Anda di halaman 1dari 42

PENYELIDIKAN

EPIDEMIOLOGI (PE)

MALARIA
1-2-5
Pengertian :

Rangkaian kegiatan investigasi dan


pengamatan untuk memperoleh
informasi yang cepat dan akurat
tentang:
1) Sumber penularan malaria (klasifikasi
kasus)
2) Luasnya wilayah penularan
3) Kebiasaan (perilaku) masyarakat yang
berkaitan dengan penularan malaria
4) Vektor dan tempat perindukan
Tujuan
Tujuan Umum

Terselenggaranya kegiatan PE pada


setiap kasus positif malaria
terutama di daerah yang telah
masuk tahap Pembebasan dan
Pemeliharaan

Tujuan Khusus

a. Mengetahui daerah fokus


b. Melakukan penanggulangan fokus
Kerangka Konsep
 Sasaran  terutama pada tahap pembebasan dan
pemeliharaan
 semua kasus positif

 Rangkaian kegiatan PE, dengan metode 1-2-5, yaitu:

 Pada hari pertama dilaporkan adanya kasus positif


malaria dalam waktu 1 X 24 jam kasus harus
dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota
 Selambat-lambatnya pada hari ke dua dilakukan
kegiatan PE,
 Selambat-lambatnya pada hari ke-5 harus dilakukan
penanggulangan.
Metoda 1-2-5

 Laporan Kewaspadaan  (hari 1), TTL, kroscek SD,


notifikasi
 Penyelidikan Epidemiologi (Penyelidikan Kasus,
Survai Kontak, Penyelidikan Faktor Risiko, Klasifikasi
Fokus)  (hari 2-4)  (penyelidikan dan pemetaan
fokus),
 Penanggulangan fokus)  (hari 5)
Rangkaian kegiatan PE malaria
(Metoda 1-2-5)
Jejaring dalam
Penyelidikan Epidemiologi
(PE)
Jejaring PE malaria

 bertujuan menjamin terselenggaranya PE


 Penguatan jejaring melibatkan kerjasama antara
fasyankes (pusk, RS, klinik dan praktek swasta)
PE  Metoda 1-2-5
 Laporan kewaspadaan 1x24 jam
 Dilaporkan menggunakan media: telepon, sms, WA dll
 Variabel: Nama, umur, alamat, jenis parasit, jenis kelamin

Alur laporan kewaspadaan


Peran jejaring
 Puskesmas  RR, melakukan PE
 RS  melaporkan kasus ke dinkes kab/kota
 Fasyankes lainnya  melaporkan kasus ke
dinkes kab/kota
 Kab/kota  koordinator PE
 Prov  bimtek PE
 Pusat  NSPK, bimtek
I. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

I. Penyelidikan Kasus
II. Survai Kontak
III. Penyelidikan Faktor Risiko Masyarakat
IV. Penyelidikan Faktor Risiko Vektor


Klasifikasi Fokus
I. Penyelidikan kasus
1. Tujuan  untuk mengetahui klasifikasi kasus

2. Waktu Pelaksanaan
 selambat-lambatnya 1 hari setelah kasus
dilaporkan

3. Metode  dengan wawancara kepada kasus


 Kegiatan wawancara dapat
dilakukan di fasyankes (pusk) saat
pasien datang maupun di tempat
tinggal pasien

4. Klasifikasi Kasus
 Berdasarkan hasil wawancara

petugas melakukan klasifikasi kasus


tersebut, apakah ………………..???
Klasifikasi kasus
Asal kasus Keterangan
Indigenous kasus yang penularannya terjadi di wilayah setempat
(kabupaten/kota)

Import  kasus yang penularannya terjadi di luar wilayah


kabupaten/kota
 Secara teknis kasus malaria impor adalah kasus
dengan riwayat bepergian ke daerah endemis
malaria dalam 4 minggu terakhir sebelum menderita
sakit dan hasil pemeriksaan sediaan darah adalah
positif malaria
Relaps kasus malaria yang kambuh kembali karena adanya
parasit Plasmodium dalam hati yang dorman, tanpa
adanya penularan/akibat gigitan nyamuk

Induced kasus malaria yang penularannya tidak melalui nyamuk,


tetapi melalui plasenta (congenital) dari ibu ke janin
dan atau transfusi darah
Dasar Melakukan Klasifikasi Kasus

Salah satu cara untuk melakukan klasifikasi 


dengan mengetahui masa inkubasi intrinsik dan masa
inkubasi ekstrinsik
Bagan kegiatan PE

Setelah klasifikasi kasus  langkah selanjutnya adalah melakukan


survai kontak, namun tidak semua kasus perlu dilakukan survai
kontak
II. Survei kontak
Survei kontak

1) Tujuan  dilakukan untuk mengetahui luasnya penularan


atau kejadian malaria
2) Waktu Pelaksanaan  setelah kasus diklasifikasikan
dalam rentang waktu 2-4 hari
2) Metode
 Seluruh anggota keluarga/orang yang tinggal bersama
penderita/kasus
 Tetangga yang tinggal dalam radius 200 meter atau 5
rumah sekitar kasus
 Teman yang bekerja dilingkungan yang sama dengan
kasus
 Survai kontak dilakukan berjenjang, apabila ditemukan
kasus positif kembali setelah dilakukan survai kontak yang
pertama maka dilakukan survai kontak kembali dengan
radius yang sama atau diperluas radiusnya.
Laporan hasil survei kontak
Nama umur Jenis Hub dengan Kasus Tgl Tgl Hasil Titik
No kelami (Tinggal Serumah/ Pengambilan Diagnosis Pemeriksaan Kordinat
n Tetangga/ Teman darah (Negatif/Pf/Pv/P
Serombongan) m/
Po/Pk/P.mix…..)
III. Penyelidikan Faktor Risiko
Masyarakat yang berkaitan
dengan penularan malaria
Penyelidikan Faktor Risiko Perilaku Masyarakat

a. Tujuan  Mengetahui faktor risiko perilaku atau


kebiasaan masyarakat yang
berhubungan dengan penularan malaria
b. Waktu Pelaksanaan  Penyelidikan faktor risiko dilakukan
dalam rentang waktu 2-4 hari
c. Tempat  Dilaksanakan di sekitar tempat tinggal
penderita yang dicurigai sebagai tempat
penularan
d. Metode  Melakukan wawancara terhadap
masyarakat setempat (form. dibawah)
 Melakukan observasi kebiasaan/kegiatan
penduduk pada malam hari
Pengamatan kebiasaan (perilaku)
masyarakat setempat dan penduduk migrasi

a. Aktifitas rutin di luar rumah pada malam hari

Jenis kegiatan Tempat kegiatan


Jam
10.00 – 20.00

20.00 – 22.00

22.00 – 24.00

00.00 – 02.00

02.00 – 04.00

04.00 – 06.00

b. Kegiatan sosial (kumpul-kumpul) yang selalu dihadiri


...............................................................................................................
..............................................................................................................
c. Penduduk migrasi (penduduk yang keluar serta penduduk yang
masuk/datang)
IV. Penyelidikan Faktor Risiko
Vektor dan tempat
perindukannya
Penyelidikan Faktor Risiko
(nyamuk dewasa, jentik/larva dan tempat
perindukan)

a. Tujuan  Mengetahui perilaku (bionomic) vektor


serta tipe dan karakteristik tempat
perindukan vektor

b. Waktu Pelaksanaan  dalam rentang waktu 2-4 hari


atau bersamaan dengan
kegiatan survai kontak

c. Tempat  Dilaksanakan di sekitar tempat tinggal


penderita yang dicurigai sebagai tempat
penularan

d. Metode  Pengamatan/survei nyamuk dewasa atau


jentik/larva
Pelaksanaan pengamatan lapangan

1. Pengamatan vektor
melakukan survei larva

mengidentifikasi jenis nyamuk

menghitung kepadatannya

2. Pengamatan lingkungan perkembangbiakan vektor


mengidentifikasi tipe TP apakah: mata air, aliran sungai,

saluran irigasi, rembesan air, rawa-rawa, bekas tapak hewan,


genangan air hujan, dll. Tipe TP ada yang bersifat sementara
dan ada yang permanen (tetap ada sepanjang tahun).
Mengidentifikasi karakteristik habitat perkembangbiakan

seperti; fisik (cahaya, keteduhan, aliran air, kedalaman, dll);


kimia (salinitas, pH, dll); biologi (vegetasi dan hewan).
Pengamatan faktor risiko lingkungan

Tujuan pengamatan lapangan


 Jenis nyamuk yang berada di lingkungan sekitar
permukiman penderita malaria serta perilaku (bionomik)
vektornya (perilaku mencari darah, istirahat dan tempat
meletakan telurnya)

Kepadatannya yang diperkirakan berpotensi dalam penularan


malaria di sekitar lingkungan penderita malaria
Tipe dan karakteristik habitat perkembangbiakan yang
disukai nyamuk Anopheles.
Hasil kegiatan survei larva/jentik Anopheles

Provinsi : Desa :
Kabupaten : Dusun :
Puskesmas: Waktu : (tanggal, bulan, tahun)

Tempat Perindukan Vektor Survei latva/jentik Anopheles


No Titik koordinat
Jumlah Jumlah Kepadatan
Tipe* Karakteristik** Luas cidukan larva

* Tipe tempat perindukan sawah, lagun, parit, mata air, tambak, kolam, rawa-rawa, dsb)

Keterangan ** Karakteristik tempat Fisik (pencahayaan, aliran air,kekeruhan, kedalaman, dll)


perindukan Kimia (kadar garam/salinitas, pH, dll)
Biologi (macam tumbuhan, hewan, predator)

………………………………,………..
………………………………,………..

(Petugas
(Petugas Entomologi)
Entomologi)
KLASIFIKASI FOKUS
KLASIFIKASI FOKUS

1. Tujuan  Mengetaui adanya kasus


indigenous pada daerah
reseptif

2. Waktu Pelaksanaan  pada kurun-


waktu 2-4 hari
Bagan Klasifikasi Fokus Malaria
PEMETAAN FOKUS DAN KASUS DI
DAERAH MALARIA
Pemetaan fokus/dusun di Pemetaan kasus/keluarga di
Puskesmas Fokus
PENANGGULANGAN FOKUS

Hasil kegiatan PE dan Klasifikasi Fokus malaria


adalah informasi mengenai permasalahan malaria
yang terjadi di suatu wilayah, terutama pada daerah
fokus aktif dan fokus non-aktif yang masih terjadi
penularan malaria dalam kurun waktu dua tahun
terakhir.

Berikut beberapa kegiatan penanggulangan yang


dilakukan berdasarkan klasifikasi fokus:
Kegiatan Penanggulangan
di daerah Fokus Aktif

a. Dilakukan pemantauan minum obat dan follow up


pengobatan
b. Jika ditemukan kasus kedua yang berhubungan dengan
kasus pertama dilakukan kunjungan rumah setiap hari
selama 1 bulan (2 kali masa inkubasi) untuk
menemukan suspek malaria dan melaksanakan
pemeriksaan SD.
c. Pengendalian vektor  LLINs dan pengendalian vektor
lainnya yang sesuai dengan kondisi setempat seperti
IRS dan larvaciding serta manajemen lingkungan
d. Promosi kesehatan / penyuluhan
e. Melakukan analisis kegiatan-kegiatan yang perlu
dilakukan oleh LP/LS sesuai permasalahan penularan
malaria di daerah tersebut
Kegiatan Penanggulangan
di daerah Fokus Non-Aktif

a. Dilakukan pemantauan minum obat dan follow up


pengobatan
b. Jika ditemukan kasus kedua yang berhubungan dengan
kasus pertama dilakukan kunjungan rumah setiap hari
selama 1 bulan (2 kali masa inkubasi) untuk menemukan
suspek malaria dan melaksanakan pemeriksaan SD.
c. Pengendalian vektor  LLINs dan pengendalian vektor
lainnya yang sesuai dengan kondisi setempat seperti IRS
dan larvaciding serta manajemen lingkungan
d. Promosi kesehatan / penyuluhan
e. Melakukan analisis kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan
oleh LP/LS sesuai permasalahan penularan malaria di
daerah tersebut
f. Penguatan surveilans migrasi
Kegiatan Penanggulangan
di daerah Fokus Bebas

a. Penguatan diagnostik
b. Penguatan tatalaksana
c. Surveilans dan Pengendalian vektor di daerah reseptif
d. Promosi kesehatan / penyuluhan
e. Melakukan analisis kegiatan-kegiatan yang perlu
dilakukan oleh LP/LS sesuai permasalahan penularan
malaria di daerah tersebut
f. Penguatan surveilans migrasi
NOTIFIKASI SILANG
KASUS MALARIA

Notifikasi silang  pemberitahuan adanya kasus


malaria kepada wilayah lain, notifikasi silang terdiri
atas:

a. Notifikasi Kasus Luar Wilayah


Kasus yang berasal dari luar wilayah harus
dinotifikasi agar dapat ditindaklanjuti dengan PE
oleh wilayah asalnya
b. Notifikasi Kasus Impor
Kasus impor perlu dinotifikasikan agar wilayah
asal mengetahui adanya transmisi malaria di
wilayahnya.

Anda mungkin juga menyukai