Anda di halaman 1dari 68

AUDIT CODING

MORBIDITAS & MORTALITAS,


PENGONTROL
MANAJEMEN RISIKO

Disusun oleh
dr Mayang Anggraini Naga

(Revisi 2017)

1
DESKRIPSI

KEBERHASILAN CODING DIAGNOSES


&
AUDIT MEDIS
• Audit coding diagnoses, sebagai instrument
pengontrol kualitas informasi klinis, perlu
dijalankan, agar kualitas informasi asuhan
medis dan pelayanan yang telah terjadi
dapat dipertanggungjawabkan secara legal.

2
KOMPETENSI

MAMPU:
Paham apa arti audit dan dapat melaksanakan
audit coding diagnoses morbiditas maupun
mortalitas dengan cermat, serta berperan pro-
aktif bagi kepentingan manajemen risiko, untuk
mencegah dan meminimalkan terjadinya risiko
tuntutan dan kerugian bagi pasien, provider,
institusi, pegawai serta pihak-pihak ketiga lain-
lain.

3
PENDAHULUAN

Transformasi kualitas data pelayanan kesehatan


ke
Suatu informasi pelayanan kesehatan
yang
bermakna sangat diperlukan untuk
bisa memaparkan:
- Perkiraan kualitas dan
- Peningkatan efektifitas
pelayanan kesehatan pasien.

Kualitas pelayanan kesehatan sangat bergantung,


sebagian besar, pada
kualitas informasi pelayanan kesehatan.
4
Keberhasilan coding diagnoses

adalah
Kualitas Informasi Klinis
yang memaparkan:
- Kualitas,
- Kuantitas
- Efektivitas dan
- Efisiensi
asuhan/pelayanan kesehatan.
5
PENDAHULUAN (Lanjutan-1)

• Di Indonesia sampai saat ini, coding diagnoses rekam


medis pasien dimanfaatkan institusi pelayanan hanya
untuk menghasilkan statistik morbiditas versi RL
Dep.Kes RI, dan di sebagian rumah sakit untuk
pengembangan indeks penyakit.

• Dalam kenyataan sehari-hari petugas bisa menyele-


saikan isian pelaporan morbiditas format RL tanpa harus
didahului proses pengkodean diagnoses pasien ataupun
penyimpanan data diagnoses dalam format indeks
penyakit (Lihat contoh formulir RL 2, RL2a dll), sehingga
hasil pelaporan RL-nya perlu diragukan ketepatannya.

6
Pendahuluan (Lanjutan-2)

• Semenjak tahun 1983,


setelah DRGs
(Diagnosis Related Group system)
dan PPS
(Prospective Payment System)
dikembangkan di luar negeri (USA), kekuatan
finansial institusi sangat bergantung kepada
kebenaran penagihan biaya rawat yang ditentukan
oleh: - akurasi,
- presisi dan
- ketepatan waktu hasil
coding diagnoses dan tindakan yang
dihasilkan.
7
Pendahuluan (Lanjutan-3)

• Di Pelayanan Kesehatan:
- coding diagnoses dan
- analisis data diagnoses
merupakan:
Kunci operasional organisasi,
oleh karenanya:
Coding (Pengkodean) data klinis yang senantiasa
menjadi prioritas di dalam manajemen institusi
kesehatan harus mampu:
Memaparkan suatu bukti kebenaran pelayanan
yang telah diberikan kepada pasiennya.

8
BAGAIMANA CARA MENENTUKAN KUALITAS
HASIL CODING DIGANOSES?

LAKSANAKAN AUDIT CODING DIAGNOSES

BAGAIMANA CARANYA?
BILAMANA AUDIT CODING HARUS DIJALANKAN?
SIAPA PENANGGUNG JAWAB KERJA CODING?
SIAPA AUDITOR INTERNAL & EKSTERNALNYA?
APA TINDAK LANJUTNYA?

UNTUK APA HASIL CODING DIMANFAATKAN?

9
AUDIT CODING DIAGNOSES

Proses coding diagnosis harus


dijalankan sesuai pedoman yang
diatur agar mampu

menghasilkan
code informasi yang
- berkualitas,
- tepat, akurat, relevans,
dengan presisi tinggi.
10
BEBERAPA DEFINISI
AUDIT & QUALITY *

AUDIT:

RETROSPECTIVE REVIEW OF SELECTED


- HEALTH CARE RECORDS OR
- DATA DOCUMENTS
TO
EVALUATE THE QUALITY
OF CARE OR SERVICES PROVIDED
COMPARED WITH PREDETERMINED
STANDARDS.
11
BEBERAPA DEFINISI AUDIT & QUALITY (Lanjutan):

QUALITY:

DEGREE OF EXCELLENCE OF
A THING;
a required:
- character
or
- property
that belongs to thing’s essential nature.
Apa yang disebut asuhan kesehatan
berkualitas? 12
Qualitative Analysis:

Review of
- records for accuracy
and
- completeness
of the record content,
rather than for the presence of:
- forms
and
- signatures.

13
BEBERAPA DEFINISI AUDIT & QUALITY * (Lanjutan-1)

Quality assessment:

Process of measuring quality to


define existing levels.

(* Mervat Abdelhak, PhD, RHA. Health Information


Management of a Strategic Resource, 2ND ed. Glossary,
WB Saunders Company)

14
BEBERAPA DEFINISI AUDIT & QUALITY * (Lanjutan-2)

Quality assessment and improvement:

Continuous
- monitoring,
- evaluation,
- improvement
of the process of proving
health care services
to meet the needs of the public
15
BEBERAPA DEFINISI AUDIT & QUALITY * (Lanjutan-3)

• Quality Assurance (QA):

Activities
designed to measure the quality of:
- service, product, or
- process with remedial action
as
maintain a desired standard.

16
Quality Improvement (QI):

Activities
designed to increase the quality of a
- product or
- service
through
- process or
- system changes
that
increase efficiency or effectiveness.

17
BEBERAPA DEFINISI AUDIT & QUALITY * (Lanjutan-4)

Quality Indicators:
An objective,
quantifiable measurement
that targets
- events or
- patterns of events
suggestive of a
- problematic process or
- behavior.
18
QUALITY DATA / DATA QUALITY

Data that are


- correct,
- valid,
- reliable,
- legible,
- current,
- timely,
- meaningful,
- accessible,
- confidential,
- secure,
and - legal.
19
QUALITY MANAGEMENT

Cultural commitment to high-quality


- performance,
- service, and
- outcomes
through the empowerment of all workers
in: a process of continuous quality
improvement through the
application of scientific methods of:
- data collection,
- analysis, and
- interpretation.
20
QUALITY MANAGEMENT (Lanjutan)

JCAHO (USA):
Defines an indicator as
“a quantitative instrument
that is used to measure the extent to
which an organization or component
thereof:
- carries out the right processes,
- carries out those processes well,
and
achieves desired outcomes as a
result of carrying out the right processes well”

21
QUANTITATIVE ANALYSIS:

Review
of a patient record
to determine if:
- specified reports and
- authentications
are present.

22
QUALITATIVE DATA:

Measurement information:
- numerical information
that
- can be computed
in some way.

23
PROCESS:

Specific actions taken,


- Events occurring, and
- Human interactions
in the
delivery of health services

24
AUDIT MEDIS
(MEDICAL AUDIT)

Petikan dari:
(Kathleen A Waters & Gretchen Frederick
Murphy, Medical Records in health
Information, An Aspen Publication)
Oleh:
dr. Mayang Anggraini

25
AUDIT MEDIS
Sistem evaluasi yang sama dengan fungsi kontrol
manajemen.

Suatu proses untuk menemukan masalah-masalah


yang perlu tindakan koreksi,

Harus ada: Standard pengukuran penampilan


performance.

Kemudian, setelah suatu waktu yang ditentukan,


adakan pengukurun kembali penampilan yang
terjadi.
26
Audit Medis (Lanjutan-1)

JCAHO:

Audit pelayanan merupakan mekanisme yang akuntabel


yang bisa memberi kesempatan rumah sakit melalui
penggunaan keprofesionalism para tenaga profesional,
ditujukan ke prosedur evaluasi, yang mampu
memaparkan bahwa kualitas asuhan yang dihasilkan
konsisten optimal  mekanisme yang menghasilkan
peningkatan asuhan pasien.

- Di Indonesia kita harapkan PORMIKI bisa


menjadi badan pelaksana ini -

27
Audit Medis (Lanjutan-2)

Karakter esensial prosedure asuhan pasien yang


diterima adalah:
Kriteria valid
Kriteria valid memungkinkan kajian objektif
kualitas asuhan seluruh pasien dijalankan:

- dinyatakan dalam istilah yang dapat diukur


bukan deskriptif,  memungkinkan evaluasi
akurat terlaksana.

- pernyataan tentang pelayanan optimal yang


bisa tercapai.
28
Audit Medis (Lanjutan-3):

1. Ukuran kualitas adalah:

- validasi diagnoses
- justifikasi admisi, operasi, dan/atau
prosedure yang berbahaya/berisiko
- pernyataan outcome pasien yang
diharapkan
- ketepatan proses asuhan atau
manajemem pasien dalam sikon
yang terkait.

29
Audit Medis (Lanjutan-4)

2. Pengukuran kenyataan praktek terhadap kriteria


hasil data yang reliable:

- Pengukuran memerlukan komparasi dari


kenyataan praktek terhadap kriteria.

- Reliable data memerlukan:


- metode pengukuran obyektif yang
pasti
- meliput seluruh atau sample yang
mewakili pasien dan tenaga praktisi.

30
Audit Medis (Lanjutan-5)

3. Hasil pengukuran dianalisis mitra bestari (peer


review)

Analisis memerlukan:
- identifikasi conformance (penyesuaian) terhadap
kriteria bervariasi
- justifikasi eksplisit untuk semua variasi klinis
yang diterima
- identifikasi masalah (variasi klinis yang tidak
diterima) dalam kaitannya dengan asuhan pasien.
- atribusi masalah ke sumbernya.

31
Audit Medis (Lanjutan -6)

4. Identifikasi action yang akan dijalankan


untuk koreksi

Aksi harus:

- spesifik bagi masalah yang


life-threatening

- efektif menunjang perubahan.

32
Audit Medis (Lanjutan -7)

5. Action pada follow up

Follow up harus:

- segera bila masalah adalah life-


threatening

- dokumentasi untuk menampilkan


peningkatan asuhan pasien.

33
Audit Medis (Lanjutan-8)

6. Hasil evaluasi asuhan pasien, adalah:


- temuan umum,
- rekomendasi khusus,
yang dilaporkan.

- Laporan berarti: diakui oleh:


- komite pelaksana,
- kepala institusi,
- badan penentu,
- kepala staf medis
(untuk kajian profesional asuhan perawatan,
dan tenaga kesehatan lain-lain).
34
Bagaimana menghasilkan keluaran Audit?

 Audit umumnya memang berorientasi keluaran


(outcome)

 atensi dipusatkan kepada status pasien saat


dipulangkan dari primary care.

Topik bisa:
- kondisi/diagnosis pasien  diberi kode
(ICD-10, WHO)
- prosedure/masalah yang diketahui atau
yang diduga akan terjadi  diberi kode
(ICOPIM  ICD-9-CM)
35
Bagaimana menghasilkan keluaran Audit (Lanjutan-1)

Justifikasi diagnosis/tindakan

1. Elemen outcome terukur


2. Indikator non-spesifik (LOS, komplikasi dll)

Setiap kriteria dibagi menjadi 3 (tiga) :


(1) elemen
(2) standar
(3) pengecualian.

36
Runtunan Audit Medis

Komite audit menentukan element asuhan mana


yang cukup penting kurang/tidak memenuhi
sarat, sehingga memerlukan kajian rekam
medis pasien.

Standard screening:
100% yang ditemukan dan
0% yang tidak ditemukan

37
Runtunan Audit Medis (Lanjutan-1)

Standard ini tidak dimaksud sebagai


standard praktek medis, namun dimaksud
untuk digunakan sebagai standard screening
untuk memilah rekam medis yang akan dikaji
komite.

Bila dikehendaki bisa saja ditambah


pengecualian bagi setiap element.
(Ini menggambarkan justifiable
nonconformance terhadap kriteria).
38
Runtunan Audit Medis (Lanjutan -2)

Rekam medis discreen dengan cara:


- mengomparasi data dalam rekam
terhadap kriteria dan
- perhatikan setiap variasi yang ditemukan.

Setelah variasi dicacat, rekam medis


dibawa ke komite untuk dikaji.
Komite akan memutuskan apakah ada
justifikasi klinis yang mengakibatkan
timbulnya variasi.
39
Runtunan Audit Medis (Lanjutan -3)

Komite kemudian menyusun instruksi


khusus serta definisi-definisi untuk
membantu kepastian akurasi
pengambilan data.

Pengambilan data umumnya dilaksanakan


oleh non-dokter (Tenaga Rekam Medis
atau Perawat).

40
Runtunan Audit Medis (Lanjutan -4)

Apabila ditemukan variasi yang nonjustified, ini


disebut adanya deficiencies  dianalisis untuk
diatribusi.

Runtunan tindakan ini adalah untuk


memastikan apakah ada masalah.

Teknik pemecahan masalah disusun dan


dilaksanakan.

Lembar ringkasan data digunakan sebagai alat


pendekatan pengorganisasian. 41
Runtunan Audit Medis (Lanjutan-5)

Kepada setiap masalah yang akan dipecahkan,


diupayakan menjawab pertanyaan di bawah ini:

1. Apa yang terjadi (What happened)?


2. Di mana itu terjadi (Where did it happened)?
3. Siapa yang bertanggung jawab (Who is
responsible)?
4. Mengapa itu bisa terjadi (Why did it happened)?
5. Tindakan/Jalan apa yang terbaik untuk koreksi
(What is the best way to correct it)?

42
KODE MORBIDITAS DAN MORTALITAS
yang TEPAT
• Sistem coding diagnoses di Indonesia sampai
saat ini dilaksanakan berdasarkan:
- pedoman dan
- petunjuk cara memilih dan
- penentuan code penyakit
- morbiditas dan
- sebab mortalitas
sesuai petunjuk yang ada di ICD-10,
Volume 2, WHO.
43
CODE MORBIDITAS DAN MORTALITAS yang TEPAT (Lanjutan-1)

Untuk dapat penentukan code yang tepat


bagi suatu sebutan diagnose morbiditas
ataupun mortalitas, pelaksana coder diharapkan
- berkompetens di bidang analisis kuantitif
dan kualitatif data diagnoses,
- mampu mandiri bekerja secara profesional,
menentukan sebutan diagnose yang harus
dicode, dan
- mampu memilih code yang tepat yang
memaparkan informasi:
- morbiditas ataupun mortalitas
yang telah terjadi dengan presisi tinggi. 44
CODE MORBIDITAS DAN MORTALITAS yang TEPAT (Lanjutan-2)

• Ketepatan yang dihasilkan dinilai melalui:

AUDIT CODING

Code tepat = mewakili status keadaan


pasien yang sebenarnya!
(status setelah didiagnosis, diterapi,
status kesehatannya pada saat discharge)

45
AUDIT CODING DIAGNOSES

AUDIT:
Pemeriksaan dokumen (pertanggungjawaban)
secara berkala.
= Pengujian kebenaran, efektivitas rekaman serta
penilaian kewajaran informasi hasil olahan
rekaman terkait.

AUDITING:
Pelaksanaan audit
= suatu Sistem Penguji
Kebenaran Data Secara Periodik.
46
TUJUAN CODING DIAGNOSES:

Memastikan
bahwa:
- perekaman,
- penyimpanan dan
- prosedur pengambilan kembali data

DIAGNOSES
terpelihara, mampu melindungi tercapainya:
- standard uniformitas,
- komparatabilitas serta kualitas produk
rekaman yang telah dihasilkan.

47
Audit Coding Diagnoses (Lanjutan)

Demi pemenuhan batasan ini, maka diperlukan


standard kualitas data diagnoses yang harus
realistik dan layak mewakili suatu kejadian yang
nyata.

AUDIT CODING DIAGNOSES:

Pemeriksaan terhadap proses dan hasil


penentuan code diagnoses final pasien.

48
DIAGNOSE(S) = PASIEN

• Diagnoses = kata (phrasa) yang digunakan


dokter untuk menyebut suatu penyakit/
gangguan kesehatan seseorang, atau adalah
keadaan yang menyebabkan seseorang
memerlukan/ mencari/mendatangi/menerima
asuhan medis (medical care) dan pelayanan
kesehatan (health service)  bisa sebutan
nama penyakit, kondisi gangguan kesehatan
ataupun masalah terkait kesehatan (ICD-10
menyediakan kode untuk masing-masing ini)
49
Diagnose (Lanjutan:1)

• Diagnose admisi (masuk) = titik mula segala


kegiatan institusi asuhan/pelayanan terhadap
pasiennya (pelay. medis, penunjang medis
umum/spesialis, perawatan dll) diagnose(s)
diferensial, diagnose(s) kerja yang akan
diterapi medis/bedah  pada akhirnya menjadi
diagnoses akhir (final) atau discharge
diagnose(s) saat pasien dinyatakan boleh
pulang  pilih satu sebagai Diagnose Utama
(Baca: MB Rules ICD-10, Volume 2)
50
Diagnoses (Lanjutan-2):

• Berat ringan diagnose final akan menentukan nasib


pasien:
- sembuh,
- cacat,
- perlu pengobatan berkelanjutan,
- perlu dirujuk ke spesialis lebih tinggi,
- perlu perawatan rumah (home-care) lebih
lanjut dst.
- atau meninggal.

