Anda di halaman 1dari 15

Angiofibroma Nasofaring Belia

Riska Mailani (102117129)


Deasy Ulan Cahya (102117131)
M. Naufal Jasmon (102118112)

PEMBIMBING :
dr. Amran Simanjuntak, Sp.THT-KL (K)
ITDiERAAN KLINIK SENIOR
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN THT-KL RS. HAJI MEDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
2019
ANATOMI
ANATOMI
ANGIOFIBROMA NASOFARING BELIA

Angiofibroma nasofaring adalah tumor jinak pembuluh darah di


nasofaring yang secara histologik jinak, secara klinis bersifat ganas,
karena mempunyai kemampuan mendestruksi tulang dan meluas ke
jaringan sekitarnya, seperti ke sinus paranasal, pipi, mata dan tengkorak,
serta sangat mudah berdarah yang sulit dihentikan.
EPIDEMIOLOGI

 Tumor ini jarang ditemukan, frekuensinya 1/5000- 1/60.000 dari


pasien
. THT, hanya 0,05% dari tumor leher dan kepala.
 Tumor ini terjadi pada laki-laki antara 9-19 tahun.
 Jarang terjadi pada usia >25 tahun.
ETIOLOGI
Angiofibroma nasofaring belia bisa disebabkan karena....
1. Teori Jaringan asal
Salah satu di antaranya adalah teori jaringan asal, yaitu pendapat bahwa
tempat perlekatan spesifik angiofibroma adalah di dinding posterolateral atap
rongga hidung.
2. Ketidakseimbangan Hormonal
Faktor ketidak seimbangan hormonal juga banyak dikemukakan sebagai
penyebab adanya kekurangan androgen atau kelebihan estrogen. Anggapan ini
didasarkan juga atas adanya hubungan erat antara tumor dengan jenis kelamin
dan umur.
PATOGENESIS
GEJALA KLINIS
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
KOMPLIKASI
PROGNOSIS
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai