Anda di halaman 1dari 27

MANAJEMEN LEAN

RUMAH SAKIT
1. Hestyani Kelananingrum 25000118410002

2. Dian Indriani Hidayat 25000118410003

3. Wida Ayulia Damayanti 25000118410011

4. Nur Iffah 25000118410016

5. Ima Ariyani 25000118410025

6. Andrew Robert Diyo 25000118410026

7. Marianus Ikeputra Usman 25000118410031 1


OUTLINE

• PENGERTIAN LEAN MANAJEMEN


• MANFAAT MANAJEMEN LEAN LOGISTIK RUMAH SAKIT
• UNSUR LEAN MANAJEMEN
• METODE DAN TOOLS LEAN MANAJEMEN
• PEMBAHASAN JURNAL
• KESIMPULAN
PENGERTIAN LEAN MANAJEMEN
• Lean diartikan sebagai kurus (ramping).
• Gasperz (2010) adalah pendekatan sistemik dan sistematik untuk
mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan (waste) atau aktivitas-aktivitas
yang tidak bernilai tambah (non-value adding activities) melalui peningkatan
terus-menerus secara radikal (radikal continuous activities) dengan cara
mengalirkan produk (material, work-in-process, output) dan informasi
menggunakan sistem tarik (pull system) dari pelanggan internal dan eksternal
untuk mengejar keunggulan dan kesempurnaan.
• Lean (Graban, 2016 ) di RS didefinisikan seperangkap peralatan (tools set), sistem
manajemen dan metodologi yang mengubah rumah sakit dalam mengatur dan
mengelola sehingga mengurangi kesalahan, mengurangi waktu tunggu,
menghilangkan semua hambatan dan mendukung kegiatan dokter dan karyawan
yang bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan dan perawatan pasien.
• Manajemen Logistik (Anna S., Agata C., Krzystof, 2005), menyatakan
bahwa proses logistic terdiri dari perencanaan pembelian, pemesanan,
penerimaan, pendistribusian, dan penyimpanan.
• Sistem Logistik (Chopra and Meindi dalam Hendayani, 2011) terdiri dari
komponen manajemen logistik berupa input dalam logistik, aksi
manajemen dalam aktivitas manajemen logistic dan yang terakhir adalah
output dari logistik.
• Logistik Rumah Sakit (Imron, 2009) suatu perbekalan dari rumah sakit
untuk dapat beroperasi, tidak hanya barang inventaris saja, tetapi lebih
kepada seluruh sumber daya yang digunakan guna kepentingan
beroperasinya sebuah rumah sakit tersebut.
• Salah satu indicator keberhasilan suatu manajemen logistik di rumah sakit
adalah tersedianya barang–barang logistic kepada para user sehingga
ketika user tersebut membutuhkan, maka dapat segera terpenuhi.
MANFAAT MANAJEMEN LEAN LOGISTIK RUMAH SAKIT

• Manfaat utama metode Lean adalah meningkatkan efisiensi dan


efektivitas organisasi dengan upaya peningkatan nilai,
mempercepat waktu layanan dan meningkatkan kualitas dengan
menghapus pemborosan di semua proses layanan di rumah sakit.
• Proses yang mengalir (one piece flow) dimaksudkan sebagai inti
dari organisasi lean, yang mempersingkat waktu yang diperlukan
mulai dari awal produksi hingga menjadi suatu produk,
memunculkan kualitas terbaik, dengan biaya terendah, dan waktu
pengiriman yang singkat dan tepat waktu.
• Keuntungan-keuntungan dalam menerapkan proses yang
mengalir (one piece flow) (Nindya, 2012) :
1. Kualitas yang inheren
2. Menciptakan produktivitas yang lebih tinggi
3. Mengosongkan ruang kerja
4. Meningkatkan keselamatan kerja
5. Semangat kerja yang meningkat
6. Mengurangi biaya persediaan
UNSUR LEAN MANAJEMEN
• Waste
Menurut Gasperz (2011), pemborosan (waste) dapat
didefinisikan sebagai segala aktivitas kerja yang tidak
memberikan nilai tambah dalam proses transformasi
input menjadi output sepanjang value stream.
• Waste in Hospital
Permasalahan dan gangguan yang muncul secara
konstan, yang menggangu pekerjaan dan pelayanan
pasien disebut waste atau pemborosan (Graban, 2009).
Mark Graban dalam “Lean Hospital”

