Anemia Defisiensi Fe
KELOMPOK 2
Anggota
Miftahudin 4111151008
Putri Larasati Bintang A 4111151014
Inidia Shabbanadari Agel 4111151042
Andi Dian Rezky 4111151060
Intan Royani Zanah 4111151065
Bayu Aditya 4111151083
Hasna Naufal 4111151084
Vania Nanda P 4111151112
Faisal Avisena 4111151122
Cindy Viandafantri 4111151134
Feby Widya Pramita 4111151135
Trianda Kanserina 4111151147
Wida Wijayanti Sujana 4111151151
Overview Case.
Skenario Intepretasi
Wanita, 30 tahun Identitas
KU : pucat disertai lemah badan DD : 1. hematologi : - anemia
- leukemia
- thalasemia
- limfoma
2. Non – hematologi : - hipoglikemi
- syok
- Diabetes Melitus
- hipertiroid
- SLE
Pria, 6 tahun Identitas
KU : Pucat dan sering sakit DD : - Penurunan asupan gizi
- infeksi parasit
- pendarahan
- peningkatan kebutuhan
Skenario Intepretasi
Ibu mengeluh sejak 3 minggu yang lalu tampak Tanda dan gejala anemia
pucat, sering merasa lemah badan, sering
pusing, dan mata berkunang-kunang.
Keluhan disertai mudah lemah, kadang sesak Gejala anemia -> komplikasi ke jantung
nafas jika beraktifitas, ujung-ujung jari kaki dan
tangan terasa dingin.
Anak laki-lakinya dengan keluhan sejak 1 bulan Tanda dan gejala anemia
mudah sakit, batuk pilek, dan kelihatan pucat.
Buang air kecil dan air besar tidak ada keluhan Menyigkirkan anemia hemolitik
Anak tampak lesu dan tidak lincah seperti Tanda dan gejala anemia
sebelumnya saat bermain dirumah dan disekolah
Tidak ada benjolan dimketiak dan lipat paha Menyingkirkan limfoma, keganasan, leukemia
Tidak ada riwayat pendarahan atau bercak- Menyingkirkan SLE
bercak merah di kulit.
Skenario Intepretasi
Tidak ada riwayat demam hilang timbul dan Menyingkirkan keganasan
penurunan BB yang drastis.
Tidak ada riwayat nyeri ulu hati Menyingkirkan perdarahan kronik
Tidak ada riwayat pemakaian obat-obatan nyeri Menyingkirkan penggunaan NSAID
dalam jangka waktu lama.
Tidak ada riwayat pendarahan dari jalan lahir Menyingkirkan perdarahan
Tidak ada riwayat BAB berdarah atau keluar Menyingkirkan perdarahan akut dan hemoroid
benjolan saat BAB
Tidak ada riwayat operasi saluran pencernaan Menyingkirkan perdarahan akut
Tidak ada baal atau kesemutan pada jari-jari Menyingkirkan DM, anemia kurang vitamin B12
tangan atau kaki
Tidak ada keluhan sering sariawan atau bercak Menyingkirkan SLE
kemerahan pada wajah jika terkena sinar
matahari
Menyingkirkan riwayat transfusi darah berulang Menyingkirkan thalasemia
Keluarga kedua pasien tinggal di perkebunan Faktor terinfeksi cacing tambang
karet. Suami dan pasien merupakan buruh pt
peerkebunan.
Skenario Intepretasi
Pekerjaan sehari hari sebagai penyadap karet Faktor terinfeksi cacing tambang
kadang bekerja tanpa menggunakan alas kaki.
Jarang makan daging merah Faktor resiko defisiensi zat besi
Tidak ada keluhan serupa dikeluarga Menyingkirkan anemia genetik
Pemeriksaan fisik ibu:
Keadaan umum : tampak pucat Tanda anemia
TD : 120/90 mmhg DBN
N : 100X/mnt DBN
R : 20X/mnt DBN
S : 36,7 C DBN
Kepala : konjungtiva anemis, skelera tdk ikterik, Tanda klinis anemia defesiensi besi
papil lidah atrofi, stomatitis angularis.
Leher : KGB tdk teraba Menyingkirkan keganasan
Thorax : bentuk dan gerak simetris, batas Cardiomegali -> tanda komplikasi anemia
jantung kiri 1cm lateral LMCS, murmur di semua
ostium, ronkhi-/- whezing -/-
Skenario Intepretasi
Abdomen : datra lembut hepar dan lien tidak Menyingkirkan anemia hemolitik
teraba. Ruang traube kosong, bising usus (+)
normal
Ekstermitas : edema -/- palmar pucat spoon nail Tanda khas anemia defisiensi besi
(+)
Pemeriksaan fisik anak:
Keadaan umum : tampak pucat Tanda anemia
TD : 90/60 mmhg Hipotensi
N : 110X/mnt Takikardi
R : 24X/mnt Takipneu
S : 36,5 C DBN
BB : 15kg, TB : 110cm (IMT<18,5kg)
Kepala : konjungtiva anemis, skelera tdk ikterik, Tanda anemia defisiensi besi
mukosa bibir pucat, rambut kemerahan mudah
dicabut
Leher : KGB tidak teraba Menyingkirkan keganasan
Thorax :jantung dan paru tdk ada kelainan DBN
Abdomen : datra lembut hepar dan lien tidak Menyingkirkan anemia hemolitik
teraba. Ruang traube kosong, bising usus (+)
normal
Skenario Intepretasi
Ekstermitas : palmar pucat Tanda anemia
Pemeriksaan laboratorium ibu :
Hb : 7,3 gr% ↓ (N : 11,5-16,5)
Eritrosit :3.39 juta sel/mm³ ↓(N : 4-5jt sel/mm)
Hematokrit : 22% ↓ (n : 37-43%)
Leukosit : 9000/mm³ DBN (n : 5000-10.000)
Thrombosit : 467.000 sel/mm³ Thrombositosis (n : 150.000-400.000)
Hj : 0/10/3/60/25/2 Eosinofilia
MCV : 64 ↓ (n : 67-97)
MCH : 21,5 ↓ (n: 27-32)
MCHC : 33% Dbn (n : 32-36)
RDW CV : 17,1% ↑ (n : 11,7-14,4)
Skenario Intepretasi
Pemeriksaan laboratorium anak :
Hb : 8,5 gr% ↓ (N : 13-16)
Eritrosit : 4,59 juta sel/mm³ Dbn (N : 4-5jt sel/mm)
Hematokrit : 29% ↓ (n : 40-48%)
Leukosit : 5000/mm³ DBN (n : 5000-10.000)
Thrombosit : 566.000 sel/mm³ Thrombositosis (n : 150.000-400.000)
Hj : 0/8/1/56/33/2 Eosinofilia
MCV : 63 ↓ (n : 67-97)
MCH : 18,5 ↓ (n: 27-32)
MCHC : 29% Dbn (n : 32-36)
RDW CV : 20,3% ↑ (n : 11,7-14,4)
Gambaran darah tepi ibu :
Eritrosit : hipokrom mikrositer anisopikilositosis Morfologi darah khas anemia defisiensi besi
(ditemukan ovalosit, cigar shape, dan pecil cell)
tidak ditemukan benda inklusi dan tidak
ditemukan normoblas.
Leukosit : jumlah normal, dengan peningkatan Tanda infeksi parasit
eosinofil, tanpa kelainan morfologi leukosit, dan
tidak ditemukan sel-sel muda,
Skenario Intepretasi
Trombosit : jumlah meningkat, anisositosis Perdarahan
Serum iron : 27 g/dl ↓ (N : 35-150 g/dl)
TIBC : 525 g/dl ↑ (N : 260-445 g/dl)
Gambaran darah tepi pada anak :
Eritrosit : hipokrom mikrositer anisopoikilositosis Morfologi darah khas anemia defisiensi besi
( ditemukan ovalosit dan pecil cell) tidak
ditemukan benda inklusi dan tdk ditemukan
normoblas
Leukosit : jumlah normal dengan peningkatan Tanda infeksi parasit
jumlah eosinofil tanpa kelainan morfologi
leukosit, dan tidak ditemukan sel-sel muda
Trombosit : jumlah meningkat, tidak ada Perdarahan
kelainan morfologi
Serum iron : 23 g/dl ↓ (N : 35-150 g/dl)
TIBC : 550 g/dl ↑ (N : 260-445 g/dl)
Pemeriksaan feses :
Ditemukan telur cacing tambang Etiologi
DD Ibu : 1. Anemia defisiensi besi dengan uncinariasis dan heart diseasse.
2. Anemia penyakit kronik dengan anemia heart diseasse dengan uncinariasis.
DK ibu : Anemia defisiensi besi dengan uncinariasis dan heart diseasse.
Pemeriksaan hematologi
Hemoglobin, hematokrit, eritrosit, jumlah dan hitung jenis leukosit, trombosit,
nilai absolut eritrosit (MCV, MCH, MCHC), apus darah tepi
Kadar besi: besi serum, TIBC, feritin
Feses
Basic science
Eritrosit
Morfologi
Bentuk bikonkaf tanpa inti, membran sel tipis sehingga dapat memperluas
permukaan difusi oksigen dan difusi menjadi lebih cepat
Eritrosit fleksibel dapat berubah bentuk, bisa mengecil hingga 1/3 ukuran biasa
untuk melalui kapiler tanpa kerusakan
Fungsi
Transport oksigen dan karbondioksida ke dan dari jaringan
eritropoiesis
Destruksi eritrosit
hemoglobin
Hemoglobin (2)
Pro : ibu y
Umur : 30 tahun
Alamat : Jalan x.
Resep
POLIKLINIK FK UNJANI
Cimahi,29 november 2017
Pro : anak
Umur : 6 tahun
Alamat : Jalan x.
Komplikasi
1. Banyak mongonsumsi makanan yang kaya akan zat besi seperti daging
merah, ikan, telur, sayur hijau, bayam, kacang-kacangan, buah-buahan,
yogurt.
2. Kurangi bahan makanan/ minuman yang menghambat absorbs besi di usus
misalnya : kopi dan the
3. Banyak makan makanan yang mengandung vitamin c untuk meningkatkan
absorsi fe
4. Memakai sepatu saat aktivitas di tanah untuk menghindari etiologi cacing
tambang
5. Pencegahan terhadap komplikasi kelainan jantung dengan transfuse daraah
terutama saat hb menurun.
Epidemiologi
Ibu
QAV : Dubia ad bonam
QAF : Dubia ad bonam
Anak
QAV : Ad bonam
QAF : Ad bonam
PBHL
BENEFICENCE
Dokter sudah menerapkan golden rule principle dimana dokter sudah
melakukan anamnesis lengkap, pemeriksaan penunjang (Hb, Ht, jumlah
eritrosit, jumlah leukosi, jumlah trombosit, hitung jenis leukosit, dan
pemeriksaan feses) untuk menegakkan diagnosis Anemia Defisiensi Fe
sesuai dengan kriteria diagnosis. Dokter juga memberikan
penatalaksanaan sesuai dengan kondisi pasien dan mengatasi penyebab
primernya.
NON MALEFICENCE
Pada kasus ini pasien ibu sudah mengalami anemic heart disease , Hb=7,3
gr% dimana pengobatan terbaik untuk keadaan ibu adalah dengan
melakukan transfusi darah. Tetapi pasien ibu menolak, hal ini akan
memperburuk prognosis pasien. Prinsip non maleficence disini adalah
mencegah pasien dari hal yang mengancam nyawanya.
AUTONOMY
Pasien anak masih belum kompeten dalam mengambil keputusan sehingga
keputusannya akan diambil oleh ibunya. Pasien ibu sudah kompeten dan
berkapasitas untuk menentukan keputusannya sendiri, namun dasar
keputusan tetap setelah dilaksanakannya informed consent oleh dokter
tentang keadaannya saat ini dan terapi dari penyakitnya.
JUSTICE
Dokter harus mengedukasi pasien dengan menjelaskan keuntungan dari
transfusi darah dan juga kerugian jika transfusi darah tidak dilakukan
dimana keadaan pasien akan memburuk. Edukasi harus dijelaskan sejelas-
jelasnya sampai pasien paham, tentu saja edukasi menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti oleh pasien. Dokter juga meminta partisipasi pasien
anak sesuai kemampuannya dengan mengembalikan lagi keputusan kepada
ibu karena anak belum berkompetensi dan berkapasitas dalam pengambilan
keputusan.