Anda di halaman 1dari 25

DERMATITIS STASIS

Pembimbing : dr. Maria Dwikarya, Sp.KK

Dennis Aditya
406162132

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin


RS. Husada
Periode 13 September – 29 Oktober 2014
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Definisi Dermatitis Stasis
 Dermatitis : peradangan epidermis dan dermis 
menimbulkan efloresensi polimorfik (eritema,
edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan
keluhan gatal
 Stasis : terhambat atau terhentinya sirkulasi darah di
dalam tubuh
Definisi dermatitis stasis
Penyakit vaskuler kulit karena insufisiensi dan
hipertensi vena  dermatitis akut atau kronik
dan perubahan pigmen dari tungkai bawah
bagian distal
Epidemiologi Dermatitis Stasis
 Umumnya menyerang pada usia pertengahan
dan usia lanjut
 Kecuali pada keadaan dimana insufisiensi vena
disebabkan oleh pembedahan, trauma, atau
trombosis
 Wanita > pria
Kondisi terkait penyakit ini :
 obesitas,
 gagal jantung kongestif,
 deep vein thrombosis,
 riwayat fraktur tungkai bawah,
 hipertensi vena, dan
 kelainan kongenital pada katup vena
Etiopatogenesis Dermatitis
Stasis
 Peningkatan tekanan hidrostatik dalam sistem vena
 Hipoksia dalam hubungan arteri-vena
 Growth factor trapping hypothesis
 White cell trapping hypothesis
ETIOPATOGENESIS
1) Fibrinogen  selubung fibrin  2) hbgn arteri-vena terganggu 
halang difusi O2  hipoksia hipoksia  kurang makanan di kulit
jaringan (radang)
EITOPATOGENESIS
3)molekul makro spt fibrinogen ke 4) hipertensi vena  agregrasi eritrosit
dermis  perangkap growth factor / & leukosit di kapiler  iskemia
hemostatik  proses perbaikan  pelepasan zat yg menurunkan
luka menurun permeabilitas kapiler
Gejala Klinis Dermatitis Stasis
 Varises dan edema
 Kulit berwarna kehitaman dan timbul purpura
 Dimulai dari permukaan tungkai bawah sisi
medial/lateral di atas maleolus,  meluas hingga
ke bawah lutut dan bagian dorsal kaki
 Tanda-tanda dermatitis yaitu eritema, skuama,
gatal dan terkadang ada eksudasi cairan
Diagnosis Dermatitis Stasis
 Gambaran klinis
 Pemeriksaan radiologi/doppler  perubahan :
dilatasi, trombosis atau gangguan katup pada vena
dalam
 Pemeriksaan histopatologis  tanda-tanda
inflamasi, agregasi hemosiderin di dermis atau
penebalan arteriol/venula
Diagnosis Banding Dermatitis
Stasis
 Schamberg’s disease
 Dermatitis numularis
 Selulitis
 Dermatitis kontak
 Dermatitis autosentisasi
Schamberg’s disease

Dermatitis stasis
Dermatitis stasis

Dermatitis numularis
DD/ Dermatitis kontak

DD/ Dermatitis
auto-sentisisasi
Penatalaksanaan Dermatitis
Stasis
Medikamentosa :
 Emolien
 Eksudat : dikompres terbuka  setelah kering :
salep/krim kortikosteroid potensi rendah
(dexametasone, hidrokortison) sampai potensi sedang
(triamcinolone, mometasone, fluocinolone) dipakai 2x
sehari
 Infeksi sekunder : antibiotika oral
Penatalaksanaan Dermatitis
Stasis
Non-Medikamentosa :
 Mengangkat kaki dalam posisi 15-20cm lebih tinggi
dari dada selama 30 menit dilakukan 3-4x sehari
 Menggunakan stoking elastik
 Pembalut gips “unna boots”
Unna boots
Pencegahan Dermatitis Stasis
 Kompresi dengan stoking elastik untuk
mengurangi resiko terjadi post-trombotic
syndrome
 Dianjurkan dipakai selama kehamilan
Stoking elastik
Komplikasi Dermatitis Stasis
 Lipodermatosklerosis
 Ulkus varikosum
 Infeksi sekunder, contohnya : selulitis
 Dapat diperberat dengan dermatitis kontak
ataupun dermatitis autosensitisasi
Lipodermatosklerosis
Ulkus
Varikosum /
Ulkus Venosum
Dermatitis stasis + Selulitis
Prognosis Dermatitis Stasis
 Sering residif
 Jika faktor penyumbat dapat dihilangkan,
prognosa baik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai