Anda di halaman 1dari 24

Disusun Oleh :

Ika Waliah
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2019
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue
(DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue, yang biasanya ditemukan di daerah tropis. Infeksi virus
dengue menyebabkan kematian dan kesakitan yang tinggi di seluruh
dunia. Penanganan kasus DHF yang terlambat akan menyebabkan
Dengue Syok Sindrom (DSS) yang menyebabkan kematian.

Saat ini angka kejadian DHF di rumah sakit semakin meningkat,


tidak hanya pada kasus anak, tetapi pada remaja dan juga dewasa.
Oleh karena itu, diharapkan perawat memiliki ketrampilan dan
pengetahuan yang cukup dalam memberikan asuhan keperawatan
pada klien dengan DHF di rumah sakit.

*
Tujuan Khusus
* Tujuan Umum 1. Untuk mengetahui tentang penyakit DHF
* Menyelesaik 2. Untuk mengetahui epidemologi penyakit
an tugas makalah DHF.
mengenai Asuhan 3. Untuk mengetahui etiologi DHF
Keperawatan 4. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit
pada Klien DHF.
dengan Penyakit 5. Untuk mengetahui manifestasi dari
DHF. Mahasiswa penyakit DHF
diharapkan dapat 6. Untuk mengetahui klasifikasi dan
menjelaskan komplikasi penyakit DHF.
asuhan 7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang
keperawatan dan penyakit DHF.
meningkatakan 8. Untuk mengetahui penatalaksaan untuk
kualiatas hidup pasien DHF.
pasien penderita 9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan
DHF. yang akan diberikan kepada pasien yang
mengalami penyakit DHF

*
•Dengue ialah suatu infeksi arbovirus (arthrop-borne virus) akut, ditularkan
oleh nyamuk spesies Aedes (FK UI, 1985, hlm. 607).
•Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam
Definisi tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (betina).
•DHF terutama menyerang anak, remaja, dan dewasa dan seringkali
menyebabkan kematian bagi penderita (Christantie Effendy, Skp. 1995).

• 1. Virus dengue Berdiameter 40 monometer dapat


berkembang biak dengan baik pada berbagai macam kultur
jaringan. Diketahui ada empat jenis virus yang
• 2. Nyamuk aedes aegypti: Yaitu nyamuk aedes aegypti,
nyamuk aedes albopictus, aedes polyne siensis, infeksi dengan
Etiologi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup
terhadap serotipe bersangkutan .
• 3. Host (pembawa); Jika seseorang mendapat infeksi
dengue untuk pertama kalinya maka ia akan mendapatkan
imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia
masih mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya
maupun virus.

*
Kompleks
Trombosit-
Infeksi Dengue antigen antibodi
openia
+ komplemen

Permeabilitas
Reaksi
Hipovolemia vaskular
Imunologik
meningkat

Asidosis
Syok Hipoksiajaringan
metabolik
Patokan WHO (1975) untuk menegakkan
diagnosis DHF adalah sebagai berikut:
1. Demam tinggi mendadak dan Gambaran klinis kemungkinan
terus menerus selama 2-7 hari. terjadinya renjatan hari ke-3
sampai hari ke-7:
2. Manifestasi perdarahan,
termasuk setidak-tidaknya uji turniket 1. Perubahan sensorik dan
positif dan salah satu bentuk lain
nyeri perut
(petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, 2. Perdarahan nyata selain
perdarahan gusi), hematemesis, dan perdarahan kulit
atau melena. 3. Terdapatnya efusi pleura
3. Perbesaran hati atau asites
4. Renjatan yang ditandai dengan 4. Peningkatan hematokrit 20%
nadi lemah, cepat disertai tekanan atau lebih
darah menurun (tekanan sistolik 5. Trombosit kurang dari
menjadi 80 mmHg atau kurang dan 50.000/mikroliter
diastolik 20 mmHg atau kurang), 6. Hiponatremia dengan Na
disertai kulit yang teraba dingin dan urine <10 mmol/L
lembab terutama pada ujung hidung, 7. EKG abnormal
jari, dan kaki, penderita gelisah,
timbul sianosis disekitar mulut. 8. Hipotensi

*
2.8 Pemeriksaan Penunjang
1. Darah
a. Trombosit menurun.
1. Derajat I b. HB meningkat lebih 20 %.
Demam disertai gejala klinis lain, c. HT meningkat lebih 20 %.
tanpa perdarahan spontan. d. Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3.
Uji tourniquet (+), trombositopenia e. Protein darah rendah.
dan hemokonsentrasi. f. Ureum PH bisa meningkat.
g. NA dan CL rendah
2. Derajat II 2. Serology : HI (hemaglutination inhibition test)
a. Rontgen thorax : Efusi pleura.
Deajat I dan disertai perdarahan
spontan pada kulit atau ditempat b. Uji test tourniket (+)
lain.
3. Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu
nadi cepat dan lemah, tekanan darah
rendah (hipotensi), gelisah, sianosis
sekitar mulut, hidung, dan ujung jari
(tanda-tanda dini renjatan)
4. Derajat IV
Renjatan berat (DSS) dengan nadi tak
teraba dan tekanan darah tidak dapat
diukur.
2. Keluhan utama
Keluhan yang biasanya pada pasien DHF datang ke rumah sakit
adalah panas tinggi dan pasien lemah.
3. Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak dengan disertai
menggigil dan saat demam kesadaran kompos mentis. Panas turun
terjadi antara hari ke-3 dan ke-7, dan anak semakin lemah.
Kadang-kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual,
muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot
dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa
pegal, serta adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade
III, IV), melena atau hematemasis.
4. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF, anak biasanya
mengalami serangan ulangan DHF dengan type virus yang lain.

*
1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) sehubungan dengan proses
penyakit (veremia).
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan berpindahnya cairan
intraseluler ke ekstraseluler.
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan cairan
dirongga paru (effusi pleura).
4. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi; kurang dari kebutuhan
sehubungan dengan mual, muntah, anoreksia, dan sakit saat menelan.
5. Potensial terjadinya perdarahan lebih lanjut sehubungan dengan
trombositopenia.
6. Gangguan rasa nyaman; nyeri sehubungan dengan mekanisme
patologis (proses penyakit).
7. Potensial terjadi syok hipovolemik sehubungan dengan perdarahan
hebat.
8. Kecemasan ringan-sedang sehubungan dengan kondisi pasien yang
memburuk.

*
Klien mengatakan
saat ini tinggal di
Klien mengeluh lingkungan yang
demam sejak 2 padat namun
SMRS. Demam bersih. Beberapa
dirasakan dating minggu
tiba2 dan tinggi, Pemeriksaan Lab : sebelumnya klien
Keluhan utama
klien mengeluh DPL Hb : 12.4, Ht: melakukan
masuk RS : Demam
nyeri orbita, 39, Leuko : 4100, perjalanan keluar
sejak 2 hari SMRS
myalgia, mengeluh Tromb:125000 rb. kota bersama
mual dan sakit teman-temannya
kepala, tidak ada dan menginap
mimisan dan gusi selama 2 hari.
berdarah. Klien mengatakan
selama menginap
banyak nyamuk.

* A. Identitas Klien
* 1. Inisial klien : Tn. T
* 2. Usia : 17 Tahun
* 3. Jenis kelamin : Laki-
laki
* 4. Tgl lahir : 15-01-
1996
* 5. No. RM : 1400429
* 6. Tanggal masuk : *
16/05/2019
* 7. Tanggal pengkajian :
17/05/2019
No Data Masalah keperawatan Etiologi

1. DS: Peningkatan suhu tubuh virus dengue


- Klien mengeluh badan panas (Hipertermi)
- Klien mengatakan demam
sejak 3 hari yang lalu
DO:
- Kulit tampak kemerahan dan
berkeringat
- Kulit teraba panas
- Suhu 38 C
1. DS : Risiko gangguan pemenuhan
- Kien mengeluh mual dan kebutuhan nutrisi ; mual
muntah kurang dari kebutuhan
- Nafsu makan menurun tidak napsu makan
- Nyeri ulu hati
- Makan 1-2 sendok
- Klien mengeluh lemas
DO :
- Selaput mukosa kering
- Nyeri tekan pada epigastrik
- Porsi makan tidak habis

*
3 DS : Risiko perdarahan virus dengue
- Klien mengatakan tidak infeksi virus dengue
mengalami perdarahan gusi Membentuk dan melepaskan
DO : zat C3a dan C5a
- Trombosit : 61 ribu/mm3 Permeabilitas membrane
- Petechie (+) meningkat
Agregasi trombosit
Trombositopenia
Perdarahan

4. DS : Risiko Defisit volume cairan virus dengue

- Klien mengeluh haus terus komplek antibody virus

- Klien mengatakan badan berkeringat terus


- Klien mengatakan BAK aktivitas komplemen
lancar kurang lebih 200 cc setiap kali BAK.
DO : histamin dilepaskan oleh C3a dan
C5a
- Tampak berkeringat

- Suhu 38 C peningkatan permiabilitas


kapiler
- Mukosa kering

- TD : 100/70 mmHg kekurangan volume cairan


1. Peningkatan suhu
tubuh/ hipertermia
berhubungan dengan proses
penyakit (viremia).

2. Gangguan
4. Risiko terjadi pemenuhan kebutuhan
perdarahan berhubungan nutrisi kurang dari kebutuhan
dengan trombositopenia. berhubungan dengan mual,
muntah, anoreksia.

3. Risiko kurang volume


cairan tubuh berhubungan
dengan peningkatan
permeabilitas dinding
plasma.
*
* Implementasi * Respon klien
* Mandiri : * 1. Suhu 38.3 C
* 1. Memantau suhu pasien.
* 2. Menganjurkan pasien untuk * 2. minum 200cc/jam
banyak minum (lebih kurang 2,5
liter / 24 * 3. Klien mengatakan
* jam). badan masih terasa panas
* 3. Memberikan kompres hangat. * 4. klien mau memakai
* 4. Menganjurkan untuk kaos oblong
menggunakan pakaian yang tipis,
tidak memakai * 5. terpasang rl 20
* selimut dan pakaian yang tebal. tpm,tetesan lancar
* 5. Memantau terapi cairan
* 6. Kulit tampak
intravena yang masuk (RL dan
Fimahes) kemerahan
* Kolaborasi : * Klien tampak berkeringat
* 6. Memberikan antipiretik:
Paracetamol 500 mg. * Kulit teraba panas

*
* implementasi * Respon
* 1. Mengkaji keluhan mual, * 1. Kien mengatakan mual
sakit menelan, dan muntah
yang dialami pasien berkurang
* 2. Menyarankan makan * 2. Klien mengatakan nafsu
dalam porsi kecil dan frekuensi makan masih kurang, ngemil
sering. kue mau dan Klien mengatakan
* 3. Memantau jumlah / porsi nyeri ulu hati berkurang
makanan yang dihabiskan oleh * 3. Klien mengatakan porsi
pasien makan tidak habis, hanya 3-4
* 4. Menimbang BB sendok
* 5. Kolaborasi : * 4. BB klien 45 kg
* Memberikan obat antiemetik * 5. Nyeri tekan pada
sesuai program Ranitidine 40 epigastrik berkurang
mg

*
*1. Memantau kondisi * 1. TD : 110 / 70 mmHg,
Suhu 38 C,nadi 88x/mnt, rr
umum dan tanda-tanda 20x/mnt, Tampak berkeringat
syok. * 2. Klien mengeluh haus
terus
*2. Menganjurkan
* Klien mengatakan badan
pasien untuk tetap berkeringat terus, dan mau
banyak minum. minum banyak
* 3. Klien mengatakan BAK
*3. Mengkaji intake lancar kurang lebih 200-250 cc
minum dan output setiap kali BAK. BAK 4-5
cairan. kali/hari, warna urine jernih
* 4. Terpasang RL 500 cc/6
*4. Memantau cairan jam dan Hespan dlm 500 cc/24
intravena yang masuk jam. Intake minum per 8 jam =
500cc saja, cairan infus per
sesuai program shift 600 cc sdh masuk

*
* 1. Memantau TTV.
1. TD : 110 / 70 mmHg, Suhu
* 2. Memantau tanda 38 C,nadi 88x/mnt, rr 20x/mnt
penurunan trombosit yang
disertai gejala klinis (perdarahan 2. Trombosit : 48 ribu/mm3
gusi, melena).
Petechie (+)
* 3. Menganjurkan pasien untuk
tetap banyak istirahat/bedrest. Perdarahan gusi tidak ada
* 4. Menganjurkan 3. Klien melakukan adl di bed
meminimalisasi penggunaan sikat saja
gigi, dorong penggunaan
antiseptik untuk mulut. 4. Klien mau mebersihkan gigi
* 5. Gunakan jarum kecil untuk dgn kapas lembut dan obat kumur
injeksi atau pengambilan sampel
darah 5. Ambil darah per 24 jam
* Kolaborasi : 6. Hb; 15, leuko; 3200, tr;
* 6. Memantau nilai Hb, Ht, 48rb. Ht; 43
trombosit dan faktor pembekuan. 7. Obat pct sdh masuk sesuai
* 7. Memberikan obat sesuai jadwal
indikasi

*
* Pada kasus Tn. T, Keluhan * Pola pernafasan klien Tn. T di
dalam kasus tidak mengalami
utama yang menjadi alasan gangguan pernapasan, hal ini
klien datang ke Rumah Sakit sesuai dengan konsep bahwa pada
adalah karena demam tinggi. penyakit DBD dengan derajat 1
Demam tinggi yang dirasakan dan 2 jarang terdapat gangguan
pada sistem pernapasan kecuali
terjadi secara mendadak dan bila pada derajat 3 dan 4 yang
demam tidak turun dalam 3 sering disertai keluhan sesak napas
hari. Selain demam, klien juga sehingga memerlukan
mengeluh nyeri pada area penatalaksanaan lebih lanjut.
mata, mengeluh mual dan * Pada pemeriksaan fisik
sakit kepala. Keluhan tersebut sistem kardiovaskuler pada klien
ditemukan TD: 100/70 mmHg, N:
merupakan keluhan umum 90 x/mnt, pulsasi lemah, akral
yang terjadi pada klien dengan hangat, sianosis (-), CRT < 3 detik,
DBD namun harus diperkuat Uji tourniquet positif. Hal tersebut
lagi oleh data-data tambahan sesuai dengan tanda dan
atau pemeriksaan penunjang manifestasi klinis pasien dengan
DHF derajat satu.
lainnya.
*
* Masalah keperawatan yang diangkat dalam kasus Tn. T adalah :
* 1. Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi)
* 2. Risiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi ; kurang dari
kebutuhan
* 3. Risiko perdarahan
* 4. Risiko Defisit volume cairan
* Dari ke empat daftar masalah di atasa, tampak bahwa hanya satu
masalah keperawatan yang bersifat actual dan sisanya sebanyak
tiga masalah bersifat risiko, hal tersebut dikarenakan data-data
yang muncul belum actual atau sudah terjadi, namun risiko
terjadinya hal tersebut ada.
* Diagnosa diatas adalah diagnosa yang dibuat berdasarkan acuan
dari diagnose keperawatan bagi penderita DHF sesuai dengan
literature atau buku sumber yang ada namun tidak semua
diagnosa pada literature diangkat karena disesuaikan dengan
kondisi klien saat ini.

*
EFEKTIFITAS PEMBERIAN JUS Penelitian ini menganalisa
KURMA DALAM MENINGKATKAN efektifitas pemberian jus kurma
TROMBOSIT PADA PASIEN DEMAM dalam meningkatkan trombosit
BERDARAH DENGUE DI RSU BUNDA pada pasien demam berdarah
PURWOKERTO dengue di RSU Bunda Purwokerto.

Pemberian jus kurma merupakan


salah satu tambahan diet
Pemberian jus kurma efektif
alternatif dalammeningkatkan
dalam peningkatan kadar
kadar trombosit darah pasien
trombosit darah pasien demam
Demam Berdarah. Pasien berhak
berdarah dengue di RSU Bunda
mengetahui dan mendapatkan
Purwokerto
alternative diit yang relatif tidak
mahal

Intervensi dilakukan
Intervensi keperawatan
berdasarakan dengan Jurnal Intervensi Pada
dilakukan sesuai
rasionalisasi tindakan kasus DHF
dengan masalah
yang tepat.

*
* Desain penelitian menggunakan true
eksperimen: two-group pre-post test
design. Jumlah populasi sebesar 40
dengan subyek sebanyak 38 orang * Penelitian ini merupakan studi
dengan teknik consecutive sampling. deskriptif yang dilakukan pada pasien
Pengukuran suhu dilakukan sebelum dan DBD yang menjalani rawat inap di RSUD
sesudah perlakuan menggunakan Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
thermometer air raksa. Kalimantan Timur. Sebanyak 79,6%
* Rerata derajat penurunan suhu tubuh pasien DBD menggunakan suplemen
sebelum dan sesudah dilakukan kompres bahan alam selama menjalani
air hangat pada daerah sebesar 0,111 o perawatan di rumah sakit.
C. Analisis uji t menunjukkan teknik
pemberian kompres hangat pada daerah * Terdapat 7 macam bahan alam yang
aksila lebih efektif terhadap penurunan sering digunakan oleh pasien, yaitu
suhu tubuh dibandingkan dengan teknik jambu biji (Psidium guajava), kurma
pemberian kompres hangat pada dahi (t (Phoenix dactylifera), pepaya (Carica
hitung=5,879 p=0,000). papaya), meniran (Phyllanthus niruri),
* Simpulan: Teknik pemberian kompres air temu hitam (Curcuma aeruginosa),
hangat pada daerah aksila lebih efektif kunyit (Curcuma longa), dan angkak
terhadap penurunan suhu tubuh. (Monascus purpureus).

*
dalam proses
pelaksanaannya, tidak semua
Implementasi dilakukan
intervensi di dalam teori
berdasarkan prioritas
dapat dilakukan sehubungan
masalah yang sudah
dengan keterbatasan yang
ditegakkan sebelumnya.
ada di ruangan HMM lantai 3
NS 3.

Beberapa masalah
keperawatan dapat diatasi
. Klien dirawat selama 4 hari,
dank lien dinyatakan besok
pada hari terakhir perawat
diperbolehkan pulang oleh
melakukan evaluasi, klien
dokter penanggung jawab
masih dirawat
pasien (DPJP) bila nilai
trombosit naik.

*
* penulis menyimpulkan; * Saran
* 1. Demam berdarah dengue (DBD) * 1. Asuhan keperawatan yang
ialah penyakit yang terdapat pada anak
dan dewasa dengan gejala utama demam, diberikan kepada klien dengan DBD
nyeri otot dan sendi, yang biasanya harus dilakukan sesuai dengan
memburuk pada hari kedua. standar yang telah ditetapkan sesuai
* 2. Virus dengue tergolong dalam grup dengan tingkat atau derajat
Flaviviridae dengan 4 serotipe, DEN – 3, penyakitnya. Keputusan dan
merupakan serotie yang paling banyak. tindakan yang tepat dalam
* 3. Vektor utama dengue di Indonesia menangani masalah yang timbul
adalah Aedes Aegypti. dapat menyelamatkan klien dari
* 4. Gejala utama demam berdarah kematian. Oleh karena itu
dengue (DBD) adalah demam, pendarahan, dibutuhkan pengetahuan dan
hepatomegali dan syok. kemampuan petugas kesehatan yang
* 5. Kriteria diagnosis terdiri dari baik dalam penanganan pasien
kriteria klinis dan kriteria laboratoris. Dua dengan DBD.
kriteria klinis ditambah trombosipenia dan
peningkatan hmatokrit cukup untuk * 2. Dalam memberikan asuhan
menegakkan diagnosis demam berdarah keperawatan pada pasien dengan
dengue. DBD, petugas kesehatan harus
* 6. Penatalaksanaan demam berdarah memahami konsep dari terjadinya
dengue bersifat simtomatif yaitu penyakit sehingga dapat
mengobati gejala penyerta dan suportif memberikan pelayanan kesehatan
yaitu mengganti cairan yang hilang. yang tepat dan efektif.

*
WASPADA DBD
*

Anda mungkin juga menyukai