0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
151 tayangan10 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang atresia ani pada anak, yaitu ketidakhadiran anus sejak lahir. Untuk mengatasinya, dokter akan melakukan operasi pembuatan anus baru dengan mempertimbangkan otot sfingter. Setelah operasi, orang tua akan dilatasi anus secara bertahap menggunakan dilator untuk melebarkannya sampai ukuran normal. Dilatasi harus terus dilakukan agar hasil operasi berhasil dan mengh
Dokumen tersebut membahas tentang atresia ani pada anak, yaitu ketidakhadiran anus sejak lahir. Untuk mengatasinya, dokter akan melakukan operasi pembuatan anus baru dengan mempertimbangkan otot sfingter. Setelah operasi, orang tua akan dilatasi anus secara bertahap menggunakan dilator untuk melebarkannya sampai ukuran normal. Dilatasi harus terus dilakukan agar hasil operasi berhasil dan mengh
Dokumen tersebut membahas tentang atresia ani pada anak, yaitu ketidakhadiran anus sejak lahir. Untuk mengatasinya, dokter akan melakukan operasi pembuatan anus baru dengan mempertimbangkan otot sfingter. Setelah operasi, orang tua akan dilatasi anus secara bertahap menggunakan dilator untuk melebarkannya sampai ukuran normal. Dilatasi harus terus dilakukan agar hasil operasi berhasil dan mengh
mereka tidak memiliki anus, sehingga akan menyebabkan terjadinya gangguan pengeluaran BAB, yang pada akhirnya juga akan menyebabkan kegagalan tumbuh kembang pada anak. Ketika dokter bedah memutuskan untuk dilakukan tindakan operasi, maka pertama sekali mereka akan menentukan batas-batas sfingter, ukuran dari anus yang akan dibuat dengan mempertimbangkan otot yang terletak pada anus. Itu berarti bahwa terkadang anus setelah operasi lebih kecil dari normal untuk usia si anak. Bahkan, pada pasien dengan sfingter baik, anus juga bisa tertutup dan kita tidak bisa melihat mukosa dubur. Jika pasien dibiarkan dalam kondisi ini, luka di anus akan sembuh dalam keadaan yang tertutup. Dan saat itulah businasi diperlukan untuk secara bertahap meregangkan anus yang baru dibuat tanpa merusak sphincter, dan dilakukan sampai anus mencapai ukuran yang normal untuk usia pasien. 2 minggu setelah operasi pembuatan anus, dokter atau perawat akan melepaskan jahitan, mengkalibrasi anus dan mengajarkan orang tua cara melakukan businasi. Saat itu akan ditentukan kaliber dilator yang pertama, dan setiap hari businasi akan dilakukan sebanyak 2 kali sehari Businasi dilakukan 2 kali di pagi hari dan 2 kali di malam hari, selalu sebelum minum susu Dilator dimasukkan ke anus dan dipertahankan selama 30 detik Bayi harus dipegang oleh orang lain, dengan lutut berada diatas dada Setiap minggu ukuran dilator harus dinaikkan ukurannya. Businasi harus terus dilakukan 2 kali sehari sampai batas ukuran yang diinginkan. Setelah ukuran yang diinginkan tercapai, kolostomi dapat ditutup. Namun, businasi masih harus terus dilakukan setelah penutupan kolostomi sampai dilator melewati lubang anus dengan mudah tanpa rasa sakit (biasanya 3-4 minggu setelah ukuran terakhir). Setelah businator bisa dilewati dengan mudah tanpa rasa sakit, kita harus menurunkan frekuensi businasi sebagai berikut : • Sekali perhari selama 1 bulan. • Sekali per 2 hari selama 1 bulan. • Sekali per 3 hari selama 1 bulan. • 2 kali perminggu selama 1 bulan. • 1 kali perminggu selama 1 bulan. • 1 kali perbulan selama 3 bulan. Jika businasi menjadi sulit, menyakitkan, atau berdarah, selama proses tappering, maka businasi dilakukan menjadi 2 kali sehari lagi dan proses businasi diulang seperti proses awal kembali. Biasanya businasi menjadi menyakitkan pada 2-3 ukuran terakhir. Pada waktu itu, orang tua terkadang akan memutuskan untuk melakukan sehari sekali untuk menghindari rasa sakit pada anaknya. Tapi itu salah! businasi harus terus dilakukan sebanyak 2 kali sehari. Businasi sekali seminggu bisa membuat laserasi di anus, yang dapat sembuh kemudian laserasi kembali pada saat kita melakukan businasi di minggu yang berikutnya. Laserasi ini akan menyebabkan luka parut yang pada akhirnya menyebabkan penyempitan anus sehingga kita harus melakukan operasi kembali. Dengan hanya melakukan businasi dengan ukuran tunggal dalam jangka waktu lama (lebih dari 1 minggu), hanya akan membuat proses penyembuhan anus terbatas pada ukuran yang lebih kecil dari yang diharapkan. Hal ini akan membuat kita sulit untuk melebarkannya kembali dengan ukuran dilator yang lebih besar.