Untuk inilah penegakkan diagnosis harus sesuai


standard ilmiah yang telah disepakati bersama.
51
DIAGNOSES = KEPUTUSAN DOKTER
= NASIB PASIEN = BIAYA

• Chiron Diagnostics Coorp. menyebut (dalam


brosur peralatan medis):

“Diagnostik adalah upaya menjawab


salah satu pertanyaan penting yang
berkaitan dengan masalah kesehatan,
kelangsungan hidup seseorang dan
bukan hanya sekedar test-test diagnostik
biaya tinggi”.

52
DIAGNOSES = KEPUTUSAN DOKTER
= NASIB PASIEN = BIAYA (Lanjutan-1)

Harus diterima bahwa:


Peningkatan & Pengembangan Iptek kedokteran:
- diagnostik
- terapi
- prevensi
- rehabilitasi
maupun - promosi
cenderung meningkatkan biaya yang melambung tinggi,
jauh luar jangkauan masyarakat umum, terutama di
Indonesia  Perlu Kontrol yang ketat!

53
Diagnoses … (Lanjutan-2)

• Walau demikian, penentuan nasib seseorang


tidak dapat dilalaikan, usaha harus dijalankan
dengan kontrol berkesinambungan, agar
paparan outcome produk betul-betul
Efisiensi dan Efektif dalam batasan
- kebijakan,
- aturan, dan
- perundang-undangan
yang berlaku.
 DRGs – CASEMIX ?
54
Diagnose ... (Lanjutan-3)

Untuk upaya ini diperlukan informasi yang


relevans, akurat dan tepat waktu.
Untuk kajian kepastian mutu  lakukan

Audit Coding Diagnoses


karena
Diagnoses = Status kondisi pasien.

“BOTH” tentang yang terjadi ada di suatu


Good Medical-Health Records yang terkelola
dengan sistem yang baik, serta terpelihara baik
dengan kerahasiaannya terjamin.
55
ICD CODES = FINAL DIAGNOSES

Code ICD mewakili pernyataan diagnose(s) yang


berhasil ditegakkan dokter bagi pasiennya.

Diagnose(s):
Keadaan gambaran nyata
hasil pemrosesan kumpulan gejala
(signs & symptoms)
melalui manajemen asuhan medis
berdasarkan suatu
Standard Asuhan Medis (yang berlaku)

produk final yang diberi sebutan


DIAGNOSE(S) FINAL/Discharge.
56
Diagnose(s) final
Produk akhir bukti
suatu konsistensi urutan segala
- tindakan diagnostik
- terapi medis-operasi
yang telah terjadi, dengan mengutilisasi
sumber daya yang tersedia, dan
menjadi dasar hitungan

Jumlah biaya yang diserap pasien.

(kewajaran Ini yang akan diatur dalam sistem


DRGs-Case-mix)
57
DOKTER >< CODER

Dokter bukan coder


dan
Coder bukan tenaga medis

• Dokter menitipkan data diagnoses pasien ke para


coder agar diberi nomor code ICD yang akurat

• Coder yang dititipi tugas kerja coding diagnoses 


harus kerja tertib, presisi tinggi, akurat sesuai peraturan,
pedoman & konvensi sistem klasifikasi (ICD) yang
berlaku/harus diterapkan,  diaplikasikan sesuai
peraturan pemerintah yang berlaku!

Coder adalah tenaga profesional di bidangnya.


58
PENGGUNAAN DATA yang TERCODE

Perkembangan saat ini, memanfaatkan data yang


tercode untuk:
• Pengukuran kualitas, keamanan (medical errors) dan
ke-efektifan asuhan.
• Penentuan keputusan klinis berdasarkan keluaran
(output) sistem ganda.
• Perancangan (designing) sistem pembayaran dan
pemrosesan tagihan (claims) untuk bukti rincian
penagihan biaya rawat (DRGs-Casemix).
• Pelaksanaan penelitian, kajian epidemiologik, dan trial
klinis.
• Penyusunan kebijakan kesehatan.
 PILIH CODE HARUS BENAR & TEPAT!
59
Penggunaan Data yang Tercode (Lanjutan)

• Perancangan sistem pelayanan kesehatan.


• Pemonitoran utilisasi sumber daya.
• Peningkatan penampilan klinis, financial dan
administratif.
• Pengenalan adanya mal-praktek atau errors.
• Pengelolaan asuhan dan proses penyakit.
• Penelusuran kesehatan masyarakat dan risiko.
• Penyediaan data bagi konsumer terkait biaya dan pilihan
keluaran hasil pengobatan.

CODE DIAGNOSES HARUS TEPAT !


60
KEPASTIAN DIAGNOSIS
& KETEPATAN CODE

Kepastian diagnosis dan ketepatan code


sangat diperlukan agar

Informasi morbiditas/mortalitas relevans,


dapat
dipertanggung-jawabkan
memaparkan kualitas fakta
yang
telah terjadi.
61
Outcome-nya: menekan risiko
Ini akan memungkinkan

Retrieval informasinya dapat memenuhi kebutuhan


manajemen pasien, institusi, edukasi, reset
ataupun kebutuhan pihak ketiga yang lebih luas,
dan mampu

melindungi kepentingan provider pelayanan


(dokter), pemilik institusi ataupun pasien sendiri
sebagai konsumen pelayanan.

Code akurat akan mampu menekan


manajemen risiko. 62
Kepastian Dignoses dan Ketepatan Code (Lanjutan)

INFORMASI DIAGNOSE(S) adalah:

- Indikator penampilan klinik


- Paparan peringkat mutu produk asuhan
medis-pelayanan RS
- Bukti utilisasi sarana/fasilitas yang tersedia
- Data input yang memenuhi persyaratan ke:

SIK (Sistem Informasi Kesehatan) yang lebih luas.


(contoh: SIK Depkes),
ataupun
SIM-RS (Sistem Informasi Menajemen
Rumah Sakit-nya)
63
SIAPA YANG HARUS MENGENAL ICD?
• Manajer senior
• Klinikus
• Personil Sistem Informasi
• Personil Manajemen Kualitas
• Personil Manajemen Utilisasi.
• Personil Pelepasan Informasi.
• Personil Departemen Penunjang
• Personil Manajemen Kualitas Data
• Personil Sekuritas Data
• Analist Data
• Peneliti
• Personil Billing.
• Personil Akutansi
• Personil Compliance
• Auditor.

64
SASARAN AUDIT CODING

(NHS, Information authority))

SASARAN:
Mengevaluasi kualitas data klinis yang tercode
dengan mengkomparasi antara informasi yang
terkandung di Sistem Admisi Pasien (PAS) dengan
informasi yang terekam di lembar cacatan klinik dan
di lembar ringkasan keluar rekam medis-kesehatan
pasien.

Audit juga mengevaluasi proses informasi yang


terkait di dalam perekaman aktivitas pasien rawat
inap.
65
Hasil Audit

Audit diharapkan mengidentifikasi


area-2 yang perlu:
- peningkatan,
- perbaikan,
- area kelemahan, serta

menyediakan rekomendasi yang perlu demi


kepastian dan peningkatan kaulitas data.
Umumnya juga menghasilkan rekomendasi kebutuhan
dasar-dasar pelatihan berkaitan dengan upaya
peningkatan kualitas data.
66
TUJUAN AUDIT CODING DIAGNOSIS
Di antaranya:

I. Mereviev dan menganalisis eror yang


ditemukan dan berusaha menelusuri sumber
erornya.

II. Mengkomparasi informasi yang dihasilkan coder


(di lembar resume pulang) saat dicoding dengan
informasi yang tertera di lembar-lembar cacatan
klinik saat coding dijalankan.

III. Mereview informasi untuk suatu akurasi dan


dikaitkan dengan standard nasional yang
diberlakukan.
67
Tujuan Audit Coding Diagnoses (Lanjutan):

IV. Mengidentifikasi area praktek coding


yang perlu peningkatan.

V. Mereview kualitas dan kelengkapan


sumber informasi (lembar resume dan
lembar cacatan klinik)

VI. Meningkatkan temuan persilangan interpretasi


antara tenaga klinikus dengan coder klinis.

VII. Membuat rekomendasi, bila perlu, untuk


peningkatan kualitas dari code data klinis.
68

Anda mungkin juga menyukai