Pembimbing :
dr. Yulfitra Soni Sp.U
Vincent Vandestyo
406182102
Identitas Pasien
Nama lengkap : Tn M Jenis kelamin : Pria
Riwayat Penyakit Keluarga Keluarga pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa
Jantung
Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus kordis tidak teraba pada sela iga V linea midclavicula kiri
Perkusi :
Batas kanan : terletak pada sela iga 3 garis sternalis dextra
Batas kiri : terletak pada sela iga 4 garis midclavicula sinistra
Batas atas : terletak pada sela iga 2 garis parasternalis sinistra
Auskultasi : BJ I-II murni, reguler, gallop (-), murmur (-)
• Tampak datar pada regio abdomen. Bising usus (+) Normal. Timpani pada
seluruh lapang abdomen. Nyeri tekan pada semua kuadran abdomen (-),
Rectal Touche dalam batas normal.
• TB Paru
• Aorta Sclerotic
• Elongasi Aorta
USG
Hematologi Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 9,5 g/dL 11,7 – 15,5
Leukosit 9,2 103 uL 4 – 11
Hematokrit 28,2 % 45-52
Trombosit 306 103 uL 150 – 440
Kreatinin 1,01 Mg/dL 0,60 – 1,30
Ureum 34,9 null 10 – 50
GDS 92 mg/dl 80 – 120
SGOT 20 U/L 0-35
SGPT 14 U/L 0-35
M.Perdarahan 3’30 Detik 1-6
M.Pembekuan 10’30 Detik 8-18
Natrium 128 Mmol/L 135-145
Kalium 3,6 Mmol/L 3,5-5,3
Chlorida 97 Mmol/L 45-52
Urinalisis Hasil Nilai Normal
Warna Kuning Tua Kuning
Kekeruhan Keruh Jernih
Berat Jenis 1,015 1,010-1030
PH 6,0 4,8-7,4
Leukosit 3+ Negatif
Nitrit +/POS Negatif
Protein 2+ Negatif
Keton Negatif Negatif
Urobilinogen 3,2 3,2-16
Bilirubin Negatif Negatif
Eritrosit 4+ Negatif
Diagnosis Diagnosis Banding
Benign Prostate • Infeksi Saluran Kemih
Hyperplasia
Tatalaksana
• Transurethral Resection of Prostate
Prognosis
1. Ad vitam : dubia
2. Ad functionam : malam
3. Ad sanationam : malam
Tinjauan Pustaka
Anatomi
Anatomi
Fisiologi Prostate
• Hormon pada
Prostate
(DHT)
• Proses Miksi
Histologi Prostate
Definisi
• Hiperplasia Prostat Benigna sebenarnya adalah suatu keadaan dimana
kelenjar periuretral prostat mengalami hiperplasia yang akan mendesak
jaringan prostat yang asli ke perifer. Selain itu, BPH merupakan
pembesaran kelenjar prostat yang bersifat jinak yang hanya timbul pada
laki-laki yang biasanya pada usia pertengahan atau lanjut.
Etiologi
• Teori hormonal
• Teori Dihidrotestosterone (DHT)
• Berkurangnya kematian sel prostat (Apoptosis)
Epidemiologi
Diagnosis
0
4
0
0
4
0
2
10
Diagnosis
• Anamnesis 3
• Pemeriksaan Fisik: Pemeriksaan abdomen, Rectal Touche.
Evaluasi kondisi umum (Tekanan darah, denyut nadi, Suhu, RR
dan keadaan umum)
• Pemeriksaan Penunjang : 5
Pemeriksaan Darah Lengkap, Sedimen Urine, Kultur Urine, PSA
Pemeriksaan Patologi Anatomi
Foto Polos, TRUS
Pemeriksaan Patologi
Komplikasi
• Retensi Urine
• Infeksi Traktus
Urinaria
• Batu buli
• Hematuria
• Inkontinensia
• Hidronefrosis
• Hemmoroid
• Hernia
Tatalaksana
• Tujuan :
Memperbaiki keluhan miksi
Meningkatkan kualitas hidup
Mengurangi obstruksi intravesika
Menjaga keseimbangan ginjal
Mengurangi volume residu urine setelah miksi
Mencegah Komplikasi
Penatalaksanaan Nilai indeks gejala BPH Efek samping
Wactfull waiting Gejala hilang/timbul Risiko kecil , dapat terjadi retensi
urinaria
Penatalaksanaan medis
Alpha-blockers Sedang 6-8 Gaster/usus halus-11%
Hidung berair-11%
Sakit kepala-12%
Menggigil-15%
5 alpha-reductase inhibitors Ringan 3-4 Masalah ereksi-8%
Kehilangan hasrat sex-5%
Berkurangnya semen-4%
Terapi kombinasi Sedang 6-7 kombinasi
Operasi
TURP, laser & operasi sejenis Berat 14-20 Retensi urinaria-1-21%
Urgensi&frekuensi-6-99%
Gangguan ereksi-3-13%
Daftar Pustaka
1. Kozar Rosemary A, Moore Frederick A. Schwartz’s Principles of Surgery 8th Edition. Singapore: The
McGraw-Hill Companies, Inc; 2005
2. Mansjoer A, Suprahaita, Wardhani. 2000. Pembesaran Prostat Jinak. Dalam: Kapita selekta
Kedokteran. Media Aesculapius, Jakarta ; 329-344.
3. Mulyono, A. 1995. Pengobatan BPH Pada Masa Kini. Dalam : Pembesaran Prostat Jinak. Yayasan
penerbit IDI, Jakarta ; 40-48.5.
4. Purnomo, Basuki B. Dasar – Dasar Urologi. Edisi Kedua. Jakarta : Sagung Seto.
5. Rahardjo, J. 1996. Prostat Hipertropi. Dalam : Kumpulan Ilmu Bedah. Binarupa aksara, Jakarta ;
161-703.
6. Ramon P, Setiono, Rona, Buku Ilmu Bedah, Fakultas KedokteranUniversitas Padjajaran ; 2002:
203-75.
7. Sabiston, David. Sabiston : Buku Ajar Bedah. Alih bahasa : Petrus. Timan. EGC. 1994.
8. Sjafei, M. 1995. Diagnosis Pembesaran Prostat Jinak. Dalam : Pembesaran Prostat Jinak. Yayasan
Penerbit IDI, Jakarta ; 6-17
9. Sjamsuhidajat R, De Jong W. 1997. Tumor Prostat. Dalam: Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta,
1997; 1058-64.
10. Umbas, R. 1995. Patofisiologi dan Patogenesis Pembesaran Prostat Jinak. Yayasan penerbit IDI,
Jakarta ; 1-52.