Anda di halaman 1dari 25

Manifestasi Klinis dan

Penatalaksanaan pada
Kasus Deep Vein Thrombosis
Priyaveda Janitra / F1 / 102014047
Skenario 1
 Seorang laki-laki berusia 56 tahun, tiba-tiba mengeluh otot
betis kanan membengkak dan timbul rasa nyeri, nyeri tumpul
jika disentuh dan teraba hangat 1 jam setelah turun pesawat.
Identifikasi Istilah
 Tidak ada
Rumusan Masalah
 Seorang laki-laki 56 tahun mengeluh otot betis kanan
bengkak disertai nyeri.
Analisis Masalah

Pencegahan Komplikasi
Prognosis

Penatalaksanaan
• Medika
Anamnesis Seorang laki-laki 56 tahun mentosa
mengeluh otot betis kanan • Non medika
bengkak disertai nyeri. mentosa

Pemeriksaan
Fisik dan Epidemiologi
Diagnosis
Pemeriksaan Patofisiologi Etiologi
Kerja dan
Penunjang
Diagnosis
Banding
Hipotesis

 Seorang laki-laki 56 tahun mengeluh otot betis


kanan bengkak disertai nyeri diduga terkena
penyakit Deep Vein Thrombosis.
Anamnesis
 Identitas pasien
 Keluhan utama : Otot betis kanan membengkak dan timbul
rasa nyeri jika disentuh dan teraba hangat 1 jam setelah
turun pesawat
 RPS : Perjalanan panjang (Inggris  Indonesia) selama 18
jam.
 Keluhan penyerta : Pergelangan kaki dan paha kanan juga
membengkak dan tampak warna coklat pada kulit.
 RPD
 RPK
 Riwayat sosial : Pasien perokok berat (1-2 bungkus) dalam 1
hari.
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum
 Kesadaran umum
 Tanda-tanda vital.
 Pemeriksaan fisik sistematis dari kepala hingga kaki.
 Status lokalis :
 Inspeksi :
 Paha kanan hingga pergelangan kaki membengkak dan tampak warna
coklat pada kulit,
 Palpasi :
 Suhu pada tungkai kanan teraba hangat,
 Pulsasi A. Dorsalis pedis dextra (+)
 Pitting edema (+).
Pemeriksaan Penunjang
USG Vena Venografi
Pemeriksaan Penunjang
Working Diagnosis
Working Diagnosis
 Deep Vein Thrombosis (DVT) : Suatu keadaan yang ditandai
dengan ditemukannya bekuan darah di dalam vena dalam.
 Bekuan yang terbentuk di dalam suatu pembuluh darah
disebut trombus.
 Thrombosis vena dalam sangat berbahaya karena seluruh
atau sebagian dari trombus bisa pecah,  mengikuti aliran
darah dan tersangkut di dalam arteri paru.
 Trombus yang berpindah-pindah disebut emboli.
 Semakin sedikit peradangan di sekitar suatu trombus,
semakin longgar trombus melekat ke dinding vena dan
semakin mudah membentuk emboli.
Gejala Klinis
 Edema di daerah kaki
 Adanya nyeri pada kaki (50% kasus)
 Nyeri tekan pada daerah yang bengkak (75% kasus)
 Adanya kemerahan dan teraba hangat pada daerah kulit
yang terkena thrombosis.
Etiologi
Epidemiologi
 Insidensi DVT : 80 kasus per 100.000 populasi per tahun,
 ± 1 dari 20 orang akan terkena DVT pada masa hidupnya.
 Di Amerika, 600.000 pasien yang dirawat di RS menderita
DVT. Pada orang yang lebih tua, insidens terjadi 4 kali lipat.
 Kejadian DVT yang menjurus emboli itu mencapai 12% dan
meningkat menjadi 21% pada orang tua.
 Lalu pada pasien yang dirawat, insidens cendurung tinggi
dan bervariasi yaitu sekitar 20 – 70 %.
 M : F = 1,2 : 1
 Asia dan Amerika Latin resiko rendah,
 Dimana ras kulit putih dan hitam lebih sering
Patofisiologi
Differential Diagnosis
 Thrombophlebitis Superfisialis
 Lymphedema
 Peripheral Arterial Occlusive Disease (PAOD)
Differential Diagnosis
Deep Vein Thrombophlebitis Lymphedema PAOD
Thrombosis Superfisialis

Gejala Klinis • Edema di • Nyeri akut • Bengkak • Klaudikasio


daerah kaki disertai rasa kronis pada intermiten.
• Nyeri pada terbakar dan ekstremitas
kaki nyeri tekan • Demam,
• Nyeri tekan permukaan. menggigil,
• Adanya • Nyeri yang malaise,
kemerahan muncul mudah lelah
dan teraba biasanya lebih • Adanya
hangat nyeri jika riwayat
dibandingkan infeksi
dengan DVT berulang.
• Kemerahan dan
hangat mungkin
muncul.
Penatalaksanaan (Medika
Mentosa)
 Pengobatan dari kasus DVT bertujuan untuk mencegah
terjadi emboli paru, mengurangi morbiditas, dan mencegah
resiko dari sindrom post-thrombotik.
 Heparin :
 80 unit/ kg atau 5000 unit (IV bolus)  infus terus menerus
sebanyak 18 unit/kg atau 1300 unit per jam.
 Oral:
 Rivaroxaban 15mg PO 2x sehari untuk 21 hari dimakan
bersamaan dengan makan, kemudian 20 mg PO per hari selama
6 bulan.
 Dilanjutkan selama 6 bulan untuk pencegahan dari DVT rekurens
dan terjadinya emboli paru dengan dosis 20 mg/hari selama 6
bulan.
Penatalaksanaan (Non Medika
Mentosa)
 Bedah pengambilan trombus telah digunakan pada pasien
dengan pembengkakan yang besar.
 Pasien harus diberikan heparin sebelum prosedur.
 Thrombektomi pada vena dengan cara tradisional dilakukan
dengan mengekspos vena femoralis dan persimpangan
saphenofemoral melalui sayatan kulit longitudinal.
 Sebuah kateter Fogarty dilewatkan melalui gumpalan, dan
balon mengembang dan ditarik, bersama dengan bekuan.
 Sebuah balon pada proksimal atau filter pada vena cava
yang bersifat sementara dapat digunakan untuk mengurangi
kemungkinan embolisasi. Venografi wajib dilakukan untuk
mengkonfirmasi pembersihan trombus.
Pencegahan
 Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya DVT adalah menangani salah satu dari trias
Virchow.
 Pemberian obat platelet inhibitor seperti seperti aspirin atau
COX-1 inhibitor dapat berguna untuk mencegah thrombosis.
 Dosis yang dapat diberikan untuk aspirin adalah 50-100
mg/hari.
Komplikasi
 Emboli paru.
 Emboli paru dapat diketahui dengan adanya perubahan segmen
ST pada EKG dan PaO2 yang menurun.
 Kasus DVT rekurens.
 50% dari pasien yang tidak ditangani dapat terjadi kasus
rekurens yang bergejala dalam waktu 3 bulan.
 Sindrom post-trombotik.
 Sindrom ini merupakan komplikasi kronik dari DVT dengan
gejala adanya eritema ringan dan adanya bengkak yang
besar dan dapat disertai adanya ulserasi.
Prognosis
 Kebanyakan kasus dari DVT biasanya akan sembuh dengan
sendirinya sehingga akan memberikan prognosis yang baik.
 Akan tetapi ada satu penyakit morbiditas yang sangat terkait
dengan DVT yaitu sindrom post-trombotik, yang dimana
akan berkomplikasi dari seperempat kasus DVT yang
dimana akan membuat prognosis memburuk.
 Hal ini akan diperparah dengan adanya emboli paru yang
masif yang biasanya dapat menyebabkan kematian.
Kesimpulan
 Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang, dapat disimpulkan bahwa pasien tersebut
menderita Deep Vein Thrombosis. Dengan penanganan
yang baik, maka pasien dapat sembuh dan prognosisnya
umumnya baik.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai