Anda di halaman 1dari 15

C R E AT I V E A N D A N A LY T I C A L T H I N K I N G

KEKELIRUAN L AINNYA —— M O R E FA L L A C I E S ——
KELOMPOK 1

1 . C L A R A N U TA E L L A (16.0101.0183)

Part
2 . Y U LYA N A 01
DEWI (16.0101.0187)

3 . R A H M A H H I D AYAT I (16.0101.0188)

4 . D I TA M A W A R N I (16.0101.0195)

5. IQLIMA MAHMUDA (16.0101.0224)


Part 03
6 . A D E T R I R A H AY U (16.0101.0227)

7 . M U H A M M A D R I C O N I R VA N A ( 1 6 . 0 1 0 1 . 0 2 4 3 )

8 . B UD IA RTO

9 . R YA N K U S T YA N T O
PENDAHULUAN
• Secara singkat fallacies (kekeliruan: jamak) dapat diartikan sebagai
kegagalan dalam pembentukan pola pemikiran atau pemaknaan yang
logis. Atau dalam kata lain suatu pernyataan yang terlihat “benar”
namun masih memiliki kesalahan dalam pola pikir dapat dikategorikan
sebagai suatu fallacy. Mengapa kita perlu mempertimbangkan untuk
memahami fallacy? Jawabannya tidak lain adalah untuk menghindari
kita dari kesalahan menyusun logika.
• Kesalahan logika adalah kesalahan penalaran. Ketika seseorang
mengadopsi posisi tertentu atau mencoba membujuk orang lain untuk
mengadopsi posisi tersebut, berdasarkan sepenggal penalaran yang
jelek, maka mereka melakukan kekeliruan.
ARGUMENTUM AD HOMINEM
Yaitu menyerang pribadi lawan, bukan argumennya. Atau
menyerang karakter dan reputasi yang melekat di diri
seseorang bukan arugmennya.

Contoh:
A : "Kita harus selalu menjaga kerukunan antarwarga."
B : "Lho keluarga kamu sendiri aja berantakan kok. Jangan
sok ngurusin orang lain kalau nggak bisa mengurus keluarga
sendiri!"
Varietas yang paling umum dari kesalahan ad hominem adalah
sebagai berikut:
1. The Personal Attack ad Hominem
Serangan pribadi juga sering disebut sebagai “argument ad personem”,
yaitu: pernyataan atau argument yang dipermasalahkan dihapus dari
pertimbangan atau diabaikan dan karakter atau keadaan pembawa
acara digunakan untuk mempengaruhi pendapat.
2. The Inconsuistency Ad Hominem
Dimana klaim seseorang sedang diserang berdasarkan orang itu tidak
konsisten,
contoh : jangan perdulikan argument menentang aborsi. Saya
kebetulan tahu bahwa dia sendiri melakukan tiga aborsi! Jadi, sekarang
anda mengatakan..?
Perhatikan bagaimana ketidakkonsistenan antara apa orang
mengatakan dan apa yang dilakukan orang itu, atau antara apa yang
dikatakan orang itu sekarang, dan apa kata seseorang sebelumnnya.
Varietas yang paling umum dari kesalahan ad hominem adalah
sebagai berikut:

