gejala dapat berupa


Otalgia, Otorhea,
Hearing Loss, Paralisis
Terapi dengan Nervus Facialis
PEMBEDAHAN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI

ANATOMI TELINGA EXTERNA


ANATOMI TELINGA TENGAH
ANATOMI TELINGA INTERNA
DEFINISI
Tumor Ganas pada Telinga KAE jarang
ditemukan. SCC (Squamous Cell Carsinoma), sel
basal, dan tumor kelenjer (kistik adenoid,
mukoepidermoid, adenokarsarsinoma)
merupakan tumor ganas KAE yang paling
banyak.

Gejala umum : Otorea disertai darah, otalgia,


tampak ada ulkus/massa berdarah pada KAE
ETIOLOGI
(Berdasarkan prevalensi Tumor KAE)

1 PAPARAN SINAR UV

WARNA KULIT

2
(kulit putih dan penderita albino okulokutaneus memiliki
resiko tinggi karena memiliki pigmen fotoprotektif serta
melanin yang kurang)

3
KEGAGALAN REPAIR DNA
(seperti pada pasien xerodera pigmentosum kekurangan
enzim yang penting untuk memperbaiki DNA normal)

4
IMMUNOSUPRESAN
(Infeksi human papilloma virus dilaporkan terlibat dalam
menyebabkan SCC pada telinga tengah)
EPIDEMIOLOGI

Berdasarkan Penelitian
Chee et all melaporkan
insiden carcinoma KAE di
Singapura sebesar
2,1/1.000.000
Usia rata-rata mencapai
penduduk per tahun
decade
keLima sampai
50% pasien menderita SCC,
keenam
20% BCC,
15% adenoid cyc
DIAGNOSIS

MANIFESTASI KLINIS
Tidak Spesifik
Dapat disertai otorhea, Otalgia, Parese N. Fasialis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT SCAN (untuk mendeteksi erosi tulang dan invasi ke kanal
fasial)
MRI (menilai kemungkinan keterlibatan jarinagn lunak di sekitar
telinga)

KLASIFIKASI PITTSBURGH
(menentukan stadium kanker)
DIAGNOSIS BANDING
OTITIS MALIGNA KOLESTEATOMA
EKSTERNA EKSTERNA
GEJALA KLINIS GEJALA KLINIS

Rasa Gatal di Liang Telinga


Otore
Nyeri pada telinga
Nyeri tumpul yang menahun
Sekret yang banyak Erosi tulang
Pembengkakan liang telinga
Liang telinga tertutup jaringan
granulasi yang cepat tumbuh
KLASIFIKASI
TUMOR GANAS

1.SCC (Squamous Cell Carsinoma)


2.Basal Cell Carsinoma
3.Malignant Melanoma
4.Adenoid Cystic Carsinoma
5.Adenocarsinoma
6.Mukoepidermoid
7.Metastasis
SCC

HISTOLOGIK :
Massa yang irregular dari sel-sel epidermis yang
berproliferasi dan menginvasi ke dermis ditandai dengan
keratinisasi yang cepat dari lapisan squamosal sehingga
terbentuk mutiara tanduk (horl pearls).
HISTOLOGI CA CAE :
sel-sel epidermal yang berbentuk spindle pleomorfik
proliferative dengan bulatan-bulatan keratin dan
jembatan interselluer (ciri SCC)
BCC

BCC disebut juga


sel basalioma yang memiliki nucleus berukuran besar
berbentuk oval, hiperkromatik dan sitoplasma yang kecil.
TATALAKSANA

PEMBEDAHAN
(Pertimbangan luasnya RADIOTERAPI
reseksi tergantung hasil (lesi tumor yang kecil)
radiologi)
PROGNOSIS

STADIUM TNM, EROSI


Tergantung
TULANG KAE, PARESE NERVUS
FACIALIS
*Semakin cepat dilakukan tindakan pembedahan angka
kelangsungan hidup semakin baik*
“Survival Rate 5 tahun pada kanker stadium I dan II diprediksi
sekitar 80-100% sedangkan pada stadium II dan IV sekitar 20-
50%
BAB III

LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

 Nama : An. ML
 Umur : 42 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Suku : Aceh
 Alamat : Pulau Banyak
 CM : 1-15-66-08
 Tanggal Pemeriksaan : 23 Januari 2018
ANAMNESIS

K Pasien datang dengan keluhan


nyeri pada telinga kanan yang
U sudah dirasakan sejak lebih ±4
bulan yang lalu. Awalnya pasien
Nyeri pada Telinga Kanan merasakan gatal pada telinga
kanan setelah sebelumnya sering
membersihkan telinga
K menggunakan kawat dan cooton
bud. Kemudian rasa gatal

T berubah menjadi nyeri dan


disertai dengan keluarnya cairan
Telinga Berdenging bewarna jernih sehingga pasien
berobat ke dokter spesialis THT-KL
Gatal pada Telinga Kanan
yang ada di Medan dan pada
Keluar Cairan pada Telinga telinga pasien ditemukan adanya
Kanan massa. Massa tersebut diambil
dan nyeri pada ditelinga sedikit
R berkurang. Sekitar 1bulan
kemudian pasien mengeluhkan
P nyeri telinga kembali dan semakin
hari semakin memberat, nyeri
S menjalar hingga ke leher dan gigi,
keluar cairan dari telinga kanan
berupa yang terkadang darah,
bengkak pada daerah telinga dan
adanya keluhan wajah merot ke
sebelah kiri.
R
P
D
Nyeri pada Telinga Kanan
R
P
O Pasien pernah diberi obat
oleh dokter , namun pasien
tidak mengingat nama obat
R yang diberikan.

P
Tidak ada anggota keluarga K
yang memiliki keluhan yang
sama. Tidak ada riwayat
tumor di keluarga.
R
K
S Pasien sering sekali
membersihkan telinga
menggunakan kawat dan
cotton bud
VITAL SIGN

90 x/menit

130/80 mmHg

20 x/menit

36,7 x/menit
PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN TELINGA
Kanan Kiri
TRAGUS
Nyeri tekan (+), edema (-) Nyeri tekan (-), edema (-)
DAUN TELINGA
Bentuk dan ukuran dalam Bentuk dan ukuran dalam
batas normal, hematoma (-), batas normal, hematoma (-),
nyeri tarik aurikula (-) nyeri tarik aurikula (-)
LIANG TELINGA
Tampak adanya massa yang Serumen (-), hiperemis (-),
menonjol keluar dan mudah furunkel (-), edema (-),
berdarah, Serumen, hiperemis otorhea (-)
MEMBRAN TIMPANI Retraksi (-), bulging (-),
Sulit dinilai hiperemi (-), edema (-),
perforasi (-), cone of light (+)
PEMERIKSAAN FISIK

HIDUNG LUAR
Kanan Kiri
Bentuk (normal), hiperemi (-), Bentuk (normal), hiperemi (-),
nyeri tekan (-), deformitas (-) nyeri tekan (-), deformitas (-)

RINOSKOPI ANTERIOR
Kanan Kiri
VESTIBULUM NASI
Bentuk (normal), hiperemi (-), nyeri Normal, ulkus (-)
tekan (-), deformitas (-)
CAVUM NASI
Bentuk (normal), mukosa pucat (-), Bentuk (normal), mukosa pucat (-),
hiperemia (+) hiperemia (-)
MEATUS NASI MEDIA
Mukosa normal, sekret Mukosa normal,
(-) sekret (-)
MEATUS NASI INFERIOR
hipertrofi (-), mukosa hiperemi (-) Edema (-), mukosa hiperemi (-)
SEPTUM NASI Deviasi (-), perdarahan
Deviasi (-), perdarahan
(-), ulkus (-)
(-), ulkus (-)
PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN MULUT
Bibir Mukosa bibir basah berwarna merah muda
Geligi Normal
Lidah Tidak ada ulkus, pseudomembran (-)
Uvula Bentuk normal, hiperemi (-), edema (-),
pseudomembran (-)

Palatum Mole Ulkus (-), hiperemi (-)


Faring Mukosa hiperemi (-), reflex muntah (+), membrane (-),
sekret (-)

Tolis Palatina Kanan Kiri


T1 T1
Fossa Tonsilaris dan Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Arkus Faringeus
PEMERIKSAAN LAB

Pemeriksaan Laboratorium Nilai normal

Hemoglobin 13,6 12,0–15,0 gr/dL


Hematokrit 39 37–47%
Eritrosit 4,3 4,2-5,4 106/mm3
Trombosit 310 150-450 103/mm3
Leukosit 9,5 4,5-10,5 103/mm3
Eosinofil 1 0-6%
Basofil 0 0-2%
Netrofil Batang 1 2-6%
Netrofil Segmen 81 50-70%
Limfosit 15 20-40%
Monosit 2 2-8%
SGOT 20 <31
SGPT 15 <34
PEMERIKSAAN LAB

Pemeriksaan
Nilai normal
Laboratorium

GDS
190 <200 mg/dL

Ureum
25 13-43 mg/dL

Kreatinin
0,97 0,51-0,95 mg/dL

Natrium (Na)
139 132-146 mmol/L

Kalium (K)
4,5 3,7-5,4 mmol/L

Clorida (Cl)
105 98-106 mmol/L
PEM. PENUNJANG

AURIS DEXTRA
AURIS SINISTRA
Moderate Conductive Hearing
Normal Hearing
Loss
PEM. PENUNJANG

HISTOLOGIS:
Squamous Cell Carsinoma
PEM. PENUNJANG

CT SCAN:
tampak perselubungan
dengan densitas
jaringan lunak disekitar
air sel mastoid kanan
dan kavum timpani dan
epitimpani, meatus
akustikus tertutup,
membrane timpani
tampak samar dan
tampak erosi pada
timpani
mastoid kiri dalam
batas normal
DIAGNOSIS BANDING

1
Tumor
2 3
Kanalis Otitis
Auditoriu Otitis Media
s Eksterna Supuratif
Eksternu Maligna Kronik
s (OMSK)
(KAE)
DIAGNOSIS
TATALAKSANA

OPERATIF
MASTOIDEKTOMI DAN TIMPANOPLASTI ar AURIS DEXTRA
EDUKASI

Hindari membersihkan telinga secara berlebihan


(bersihkan telinga ke dokter THT)

Hindari paparan sinar UVR secara berlebihan


(kurangi aktivitas pada pagi dan sore hari)

Gunakan pakaian yang melindungi bagian


wajah, kepala dan leher
PROGNOSIS

Berdasarkan TNM dan luas erosi tulang CAE


QUO AD VITAM
Dubia ad Bonam

QUO AD FUNGSIONAM
Dubia ad Malam

QUO AD SANACTIONAM
Dubia ad Malam
BAB IV

PEMBAHASAN
PEMBAHASAN

KASUS TEORI

Nyeri pada telinga bisa


berasal dari penyebab
lokal maupun merupakan
suatu nyeri alih dari
ANAMNESIS sumber yang jauh.
Nyeri pada telinga kanan
Penyebab nyeri lokal pada
sejak ±4 bulan yang lalu
telinga luar dapat berupa
Kebiasaan mengorek
suatu infeksi, serumen
telinga menggunakan
prop, atau suatu
kawat dan cotton bud
neoplasma ganas. Gejala-
meskipun tidak gatal
gejala pasien pada kasus
Rada gatal dirasakan
ini mirip dengan gejala
disertai nyeri dan keluar
infeksi telinga, seperti
cairan jernih pada telinga
pada otitis eksterna
maligna. Pada SCC, gejala
yang sama juga
ditemukan.
PEMBAHASAN

Paralisis nervus fasialis


KASUS TEORI
dapat disebabkan oleh
infeksi dan tumor Paralisis
fasial merupakan
ANAMNESIS komplikasi dari otitis media
1 bulan kemudian pasien baik akut maupun kronis.
mengeluhkan nyeri telinga Nervus fasial dilindungi
kembali dan semakin dengan baik oleh sebuah
memberat kanal tulang. Kanal yang
Nyeri menjalar hingga ke berisi nervus tersebut
leher dan gigi berada tepat di bawah
Keluar cairan dari telinga mukosa telinga tengah,
kanan berupa yang maka adanya inflamasi
terkadang darah pada telinga tengah yang
Bengkak pada daerah menyebar ke epi- dan
telinga dan adanya perineurium menyebabkan
keluhan wajah merot ke paralisis fasial. paralisis
sebelah kiri nervus fasialis bisa terjadi
akibat penyebaran sel
kanker ke dinding meatus
posterior atau ke telinga
PEMBAHASAN

KASUS TEORI

PEMERIKSAAN FISIK
Nyeri tekan tragus pada tumor yang mudah
telinga berdarah diakibatkan oleeh
Liang telinga terdapat adanya hipervaskularisasi
massa yang mudah pada sel-sel tumor.
berdarah Membran timpani tidak
Mukosa hiperemis dan ada dapat dinilai dikarenakan
serumen ukuran tumor cukup besar
Membran Timpani sulit sehingga menutupi meatus
dinilai akutikus externus.
PEMBAHASAN

KASUS TEORI

adanya penurunan fungsi


pendengaran akibat oklusi
PEMERIKSAAN
tumor di meatus akustikus
PENUNJANG eksternus sehingga terjadi
AUDIOGRAM gangguan konduksi pada
AD : Moderate Conductive telinga kanan dan
Hearing Loss hantaran bunyi tidak dapat
AS : Normal Hearing diteruskan ke telinga
tengah atau pun ke telinga
dalam.
PEMBAHASAN

KASUS TEORI

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
CT SCAN
Hasil : terdapat erosi Pemeriksaan CT Scan juga
tulang yang ditandai dapat dilakukan untuk
dengan densitas jaringan mendeteksi
lunak di sekitar air cell apakpemeriksaan MRI ah
mastoid kanan, kavum sudah terjadi erosi tulang
timpani, dan epitimpani. dan invasi ke kanal fasial.
Meatus akustikus tampak pemeriksaan MRI untuk
tertutup, membran timpani menilai keadaan soft tissue
tampak samar dan tampak di sekitarnya
erosi pada timpani.
Mastoid Kiri DBN
PEMBAHASAN

KASUS TEORI

Diagnosis pasti suatu


massa ditegakkan dengan
pemeriksaan histopatologi
PEMERIKSAAN dari jaringan tumor yang
PENUNJANG diambil dari biopsi.
BIOPSI Hasil : sel-sel epidermal
Hasil : Suatu Squamous yang berbentuk spindle
Cell Carsinoma pleomorfik proliperatif
dengan bulat-bulatan
keratin dan jembatan
interseluler
PEMBAHASAN

KASUS TEORI
menurut beberapa peneliti
yaitu dengan melakukan
tindakan operatif untuk
pengangkatan massa yang
tampak pada liang telinga.

Timpanoplasty pada pasien


ini bertujuan untuk
TATALAKSANA memperbaiki fungsi
Mastoidektomi dan pendengaran pada pasien
Timpanoplasti
Tujuan dilakukan
mastoidektomi adalah
menghindari kerusakan
lebih lanjut terhadap
tulang mastoid akibat
kerusakan organ telinga
disekitarnya.
KESIMPULAN

“Tumor ganas KAE merupakan masalah keganasan pada kepala-


leher yang masih jarang terjadi. Gejala tumor KAE seringkali
menyerupai infeksi kronis pada telinga seperti otore dan otalgia.
Dari semua kasus keganansan pada KAE, Squamous Cell Carcinoma
(SCC) merupakan kasus yang paling banyak dijumpai hampir 80%.
Gold Standard berupa pemeriksaan histopatologi untuk
menentukan jenis keganasan
Terapi yang paling efektif pada kasus Tumor KAE ini adalah
pembedahan.

Komplikasi yang paling sering yaitu paralisis Nervus Facialis.”

Anda mungkin juga menyukai