Anda di halaman 1dari 28

Materi 10

KEGAWATDARURATAN PADA
CEDERA KEPALA &
TULANG BELAKANG

Disampaikan pada :

Pelatihan
Emergency Nursing – Intermediate Level
(ENIL)
PENDAHULUAN
 Di Amerika Serikat, kejadian cedera kepala
mencapai 500.000 kasus tiap tahunnya
 10% meninggal sebelum tiba di RS
 80% mengalami cedera kepala ringan
 10% mengalami cedera kepala sedang
 10% mengalami cedera kepala berat
 Fokus utama dlm penanganan cedera kepala
adalah mencegah cedera otak sekunder
Oksigen yg adekuat dan mempertahankan TD
untuk perfusi otak merupakan langkah penting
untuk pencegahan cedera otak sekunder
KLASIFIKASI
 Berdasarkan Mekanisme:
 Tumpul
 Tembus
 Berdasarkan Beratnya :
 Ringan GCS 14 – 15
 Sedang GCS 9 – 13
 Berat GCS 3 – 8
 Berdasarkan Morfologi :
 Fraktur Tengkorak
 Lesi Intrakranial
KLASIFIKASI (Lanjutan...)

Cedera Kepala
Ringan Sedang Berat
• Pasien sadar, • Penurunan • Penderita tidak
orientasi baik kesadaran, Masih mampu
(GCS 14-15) mampu mengikuti melakukan
• Anamnesa umum perintah perintah
• Px mini neurologik sederhana (GCS 9 sederhana 
• Px penunjang: – 13) kesadaran
foto polos • Anamnesa umum menurun (GCS 3 –
• Px mini neurologik 8)
• Px penunjang: • Anamnesa umum
foto polos, CT- • Px mini neurologik
scan kepala • Px penunjang:
foto polos, CT-
scan kepala
Pra Rumah Sakit
1. Penatalaksanaan Airway, Breathing
dan Circulation
2. Stabilisasi servikal dan tulang
belakang
3. Transportasi yang aman
4. Pencegahan cedera lebih lanjut
(cedera sekunder)
Pengkajian dan Penatalaksanaan Primer

1. Keadaan umum dan tingkat kesadaran (AVPU)


1. A: Alert (sadar)
2. V: Verbal (berespon dg rangsang verbal)
3. P: Pain (berespon dg rangsang nyeri)
4. U: Unresponsive
2. AIRWAY + control cervical
Cek tanda trauma bagian atas tubuh
3. BREATHING
Takipnea  kussmaul breathing (kompensasi utk
mencegah PTIK)
4. CIRCULATION + control shock
1. Cek perfusi perifer
2. Cek TTV
Pengkajian dan Penatalaksanaan Sekunder (Lanjutan ....)

5. DISABILITY :
• Kaji GCS dan kekuatan otot
• Kaji refleks cahaya
• Kaji ukuran dan kesimetrisan pupil
(isokor / anisikor)
 Adanya tanda peningkatan tekanan
intrakranial
Pemeriksaan GCS  Spontan : 4
 Terhadap suara : 3
Respon Membuka Mata  Terhadap nyeri : 2
 Tidak ada respon : 1
Respon Motorik
Mengikuti perintah : 6
Melokalisir nyeri : 5
Fleksi normal : 4
Fleksi abnormal (dekortikasi ) : 3
Ekstensi abnormal (deserebrasi): 2
Tidak ada respon : 1
Orientasibaik : 5
Respon
Verbal Bicara kacau : 4
Kata-kata tidak teratur : 3
Mengerang : 2
Tidak ada respon : 1
Tanda Peningkatan Tekanan
Intrakranial
1. Penurunan kesadaran
2. Gelisah
3. Muntah proyektil
4. Pernafasan meningkat/menurun
5. Cushing syndrome:
melebarnya tekanan nadi 
tekanan sistolik meningkat –
tekanan diastolik menurun
6. Papil edema +
Tanda FRAKTUR DASAR TENGKORAK
MASALAH KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
2. Perfusi serebral tidak efektif (edema
serebral, ekspansi hematoma)
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Buka dan bersihkan jalan napas
2. Kolaborasi pemasangan ETT, jika GCS < 8
3. Pasang NGT atau OGT sesuai indikasi
4. Posisi head up 15 – 30 derajat
5. Pasang akses IV dengan jarum besar no. 16/18
7. Monitoring tanda-tanda peningkatan TIK
8. Berikan dukungan psikologis pada pasien dan
keluarga
9. Kolaborasi persiapan operasi
10. Jangan menutup telinga atau hidung jika keluar
cairan (darah)
PRINSIP INTERVENSI
Managemen oksigen  cegah hipoksia
Managemen cairan
Managemen aktivitas
Managemen pencehgahan valsava manuver
◦ Atasi kejang
◦ Atasi rasa cemas
◦ Atasi rasa nyeri
Menjaga suhu tubuh normal < 37,50 C
Managemen Oksigen
Atasi hipoksia
 Kekurangan oksigen  metabolisme anaerob 
edema otak  TIK ↑
 pCO2 ↑ vasodilatasi  edema >>  TIK ↑
 Hipoksia  metabolisme anaerob  ↑ asam laktat
 asidosis laktat  edema otak  TIK ↑
 Berikan Oksigen 8-10 ltr/mnt
Managemen Cairan
Manitol 20%
 Diuretik osmotik diberikan intravena, dosis 0,5-1
g/kgBB,
 Kecepatan tidak kurang dari 10 menit agar tidak
terjadi hemolisis.
 Untuk mencegah efek rebound, selanjutnya manitol
diberikan kembali setelah 6 jam dengan dosis 0,25-
0,5 /kgBB dalam waktu 30 menit.
 pemantauan osmolaritas 310 – 320 mosmol
Managemen Cairan (Lanjutan ...)

Furosemid
 Efek sinergis bila dikombinasikan
dengan manitol atau albumin.
 Efek terbaik didapatkan diberikan 15
menit setelah manitol.
 Bila diberikan bersama-sama, hati-hati
terhadap gangguan status cairan dan
elektrolit.
Managemen Valsava Manuveur
Hindari/atasibatuk, mengedan dan
penyedotan lendir pernafasan
(suction) berlebihan
Berikan pencahar
Cegah kejang
Cegah suhu meningkat
Steroid
Efektifdalam menanggulangi edema
vasogenik yang menyertai tumor,
meningitis dan lesi otak lain.
Meningkatkan permeabilitas BBB
Dosis awal 10 mg Dexamethason i.v
atau oral diikuti 4 mg tiap 6 jam.
Kegawatdaruratan pada
TRAUMA TULANG
BELAKANG
Tulang Belakang Normal
Tulang belakang
(33 ruas)
7 servikal
12 torakal
5 lumbal
Fusi sakral
& koksik
Penanganan
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik Umum :
 Posisi netral
 Pasien sadar / tidak sadar
 Pernafasan diafragma
 Bisa fleksi elbow, ekstensi (-)
 Hipotensi + bradikardi, hipovolemik (-)
Pemeriksaan

Neurologik:
• Motorik
• Sensorik
• Refleks
• Otonom

Efek terhadap organ lain :


• Paralisis interkostalis  hipoventilasi
• Paralisis diafragma  C3-C5
• Trauma abdomen ?
Penatalaksanaan
Umum :
Tekanan darah diperhatikan
Kontrol servikal
Log-rolled pada matras

Khusus :
Medikamentosa
Konservatif
Operatif
Penatalaksanaan (Lanjutan ...)

Immobilisasi
Pra RS dengan long spine board/short (long spine board hanya
untuk evakuasi/transportasi tidak untuk bedrest)
Cairan intravena
Maintenance, kecuali jika ditemukan syok hipovolemik, pada
syok spinal untuk memperbaiki hemodinamik (TD dan nadi)
dgn pemberian vasopresor
Obat-obatan
Transfer
Ke RS yang memiliki fasilitas definitif, jika terjadi gangguan
jalan napas atau gagal napas pasang ETT  ventilator
Operasi
_____ ____

Anda mungkin juga menyukai