Kimia Organik
Shinta Novita Sari
Alkil Halida
R C X X
X
alkil halida aril halida vinilikhalida
Struktur (hibridisasi)
Struktur Alkil
Halida :
R ----- X
dimana R adalah gugus alkil atau gugus
organik lain yang diturunkan dari alkil. sedangkan
(X= F, Cl, Br, I) adapun RUMUS UMUM dari alkil
halida yaitu :
CnH2n+1X
Jenis-jenis Alkil Halida
1. Haloalkana primer
2. Haloalkana sekunder
3. Haloalkana tersier
KLASIFIKASI ALKIL HALIDA
Berdasarkan jumlah atom karbon yang terikat pada atom karbon yang
mengandung halogen.
• Metil halida (CH3X):
• Alkil halida primer (1o): Sebuah karbon yang terikat pada karbon C-X.
CH3CH2 – CH2X
3. Alkil halida sekunder (2o): Dua karbon terikat pada karbon C-X.
CH3CH2 – CHX
|
CH3
4. Alkil halida tersier (3o): Tiga karbon terikat pada karbon C-X.
CH3
|
H3C – C – X
|
CH3
Haloalkana primer
Pada haloalkana primer ( 1oC ) = RCH2X , atom karbon
yang membawa atom halogen hanya berikatan dengan satu
gugus alkil lainnya.
Klasifikasi :
Contoh-contoh:
Haloalkana tersier
Pada halogenalkana tersier ( 3oC ) = R3CX , atom karbon
yang mengikat halogen berikatan langsung dengan tiga gugus
alkil, contoh:
Klasifikasi :
contoh:
• Perpanjangan langsung dari aturan tata nama alkana.
• Halogen sebagai substituen pada rantai induk
5-Bromo-2,4-dimetilheptana 2-Bromo-4,5-dimetilheptana
- Bila atom halogen yang sama > 1: awalan di-, tri-, tetra-, dst.
1,2-dikloro-3-metilbutana
1-Bromo-3-Chloro-4-metilheksana
- Bila rantai utama dapat diberi nomor dari kedua
ujungnya: penomoran dimulai dari ujung terdekat
dengan substituen dgn urutan abjad dahulu.
2-Bromo-5-metilheksana
(bukan 5-metil-2-bromoheksana)
STRUKTUR ALKIL HALIDA
Ikatan C-X (karbon-halogen) : overlap antara orbital hibrid sp3C dengan orbital
halogen C mempunyai geometri tetrahedral dengan sudut ikatan ±109o.
↓
Halogen lebih elektronegatif dibanding karbon:
Ikatan C – X akan terpolarisasi: elektron ikatan ditarik lebih ke arah halogen
(x) dibanding ke arah karbon (c)
Karbon bermuatan positif parsial dan halogen negatif parsial (-)
+ -
C X
Karena atom karbon terpolarisasi positif, maka alkil halida adalah suatu
elektrofil.
Reaksi Umum :
R X Y- R Y X-
Mekanisme
SN1 SN2
Gugus Pergi (Leaving groups)
Reaksi R X + Y R Y + X K>1
umum : stronger weaker
Basa
Basa
base
kuat base
lemah
Contoh :
Br + NaF F + NaBr
SB
Basa WBBasa
kuat lemah
acetone
+ NaI + NaBr (s)
Br I
WB SB
Mekanisme SN
k1 meningkat
RX = CH3X 1º 2º 3º
k2 meningkat
k1 ~ 0 k2 ~ 0
V = k2[RX][Y–] V = k1[RX]
(bimolekular) (unimolekular)
SN2 S N1
Mekanisme SN2
A. Kinetika
Contoh: CH3I + OH– CH3OH + I–
V = k[CH3I][OH–], bimolekular
[HO---CH3---I]–
CH3I + OH–
CH3OH + I–
Mekanisme SN2
C. Mekanisme
H H
.. H .. .. .. .. ..
:O Br : Br : H C + : Br :
.. H +
H
C
.. H ..O C
.. ..O ..
H
H HH H
transition state
Dalam reaksi SN2 antara bromoetana dan ion hidroksida, oksigen dari ion hiroksida
Menabrak bagian belakang karbon ujung dan menggantikan ion bromida
E. Nukleofil Vs
Nukleofilisitas Mekanisme SN2
Jenis Nukleofil :
1. Anions R X + OH R OH + X
R X + CN R CN + X
contoh :
CH3 CH3
H3C C Br + CH3OH H3C C O CH3 + HBr
CH3 CH3
3º, tidak melalui SN2
V = k[(CH3)3CBr] unimolekular
CH3 CH3
tahap
penentu lajuRLS: H3C C Br H3C C + Br
reaksi
CH3 CH3
CH3 CH3 H
H3C C HOCH3 H3C C O
CH3 CH3 CH3
CH3 H CH3
-H+
H3C C O H3C C O CH3 + HBr
CH3 CH3 CH3
Mekanisme SN1
C. Diagram Energi
Mekanisme dua tahap:
R+
RBr + CH3OH
ROCH3 + HBr
Eliminasi
Reaksi Umum :
H X
C C + B C C + BH + X
basa kuat
alkil halida produk
(alkena)
Mekanisme
E1 E2
Tahap 1
Tahap pertama dalam reaksi E1 identik dengan tahap pertama pada reaksi
SN 1 ionisasi alkil halida. Tahap ini tahap lambat jadi tahap penentu laju dari
reaksi keseluruhan
Tahap 2 cepat
Dalam tahap kedua reaksi eliminasi, basa mengambil sebuah proton dari sebuah atom
karbon yang berdampingan dengan berdampingan dengan karbon positif
Eliminasi E2
Reaksi E2 alkil halide cenderung dominan bila di gunakan basa kuat sepeti -OH dan –OR
dan temperatur tinggi. Secara khas Reaksi E2 dilaksanakan dengan memanaskan
alkil halid dengan k+ -OH atau Na+ -OCH2CH3 dalam etanol .
Reaksi E2 berjalan tidak lewat suatu karbokation sebagai zat antara, melainkan reaksi
serempak(conserted reaction) yaitu terjadi pada satu tahap.
Eliminasi E2
bromometana metanol
Dalam reaksi subtitusi alkil halida, halida itu disebut gugus
pergi
(leving group) suatu istilah yang berarti gugus apa saja yang dapat
digeser dari ikatannya dengan suatu atom karbon. Ion halida
merupakan gugus pergi yang baik, karena ion-ion ini merupakan
basanyang sangat lemah. Basa kuat seperti misalnya OH-, bukan
gugus pergi yang baik.
Gugus pergi merupakan basa lemah
Reaktivitas: R-I > R-Br > R-Cl >> F
R- L.G. baik L.G. buruk
Lebih reaktif Kurang reaktif
Reaksi K>1
umum : R X + Y R Y + X
Basa
stronger Basa
weaker
base lemah
base
kuat
Bila suatu alkil halida diolah dengan suatu basa kuat, dapat
terjadi suatu reaksi eliminasi. Dalam reaksi ini sebuah kehilangan
atom-atom atau ion-ion dari dalam strukturnya. Produk organik suatu
reaksi eliminasi ini, unsur H dan X keluar dari dalam alkil halida ; oleh
karena itu reaksi ini juga disebut reaksi dehidrohalogenasi,
1-bromo-1,1- 2-methylpropene
dimethylethane
Beberapa Reaksi
Eliminasi
EtONa + +
Br EtOH 61% 20% 19%
EtONa +
Br EtOH
71% 29%
30% 50% 80%
2-
butene
2-bromobutane 20%
1-
butene
c. Reaksi-Reaksi Bersaingan
Primer :
100 %
Sekunder :
20 80
% %
Tersier
:
5 95
%
d. Nukleofilitas Lawan Kebebasan
Keadaan Transisi
Keadaan Transisi: tingkat transisi berenergi tinggi (tidak stabil dan
tidak dapat diisolasi), melalui terbentuknya secara parsial ikatan
C-Nu dan putusnya ikatan C-X.
b. Sterokimia Reaksi SN2
Ikatan parsial
V = k[CH3I][OH–], bimolekular
[HO---CH3---Br]–
CH3Br + OH–
CH3OH + Br–
6.
Reaksi
S Alkil
N1
halida tersier mengalami subtitusi dengan suatu
mekanisme yang berlainan, yang disebut reaksi SN1(subtitusi,
nukleofilik, unimolekular). Hasil eksperimen yang diperoleh dari
reaksi SN1 cukup berbeda dari hasil dalm reaksi SN2. Jika suatu
alkil halida yang mengandung karbon C-X yang kiral,
mengalami suatu reaksi SN1, maka akan diperoleh produk
subtitusi rasemik (bukan prosuk inversi seperti yang diperoleh
dalam reaksi SN2).
a. Mekanisme Reaksi SN1
Reaksi SN1 adalah reaksi ion. Reaksi SN1 suatu alkil halida tersier
adalah reaksi bertahap (stepwise reaction). Tahap pertama
berupa pematahan alkil halida menjadi sepasang ion : ion halida
dan sebuah karbokation, suatu ion dalam mana atom krbon
mengemban suatu muatan positif. Karena reaksi SN1 melibatkan
ionisasi, reaksi-reaksi ini dibantu oleh pelarut polar, seperti H2O,
yang dapat menstabilkan ion dengan cara solvasi (solvation)
Ikatan C-Br
putus
Disosiasi
proton
Tahap
1
Tahap
2
Tahap
3
b. Sterokimia Reaksi SN1
Suatu karbokation (juga disebut ion karbonium) adalah atom
karbon yang mengikat hanya tiga gugus. Karena hanya tiga gugus,
maka ikatan ke gugus-gugus ini terletak dalam sebuah bidang, dan
sudut yang diapit oleh dua ikatan sekitar 1200. Untuk mencapai
geometri ini, karbon positif berhibridisasi –sp2 dan memiliki orbital p
yang kosong.
Br H2O OH
CH3CH2 CH3 CH3
CH3CH2 CH3 +H CH3CH2
H H OH
racemic
OH2
+ H
CH3CH2 C
CH3
OH2
sp2, trigonal
planar
c. Energi Reaksi SN1
V = k[(CH3)3CBr] unimolekular
R+
RBr + CH3OH
ROCH3 + HBr
e. Stabilitas Karbokation
CH3+ Kemungkinan
penataan ulang
1º R+
2º R+
3º R+
7. Reaksi Subtitusi Halida
Alilik dan Benzilik
Terdapat dua macam halida yang berbeda dari alkil halida dalam
sifat pada reaksi SN1 dan SN2, yakni halida alilik dan halida benzilik
Naikny
a laju
SN1
Tabel. Laju relatif bebrapa halida organik pada kondisi SN1 yang
khas Halida Laju relatif
CH3CH2X 1.0a
CH2=CHCH2X 33
C6H5CH2X 380
(C6H5)2HX -105
a reaksi yang teramati agaknya berjalan SN2
b. Reaksi SN2
Tabel. Laju relatif rata-rata beberapa halida dalam suatu reaksi SN2 yang
khas
Tahap 1 :
(bejalan
lambat)
Tahap 2 :
(bejalan cepat)
a. Energi Reaksi
E1
Br-
C C
C C
H H
C C
energi H
intermediate
Br
C C
CC + H+
H
Koordinat reaksi
9.
Reaksi
E2
Reaksi E2 menggunakan basa kuat seperti OH, OR, dan juga
– -
Br
energi
..
H O
.. H
H O
H
:
C C C C
Br Br-
Koordinate reaksi
b. Sterokimia Reaksi E2
Dalam keadaan transisi suatu eliminasi E2, basa yang
menyerang dan gugus yang pergi umumnya sejauh mungkin,
atau anti.
•X
Anti Eliminasi
•anti periplanar
• -kebanyakan
H molekul H X
C C C C
• dapat mengadopsi konformasi lebih mudah
• Eliminasi E2 biasanya terjadi ketika H dan X adalah anti
CH3
Br
EtONa +
EtOH
major minor
CH3
Br
"
"
major
Penjelasan contoh :
Br harus aksial untuk menjadi anti
terhadap H: H CH3
H H
CH3 H
tebtaut
Br pi Br
C H3 C H3 H C H3
C C C C
H t-b utyl C H3 t-b utyl
(E)-isomer (Z)-isomer
(R,S)-diastereomer
Br CH3
C t-butyl
H C
H
CH3
KOH
ethanol
heat
??? ???
C C C C
H T-butyl CH3 t-butyl
(E)-isomer (Z)-isomer
10. Faktor-Faktor Yang Mengatur Reaksi
Eliminasi dan Subtitusi
1. Alkil Halida : jenis alkil halida yang bereaksi mempengaruhi
reaksi yang terjadi subtitusi atau eliminasi, SN2 atau SN1 atau
E1 atau E2.
2. Nukleofil atau Basa : sifat kebasaan mempengaruhi sifat
nukleofilik suatu senyawa.
3. Pelarut : kemampuan pelarut dalam mensolvasi ion-ion akan
mempengaruhi jenis reaksi apa yang terjadi.
4. Konsentrasi Nukleofil atau Basa : konsentrasi nukleofil atau
basa mempengaruhi reaksi yang terjadi dan mempengaruhi
laju reaksi yang terjadi.
5. Temperatur : kenaikan suhu dapat mempengaruhi terjadinya
proses reaksi eliminasi dan subtitusi.
Mekanisme E2
V = k[RX][B–]
(Reaksi tidak tergantung pada jenis RX apakah 1º, 2º, atau 3º)
Reaksi Subsitusi
atom hidrogen terlepas dari salah satu atom karbon ujung bersama dengan
bromin dari atom karbon pusat.
atom-atom yang terlepas berada pada atom-atom karbon yang
berdekatan dengan atom karbon yang mengikat halogen, dan terbentuk
sebuah ikatan rangkap antara atom-atom karbon tersebut.
PEMBUATAN ALKIL HALIDA
1. Adisi hidrogen halida (HX) pada alkena.
Stabilitas karbokation(ion karbonium): tersier > sekunder > primer > metil
Mekanisme reaksi
François Auguste
Victor Grignard, -Elektronegativitas Mg < C
Nobel Laureat 1916 -C terpolarisasi negatif
C -- Mg
-bersifat sebagai Nukleofil
Nukleofil (=suka nukleon/inti): suatu reagen yang kaya elektron,
membentuk ikatan dengan cara mendonasikan sepasang elektronnya
kepada reagen lain yang kekurangan elektron.
2. Pembentukan alkillitium.
Dengan mereaksikan logam lithium (Li) dengan alkil halida.
Contoh:
h
exa
ne
C
H C
3 H2CHC
2 H2Br +2L
i C
H3CH
2CH
2CH
2Li +L
iBr
1-bro
m ob
u ta
ne B
uty
llith
ium=B
uLi
h
exa
ne
C
l +2L
i L
i +L
iCl
c
hlo
rob
enz
ene p
hen
yllith
ium
REAKSI SUBSTITUSI NUKLEOFILIK dan REAKSI ELIMINASI
Ciri reaksi:
- serangan nukleofil dari arah ‘belakang’
- reaksi berjalan satu step, tanpa intermediate
- Terjadi inversi konfigurasi (Inversi Walden)
Mekanisme reaksi:
Mekanisme reaksi:
1.Hambatan sterik
2.Reaktivitas nukleofil
3.Reaktivitas ‘Leaving group’(= gugus pergi)
4.Solven
1. Hambatan sterik
Basa yang lemah (anion yang diturunkan dari asam yang kuat
merupakan ‘Leaving group’ yang kuat.
4. EFEK SOLVEN
•Unimolekuler, hanya satu molekul yang terlibat dalam step (tahap) penentu
laju. |
•Reaksi SN1 mengikuti kinetika reaksi orde pertama, laju reaksi = K [RX]
•Dalam reaksi SN1, ‘Leaving group’ secara spontan terdissosiasi
menghasilkan karbokation (ion karbonium), diikuti serangan yang cepat dari
nukleofil (reaksi 2 step)
•Terjadi rasemisasi konfigurasi pada atom karbon
1. Substrat
Semakin stabil intemediet karbonation, semakin cepat reaksi SN1.
Urutan stabilitas karbokation tersier, sekunder, primer dan karbonium metil adalah :
2. Leaving group(gugus pergi)
Reaksi SN1 sering dilakukan dibawah kondisi asam, dan air netral
akan dilepas sebagai leaving group. Pada kasus ini, alkohol akan
terprotonasi dan melepaskan air untuk membentuk ion
karbonium.
3. NUKLEOFIL
Berbeda dengan reaksi SN2 dalam reaksi SN1, nukleofil tidak
memainkan peranan utama. Mengapa??
4. SOLVENT
__ aprotik solven
---- protik solven
Pada SN2, reaksi berjalan dengan cepat dalam polar aprotik solven, dan
berjalan lebih lambat dalam protik solven,
( energi ground-state dari nukleofil yang menyerang diturunkan oleh
adanya solvasi yang menyebabkan naiknya ∆G)
Pada reaksi SN1, reaksi berjalan baik pada polar protik soven, karena
tingkat energi transition-state lebih diturunkan dibanding energi ground-
state dari nukleofil.
REAKSI ELIMINASI ALKIL HALIDA
2 macam reaksi yang mungkin terjadi bila suatu nukleofil (basa Lewis)
menyerang alkil halida :
Laju reaksi = K [ RX ]