Anda di halaman 1dari 23

:

Farmakokinetik
ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan
eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada
manusia atau hewan

Tujuan :
menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek
perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran,
rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada
penimbunan dan disposisi obat
Gambaran skematik peristiwa absorpsi, metabolisme, dan ekskresi dari obat-obat
setelah berbagai rute pemberian dapat dilihat pada gambar dibawah ini
(Ansel, 1989)
efek obat Kuantitatif

data kinetika obat

hubungan antara kadar/jumlah obat dalam tubuh dengan


intensitas efek yang ditimbulkannya.

daerah kerja efektif obat (therapeutic window) dapat


ditentukan.
Bioavailabilitas

kecepatan dan jumlah obat aktif yang mencapai sirkulasi


sistemik.

Oleh karena itu bioavailabilitas suatu obat mempengaruhi


daya terapetik, aktivitas klinik, dan aktivitas toksik obat. (
BIOAVAILABILITAS
1. BA Relatif
Perbandingan suatu produk obat dengan obat lain
dengan rute pemberian yang sama

2. BA Absolut
Perbandingan antara bioavailabilitas suatu produk obat
dalam bentuk sediaan tertentu dengan bioavailabilitas
obat jika diberikan secara intra vena
Faktor-faktor yang mempengaruhi
bioavailabilitas obat:
1 Faktor-faktor fisiologik yang berkaitan dengan absorpsi obat
.

 pH medium
 Adanya pori-pori
 Banyaknya vili dan mikrovili yang ada di daerah duodenum dan usus
halus
 Sifat kapiler membran sel.
 Jumlah pembawa
 Waktu transit obat dalam saluran cerna
 Gerakan peristaltik dari duodenum
 Aliran (perfusi) darah dari saluran cerna
 Adanya makanan dan obat lain didalam saluran cerna
 Adanya penyakit
2. Faktor-faktor farmasetik yang mempengaruhi
bioavailabilitas obat
1) Sifat Fisikokimia Obat
 Ukuran Partikel
 Luas permukaan efektif obat
 Bentuk geometrik
 Kelarutan Obat
 Bentuk kimia obat, yaitu garam, asam atau basa serta bentuk
anhidrous atau hidrous
 Polimorf obat
 Konstanta Disosiasi
 Lipofilisitas
 Stabilitas Obat

2) Faktor Formulasi Yang Mempengaruhi


Bioavailabilitas Obat.
Lanjutan

 Dalam peredaran, kebanyakan obat-obat didistribusikan


melalui cairan tubuh dengan cara yang relatif lebih mudah
dan lebih cepat dibandingkan dengan eliminasi atau
pengeluaran.
 Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ
sekresi dalam bentuk metabolik hasil biotransformasi atau
dalam bentuk asalnya (Ganiswara, et al, 1995 ).
 Ada beberapa obat yang berikatan kuat dengan protein
sehingga menunda lewatnya ke jaringan sekitarnya.(Ansel,
1989)
 Konsentrasi obat diukur pada sampel biologis seperti susu,
saliva, plasma, dan urin. Secara umum serum atau plasma
sering digunakan untuk mengukur obat (Shargel, et al,
2005).
 Konsentrasi obat dalam tiap cuplikan plasma digambar
pada koordinat kertas grafik rektangular terhadap waktu
pengambilan cuplikan plasma. (Shargel & Yu, 1988).
Beberapa parameter
farmakokinetik pada sediaan oral,
yaitu:
1. Tetapan Laju Absorpsi (Ka) dan Waktu Paruh Absorpsi
(t½a)
Tetapan laju absorpsi (Ka) adalah tetapan laju absorpsi
order kesatu dengan satuan waktu-1. Ka diperoleh dengan
membuat kurva antara waktu absorpsi dengan log Cpdiff
kemudian diregresikan sehingga diperoleh persamaan
regresi. Harga Ka dapat dihitung dengan rumus:
Ka (waktu-1) = 2, 303 x (-slope) atau
Ka (waktu-1) = 2,303 x (-b)
Sedangkan t½a ddihitung dengan menggunakan rumus:
t½a = 0, 693/Ka
2. Tetapan kecepatan eliminasi (Ke) dan waktu
paruh eliminasi (t½e)
Tetapan laju eliminasi (Ke) adalah tetapan laju
eliminasi order kesatu dengan satuan waktu-1.
Harga Ke diperoleh dengan membuat kurva antara
waktu eliminasi dengan log Cp kemudian
diregresikan sehingga diperoleh persamaan
regresi. Harga Ke diperoleh dengan rumus:
Ke (waktu-1) = 2,303 x (-slope) atau
Ke (waktu-1) = 2,303 x (-b)
t½e = 0,693/Ke
3. Waktu yang diperlukan untuk mencapai kadar
maksimum (tmaks)
tmaks adalah waktu konsentrasi plasma mencapai
puncak dapat disamakan dengan waktu yang
diperlukan untuk mencapai konsentrasi obat
maksimum setelah pemberian obat.
Waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi
maksimum tidak tergantung pada dosis tetapi
tergantung pada tetapan laju absorpsi (Ka) dan
eliminasi (Ke). Harga tmaks dapat dihitung sebagai
berikut:
In (Ka/Ke)
Tmaks =
Ka – Ke
4. Kadar maksimum dalam darah (Cpmaks)
Cpmaks adalah konsentrasi plasma puncak
menunjukkan konsentrasi obat maksimum
dalam plasma setelah pemberian obat secara
oral
Pada konsentrasi maksimum, laju absorpsi
obat sama dengan laju eliminasi, sehingga
harga Cpmaks dapat dihitung dengan rumus
di bawah ini:
Cpmaks = Cpo (e-Ke.tmaks – e-Ka.tmaks)
5. Volume distribusi (Vd)
Volume distribusi dipengaruhi oleh keseluruhan laju
eliminasi dan jumlah perubahan klirens total obat di
dalam tubuh.
Do x F x Ka
Vd =
Cpo (Ka – Ke)
6. Area di bawah kurva (AUC)
AUC mencerminkan jumlah total obat aktif yang
mencapai sirkulasi sistemik. AUC merupakan area di
bawah kurva kadar obat dalam plasma – waktu dari t =
0 sampai t = ~ (lihat gambar 2). Harga AUC dapat
diperoleh dengan cara:
a. AUC dari 0 - n jam, dapat dihitung dengan rumus luas
segitiga yaitu ½ x alas x tinggi
b. AUC dari waktu n1 – nx dihitung dengan rumus
Cn-1 + Cn (tn – tn-1)
2

c. AUC dari waktu nx - ~ dihitung dengan rumus


Cpnx
Ke
7. Klirens total (Cltot)
Klirens adalah volume plasma yang dibersihkan dari
obat persatuan waktu oleh seluruh tubuh (ml/menit).
Klirens obat merupakan ukuran eliminasi obat dari
tubuh tanpa mempermasalahkan mekanisme
prosesnya. Klirens total adalah jumlah total seluruh
jalur klirens di dalam tubuh termasuk klirens melalui
ginjal dan hepar.
Cltot = Vd . Ke
8. Volume kompartemen sentral (Vp)
Volume kompartemen sentral berguna untuk
menggambarkan perubahan konsentrasi obat karena
merupakan kompartemen yang diambil sebagai
kompartemen cuplikan. Vp berguna dalam menentukan
klirens obat. Besaran Vp memberikan petunjuk adanya
distribusi obat di dalam tubuh.
Harga Vp dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Do
Vp =
Ke x [AUC]~
9. Jumlah obat terabsorpsi, persen obat terabsorpsi dan
persen obat tidak terabsorpsi
a. Jumlah obat terabsorpsi menurut waktu dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
Ab Cp + Ke [AUC]t
=
Ab~ Ke [AUC]o

b. Persen obat terabsorpsi dapat dihitung dengan


menggunakan rumus:
Ab
% terabsorpsi = x 100%
Ab~
c. Persen obat tidak terabsorpsi :
% obat tidak terabsorpsi = 100% - % obat terabsorpsi
KEGUNAAN FARMAKOKINETIKA
1. Bidang farmakologi
Farmakokinetika dapat menerangkan mekanisme
kerja suatu obat dalam tubuh, khususnya untuk
mengetahui senyawa yang mana yang sebenarnya
bekerja dalam tubuh; apakah senyawa asalnya,
metabolitnya atau kedua-duanya. Data kinetika obat
dalam tubuh sangat penting untuk menentukan
hubungan antara kadar/jumlah obat dalam tubuh
dengan intensitas efek yang ditimbulkannya. Dengan
demikian daerah kerja efektif obat (therapeutic
window) dapat ditentukan. (Cahyati, 1985)
2. Bidang farmasi klinik
a)Untuk memilih route pemberian obat yang paling tepat.
b)Dengan cara identifikasi farmakokinetika dapat dihitung
aturan dosis yang tepat untuk setiap individu (dosage
regimen individualization).
c) Data farmakokiketika suatu obat diperlukan dalam
penyusunan aturan dosis yang rasional.
d)Dapat membantu menerangkan mekanisme interaksi obat,
baik antara obat dengan obat maupun antara obat dengan
makanan atau minuman.

3. Bidang toksikologi
Farmakokinetika dapat membantu menemukan sebab-sebab
terjadinya efek toksik dari pemakaian suatu obat.

Anda mungkin juga menyukai