Anda di halaman 1dari 64

ASUHAN GIZI

PADA PENYAKIT GINJAL

Florentinus Nurtitus, S.Si.T. RD


FUNGSI GINJAL :
• Mengatur keseimbangan & mengatur konsentrasi
& komposisi cairan tubuh (k, Ca, Mg, PO4 dll.).
• Membersihkan darah & berbagai zat hasil
metabolisme serta racun di dalam tubuh.
• Mempertahankan volume & tekanan darah.
• Mengatur kalsium pada tulang.
• Mengatur produksi sel darah merah.
• Menghasilkan hormon; erythropoetin, renin,
angiotensin dan vitamin D.
MACAM PENYAKIT GINJAL:

• INFEKSI (pyelonefritis, glomerulonefritis)


• PENURUNAN FUNGSI GINJAL (renal
insuficiency)
• PROTEIN URIN (nefrotic syndrome)
• GAGAL GINJAL (cronic renal failure/cronic
kidney diseases)
• BATU GINJAL (stone kidney)
• DLL.
DIIT PENYAKIT BATU GINJAL

JENIS BATU GINJAL :


• Calsium oxalat
• Calsium phospat
• Calsium mangan
• Calsium carbonat
• Asam urat
• cystine
DIIT BATU GINJAL JENIS CALSIUM
TUJUAN
Memperlambat pertumbuhan dan pembentukan
batu jenis calsium.

SYARAT
– Rendah calsium tinggi sisa asam.
– Cairan minimal 2.500 cc per hari.
– Cukup energi, protein, vitamin dan mineral.
– Bentuk makanan sesuai dengan keadaan pasien.
MAKANAN YANG DIHINDARI :
– SUMBER HA : umbi2an, biscuit & kue2 yg diolah dg susu,
soda kue dll.
– SUMBER PROTEIN : susu, keju, hewan artopoda, teri, ikan
asin, sarden, tulang, jerohan.
– SAYURAN : bayam, daun melinjo (so), daun pepaya, daun
lamtoro, daun singkong, jantung pisang, daun kelor, mlinjo,
koll, jengkol, pete.
– BUAH : buah-buahan yang dikeringkan.
– MINUMAN : yang mengandung soda dan coklat.

MAKANAN YANG DIBATASI :


– Kacang-kacangan kering max 25 gram per hari.
– Sayuran selain diatas max 200 gram per hari.
– Buah-buahan segar max 200 gram per hari.
DIIT BATU GINJAL CYSTINE
TUJUAN :
Memperlambat pertumbuhan batu cystine dan
pembentukannya.
SYARAT :
– Cukup energi, protein, vitamin dan mineral.
– Banyak cairan  >2500 cc/hari.
– Rendah asam amino yang banyak mengandung sulfur.
MAKANAN YANG DIBATASI :
– H.A. : nasi (1/2 gls/hari), roti 4 ptng/hari.
– Protein : lauk hewani 2 pt/hari (100 g), tahu/tempe 1 pt/hr
(50g), kacang-kacangan kering 25 g/hari.
MAKANAN YANG DIANJURKAN :

– H.A. : selain padi-padian.


– SAYURAN : minimum 300 gram per hari.
– BUAH2AN : minimum 300 gram per hari.
CONTOH MENU
DALAM SEHARI :
PAGI : MALAM :
– Roti 3 lbr – Kentang rbs 300 g
– Margarine 2 sdm – Tempe 50 g
– Jam/selai 2 sdm – Sayuran 150 g
– Susu 200 cc – Pepaya 100 g
– Pepaya 100 g
SIANG : SNACK PAGI :
– Kentang rbs 300 g – Agar-agar 1 porsi
– Daging 50 g SNACK SORE :
– Sayuran 150 g – Kue talam 1 porsi
– Pepaya 100 g
DIIT BATU GINJAL ASAM URAT

PENYEBAB :
Gangguan metabolisme purin.
TANDA-TANDA :
– Nyeri pada pinggang, perut bagian bawah, atau samping
dan selangkangan yg dpt disertai rasa mual.
– Urine tampak keruh, berbau tidak sedap, badan lemas,
menggigil, dan demam tinggi.
TUJUAN :
– Mengurangi pembentukan batu asam urat dan
mengusahakan asam urat dalam darah normal.
– Menjaga berat badan ideal.
SYARAT DIIT :
– Rendah purine.
– Cukup energi, protein, vitamin dan
mineral.
– Hidrat arang harus tinggi untuk
membantu pengeluaran asam urat.
– Lemak diberikan sedang karena lemak
menghambat pengeluaran asam urat.
– Banyak konsumsi cairan untuk
membantu mempercepat pengeluaran
asam urat.
MAKANAN YANG DIHINDARI :
– Sumber protein : sarden, kerang, kepiting, udang,
jerohan, itik, angsa, burung dara, kaldu (kuah daging).
– Minuman : alkohol dan yang menimbulkan gas.
– Bumbu : ragi / gist (bahan fermentasi dan pengembang).

MAKANAN YANG DIBATASI :


– Tahu, tempe.
– Kacang-kacangan kering.
– Daging, ayam, ikan tongkol, tengiri, bawal, bandeng.
– Minyak  <30 cc / hari.
DEFINISI PENYAKIT GINJAL
KRONIK:
• Penyakit PGK / CKD adalah suatu keadaan
dimana terjadi penurunan fungsi ginjal yg cukup
berat secara perlahan-lahan (menahun).
• Penyakit ini bersifat progresif & umumnya tidak
dapat pulih kembali (irreversible).
• Gejala penyakit umumnya; tidak ada nafsu
makan, mual, muntah, pusing, sesak nafas, rasa
lelah, edema pada kaki & tangan.
GAMBARAN KEJADIAN PGK :

• Kasus ginjal kronik di dunia meningkat lebih dari 50%.


• Di Indonesia sendiri sudah mencapai sekitar 20%.
• Di Amerika Serikat saja, negara yang sangat maju dan
tingkat gizinya tinggi, setiap tahunnya ada sekitar 20
juta orang dewasa menderita penyakit ginjal kronik.
• pada tahun 2016 di Indonesia terdapat 18 juta orang
yang menderita penyakit ginjal kronik.
• Hanya sekitar 0,1% kasus yang terdeteksi, sementara
kasus yang tidak terdeteksi diperkirakan mencapai
angka 11-16%.
Incidence and Prevalence of End-Stage
Renal Disease in the US
Who should we screen?
How should we screen?
Risk Factors/Markers for progressive CKD

Smoking Proteinuria
Race
Card.VD Infectns
Cal-phos

Aging Hypertension alcohol


Anaemia
CKD
DM
Weight
CKD
Gender Lipids
Nutrition

Non Modifiable
Modifiable
GUIDELINE 9. ASSOCIATION OF LEVEL OF GFR
WITH NUTRITIONAL STATUS :
•Protein energy malnutrition develops during the course of chronic kidney disease
and is associated with adverse outcomes. Low protein and calorie intake is an
important cause of malnutrition in chronic kidney disease.
•Patients with GFR <60 mL/min/1.73 m2 should undergo assessment of dietary
protein and energy intake and nutritional status:
•Guideline 23. Panels of Nutritional Measures for Nondialyzed Patients:
"For individuals with CRF (GFR <20 mL/min) protein-energy nutritional
status should be evaluated by serial measurements of a panel of markers including
at least one value from each of the following clusters:
(1) Serum albumin;
(2) Edema-free actual body weight, percent standard (NHANES II)
body weight, or subjective global assessment (SGA); and
(3) Normalized protein nitrogen appearance (nPNA) or dietary
interviews and diaries. (Evidence and Opinion)"
•Guideline 26. Intensive Nutritional Counseling for Chronic Renal Failure: "The
nutritional status of individuals with CRF should be monitored at regular
intervals."
RETENSI :
-N
- Na
- KH
- H2O
GANGGUAN :
-P
ABSORBSI
PGK EKSKRESI
-K
- Ca
METABOLISME
- Mg
- Asam Organik
- Asam anorganik
Absorbsi usus  :
- Ca -B
- Fe -C
- Riboflavin
- Vit D
Gangguan :
● Absorbsi
PGK ● Ekskresi
● Metabolisme

• Metabolisme Lemak :
- Kolesterol LDL, VLDL

- Kolesterol HDL
• Metabolisme Protein  Asidosis  katabolisme protein  
Timbunan sisa metab. Nitrogen  T Uremik 
Keluh kesah uremi
• Gangguan sintesis protein & asam amino
Faktor yang berpengaruh
terhadap malnutrisi pada PGK :

o Perubahan metabolisme karbohidrat


o Perubahan metabolisme protein
o Adekwasi dialisis
o Asidosis
o Hormon & Inflamasi
o Peny. Komorbiditas
Perubahan metabolisme Karbohidrat :

 Hiperinsulinemi
 Resistensi insulin
 Ketogenesis
 Hambatan lipolisis
 Glucagon 
Metabolisme lipid :

 LDL-C 
 Apo B 
Peny kardiovaskular 
 Ratio kolesterol : HDL  Peny cerebrovaskular

 Ratio Apo A1 : Apo B 
ASIDOSIS
upregulasi enzim katabolik
Asidosis degradasi otot 
oksidasi

Asidosis   sintesis albumin  mortalitas 


≠ oksidasi leucin
Leucin digunakan utk mengukur metab protein

Koreksi asidosis   katabolisme protein 28-30%


metilhistidin 
(marker breakdown otot skelet)
degradasi protein   ureum 

Dialisis   ketoasidosis dehidrogenase BCAA 


 metabolisme BCAA  oksidasi otot 
HORMON & CITOKIN
Hormon
Axis growth hormon  IGF-1 
Mediator anabolik GH  IGF-1
Asidosis   IGF-1
GH   IGF-1   malnutrisi

Citokin
Inflamasi   malnutrisi
Peritonitis   MCP-1, IL 14568; TNF  malnutrisi
HF  malnutrisi
Infeksi & inflamasi  aterosklerosis
Malnutrisi : - memperberat HF
-  sensitifitas thd infeksi  prognosis jelek
Malnutrisi
Inflamasi
 Penebalan intima
Stress oksidatif Aterosklerosis
a. karotis
Genetik
CRP 
Penyakit komorbid
Faktor
risiko
Peny komorbid : - Nutrisi buruk
- prog. buruk
Pend. CAPD
-  kematian

Usia lanjut : komorbid 


Prog. buruk
asupan gizi 
METABOLISME ASAM AMINO
OLEH GINJAL :

• Sintesis, degradasi, absorbsi, filtrasi,


ekskresi asam amino
• 70 gr asam amino difiltrasi oleh ginjal
• 97-98% diabsorbsi oleh tubulus
proximal
• Disposal glutamin  N  amonia
• Glukoneogenesis glutamat  ginjal 
25% produksi glukosa tubuh.
Metabolisme Abnormal AA
dan Penyebabnya pada PGK
MENINGKAT AANE :
Penyebab metabolisme yg Abnormal:
a. Fenilalanin
 Asupan protein dan kalori yg tdk
b. Glisin
mencukupi
c. Sitrulin
 Katabolisme protein yang me
d. Sistein
dan sintesis yang me
e. Taurin
 Gangguan metabolisme AA di
f. 3-Metil histidin
dalam ginjal
 Me nya aktivitas enzim yg ikut
MENURUN AAE : dlm metabolisme AA
a. BCAA: Leu, Ile, Val  Gangguan absorpsi AA
b. Triptofan  Fungsi AA yg abnormal
c. Tirosin  Akumulasi toksin ureum
d. Lainnya: Tir/FA; Val/Gli;
Ser
ABNORMAL AMINO ACID METABOLISM
IN KIDNEY FAILURE :

Accelerated catabolism of BCAA

Impairement in conversion :

phenylamine tyrosine

glycine serine

Abnormal metabolism sulfur containing AA


( tryptophane and citruline)
PERAN GIZI PADA PGK :

• Franz Vilhard  Diet protein 20-30 g/hr (N 2-3


g/hr) ; kenaikan toksin uremik dpt dihambat
beberapa bulan.
• Brenner,  Bila pasien diberi asupan protein
normal akan terjadi hiperfiltrasi di glomeruli. Hal
ini akan mempercepat proses glomerulosklerosis.
Menurunkan kadar protein pada diet akan
berakibat sebaliknya.
• Walser,  Pemberian diet RP 20-30 g/hr dg
tambahan AAE atau asam ketoanalogus-nya 
Selain dpt mengurangi akumulasi toksin uremik &
dpt membuat fungsi ginjal menjadi stabil utk
beberapa bulan bahkan tahun.
Diagnosis Gizi

• Asupan oral tidak adekuat (NI-2.1) berkaitan


dengan terbatasnya daya terima makanan akibat
factor fisiologis ditandai dengan anorexia, mual,
muntah.

• Asupan protein berlebih (NI-5.7.1) berkaitan


dengan disfungsi ginjal ditandai dengan kadar
asam urat …, ureum …, creatinine …. / asupan
protein …% dari kebutuhan.
TUJUAN PEMBERIAN DIIT PGK :

• Mencapai & mempertahankan status gizi


optimal dg memperhitungkan sisa fungsi
ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal.
• Mencegah kenaikan & menurunkan ureum,
kreatinin, asam urat, kalium yang tinggi.
• Mengatur keseimbangan cairan darah &
elektrolit.
• Mencegah & mengurangi progresifitas gagal
ginjal.
• SYARAT DIIT PGK ;
– Energi cukup, yaitu berkisar 30-35 Kkal/kg BB/hr.
– Protein rendah; 0,6 – 0,75 g/kg BB, 50% bernilai
biologis tinggi (ikan, ayam, pth tlr.). Tetapi bila HD
protein harus tinggi (1,2–1,3 g/kg BB/hari).
– Lemak cukup; 20-30% dari kebutuhan energi
total, diutamakan lemak tidak jenuh ganda
(PUFA).
– Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total
dikurangi energi dari protein & lemak.
– Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema,
acites, oliguria atau anuria. Banyaknya Na yg
diberikan antara 1-3 g/hr.
 Kalium dibatasi apabila terjadi
hiperkalemia, oliguria, atau anuria.
 Fosfor diatur atau dibatasi.
 Cairan dibatasi yaitu sebanyak jumlah urin
24 jam ditambah cairan yg keluar melalui
keringat, penafasan, feses, pernafasan dll
(+ 500cc).
 Vitamin cukup, bila perlu ditambahkan
suplemen piridoksin, asam folat, vitamin C,
vitamin D, dll.
KEBUTUHAN ENERGI PGK :

USIA KEBUTUHAN ENERGI


23 – 50 tahun Pria = 38 Kkal/kg BB/hari
Wanita = 36 Kkal/kgBB/hari
> 50 tahun Pria = 35 Kkal/kg BB/hari
Wanita = 30 Kkal/kgBB/hari
Rully Roesli, 2004
KEBUTUHAN PROTEIN PGK:
GFR (Ml/menit) PROTEIN (g/kgBB/hari)
20 – 50 1 – 1,3
15 – 20 0,7 – 1
10 – 15 0,6 – 0,7
05 - 10 0,55 – 0,66
Kreatinin Serum PROTEIN (g/kgBB/hari)
4 – 8 mg/dl (350-700 µmol/L) 0,6 g/kgBB/hari, fosfat < 700 mg
Ketosteril = 15 tablet.
> 8mg/dl (>700 µmol/L) 0,4 g/kgBB/hari, fosfat < 500mg
Ketosteril = 15 tablet.

Rully Roesli, 2004


JENIS / KUALITAS PROTEIN :

• Protein kualitas tinggi  85-95% (hewani = telur, ikan,


ayam, daging)  susunan asam amino menyerupai
susunan asam amino manusia.
• Protein kualitas rendah  50-80% (nabati = tumbuh2-
an)  harus diberi dosis lebih tinggi  menambah
limbah N yg terbentuk.
• Guarnierri dkk; kebutuhan minimal protein orang
dewasa 0,6 g/kgBB/hari utk protein kualitas tinggi dan
0,8 g utk kualitas campuran.
• Wetstein; bila protein 0,6 g/kgBB/hari maka 50-75%
harus kualitas tinggi, energi 35 Kkal/hari cukup dapat
mempertahankan keseimbangan Nitrogen.
ASAM AMINO ESENSIAL (AAE)
& ASAM KETO :
• Giovanmeti & Maggiore; keseimbangan N dapat
dicapai dg asupan protein rendah asalkan
diberikan dg protein nilai biologis tinggi, atau
protein campuran asalkan mendapat substitusi
AAE dan AK.
• Cappelli dkk; diet Protein 0,6 g/kgBB/hari, Fosfor
700-800 mg/hari, 35 Kkal/kgBB/hari adalah
seimbang dg Protein 0,3 g/kgBB/hari, Fosfor 300-
400 mg/hari, 30-40 Kkal/kgBB/hari dg
penambahan AAE dan AK.
SODIUM :

• Terlalu banyak asupan sodium dapat menimbulkan


edema atau hipertensi.
• Terlalu sedikit asupan sodium mempercepat
kerusakan fungsi ginjal.
• 2-4 g garam utk mencegah asidosis metabolik.
• konsentrasi bikarbonat plasma plasma
dipertahankan > 20 mmol/L  diberikan 2-4 gram
tablet Natrium bikarbonat.
KALIUM :

• GFR < 15 mL/menit  kebutuhan Kalium 30-70


mEq/hari.
• Kalium tinggi  menimbulkan
hiperkalemiatoksik resiko henti jantung
• Bila kadar Kalium dalam darah > 6,5 mmol/liter 
hindari makanan sumber Kalium.
• Bila perlu bisa ditambahkan Potassium binding
anion exchange resins (nama dagang  Kalitake,
produksi Prafa/Nikken).
FOSFAT & KALSIUM :

• Hiperfosfatema akan diikuti hipokalsemia yg


menyebabkan meningkatnya hormon paratiroid.
• Akibat GFR menurun, kerja hormon paratiroid tdk
efektif dalam menurunkan fosfat  terjadi
hiperparatiroidisme, maka asupan Fosfat harus
dikurangi (600 – 1.200 mg/hari).
• Kadar fosfat dalam darah yang aman 4-5 mg/L.
• Diet rendah fosfat berakibat penurunan asupan
Kalsium  perlu diberikan suplemen Kalsium.
• Kadar Kalsium darah sebaiknya 2,4 – 2,7 mmol/L.
BAHAN MAKANAN
TINGGI FOSFAT :
• Susu (maksimal 150 ml/hari)
• Jeroan (hati, usus, ginjal, paru, dll.)
• Kerang, ikan kering, ikan asin
• Kacang2an yg dikeringkan
• Coklat

 Kelebihan fosfat akan berakibat


fosfat dlm darah meningkat dan
menyebabkan tulang menjadi lebih
rapuh.
VITAMIN :

• Pasien PGK umumnya nafsu makan menurun 


defisiensi vitamin asam folat, piridoksin, vit. C, B
komplek & zat besi.
• Kadar vitamin A meningkat  tidak perlu atau
dihindari pemberian vit. A.
• Vitamin K tidak dibutuhkan suplementasi.
• Kadar vitamin D menurun karena kemampuan
memproduksi vitamin D otomatis menurun pada
PGK  perlu suplemen vitamin D.
SUPLEMEN VITAMIN YG DIANJURKAN :

Vitamin A  Tdk perlu ditambah


Vitamin B komplek  1,8 mg/hari
Vitamin C  70-100 mg/hari
Vitamin D  20.000 unit/i.v.
Vitamin E  15 IU/hari
Asam folat  1 mg/hari
Tiamin  1,5 mg/hari
Riboflavin  1,8 mg/hari
Asam Pantotenat  5 mg/hari
Niasin  20 mg/hari
Piridoksin HCL  5 mg/hari
CONTOH KASUS :

Seorang Bapak berusia 41 th, TB 160 cm, BB 58


kg, Ureum 85 mg/dl, creat. 2,5 mg/dl

Maka kebutuhan gizi per hari :


Energi = 60 x 35 = 2.100 Kkal.
Protein = 60 x 0,75 = 45 gram.
Lemak = 2.100 x 30% = 630:9 = 70 g.
Karbo = (2.100 – (45x4) – (70x9)) : 4
= (2.100 – 180 – 630) : 4 = 322 g.
MAKANAN YANG DIANJURKAN
DAN KURANG DIANJURKAN BAGI DIIT PGK :

ZAT GIZI DIANJURKAN TIDAK DIANJURKAN

Karbohi- Nasi, ketan, bihun, jagung, kentang, roti, biscuit, crackers,


drat makaroni, tepung-tepungan, cake, pastry, singkong.
ubi, talas.

Protein Ikan laut, ikan air tawar, putih Kuning telur, ikan asin, ikan
telur, daging ayam, daging sapi, dikeringkan, sardin, corned
kacang2an segar dan tahu beef, daging asap, udang,
tempe (terbatas). kepiting, kerang, cumi, jerohan,
bebek, burung dara, burung
puyuh, susu, keju, kacang2an
yang dikeringkan (kc. Ijo, kc
merah, kc tolo, dll).
MAKANAN YANG DIANJURKAN
DAN KURANG DIANJURKAN BAGI DIIT PGK :

ZAT GIZI DIANJURKAN TIDAK DIANJURKAN

Sayuran Daun kc panjang, labu, waluh, Bayam, bit, sawi putih, petai,
labu siam, pepaya muda, sawi jantung pisang, jamur, buncis,
hijau, terong, kecipir, daun kembang kol, slada, kol, rebung,
melinjo (so), lobak, wortel, ketimun.
kacang panjang, rebung, pare,
seledri, daun lompong, dll

Buah Apel, belimbing, jambu air, Alpokat, anggur, belimbing,


jambu biji, jeruk, pepaya, pir, jeruk, tomat, nangka, durian,
salak, sawo, sirsak, semangka, papaya, pisang.
melon, anggur, duku, nanas,
klengkeng.
MAKANAN YANG DIANJURKAN
DAN KURANG DIANJURKAN BAGI DIIT PGK :

ZAT GIZI DIANJURKAN TIDAK DIANJURKAN

Lain-lain Minyak jagung, minyak Kelapa muda, kelapa,


sawit, minyak zaitun, santan, minyak kelapa, air
minyak bunga matahari, kelapa, margarin,
madu, mentega, lemak hewan,
susu, coklat, terlalu pedas,
asin.
Awetan, pewarna.
PANTANGAN PADA PGK :

• Kopi
• Susu
• Teh, lemon tea
• Air kelapa
• Makanan & minuman dalam kaleng dan dengan
pengawet (Natrium Benzoat, Natrium Nitrit, dll.)
• Manisan dan asinan
• Ikan asin dan daging asap.
Pasien PGK sebelum & sesudah terapi
DAFTAR PUSTAKA

• Carolyn D. Berdenier, etc, Hand Book of Nutrition and Food, Second


Edition, Taylor & Francis Group, USA, 2008.
• 2 nd Clinical Nutrition Expert Meeting 25 -26 Februari 2000, Radison
Hotel Bali, 2000.
• Discussion started by leehongkyun , on 26 January 2010, 10:06 PM
• H. Suzuki, PL. Kimmel, Nutrition and Kidney Disease A New Era, Vol
155, Washington DC, 2007.
• Susetyowati,dkk., Gizi Pada Penyakit Ginjal Kronis, Gadjah Mada
University Press, Nov. 2017.
• http://emsichalimi.multiply.com/journal/item/103/Banyak_Minum_Air
_Putih_Yuk…
• http://budiboga.blogspot.com/2007/02/diet-bagi-penderita-penyakit-
ginjal.html
• http://www.jawaban.com/news/health/detail.php?id_news=07090616
4756&offx=0
• Dll.
KASUS 1
Tn. T berusia 52 tahun, TB 160 cm, BB masuk 72 kg, masuk RS
dengan kondisi bengkak seluruh tubuh. Saat ini kondisi sangat
lemah dan tidak mau makan namun masih sadar (compos
mentis), mual. Diagnosa dokter Tn. T menderita CKD. Tn. T suku
Jawa, bekerja sebagai Guru. Mempunyai riwayat penyakit
hipertensi tapi tidak rutin mengkonsumsi obat dan jarang kontrol
karena merasa sehat. Keadaan Tn. T; pupil isokor, reflek, akral
hangat, nadi lemah dan teratur. Makan biasa tidak teratur, jarang
makan pagi dan tidak olah raga. Asupan gizi berdasarkan recall
menurut keluarganya sebelum masuk RS; energi 360 Kkal/hari,
Protein 19 g/hari, lemak 12 g/hari karbo 44 g/hr. Hasil
pemeriksaan: tensi 150/100 mmHg, nadi 114 RR 38 SPO2 90%
suhu 380C, urin tampung 24 jam 450 cc. Hasil lab: Hb 7,9, Leu
13.1, Ur 112.5, Creat 8.7, Uric Acid 9,5, albumin 1.2, tot prot 2.2.
KASUS 2
Tn. S berusia 58 tahun, pensiunan TNIAD, TB 162 cm, BB 66 kg,
dirawat karena sangat lemah dan mual hebat, kadang muntah, 2
hari tidak bisa makan.Tn. S HD rutin 2x/minggu dengan riwayat
ginjal tinggal 1. Tn. S suku Jawa. Keadaan Tn. S; pupil normal,
reflek, akral normal, nadi lemah dan teratur, menunjukkan tanda-
tanda dehidrasi. Makan biasa teratur 3x per hari namun jarang
snack, akhir2 ini tidak olah raga krn badan sangat lemah.
Asupan gizi berdasarkan recall sebelum di RS; energi 330
Kkal/hari, Protein 9 g/hari, lemak 5 g/hari, karbohidrat 62,25 g.
Hasil pemeriksaan: tensi 140/90 mmHg, nadi 110 RR 37 SPO2
95% suhu 370C. Hasil lab :Hb 9,5, Leu 15.5, Ur 99,5, Creat 7.7,
Uric Acid 8,8 albumin 1.5, tot prot 3.6. Infus albumin 25% 100cc.
Buang air kecil hanya 230 cc per 24 jam.
KASUS 3
Ny. A seorang ibu rumah tangga berusia 56 tahun, TB 154 cm BB
73 kg, riwayat batu ginjal 10 tahun yang lalu, makan tidak teratur
dan sering makan camilan berupa biscuit. Masuk rumah sakit
karena rujukan dokter dengan hasil lab; asam urat 7,7 mg/dl,
Ureum 78 mg/dl, Kreatinin 3,5 mg/dl, Kolesterol 310 mg/dl, HDL
31 mg/dl, LDL 235 mg/dl. Nadi 77/menit, SPO2 90%. Nafsu makan
kurang karena mual. buku-buku kaki hingga pergelangan kaki
bengkak dan terasa berat serta semutan. Buang air kecil terasa
tidak tuntas tapi masih lancar. Urin tampung 1200cc/24 jam. BAB
sangat lembek 2-3x/hari warna hitam kemerahan. Tes urin protein
25mg/L, warna kuning agak keruh. Terapi per oral allopurinol
100mg x 2 hari. Infus RL 20 tts per menit. Asupan gizi
berdasarkan recall; energi 890 Kkal/hari, protein 27 g/hari, lemak
25 g/hari.
KASUS 4
Seorang supir bus malam berusia 47 thn bernama Bapak K
dirawat pos operasi batu ginjal hari pertama. Pasien sudah
diperbolehkan makan. Saat ini masih terpasang kateter dan
warna urin tampung kemerah-merahan. Obat yang diminum
hanya antibiotic, diuretika dan anti nyeri saja. Keadaan umum
pasien agak lemah, selera makan kurang, krn merasakan sakit
perutnya terutama daerah yang dibedah. Makan biasa tidak
teratur, biasa makan diwarung dan rumah makan dg porsi lauk
biasanya banyak. Asupan rata-rata makan per hari 3400 Kcal,
protein 270 g lemak 140 g dan KH 265 g. Tidak pernah olah
raga. TB 167 cm Berat badan 85 Kg. hasil analisa terdapat batu
ginjal di ginjal kiri sebesar 0,8 cm dan hasil analisa laboratorium
jenis batu Kalsium 89% batu asam urat 11%. Batu hitam agak
keputihan. Pasien blm pernah konseling gizi krn baru ini sakit.

Anda mungkin juga menyukai