Anda di halaman 1dari 22

DIAGNOSIS & TATALAKSANA

DE QUERVAIN TENDINITIS
Naufal Kamal Yurnadi
1102014189
Pembimbing :
dr. Maula Nuruddin Gaharu, Sp. S
Pendahuluan

Inflamasi otot tendon ibu jari yaitu


abductor pollicis longus dan
extensor policis brevis yang
merupakan bagian pertama dari
otot extensor pergelangan tangan
akibat aktivitas atau gerakan
repetitif.
Insiden pada penyakit De
Quervain adalah sebesar 2.8
kasus pada 1000 wanita, dan
0.6 kasus pada 1000,
sedangkan Prevalensinya
adalah 0.5% untuk pria dan
1.3% untuk wanita di usia
dewasa pada populasi
umum.

Penyakit de Quervain dapat


terjadi di semua usia, lebih
sering terjadi pada perempuan
usia menengah terutama kelas
pekerja, yang melakukan
gerakan repetitif dan tertekan
secara ergonomis serta
terasosiasi dengan telefon
ataupun komputer.
Diagnosis
Anamnesa
o Mengeluh nyeri saat mengepalkan tangan dan
jari, menggenggam atau membalikan telapak
tangan
o Riwayat aktivitas atau pekerjaan yang bergantung
pada gerakan berulang atau repetitif, seperti
menggendong bayi, berkebun, bermain golf atau
olahraga raket, bermain game atau texting
o Keadaan penyerta seperti benturan langsung di
pergelangan dan rheumatoid athritis dapat
memperburuk gejala.
• Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi dan Palpasi
o Rasa nyeri mungkin dirasakan paling utama di daerah ibu jari
dari pergelangan tangan, ini merupakan gejala utama.
o Terjadi pada tangan dominan, kadang keduanya
o Bengkak dan terjadi penebalan dapat terlihat di daerah ibu
jari dari pergelangan seperti terisi cairan pada regio nyeri.
o Bengkak dan nyeri mempersulit pergerakan pada pergelangan
dan ibu jari
b) Finklestein’s Test
Menempatkan tangan pasien secara deviasi pada arah ulnar,
lalu pemeriksa memeriksa apakah ada nyeri saat dilakukan
pemeriksaan, jika terjadi maka pasien positif kemungkinan
mengalami de Quervain.
Finkelstein’s test merupakan pemeriksaan paling umum
digunakan oleh praktisi klinis di seluruh dunia.
Pemeriksaan Penunjang
1. Radiografi
Pemeriksaan seperti imaging dan rontgen jarang
digunakan karena penebalan yang terjadi pada de
Quervain diakibatkan oleh bengkaknya tendon dan
fascia selubung pembungku otot bukan penebalan oleh
tulang sehingga radiografi tidak terlalu dibutuhkan
untuk diagnosis rutin.

Tetapi perlu diingat radiologi harus dilakukan jika


dapati gejala penyerta seperti fraktur dan rheumatoid
athritis yang berperan pada nyeri pasien.
2. Ultrasound
Ultrasound dapat mendeteksi perubahan bahkan pada
abnormalitas minimal struktur pada tendon, bagian dalam
tendon, penebalan tendon, efusi dan paratendinitis. Tendon
yang mengalami inflamasi dan penebalan menunjukkan
perubahan yang signifikan dibandingkan tendon normal.
Tatalaksana
Tujuan tatalaksana pada DQV adalah untuk
mengurangi inflamasi, menjaga pergerakan pada ibu
jari, dan menghindari rekurens atau kekambuhan,
jika pasien menjalani tatalaksana lebih dini, maka
keadaan pasien dapat membaik dalam waktu empat
sampai enam minggu.
1. Activity Reduction
Dokter biasanya menyarankan pasien untuk
beristirahat dan menhindari gerakan atau
aktivitas yang dapat menimbulkan nyeri. Hal ini
diharapkan agar gejala dapat hilang dengan
sendirinya.
Pasien juga harus menghentikan segala aktivitas
yang dapat menimbulkan nyeri. Pasien bisa juga
melakukan RICE.
(Rest – Ice – Compression – Elevation)
2. NSAID
Jika pasien masih mengeluhkan nyeri dokter
akan memberikan obat NSAID dalam bentuk
oral maupun injeksi. Obat yang digunakan
biasanya adalah COX -1 ataupun COX - 2
3. Splinting
Dokter biasanya melakukan penggunaan
splinting untuk menahan dan membatasi
gerakan pergelangan serta menghindari friksi
dari otot – otot yang terkena tendinitis. Pasien
akan memakai splinting selama 24 jam dalam
4 sampai 6 minggu.
4. Injeksi Kortikosteroid
Inisialnya kortikosteroid akan mengatasi inflamasi pada
tendon bagian dorsal, dan kortikosteroid dapat
melembutkan atap dari otot ekstensor pada de
Quervain. Keadaan ini dapat mengurangi friksi atau
tekanan pada otot ekstensor.
Dosis yang dipakai 0.5 mL 1% lidocaine dan 0.5 mL dari
long-acting corticosteroid. Satu injeksi biasanya secara
permanen menghilangkan gejala dari 50% pasien, dan
suntikan kedua diberikan setidaknya bulan berikutnya
dan menghilangkan gejala pada sisa 40 - 45% pasien.
5. Injeksi Methotrexate
Methotrexate merupakan obat anti kanker dan
digunakan juga sebagai antirheumatoid. Digunakan
pada synovitis lutut dan kasus athritis.
Methotrexate dapat menanggulangi inflamasi pada
otot dan juga mengurangi hipertrofi dari retinaculum
dengan mengurangi aktivitas fibroblast.
Dua efek ini jarang ditemukan pada penggunaan
kortikosteroid yang hanya fokus mengurangi inflamasi
pada area injeksi. Namun penggunannya memiliki
banyak ES dan KI.
6. Ultrasound Guided Injection

Ultrasonografi dapat membatu penempatan yang aman


oleh jarum dan injeksi kedalam selubung tendon,
ultrasonografi juga membantu menentukan lokasi pasti dari
inflamasi dan melokalisir efek langsung kepada target obat
dengan visualisasi sonografi langsung.

Teknik ini meminimalkan resiko cidera iatrogenik dan


mencegah kesalahan injeksitendon, karena ultrasonografi
dengan jelas menggambarkan penebalan retinaculum yang
merupakan faktor utama dari inflamasi pada penyakit de
Quervain.
7. Pembedahan
Dilakukan pada pasien dengan kondisi
terparah dari de Quervain dan tidak
mengalami perbaikan. Apabila pembedahan
dilakukan dan tidak mengalami perbaikan
makan diagnosa awal perlu dipertanyakan
Kesimpulan
Penyakit de Quervain adalah tendinitis yang terjadi pada
bagian dorsal pertama dari pergelangan tangan yang
menyebabkan nyeri saat ibu jari digerakkan yaitu abductor
pollicis longus dan extensor policis brevis yang merupakan
bagian pertama dari otot extensor pergelangan tangan.
Terjadi di semua usia walau wanita usia menengah adalah
yang paling sering dan diakibatkan karena aktivitas yang
bergantung pada gerakan berulang atau repetitif.
Tujuam tatalaksana pada DQV adalah mengurangi
inflamasi, menjaga pergerakan pada ibu jari, dan
menghindari rekurens atau kekambuhan.
Terimakasih
Daftar Pustaka
Mallick, S .K., Kumar, D. J. (2018) . A comparative study between splinting versus corticosteroid injection in de-
quervain’s disease. International Journals of Orthopaedics Sciences, 4(3): 22-26

John V. A., Domenic A. T. Tenosynovitis Caused by Texting: An Emerging Disease, JOAO Case Report, http://jaoa.org/ on
10/22/2018

Bionka, M.A., Coert, J. H., Fride . J., Hoogvliet. P., Consensus on a Multidisciplinary Treatment Guideline for de Quervain
Disease: Results From the European HANDGUIDE Study. https://academic.oup.com/ptj/article -
abstract/94/8/1095/2735608

Taufiq, F. , Batool, T., Bashir, S., Prevalence of De-Quervain's Tenosynovitis


among Medical Students of Allama Iqbal Medical College. Journal of Riphah College of Rehabilitation Sciences.
http://www.scopemed.org/?jid=130

Stahl1, S., Vida1, D., et al. (2015) Work related etiology of de Quervain’s tenosynovitis: a case-control study with
prospectively collected data. BMC Musculoskeletal Disorders 16:126

Goel, R., Abzug, J. M. (2014). De Quervain’s tenosynovitis: a review of the rehabilitative options. American Association
for Hand Surgery HAND (2015) 10:1–5.

Allam, A, E., et al. (2018). Ultrasound-guided methotrexate injection for


De Quervain disease of the wrist: what lies beyond the horizon?. Journal of Pain Research.
https://www.dovepress.com/ by 182.253.96.140

Anda mungkin juga menyukai