3. The Circumsantial Ad Hominem


Yaitu serangan situasi personal tertentu dari lawan diskusi guna
menolak argumenya. Contoh : Ada pendukung Jokowi yang
menulis kebijakan tertentu Jokowi kemudian anda menolaknya
karena menurut anda tulisan tersebut ditulis karena dia
merupakan pendukung Jokowi tanpa peduli tentang kebenaran
argumenya.
4. Poisonin the Well
Yaitu kekeliruan informal dimana informasi negative yang tidak
relevan tentang suatu target disajikan terlebih dahulu kepada
audience, dengan maksud mengolok-olok suatu yang akan
dikatakan oleh taget.
GENETIC FALLACIES
Genetic Fallacy terjadi apabila seseorang mendasarkan argumen mereka
pada asal usul dari hal yang diperdebatkan. Sekali lagi, titik kesalahan dari
cara berfikir ini adalah mengambil generalisasi dari satu hal dan
menggunakannya untuk menganalisa hal yang lain dimana seringkali tidak
relevan atau berkorelasi. Masyarakat Indonesia masih sering
menggunakan fallacy ini untuk memberi justifikasi terhadap suatu hal.
Contoh:
A : "Mengapa orang-orang asing patut dibenci?"
B : "Karena mereka adalah antek negara-negara Barat yang melakukan
diskriminasi kepada kaum kita".
“POSITIVE AD HOMINEM FALLACIES”
• Sebuah kesalahan ad hominem, jika kita membantah orang atas
dasar pertimbangan itu, secara logis, akan berlaku untuk orangnya
bukan untuk klaim nya. Sebenarnya, jika kita secara otomatis
mentransfer atribut positif atau menguntungkan seseorang untuk
apa yang dia bilang, itu juga merupakan kesalahan dalam
penalaran.
• Contoh : Fakta bahwa Anda menganggap Moore cerdas. tidak
secara logis memberi Anda hak untuk menyimpulkan bahwa
pendapat spesifik apa pun tentang Moore adalah cerdas.
STRAWMAN
• Melebih-lebihkan, menyalahartikan atau bahkan memalsukan argumen
seseorang, demi membuat argumen Anda yang menyerangnya terdengar
lebih masuk akal.
Contoh:
A : "Perusahaan perlu waktu untuk mendukung program emisi nol."
B : "Berarti kalian hanya mementingkan diri sendiri dan layak dihukum
berat karena tidak mendukung program pencegahan global warming.”
Kesalahan : Langsung memuduh pihak B secara ekstrem atau menjadikan
B sebagai manusia jerami.
SLIPPERY SLOPE
• Mengasumsikan jika situasi P terjadi, maka Q akan juga terjadi,
tanpa didukung dengan bukti atau penalaran yang masuk akal.
Karena itu, P tidak boleh terjadi.

Contoh: Seorang pejabat pemerintahan menolak melegalkan


pernikahan beda-keyakinan, sebab jika diperbolehkan kelak
mereka akan melegalkan pernikahan sesama jenis di masa
depan.
MISPLACING THE BURDEN OF PROOF

• Menyatakan bahwa orang lain lah yang harus membuktikan


suatu klaim, bukan si pembuat klaim.

Contoh: Prabsky mengklaim bahwa ada potensi kerugian


negara sebesar Rp 1000 Triliun per tahun. Karena belum ada
seorang pun membuktikan opininya salah, maka ia mengklaim
bahwa argumentasi tersebut benar.
FALSE DILEMMA
• Sering juga disebut argumen “hitam-putih” atau hanya
memberikan dua pilihan kendati sebetulnya masih banyak
pilihan.

Contoh:
A : "Perlu perlakuan yang adil kepada siapapun kendati dia
sudah menjadi tersangka korupsi”
B : Anda membela Koruptor...berarti anda Koruptor juga.?
Kesalahan: B menyimpulkan sikap A sebagai satu-satunya
opsi, padahal masih banyak opsi yang lain.
Bagian dari False Dillema
1. The Perfectionist Fallacy
Fallacy perfeksionis, muncul ketika rencana atau kebijakan
dalam pertimbangan, dan itu berjalan seperti ini:
Jika kebijakan X tidak akan memenuhi tujuan kami serta kami
ingin mereka bertemu (yaitu, “sempurna”), maka kebijakan X
harus ditolak.
2. The Line-Drawing Fallacy
Kekeliruan ini menyajikan alternatif, entah ada garis yang tepat
untuk ditarik, atau tidak ada garis yang harus ditarik (tidak ada
perbedaan) antara satu ujung garis dan yang lainnya.
BEGGING THE QUESTION
• Mengasumsi sesuatu menjadi benar karena sedang Anda
buktikan.

Contoh:
A: “Anda Yakin Anda adalah pekerja berprestasi di kantor ini ?”
B: “Ya! Karena beberapa karyawan mengatakan begitu.
Bagaimana membuktikannya? Gampang, Tanya saja mereka
semua.”
Kesalahan: Kendati sedang dalam proses pembuktian, B sudah
begitu yakin dengan argumennya.
Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai