Anda di halaman 1dari 29

al-Hafidz Ibnu Hajar

Syihābuddin Abul Fadhl Ahmad bin


Ali bin Muhammad bin Muhammad
bin ‘Ali bin Mahmud bin Ahmad bin
Hajar, al Kināni, al ‘Asqalani, asy
Syafi’i, al Mishry. Kemudian dikenal
dengan nama Ibnu Hajar, dan gelarnya
al Hafizh. Adapun penyebutan ‘Asqalani
adalah nisbat kepada ‘Asqalan’, sebuah
kota yang masuk dalam wilayah
Palestina, dekat Ghuzzah.
Biografi al-Hāfidz
Lahir di Mesir 22 Sya’ban 773 H

Hafal al-Quran di usia 9 thn atas


bimbingan al-Faqīh shadruddin

Rihlah ke Makkah di usia 12 thn dan


belajar sama’ shahih al-Bukhari dari
syaikh Afifuddin dan syaikh al-
Makky
‫‪Kedudukan al-Hāfidz Ibnu Hajar‬‬

‫متقن‬
‫حافظ‬ ‫فقيــه‬
‫ألحافظ أبن حجر‬ ‫ثبت‬
‫أمير ألمؤمنين‬
Karya – karya al-Hāfidz

± 273 karya kitab telah ditulisnya

1 Kitab Fathul Bāri Syarah Shahih al-Bukhari

2 Kitab Būlughul Marām Min Adillatil Ahkām

3 Kitab Tahdzībut Tahdzīb.

4 Kitab Taqrību at-Tahdzīb.

5 Kitab Lisānul Mizān.


Kitab Taqrību at-Tahdzīb.

Pada kitab ini Ibnu


Hajar Al Asqalany
merangkum kitabnya
sendiri Tahdzīb at
Tahdzīb menjadi
seperenamnya.
Manhaj Kitab Taqrīb Al Tahdzīb.

2. Ditulisnya rumus-rumus biografi rawi yang pernah


3. Dalam mukaddimah disebutkannya urutan para

5.
1. Menyebutkan semua
dicantumkannya sendiri pada kitab Tahdzīb At
rawi.
4. Dalam
Dibatasinya
Tahdzīb.
mukaddimah
Hanya
Ditambahkannya
merekakitab
saja berbeda
satu
menjadi
ini disebutkan
dengan
pasal
dua belasjuga
di akhirrumus
kitab
tingkat
sunan
yang
(martabah).
thobaqat para
Yang rawi
padayang tiap
biografinya
tingkatannya ditulis
disebutnya
dibuat
yang
Pada
yang
biografi yang terdapat
empat jikadengan
berhubungan
lafadz-lafadz
dua belas thobaqat
At Tahdzīb
masih
(rumuspenjelasan
al Jarh wa
diberinya
rawi) itu kebetulan
juga.at Sebelum para
ta’dil berikut
rumus urutan
rawi
merujuk
( ‫ ) ع‬dan
sama.
lawanwanita
padayang
kitab
katanya. Bagisamar
(menggunakan) perujuk berdasarkan
kitab kitab
ini selayaknya
ini hendaknya orang
diketahui
pada kitab Tahdzīb At
inimeriwayatkan
diberinya rumus
memperhatikan
thobaqat-thobaqatdari ‫) عم‬. Sepertiatau
(mereka
tersebutpria
tingkatan-tingkatan
ditambahkannya
hingga ini
satu rumus yang tdak terdapat pada “At Tahdzīb”
wanita.
perujuk
dan lafadz-
dapat
lafadz
mengetahui
lawannya istilah
sehingga
khusustidakversikeliru.
Ibnu Hajar
Karena dalam
Tahdzīb
yaitu kata-kata (‫) تمييز‬. ia ini adalah isyarat untuk
mungkin
kitab ini.saja, sebagian istilah tersebut
orang yang tidak mempunyai riwayat dalam kitab-
digunakannya istilah khusus pada kitab ini.
kitab yang menjadi pokok bahasan kitab itu.

Marātib
Marātib Ruwāt

1 2 2 3 3

4 2 5 3 6

7 2 8 3 9

10 2 11 3 12
‫المرتبة األولى‬

‫فأصرح بذلك لشرفهم‬


ّ ‫الصحابة‬

Shahabat. Disebutkannya
demikian untuk
memuliakannya.
‫المرتبة الثانية‬

‫ كأوثق‬: ‫من أكد مدحه – إما بأفعل‬


‫ كثقة‬: ‫ أو بتكرير الصفة لفظا‬،‫الناس‬
.‫ كثقة حافظ‬: ‫ أو معنى‬،‫ثقة‬
Orang yang dikuatkan keterpujiannya, baik
dengan isim tafdlīl (sebaik-baiknya) seperti
:Autsaqunnāsi, atau dengan mengulang
sifatnya dengan sama lafadz seperti: tsiqah
tsiqah. atau sama ma’na seperti tsiqat
‫المرتبة الثالثة‬

‫ أو‬،‫ أو متقن‬،‫ كثقة‬،‫من أفرد بصفة‬


.‫ أو عدل‬،‫ثبت‬
Orang yang hanya mempunyai satu sifat,
seperti tsiqah, mutqin, tsabat, atau‘adl.
‫المرتبة الرابعة‬

، ‫من قصر عن درجة الثالثة قليال‬


‫ أو ال بأس‬،‫ بصدوق‬: ‫وإليه اإلشارة‬
.‫ أو ليس به بأس‬،‫به‬
Orang yang derajatnya berkurang
sedikit dari derajat yang ketiga
biasanya diberi isyarah dengan shaduq,
la ba-sa bih, atau laisa bihi ba’sun.
‫المرتبة الخامسة‬
‫من قصر عن الرابعة قليال ‪ ،‬وإليه اإلشارة ‪ :‬بصدوق‬
‫سيء الحفظ‪ ،‬أو صدوق يهم‪ ،‬أو ‪ :‬له أوهام‪ ،‬أو يخطئ‬
‫أو تغير بآخره ‪ ،‬ويلتحق بذلك من رمي نبوع البدعة‬
‫كالتشيّع ‪ ،‬والقدر‪ ،‬والنصب‪ ،‬واإلرجاء‪ ،‬والتجهم‪ ،‬مع‬
‫بيان الداعية من غيره‪.‬‬
‫‪Orang yang derajatnya berkurang‬‬
‫‪sedikit dari derajat yang ketiga‬‬
‫‪biasanya diberi isyarah dengan shaduq,‬‬
‫‪la ba-sa bih, atau laisa bihi ba’sun.‬‬
‫المرتبة السادسة‬
‫ ولم يثبت‬،‫من ليس له من الحديث إال القليل‬
‫ وإليه اإلشارة‬،‫فيه مايترك حديثه من أجله‬
.‫ وإال فلين الحديث‬،‫ حيث يتابع‬،‫ مقبول‬: ‫بلفظ‬
Orang yang tidak memiliki (periwayatan) hadits
kecuali sedikit, dan tidak ada alasan yang kuat
pada dirinya ada sesuatu yang membuat hadisnya
ditinggalkan dengan sebab dirinya. biasanya
diisyarahkan dengan maqbūl apabila ada penyerta
dan apabila tidak ada maka hadisnya layyin
(lemah).
‫المرتبة السابعة‬

،‫من روى عنه أكثرمن واحد ولم يوثّق‬


‫ أو مجهول‬،‫ مستور‬: ‫وإليه اإلشارة بلفظ‬
‫الحال‬
Orang yang meriwayatkan darinya
lebih dari satu dan tidak ada yang
mentautsiqnya, biasanya diberi isyarah
dengan lafadz: mastūr atau majhūl
hāl.
‫المرتبة الثامنة‬
‫من لم يوجد فيه توثيق لمعتبر ووجد فيه‬
‫سر وإليه اإلشارة‬
ّ ‫إطالق الضعف ولو لم يف‬
.‫ ضعيف‬: ‫بلفظ‬
Orang yang tidak ditemukan orang
yang mentautsiqnya untuk dijadikan
i'tibar, dan ditemukan pada rawi
tersebut yang mendlaifkannya,
walaupun tidak dijelaskan
(kedlaifannya), biasanya diberi isyarah
‫المرتبة التاسعة‬

‫من لم يرو عنه غير واحد ولم يوث ّق‬


.‫ مجهول‬: ‫وإليه اإلشارة بلفظ‬
Orang yang hanya seorang rawi saja
meriwayatkan darinya, dan orang
tersebut tidak ada yang mentausiqnya,
biasanya diberi isyarah majhūl.
‫المرتبة العاشرة‬
‫ وضعّف مع ذلك‬،‫من لم يوثق البتة‬
‫ أو‬،‫ بمتروك‬: ‫ وإليه اإلشارة‬،‫يقادح‬
، ‫ أو واهي الحديث‬،‫متروك الحديث‬
.‫أو ساقط‬
Orang yang tidak ada seorangpun
mentausiqnya, dan hanya (didapatkan)
yang menilai dlaif malahan ada yang
mencelanya, diberi isyarah dengan matrūk
atau matrūkul hadīs, atau wāhil hadīs, atau
‫المرتبة الحادية عشرة‬

‫من اتّهم بالكذب‪.‬‬


‫‪Orang yang diduga berbohong.‬‬
‫المرتبة الثانية عشرة‬

‫من أطلق عليه اسم الكذب و‬


.‫الوضع‬
orang yang menyandang gelar
al-kadzdzāb atau al-wadla’.
Rumusan Masalah

1. Apa makna maqbūl dari perkataan Ibnu Hajar terhadap


rawi yang dinilainya?
2. Adakah rawi-rawi tsiqah yang dinilai maqbūl oleh al-
Hāfidz?
3. Adakah rawi-rawi dlaif yang dinilai maqbūl oleh al-Hāfidz?
4. Adakah rawi-rawi majhul (tidak dikenal) yang dinilai
maqbūl oleh al-Hāfidz?
5. Bagaimana status hadis yang terdapat rawi yang dinilai
maqbūl oleh al-Hāfidz?
6. Apakah al-Hāfidz konsisten atau tidak terhadap
penilaiannya sendiri pada rawi yang dinilainya maqbūl?
makna maqbūl Ibnu Hajar di Kitab Taqrīb

1 2 2 3 3

‫أن ال يثبت فيه‬


‫حيث يتابع وإال‬
‫أجله أن يكون قليل الرواية‬ ‫ما يترك حديثه من‬
Rawinya sedikit
Tidak ada alasan yang ‫فلين الحديث‬
kuat pada dirinya ada Ada penyerta dan apabila
dalam periwayatan. Sesuatu yang membuat tidak ada maka
hadisnya ditinggalkan hadisnya layyin (lunak).
dengan sebab dirinya.
Rawinya sedikit dalam periwayatan.

 Ibnu Hajar memberikan komentar qalīlu al-Hadīs pada sebagian Shahabat Nabi
sallallahu ‘alaihi wasallama dengan perkataannya: Shahaby qalilu al-Hadis.
Contoh:

)‫مرة بن عمرو بن حبيب بن واثلة الفهري المدني صحابي قليل الحديث (بخ‬
ّ -6563
 Ibnu Hajar memberikan komentar qalīlu al-Hadīs pada rawi-rawi tsiqah.
Contoh:

‫ سلم بن أبي الذيال عجالن البصري ثقة قليل الحديث‬-2465


 Ibnu Hajar memberikan komentar qalīlu al-Hadīs pada rawi-rawi shadūq.
Contoh

‫ معلى بن زياد القردوسي بقاف أبو الحسن البصري صدوق قليل الحديث‬-6804
Batasan maksimal jumlah hadits untuk rawi yang dinilai maqbūl oleh al-Hafidz ada pada
rawi yang bernama Abdullah bin ‘Amr bin ‘Auf jumlah riwayatnya mencapai 10 riwayat:

‫ عبد هللا بن عمرو بن عوف بن زيد المزني المدني والد كثير مقبول من الثالثة‬- 3503
‫ردتق‬
Tidak ada alasan yang kuat pada dirinya ada sesuatu yang
membuat hadisnya ditinggalkan dengan sebab dirinya

 Yang pertama: Rawi-rawi yang disepakati oleh ahlu naqd


akan tautsiqnya, dan rawi-rawi ini pada dasarnya rawi-rawi
tsiqah.

 Yang kedua: rawi-rawi yang disepakati oleh ahlu naqd


akan kedlaifannya dan pada dasarnya rawi-rawi tersebut
adalah dlaif.

 Yang ketiga: rawi-rawi yang terjadi perselisihan


didalamnya, ada yang men-jarh dan ada juga yang men-
ta’dil nya.

 Yang keempat: rawi-rawi dimana para ahlu naqd tidak


memberikan komentar jarh ta’dil nya disaat para rawi
tersebut didapatkan dalam beberapa kitab-kitab primernya.
Manhaj al-Hāfidz Tentang Jarh

 Jarh itu ada hanya saja bagi al-Hafidz jarh nya


tidak kuat.

 Jahr itu ada hanya saja tertuju pada riwayat yang


dikhususkan.
Ada penyerta dan apabila tidak ada maka
hadisnya layyin (lunak)

 Mutaba’ah menurut bahasa adalah: seorang rawi hadis


yang periwayatannya diikuti rawi yang lain dari guru yang
sama atau dari guru diatasnya lagi.

 Dari definisi ini dapat difahami bahwa mutaba’ah adalah


salah satu syarat bagi rawi yang dinilai maqbūl oleh Ibnu
Hajar, apabila ternyata menyendiri dan tidak didapatkan
rawi lain yang menyertainya maka rawi tersebut adalah
layyinu al-Hadis.
Rawi-rawi Maqbūl Dalam Kitab Taqrību at-Tahdzīb.

 Rawi Tsiqah Yang Dinilai Maqbūl Oleh al-Hafidz


‫ أبو كثيرالزبيدي بالتصغيرالكوفي اسمه زهير بن األقمر وقيل عبد هللا بن مالك وقيل جمهان أو الحارث‬-8323
‫بن جمهان مقبول من الثالثة‬
Imam an-Nasai menilainya tsiqah
Imam Ibnu Hiban dan Imam al-‘Ijly telah menilainya tsiqah.

 Rawi Dlaif Yang Dinilai Maqbūl Oleh al-Hafidz


‫ مقبول من الثالثة‬: ‫ مخلد بن خفاف الغفاري‬-6580
Imam al-Bukhary mengatakan: fihi nadzar
Ibnu ‘ady berkata: laa Yu’raf lahu Gair Hadza al-Hadis.
Imam Ibnu Hibban memasukkannya dikitab at-Tsiqah.

 Rawi Majhul Yang Dinilai Maqbūl Oleh al-Hafidz


‫ مقبول من الثانية‬،‫ أبو موسى الهاللي‬-8467
Imam Ibnu Hibban memasukkan dalam kitab at-Tsiqat
Abu Hatim mengatakan: majhul (tidak dikenal)
‫شكرا‬
‫‪Metode Kritik Hadis Konvensional‬‬

‫العادل‬
‫الضابط‬

‫متصل السند‬
‫شروط الصحة‬

‫عدم الشدود‬
‫عدلم العلة‬
Kelemahan Metode Konvensional

Kelemahan 1 Kelemahan 2 Kelemahan 3

Tidak di
Muncul Isnad dapat terapkan
Terlambat dipalsukan kritik matan
yg tepat

Anda mungkin juga menyukai