Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 3 :

1. Windi Aryanda P
2. Siti Fatimah
HIPOSPADIA 3. Finda Ningrum
4. Asri Melati
5. Fitri Wulandari
6. Pungki Galiardo
DEFINISI
Hipospadia adalah kelainan kongenital berupa kelainan letak
lubang uretra pada pria dari ujung penis ke sisi ventral (Corwin,
2009).
Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan kongenital dimana
meatus uretra externa terletak di permukaan ventral penis dan
lebih ke proksimal dari tempatnya yang normal (ujung glans
penis) (Mansjoer, 2000).
ETIOLOGI
Berikut adalah beberapa faktor yang dianggap paling berpengaruh menurut para
ahli (IKAPI, 1997):
1. Gangguan dan ketidakseimbangan hormone
Hormone yang dimaksud adalah hormone androgen yang mengatur organogenesis
kelamin (pria) atau bisa juga karena reseptor hormone androgennya sendiri didalam
tubuh yang kurang atau tidak ada.
2. Faktor genetik
Terjadi karena gagalnya sintesis androgen. Hal ini biasanya karena mutasi pada
gen yang mengode sintesis androgen tersebut sehingga ekspresi dari gen tersebut
tidak terjadi.
3. Lingkungan
Lingkungan yang biasanya menjadi penyebab adalah polutan dan zat yang bersifat
teratogenik yang dapat mengakibatkan mutasi.
MANIFESTASI KLINIS
Menurut Muslihatum (2010), tanda dan gejala yang biasanya di timbulkan antara lain :
1. Lubang penis tidak terdapat di ujung penis, tetapi berada di bawah penis.
2. Penis tampak seperti kerudung karena kelainan pada kulit di depan penis.
3. Ketidakmampuan berkemih secara adekuat dengan posisi berdiri, sehingga anak harus
berkemih dengan posisi duduk
4. Glans penis bentuknya lebih datar dan ada lekukan yang dangkal di bagian bawah penis
yang menyerupai meatus uretra eksternus.
5. Preputium tidak ada di bagian bawah penis, menumpuk di bagian punggung penis
6. Adanya chordee, yaitu jaringan fibrosa yang mengelilingi meatus dan membentang
hingga ke glans penis, teraba lebih keras dari jaringan sekitar (Lissauer, 2006).
7. Kulit penis bagian bawah sangat tipis
8. Timbul tanpa chordee, bila letak meatus pada dasar dari glans penis
9. Chordee dapat timbul tanpa hipospadia sehingga penis menjadi bengkok
10. Sering disertai undescended testis (testis tidak turun ke kantung skrotum)
11. Kadang disertai kelainan kongenital pada ginjal
12. Ketidaknyamanan anak saat BAK karena adanya tahanan pada ujung uretra
eksterna.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu (Fawzy, 2015):
1. Uretoskopi dan sitoskopi untuk memastikan organ-organ seks internal
terbentuk secara normal.
2. Excretory urography dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya
abnormalitas kongenital pada gijal dan ureter.
3. Dapat dilakukan pemeriksaan ginjal seperti USG mengingat hipospadia
sering disertai kelainan pada ginjal.
4. Rontgen
PENATALAKSANAAN
Dikenal banyak teknik operasi hipospadia yang umumnya terdiri dari beberapa
tahap, yaitu:
1. Operasi Hipospadia Satu Tahap (One Stage Urethroplasty)
Adalah teknik operasi sederhana yang sering digunakan, terutama untuk
hipospadia tipe distal.
2. Operasi Hipospadia Dua Tahap
Tahap pertama operasi pelepasan chordee dan tunelling dilakukan untuk
meluruskan penis supaya posisi meatus (lubang tempat keluar kencing)
nantinya letaknya lebih proksimal (lebih mendekati letak yang normal),
memobilisasi kulit dan preputium untuk menutup bagian
ventral/bawah penis.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai