Anda di halaman 1dari 37

PENERAPAN

PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
ANTISEPSI, DISINFEKSI DAN
STERILISASI
PADA LAYANAN BEKAM
Assabil Holy Holistic Januari 2013
Tujuan
 Mendakwahkan Thibb Nabawi yang baik, standar
dan bermartabat, menghilangkan distorsi
 Konsistensi terhadap pelaksanaan sabda Nabi:
Man tathabbaba.....
 Menyadari urgensi PPI hijamah
 Memahami definisi PPI hijamah
Mengapa Harus Diterapkan Standar PPI
dalam Praktik Bekam...?
 RELIJIUS:
 Bekam bagian dari Thibb Nabawi
 Hadits Nabi: Man tathobbabba ......
 Menghindarkan distorsi terhadap Thibb Nabawi karena ulah sebagian
oknum
 GEJALA SOSIAL UMUM:
 Keragaman sumber infeksius
 Kesadaran yang minim terhadap masalah kebersihan, higinitas dan
gaya hidup steril
 GEJALA SOSIAL KHUSUS:
 Kemunculan para terapis bekam di berbagai tempat dan di berbagai
kota hingga pelosok desa
 Permintaan masyarakat yang meningkat tajam untuk diobati dengan
pengobatan bekam, dari orang yang tidak memiliki keluhan apa pun
hingga penderita penyakit kronik dan akut
Tentang Inos/HAD Sumber: Departemen Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan
Survey Membuktikan Masyarakat, Universitas Indonesia

 Infeksi nosokomial atau Healtcare Associated Disease


menyebabkan 1,5 juta kematian setiap hari di seluruh
dunia
 8,7% pasien RS menderita infeksi selama menjalani
perawatan di RS
 Di negara berkembang, diperkirakan >40% pasien
di RS terserang infeksi nosokomial / HAD
 Strategi yang terbukti bermanfaat dalam
pengendalian infeksi nosokomial / HAD adalah
peningkatan peran petugas kesehatan dalam
pengendalian infeksi melalui penerapan prosedur
kewaspadaan
Kendala
 Kemunculan praktik bekam secara individu
 Praktik bekam inhouse
 Memanfaatkan sentimen relijius dan berlindung di balik
motif dakwah
 Tidak adanya SOP bekam yang merata
 Minimnya kontrol hukum, kontrol kelembagaan dn sosial
 Egoisme yang dominan mengemuka ketimbang kajian
ilmiah medik
 Minimnya pengetahuan dasar tentang psikologi
keperawatan yang Islamy
 Minimnya pengetahuan dasar berkaitan dengan
bekam, seperti mengenai darah, antisepsi, disinfeksi,
sterilisasi, hingga ke sistem pemusnahan limbah
Dari Mana Inos/HAD Bekam Terjadi?

Sumber Penyebab

Pasien mikroorganisme
Alat &
instrumen Duh karena
tindakan invasif
Perlengkapan resistensi kuman,
, lingkungan bakteri, virus,
dan perilaku jamur
pembekam

daya tahan
tubuh rendah
Definisi
 Sterilisasi: Proses menghilangkan dan membunuh semua
mikroorganisme (bakteria, virus, fungi dan parasit) termasuk
endospora bakterial dari benda mati dengan uap tekanan tinggi
(otoklaf ), panas kering (oven), sterilan kimiawi, radiasi, atau
ozonisasi, setelah dilakukan dekontaminasi dan disinfeksi
 Tujuan sterilisasi dalam praktik bekam yaitu untuk memusnahkan
semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk spora,
yang mungkin telah ada pada peralatan bekam dan perawatan
yang dipakai

 Disinfeksi DTR dan DTS: Proses menghilangkan semua


mikroorganisme, kecuali beberapa endospora bakterial dari objek,
dengan merebus, menguapkan atau memakai disinfektan kimiawi.
Disinfeksi lazim diterapkan terhadap instrumen dan benda.
 Tujuan disinfeksi DTR dan DTS ialah untuk membunuh sebagian
mikroorganisme pada benda
Antisepsi
 Antisepsis adalah proses pemusnahan mikroorganisme patogen atau pengurangan jumlahnya pada kulit,
selaput lendir atau jaringan tubuh lain menggunakan antimikroba ( antiseptik ).
 Antiseptik adalah agen kimia yang dapat diterapkan di jaringan hidup untuk membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup
 Penggunaan antiseptik umumnya untuk kebersihan tangan atau pembersihan kulit sebelum tindakan bedah.
Antiseptik Yang Dianjurkan:
 Senyawa klorin yang paling aktif adalah asam hipoklorit
 Hidrogen peroksida 3- 6%, lazim digunakan untuk dekontaminasi pada luka baru
 Etakridin laktat (rivanol), yakni senyawa organik berkristal kuning orange yang penggunaannya sebagai
antiseptik dalam larutan 0,1%. Daya kerjanya tidak seefektif alkohol.
 Alkohol 60 - 85 % etil, isopropil atau ” methylated spirit “. Kekurangan atau kelebihan dari konsentrasi
tersebut justru akan melemahkan efektifias daya kerjanya
 Klorheksidin glukonat ( 2 - 4 % )
 Iodin ( 3 % )
 Iodofor ( 7,5 - 10 % ) konsentrat lain Betadin.
 Kloroheksilenol ( Para-kloro-metaksilenol atau PCMX ) –> 0,5 - 3,75 %, konsentrat lain Dettol
 Triklosan 0,2 - 2 %
Mengukur Antiseptik
Plus

Tidak mengakibatkan Nonsporosidal


iritasi dan kerusakan
kulit Tak mampu mampu
Tanpa efek residu, tapi membunuh semua
proses pemusnahn mikroorganisme
mikroba tetap berjalan Tingkat DTS atau
Mudah didapatkan di DTS, tidak sampai
pasaran DTT
Dapat digunakan ke
organ genital

Minus
Seberapa efektif untuk praktik bekam?
Dasar PPI

Universal Precaution

• Kewaspadaan terhadap cairan


tubuh atau duh (CDC, 1985)

Body Substance Isolation

• Isolasi duh tubuh (CDC, 1987)


Dua Lapis PPI

Kewaspadaan Kewaspadaan
standar berdasarkan
transmisi
Kewaspadaan Standar
 Kebersihan tangan
 APD
 Pemrosesan peratalan dan penatalaksanaan linen
 Pengendalian lingkungan
 dll
Kebersihan tangan
 Sebelum
 Kontakdengan pasien
 Memakai sarung tangan  tindakan klinis dan invasif

 Meninggalkan yankes

 Sesudah
 Kontak dengan pasien
 Memakai sarung tangan

 Kontak dengan duh tubuh atau yang dicurigai


Perlu Diingat
 Bila jelas terlihat kontaminan atau yang
mengandung protein  cuci dengan air mengalir
dan sabun atau desinfektan lain
 Bila tidak terlihat atau dicurigai, minimal dengan
disinfektan berbasis alkohol
 Selalu keringkan tangan setelahnya
 Mutlak dilakukan
APD
 Sarung tangan
 Masker
 Topi
 Pelindung mata
 Gaun pelindung
 Apron
 Pelindung Kaki
MULAI

Kontak dengan Tanpa sarung


duh Tidak tangan

Kontak dengan Sarung tangan


pasien Tidak bersih

Kontak dengan
Sarung tangan
jaringan bawah Tidak bersih atau DTT
kulit

Sarung tangan
steril atau DTT
Perlu Diingat
 Bekam merupakan tindakan invasif  sarung
tangan steril
 Jika alergi lateks bisa menggunakan nitril
 Sarung tangan tidak dapat menggantikan cuci
tangan!
 Artinya, cuci tangan pra dan pasca-tindakan
hukumnya WAJIB
Pemrosesan Peralatan

Prabilas Pembersihan Perlakuan


• Detergen • Cuci bersih • Dekontaminasi
• Enzimatik • Di sanitasi khusus • Disinfeksi
• Sikat 2 zink minimal • Sterilisasi
• Tiriskan
Penjenjangan
Critical Semi Non
Critical Critical
Menembus Masuk atau
pemb. Darah kontak dengan Kontak kulit
atau jaringan membran
mukosa

Injeksi, Manset
bedah, ETT, kateter sfignomanometer
invasi Divan pasien
Kursi pasien
Apron, dll
Sterilisasi DTS -- DTT

DTR

BEKAM
Sterilisasi

Panas Kimiawi Radiasi Lainnya

Basah Gas Larutan Gamma

Kering Ozonisasi

Lampu UV
• Tujuan: membunuh semua jenis mikroorganisme dan termasuk
spora bakteri
• Ada 4 macam:
• 1. Pemanasan basash, dengan merebus alat selama 30 menit
Sterilisasi secara konstan hingga mencapai 120 derajat Celcius
• 2. Pemanasan kering dengan durasi 30 menit mencapai
panas 160 derajat Celcius
• 3. Ozonisasi, kondisi konstan selama 15 menit
• 4. Autocalve.

• Tujuan: membunuh sebagian mikroorganisme dan tak mampu


membunuh spora bakteri
• Ada 3 tingkatan:
Disinfeksi • 1. Disinfeksi Tingkat Rendah (DTR) menggunakan sabun cuci
• 2. Disinfeksi Tingkat Sedang (DTS) menggunakan alkohol
konsentrasi 70%
• 3. Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) direndam dengan klorin
atau sejenisnya, konsentrasi 9%

• Tujuan: membersihkan kotoran makroskopis


• Menggunakan Hydrogen peroxide
Dekontaminasi • Pembilasan di sanitasi khusus pd zink
pertama
Pemanasan Basah
 Dengan uap panas tekanan tinggi (autoclave)

Temperatur (°C) Durasi (menit)


111 3-4
115 8-30
121 35-45
132 - 134 80-180
Pemanasan Basah
Plus

Penetrasi bagus Korosif terhadap


Menjaga integritas non-stainless
cairan Merusak bahan
plastik dan karet
Menumpulkan
benda tajam
Kurang meyakinkan

Minus
Seberapa efektif untuk praktik bekam?
Pemanasan Kering
 Pemanasan dalam tekanan atmosfer (oven)
 Suhu harus konstan

Temperatur (°C) Durasi (menit)


160 30
170 60
180 120

 Masih mungkinkah diterapkan terhadap instrumen


bekam?
Pemanasan kering
Plus

Suhu tinggi dapat


Mudah merusak bahan
Murah plastik dan karet
Kurang
meyakinkan
Heat gap
kadang tinggi
Menumpulkan

Minus
Kimiawi
 Etilen oksida (gas)
 Hidrogen peroksida (gas)

 Asam perasetat (cairan)

 Formaldehid (cairan atau gas)

KELEMAHAN:
 Jarang dipakai

 Berbahaya

 Beracun

 Mudah terbakar

 Lama – 6 jam
Radiasi
 Dengan sinar gamma 60Co
 Ekspos 25 – 30 kGy selama 24 jam
 Tidak menumpulkan
 Paling efektif
 Dari segala arah
 Bahaya paparan radasi bagi operator
 Lama
Ozonisasi
 Atom oksigen ketiga yang berikatan secara lemah
dengan O2
 Oksidan kuat, sterilan baik untuk alat pakai
kembali (FDA approved, 2003)
 Bisa untuk stainless steel, titanium, alumunium,
keramik, kaca, PET, silica, PVC, teflon, polipropilen,
akrilik, dsb
 Tidak berbahaya
 Tidak toksik, tidak ada residu
PPI dan Bekam?
 Cuci tangan pra, inter, dan paska tindakan adalah
mutlak
 APD berupa sarung tangan steril sekali pakai
buang atau pakai kembali dengan DTT per pasien
berikut maskernya
 Peralatan tajam harus steril dengan radiasi, maka
sekali pakai per pasien
 Peralatan pakai kembali disterilkan sesuai yang
diharuskan, tidak hanya disinfeksi
 Jangan lupa peralatan yang kontak dengan kulit
pasien juga didisinfeksikan
Kewaspadaan Berdasar Transmisi

Kontak Kulit, luka, duh Sarung tangan,


apron
Droplet Bersin, batuk Masker

Airborne Masker

Common Obat, alat, makanan Perlakuan peralatan


vehicle
Vektor Tikus, kecoa, lalat, Kebersihan
nyamuk lingkungan
Tahapan
Dekontaminasi Disinfeksi Sterilisasi
Bahan plastik dan karet

Prabilas DTT
Bilas Rendam klorin Ozonisasi

DTS
Hydrogen Pemanasan
peroxide Alkohol 60-80% basah
(H2O2)

DTR
Bilas Bilas sabun
Pemanasan
kering
Minyak herba
Sterilisasi
Gelas kop
Handscoen
Plastik/karet Handpump
Lancing device
Scapel
Baskom steinless
Nampan steinless
Alat/instrumen Logam Clem arteri
Wajib Steril Nierbeken
Gunting
Korentang
Dressing jar/kom
STERILISASI
Kasa
Nilon DTT

DTS

Divan DTR

Kursi pasien DEKONTAMINASI


Perlengkapan avron
Tahapan Dekontaminasi hingga Sterilisasi

• Semprot gelas kop dengan H2O2 di sanitasi, bukan untuk bahan logam
1

• Bilas gelas kop dengan air mengalir, gunakan sabun cuci, tanpa ada darah tersisa
2

• Rendam semua intrumen dan alat dengan klorin, perbandingan 1 : 9


3

• Tiriskan hingga kering. Air sisa tirisan harus terbuang ke lubang zink
4

• Masukkan ke dalam sterilizer


5

• Atau masukkan semua insrumen dan alat ke dalam tromol, lalu masukkan tromol ke
6 dalam sterilizer
PRAKTIK BEKAM
Urutan praktik bekam
• Cuci tangan
• Persiapan apd, instrumen, perlengkapan,
pratindakan tempat sampah
• Pemakaian apd

• Antisepsi
• Pemvakuman pertama
• Invasi
tindakan • Pemvakuman kedua
• Pembersihan darah
• Pemvakuman ketiga – dst
• Perlakuan luka

• Penanganan limbah
posttindakan • Penanganan instrumen untuk dekontaminasi
• DTT - DTS perlengkapan
URUTAN PRAKTIK BEKAM

Sumber Penyebab

Pasien mikroorganisme
Alat &
instrumen Duh karena
tindakan invasif
Perlengkapan resistensi kuman,
, lingkungan bakteri, virus,
dan perilaku jamur
pembekam

daya tahan
tubuh rendah

Anda mungkin juga menyukai