DISUSUN OLEH: Nita Ana Safitri 17.0603.0009 Syarifatul Ulfa 17.0603.0010 Muta Aliva 17.0603.0011 Enggar Wahyu M 17.0603.0012 Uswah Khasanah 17.0603.0013 Nadia Ardianingrum 17.0603.0014 Lailatul Nur H 17.0603.0015 Listiana 17.0603.0016 DEFINISI Pre eklampsia adalah hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dengan usia kehamilan 20 minggu atau setelah persalinan ditandai dengan meningkatnya tekanan darah menjadi 140/90 mmHg. Eklampsia adalah kondisi serius akibat preeklamsia pada ibu hamil, yang ditandai dengan adanya kejang, atau dapat juga diartikan secara sederhana yaitu preeklamsi yang disertai kejang. ( Bobak, Lowdermilk. (2005) ETIOLOGI Preeklampsia dan eklampsia disebabkan oleh: 1. Peran prostasiklin dan tromboksan 2. Peran faktor imunologis 3. Faktor Genetik FAKTOR – FAKTOR 1. PREEKLAMPSIA riwayat preeklampsia sebelumnya kehamilan pertama kehamilan kembar atau lebih Jarak waktu antar kehamilan usia obesitas pasangan baru bayi tabung 2. EKLAMPSIA Peningkatan Tekanan Darah secara mendadak pada wanita hamil Kadar protein yang tinggi Adanya pembengkakan daerah kaki dan tangan Riwayat mengalami pre eklampsia Riwayat keluarga pre eklampsia Yang terjadi pada wanita eklampsia : • Nyeri perut • Sakit Kepala • Perubahan pada refleks • Kencing dengan intensitas yang sangat sedikit dan berdarah • Mual dan muntah berlebihan • Kejang-kejang • Koma • Meninggal. (Wilkinson, Judith M. (2011) DIAGNOSA KEPERAWATAN • Pola nafas tidak efektif b.d penurunan suplai oksigen (NANDA, 2013) • Gangguan rasa nyaman b.d nyeri • Kelebihan volume cairan gangguan mekanisme regulasi INTERVENSI KEPERAWATAN DIAGNOSA KEPERAWATAN : Perubahan perfusi jaringan b.d Hipertensi Vasospasme siklik, Edema serebral TUJUAN DAN KRITERIA HASIL : • Tidak terjadi vasospasme dan perfusi jaringan dengan k/h : Klien akan mengalami vasodilatasi ditandai dengan diuresis, penurunan tekanan darah, edema INTERVENSI : 1. Monitor intake dan output setiap hari 2. Kontrol tetesan infus MgSO4. 3. Monitor oedema yang tampak. 4. Anjurkan klien untuk istirahat atau tidur dengan posisi berbaring pada salah satu sisi tubuhnya. 5. Kontrol Vital Sign secara berkala. RASIONAL : 1. Dengan memonitor intake dan output maka akan dapat diketahui tingkat toleransi/fungsi tubuh . 2.Untuk mengurangi vasospasme, dengan menurunnya vasospasme akan membantu meningkatkan perfusi ginjal, mobilisasi cairan ekstravaskuler dan diuresis sehingga oedema dapat dikurangi. 3. Dapat diketahui keadaan oedema merupakan indikator keadaan cairan tubuh. 4. Akan memaksimalkan aliran darah dan meningkatkan diuresis. 5. Dapat diketahui keadaan umum klien dan dapat menentukan tindakan selanjutnya DIAGNOSA KEPERAWATAN: Resiko tinggi cedera pada janin b/d fetal distress TUJUAN DAN KRITERIA HASIL: • Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi fetal distress pada janin dengan kriteria hasil : Tidak terjadi cedera pada klien INTERVENSI: 1. Monitor DJJ sesuai indikasi 2. Kaji tentang pertumbuhan janin. 3. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta (nyeri perut, perdarahan, rahim tegang, aktifitas janin turun) 4. Kaji respon janin pada Ibu yang diberi SM. 5. Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST. RASIONAL: 1. Sebagai indikasi terjadinya hipoxia, prematur dan solusio plasenta. 2. Penurunan fungsi plasenta mungkin diakibatkan karena hipertensi sehingga timbul IURG 3. Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala solutio plasenta dan tahu akibat hipoxia bagi janin. 4. Dapat menurunkan pernafasan janin dan fungsi jantung serta aktifitas janin. DIAGNOSA KEPERAWATAN: Kecemasan b/d ancaman cedera pada bayi sebelum lahir TUJUAN DAN KRITERIA HASIL: Ansietas dapat teratasi dengan kriteria hasil : -Tampak rileks, dapat istirahat dengan tepat -Menunjukkan ketrampilan pemecahan masalah. INTERVENSI: 1. Bina hubungan yang menyenangkan dan saling percaya 2. Berikan perhatian pada klien dan tunjukkan sikap yang bersahabat. 3. kontrol vital sign 4. Jelaskan pada klien tentang penyebab penyakitnya, hal-hal yang dapat memperburuk keadaan penyakitnya, prosedur perawatan dan pengobatan serta hal-hal yang harus dipatuhi klien selama mengalami perawatan. 5. Motivasi klien agar mau mengekspresikan perasaannya secara verbal 6. Beri terapi sentuhan RASIONAL: 1. akan menimbulkan rasa percaya klien terhadap perawat sehingga akan terbentuk suatu komunikasi yang lancar. 2. Menimbulkan rasa percaya terhadap perawat yang dapat mengurangi kecemasan klien. 3.Mengetahui perubahan vital yang dapat menjadi gambaran tingkat kecemasan klien 4. Memberikan pengertian pada klien sehinggga persepsi yang membingungkan dapat dihindari dan berkurang. 5.Akan mengurangi kecemasan klien. 6. Klien tidak merasa sendiri dalam menghadapi masalahnya.