1. Overproduction Waste
2. Waiting Waste
3. Unnecessary Transportation
4. Overprocessing
5. Unnecessary Inventory
6. Unnecessary Motion
7. Defect
8. Underutilized abilities of people Waste
METODE DAN TOOLS LEAN MANAJEMEN
• Value Stream Mapping Tools dikembangkan oleh Hines, P., & Rich (1997).
• Value stream mapping (VSM) Mike dan John(2003) merupakan alat
(diagram) yang digunakan untuk membantu dalam melihat dan memahami
aliran dari material dan informasi suatu produk di dalam value stream.
• Value Stream (Gaspers.V & Fontana.A. 2011) mendefinisikan sebagai
proses untuk membuat, memproduksi dan menyerahkan produk ke pasar.
• VSM (Agustiningsih, 2011) juga dipakai dalam melakukan pemetaan
berkaitan dengan aliran produk dan aliran informasi mulai dari pemasok,
produsen, dan konsumen dalam suatu gambar untuk meliputi semua
proses dalam satu sistem.
Menurut Hines, P., & Rich VSM mempunyai tujuh tools

1. Process Activity Mapping


2. Supply Chain Response Matrix
3. Production Variety Funnel
4. Quality Filter Mapping
5. Demand Amplification
6. Decision Point Analysis
7. Physical Structure
• Takt Time
• “Takt” berasal dari bahasa Jerman yaitu “takzeit”yang berarti waktu siklus yang
tepat, ritme atau interval, juga dapat berarti tongkat conductor dalam suatu
orchestra dan tempo (beat) dari music (Wada, 1995 dalam Zokaei & Simons,
2006).
• Menurut Koskela et al (2013), menghitung takt time dapat menunjukkan apa
yang dibutuhkan sehingga dapat memproduksi sesuai dengan yang diinginkan,
satu per satu.
• Takt time digunakan sebagai tolak ukur untuk menyatakan berapa satuan waktu
yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu produk pada proses (Widjaja &
Rahardjo, 2013).

• Cycle Time
• Cycle time (CT) atau process time adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk memproduksi suatu produk, terdiri dari aktivitas value addeddan non
value added (Abdelhadi & Shakoor, 2013; Martin & Osterling, 2014).

11
• Kanban
• Kanban adalah system sinyal visual ketika bagian, persediaan atau layanan baru
dibutuhkan, dalam hal jumlah yang dibutuhkan, dan waktu yang dibutuhkan
(Lawal et al, 2014).
• Kanban merupakan suatu tools yang mengatur aliran suatu produk baik dalam
lantai produksi maupun dengan pemasok luar (supplier) dan konsumen.
• Sistem Kanban yang paling sering digunakan di suatu perusahaan adalah tiga bin
sistem yang mana satu bin untuk demand point, satu bin berada di pabrik, dan
satu bin berada di supplier, yang mana bin tersebut berisi kartu yang berisi
rincian dari produk dan informasi yang relevan.
• Tujuan dari Kanban adalah untuk mengurangi bahkan menghilangkan
overproduction dan inventory.

12
• 5S
• Seiri (Sort), Seiton (Stabilize, Straighten, Set in order, Simplify), Seiso
(Shine, Sweep), Seiketsu (Standardize), Shitsuke (Sustain, Self-Discipline)
• Prinsip 5S untuk menciptakan dan memelihara agar tempat kerja menjadi
teratur, bersih, aman, dan memiliki kinerja tinggi.
• 5S, yang memungkinkan setiap orang memisahkan kondisi-kondisi normal
dan abnormal, merupakan landasan untuk peningkatan terus-menerus,
zero defect, reduksi biaya, dan untuk menciptakan area kerja yang aman
dan nyaman.
• 5S merupakan pendekatan sistematik untuk meningkatkan lingkungan
kerja, proses-proses, dan produk dengan melibatkan karyawan di lantai
pabrik atau lini produksi (production line) maupun dikantor.

13
• Heijunka
• Menurut Liker (2006), Heijunka adalah suatu tools untuk meratakan beban kerja atau jadwal
produksi baik dari segi volume maupun bauran produk. Heijunka bertujuan untuk
menciptakan aliran produksi yang mengalir lancar (smoothing) sehingga dapat mengurangi
lead time dan inventory.
• Kaizen
• Istilah kaizen sendiri berasal dari bahasa Jepang yaitu kata Kai (berubah) dan Zen (baik),
yang mana apabila diartikan secara langsung maka arti dari kaizen adalah “Merubah
menjadi lebih baik”.
• Menurut (Liker, 2006), Kaizen adalah penigkatan secara berkesinambungan yang melibatkan
operator untuk bekerja sama secara proaktif dengan melakukan perbaikan dan
pengembangan secara berkelanjutan (continuous improvement) dalam proses produksi.
• Standardized Work
• Standardized Work merupakan suatu tools yang berupa prosedur terdokumentasi untuk
setiap operasi dalam proses produksi yang memberikan penjelasan mengenai apa saja yang
harus dilakukan pada proses operasi tersebut.
• Tools ini bertujuan untuk mengurangi kesalahan kerja akibat dari ketidak tahuan operator
dan untuk meminimalisir kemungkinan adanya waste over processing dan motion.

14
Lean manufacturing within critical healthcare supply chain: an exploratory study
through value chain simulation oleh Savino, M.M., Mazza, A. Marchetti, B. 2015.

• Desain multi-tahap supply chain untuk fasilitas kesehatan dengan rantai nilai dan
prinsip LM.
• SC yang dianalisis ditandai dengan produk yang digunakan dalam situasi atau
lingkungan yang ekstrem, diperlukan dalam waktu yang sangat singkat (mis., Jika
terjadi peristiwa mendadak), dan yang tidak dapat diganti dengan yang lain
karena kekhasan lingkungan kerja dan spesifikasi produk.
• Penelitian mendapatkan hasil yaitu fokus pada beberapa titik lemah, yaitu, fase
bottleneck dari seluruh SC, memberikan saran untuk perbaikannya seperti
ditunjukkan melalui pengurangan TTM.
• Hasilnya menunjukkan interaksi antara alat lean dan manajemen logistik, menilai
kemungkinan bagi praktisi dan manajer untuk mengetahui bagaimana
menerapkan manajemen lean dalam rantai nilai. Dalam studi model simulasi
manajemen logistik yang lengkap telah dibangun, menanamkan prinsip lean dan
melakukan simulasi.
15
An Innovative Procedure For Introducing The Lean Concept Into The Internal Drug Supply Chain of a
Hospital oleh Regattieri, Alberto. Bartolini, Alessandro. Cima, Maddalena. Fanti, Maria Gulia. Lauritano,
Diego. 2018.

• Penulis membahas software untuk memperkenalkan konsep lean modern dalam rantai
pasokan obat, sambil mempertimbangkan perilaku nyata.
• Software ini didasarkan pada dua fase. Fase pertama berfokus pada analisis situasi awal dan
pada pengenalan model manajemen material dasar. Fase kedua didasarkan pada
pengenalan solusi manajemen material modern level II (yaitu metode Kanban dan dual-bins,
solusi RFID, dll.).
• Penelitian dilakukan pada manajemen bahan stok di beberapa bangsal, khususnya unit
bedah.
• Setelah penerapan fase pertama, hasilnya sangat menggembirakan; dalam kelompok
beberapa unit bedah, penurunan cakupan stok di gudang lokal adalah sekitar 35 persen dan
penurunan konsumsi yang berlebihan sekitar 15 persen tanpa dampak negatif pada tingkat
layanan dan tingkat stok di gudang pusat.
• Aplikasi nyata menegaskan bahwa aturan mendasar dari pengenalan software tersebut
adalah untuk mengizinkan personel untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang
metode logistik dan untuk mengembangkan komitmen dan kepuasan yang diperlukan.

16
Lean Healthcare Supply Chain Management: Minimizing Waste And Costs
oleh Catia, M, et al. 2014.
• Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan model manajemen
rantai pasokan yang berfokus pada identifikasi dan minimalisasi limbah yang
membantu dalam pengambilan keputusan yang memungkinkan peningkatan
kualitas layanan dan mengurangi biaya yang terlibat dalam rantai ini.
• Model yang diusulkan bertujuan untuk membantu rumah sakit untuk
mengidentifikasi apa yang penting dalam pandangan pelanggan (pasien) melalui
perubahan budaya organisasi, menjadi kerja tim kendaraan utama (dokter,
perawat).
• Kepuasan pelanggan akhir yaitu pasien, hanya mungkin jika seluruh rantai
pasokan dikompromikan dan diintegrasikan ke dalam praktik yang koheren dan
efektif
• Lean menjadi alat yang penting untuk lingkungan rumah sakit, terutama rantai
pasokan melalui manajemen yang efisien yang bertujuan merasionalisasi aliran,
standarisasi proses, yang mengarahkan perusahaan untuk mengurangi waste dan
biaya serta meningkatkan kualitas layanan dan kepuasan pelanggan
17
Six Sigma And Lean In Healthcare Logistics Centre Design And Operation: A Case At
North Mississippi Health Services oleh Jin, M., Switzer, M. and Agirbas, G. 2008.

• Prinsip Six Sigma dan Lean Thinking menentukan kebutuhan dari sudut pandang
pasien dan mencoba memberikan nilai kepada pasien yang meripakan kunci
keberhasilan proyek Lean Six Sigma.
• Dengan langkah-langkah yang terdefinisi dengan baik, proyek mengidentifikasi
langkah-langkah inti dan nilai tambah dengan manajemen penyimpanan yang
lebih baik, penggunaan ruang yang lebih baik, organisasi dan kebersihan ruang
kerja yang lebih baik, pengiriman pasokan yang tepat waktu dan efisiensi suplai
yang tepat kepada pasien yang tepat, dan pelacakan serta mengurangi waste.
• Pusat logistik beroperasi dengan cara yang ramping, dalam arti jumlah staf yang
sama, lebih banyak barang untuk pasien, dan penghematan tahunan mencapai $
800.000.
• Proses desain dan usulan inisiatif yang diusulkan dalam kasus ini berlaku untuk
sistem pelayanan kesehatan lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan pusat
logistik mereka

18
Healthcare Logistics and Supply Chain – Issues and Future Challenges, Supply Chain
Forum oleh Ageron, Blandine. Benzidia, Smail. Bourlakis, Michael. 2018.

• Keinginan untuk mengindustrialisasi sektor kesehatan dengan menerapkan


praktik dan metode logistik yang ramping (lean logistic) memerlukan waktu
untuk adaptasi dan umpan balik yang memadai dari para pemangku kepentingan
untuk dapat secara konkret mengevaluasi kontribusi yang telah dihasilkan.
• Studi kasus yang dilakukan di seluruh dunia menawarkan pemahaman yang lebih
mendalam tentang masalah logistik pada praktik SCM seperti integrasi SC,
manajemen lean, desain jaringan distribusi dan kinerja dalam konteks khusus ini.
• Desain ulang rantai pasokan produk farmasi dan stagnasi sistem logistik
merupakan tantangan penting yang dihadapi sektor kesehatan.
• Juga mengidentifikasi tiga faktor baru yang muncul, yaitu keterampilan manajer
proyek, pelatihan pembeli, dan pengelolaan resistensi terhadap perubahan.
• Penelitian ini menguraikan proposisi menarik dalam konteks di mana
manajemen rantai pasokan menghadapi kesulitan, termasuk yang dari kelompok
pembelian
19
Lean in Healthcare from Employees’ Perspectives
oleh Erik Drotz dan Bozena Poksinska,2014

• Hambatan yang paling sering ditemui dalam implementasi lean management di rumah sakit
adalah ketidakpercayaan staf bahwa prinsip lean dapat diterapkan dalam lingkungan
kesehatan dan kurangnya pengetahuan serta konsultan dalam penerapan lean
management.
• Prinsip lean berakar pada dua prinsip kunci yaitu peningkatan berkelanjutan dan
penghargaan atas kinerja orang.
• Pengembangan dan utilisasi kapabilitas pekerja merupakan bagian yang penting dalam
penghilangan waste.
• Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk memberikan kontribusi terhadap
pengetahuan yang lebih akan peranan, tanggung jawab dan karakteristik pekerjaan pekerja
pada sebuah organisasi kesehatan yang ramping.
• Penelitian ini berhasil menemukan bahwa lingkungan organisasi kesehatan yang ramping
telah memberikan pengaruh yang besar terhadap peranan, tanggung jawab dan
karakteristik pekerjaan karyawan.
• Kerjasama tim, orientasi pembuatan value dan keikutsertaan seluruh anggota tim rumah
sakit berhubungan dengan efek positif dari lingkungan kerja organisasi, pengembangan
sumber daya manusia dan performa organisasi. 20
Lean Hospital Approach In Health Care
oleh Haluk Sengun, 2017

• Tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk mempresentasikan


sistem manajemen rumah sakit yang lean pada sector kesehatan di Turki.
• Sitem lean dapat membantu tenaga kerja kesehatan dan dokter untuk
memastikan bahwa mereka dapat memberikan perhatian penuh pada situasi
yang mereka hadapi.
• Sistem ini dapat mengurangi resiko, biaya dan waste sementara dapat
meningkatkan performa dan mempermudah sistem kerja rumah sakit dalam
jangka panjang.
• Penambahan nilai terhadap proses dan peningkatan efisiensi dengan
menghilangkan waste adalah hal yang mungkin dilakukan dengan aplikasi mudah
atas efektifitas biaya, kualitas, aktivitas, profitabilitas, inovasi pada institusi
kesehatan serta dengan adanya perubahan atas konsep utama.
• Faktor utama yang berpengaruh pada suksesnya implementasi lean management
di rumah sakit adalah konsentrasi pada optimasi proses, pengetahuan atas
prinsip utama lean dan aspek manusia atas penerapan prinsip lean. 21
Lean management approach in hospitals: a systematic review
oleh Haleh Mousavi Isfahani, Sogand Tourani, Hesam Seyedin, 2019
• Penelitian yang dilakukan peneliti bertujuan untuk mereviu fitur
dan hasil dari beberapa penelitian terdahulu yang menggunakan
pendekatan lean management di rumah sakit secara sistematis.
• Peneliti menggunakan 48 artikel dari 967 artikel yang ditemukan.
Sebagian besar studi telah dilakukan di negara maju seperti
Amerika, Inggris, Belanda dan Kanada.
• Eliminasi dari waste produksi merupakan prisip yang paling penting
dalam lean thinking sehingga dapat memperhatikan pasien lebih
lagi serta untuk meningkatkan value.
• Secara signifikan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien
dan mengurangi biaya dan kerugian melalui penghapusan waste.

22
Lean Management—The Journey from Toyota to Healthcare
oleh Sorin T. Teich, D.M.D., M.B.A. dan Fady F. Faddoul, D.M.D., M.Sc, 2013

• Evolusi dari sistem produksi berhubungan erat dengan kisah dari Toyota
Motor Company (TMC) yang dimulai pada tahun 1918.
• Istilah lean merupakan konsep multi aspek dan memerlukan organisasi
untuk mengerahkan tenaga dan upaya pada beberapa dimensi secara
simultan.
• Penelitian yang dilakukan mengeksplorasi tantangan dan peluang yang
dihadapi oleh organisasi yang ingin menerapkan prinsip lean management
dan menghadirkan konteks spesifik pada industry pelayanan kesehatan.
• Filosofi lean berdasarkan pada penciptaan value lewat eliminasi dari waste.
Waste merupakan hal yang umum di seluruh industry dan tidaklah suatu
hal yang unik dalam bidang pelayanan kesehatan.

23
Application of Lean Manufacturing in Hospitals-the Need to Consider
Maturity,Complexity, and the Value Concept
oleh Hasle, Peter ; Nielsen, Anders Paarup ; Edwards, Kasper, 2016
• Penelitian yang dilakukan menginvestigasi tiga kemungkinan penjelasan:
maturity (kematangan), complexity (kompleksitas), dan value concept (konsep
nilai) serta analisis dari tiga hal tersebut dalma studi kasus atas aplikasi lean di
rumah sakit universitas besar di Denmark.
• Hasil dari penelitian mengindikasikan bahwa lean cenderung diaplikasikan pada
fungsi sekunder dan support dengan karakter logistic, sehingga memiliki dampak
yang terbatas untuk keseluruhan performa pelayanan kesehatan.
• Studi kasus yang dilakukan menunjukkan bahwa ada batasan sehubungan
dengan maturitas lean yang rendah, kompleksitas proses dan operasional serta
perbedaan persepsi nilai diantara beberapa profesi di dalam rumah sakit.
• Kesimpulan yang diambil oleh peneliti adalah bahwa konsep lean adalah berguna
untuk rumah sakit, tetapi konsep lean dan implementasinya perlu disesuaikan
dengan kompleksitas organisasi dan penyamaan nilai di rumah sakit agar dapat
memberikan dampak yang lebih besar.
24
Peran Leadership Dalam Keberhasilan Implementasi Lean Management Di RS Pelni
oleh Irene Trisbiantara, Andreasta Meliala, 2018

• Transformational leadership menggerakkan implementasi lean management di rumah sakit


dan transactional leadership membentuk komitmen para staf melalui reward.
• Keberhasilan lean management saat ini meningkatkan revenue dan menurunkan cost rumah
sakit.
• Transformational leadership berperan penting untuk implementasi lean management
sementara transactional leadership berperan membentuk komitmen awal para staf melalui
reward.
• Komitmen selanjutnya harus dibangun berdasarkan transformational leadership yang juga
membangun trust bagi employee.
• Budaya yang kuat berlandaskan filosofi Toyota pun harus ada untuk mewujudkan employee
engagement yang dapat mendorong terjadinya continuous improvement yang diharapkan.
• Employee engagement pun diperlukan untuk perubahan budaya yang diperlukan dalam
implementasi lean management.
• Komunikasi langsung yang baik, pengembangan para staf serta sistem reward yang sesuai
juga mendukung terwujudnya employee engagement di rumah sakit.

25
KESIMPULAN
• Manajemen lean adalah suatu pendekatan sistemik dan sistematik untuk
mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan (waste) atau aktivitas-aktivitas
yang tidak bernilai tambah (non-value adding activities) melalui peningkatan
terus-menerus.
• Penerapan manajamen rantai supply (SCM), juga bisa menunjang kegiatan lean
manajemen yang ada di rumah sakit dengan cara mengoordinasikan dan
mengintegrasikan sejumlah kegiatan terkait produk dalam rantai supply (supply
chain) untuk meningkatkan efisiensi, kualitas dan layanan kepada pelanggan
dengan mendapatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan di dalam
pemasaran.
• Lean management telah membuat peningkatan yang signifikan dalam
menyediakan pelayanan berkualitas kepada pasien di banyak pusat pelayanan
kesehatan. lingkungan organisasi kesehatan yang ramping telah memberikan
pengaruh yang besar terhadap peranan, tanggung jawab dan karakteristik
pekerjaan karyawan.
26
MATURSUWUN

27

Anda mungkin juga menyukai