Anda di halaman 1dari 23

KELOMPOK 2

MEMAHAMI ALIRAN ALIRAN


ILMU KALAM DAN TOKOH TOKOHNYA

2019
NAMA KELOMPOK :
1. AISYA PUTRI BERLIANA (05)
2. AZKA FIKRIA (11)
3. CARISSA RENATASARI (14)
4. CHERILLYA RAHMITA (15)
5. CHILDA NAFISAH (16)
6. FATIMAH QURROH (17)
7. M. IVAN NURUDDIN (23)
8. JAMAL DWI ATMAJAYA (
ALIRAN ALIRAN DALAM ILMU KALAM

ALIRAN KHAWARIJ ALIRAN QADARIYAH

ALIRAN MURJIAH ALIRAN MU’TAZILAH

ALIRAN AHLUSSUNAH
ALIRAN SYIAH WAL JAMAAH

PERBANDINGAN
ALIRAN JABARIYAH
Latar belakang aliran Murjiah

Munculnya murji'ah dilatarbelakangi oleh persoalan politik,yaitu


tentang ke kholifahan. Umat islam terbagi dalam 2 kelompok yaitu:
Kelompok Ali bin Abi Tholib dan Muawiyah bin Abi Sofyan. Kedua
kelompok tersebut saling salah-menyalahkan. Ada sejumlah sahabat
Nabi SAW, yang memilih tidak ikut campur dalam perselisihan itu.
Karena prinsipnya, mereka menunda penyelesaian persoalan konflik
politik antara Ali Bin Abi Thalib, Muawiyah Bin Abi Sufyan, dan khawarij
ke hari perhitungan di akhirat nanti. karena itu mereka tidak ingin
mengeluarkan pendapat tentang siapa yang benar dan siapa yang
dianggap kafir diantara ketiga golongan yang telah bertikai tersebut
maka mereka ini kemudian populer disebut sebagai golongan atau
aliran Murji'ah
Pengertian aliran Murjiah

Menurut bahasa Menurut


asy-syahrastani
Kata Murji'ah berasal dari kata
Menurut Syahristani, orang
bahasa Arab arja'a, yarji'u, yang
pertama yang membawa
berarti menunda atau
paham Murji'ah adalah
menangguhkan. Murji'ah
Gailan Ad Dimasyqi.Tokoh
mengacu kepada segolongan
aliran ini adalah Abu Hasan
sahabat Nabi SAW antara lain
Ash Shalihi, Yunus bin An
Abdullah bin Umar, Saad bin Abi
Namiri, Ubaid Al Muktaib,
waqqas, dan Imran bin husin
Ghailan ad Dimasyqi
yang tidak mau melibatkan diri
dalam pertentangan politik
antara Utsman bin Affan dan Ali
Bin Abi Thalib.
Menurut Harun nasution
Kesimpulan

Harun Nasution menyebutkan bahwa Dengan demikian pokok-pokok


murji'ah memiliki empat ajaran pokok, pikiran aliran ilmu kalam mereka
yaitu: dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Menunda hukuman atas Ali, Muawiyah, 1. Pengakuan iman islam cukup
Amr bin Ash, dan Abu Musa Al Asy'ari dalam hatinya saja dan tidak
yang terlibat tahqim dan menyerahkannya dituntut membuktikan keimanan
kepada Allah di hari kiamat kelak dengan perbuatan
2. Menyerahkan keputusan kepada Allah 2. Selama seorang muslim
atas orang muslim yang berdosa besar meyakini dewa kalimat syahadat
3. Meletakkan (pentingnya) iman dari apabila ia berbuat dosa besar
amal. maka tidak tergolong kafir dan
4. Memberikan pengharapan kepada hukuman mereka ditangguhkan di
muslim yang berdosa untuk memperoleh akhirat dan hanya Allah yang
ampunan dari rahmat Allah berhak menghukum
Sekte sekte aliran murjiah
Kemunculan sekte-sekte dalam kelompok Murji’ah itu sendiri tampaknya dipicu oleh
perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan para pendukung Murji’ah sendiri.

Muhammad Imarah menyebutkan sekte-sekte Murji’ah sebagai berikut:


1. Al-Jahmiyah, pengikut Jahm bin Shufwan
2. Ash-Shalihiyah, pengikut Abu Musa Ash-Shalihi
3. Al-Yunushiyah, pengikut Yunus as-Samary
4. As-Samriyah, pengikut Abu Samr dan Yunus
5. Asy-Syaubaniyah, pengikut Abu Syauban
6. Al-Ghailaniyah, pengikut Abu Marwan al-Ghailan bin Marwan ad-Dimsaqy
7. An-Najariyah, pengikut al-Husain bin Muhammad an-Najr
8. Al-Hanafiyah, pengikut Abu Hanifah an-Nu’man
9. Asy-Syabibiyah, pengikut Muhammad bin Syabib
10. Al-Mu’aziyah, pengikut Muadz ath-Thaumi
11. Al-Murisiyah, pengikut Basr al-Murisy
12. Al-Karamiyah, pengikut Muhammad bin Karam as-Sijistany
Menurut Harun Nasution, aliran Murji'ah terbagi menjadi dua yakni, golongan
moderat dan golongan ekstrim.

1. Golongan Murji'ah moderat berpendapat, bahwa orang yang berdosa besar


bukanlah kafir dan tidak kekal dalam neraka tetapi akan dihukum sesuai dengan
besar kecilnya dosa yang dilakukan.
2. Golongan Murji'ah ekstrim, yaitu pengikut Jaham Ibnu Sofyan berpendapat
bahwa orang Islam yang percaya kepada Tuhan kemudian menyatakan
kekufuran secara lisan tidaklah menjadi kafir karena iman dan kufur tempatnya
dalam hati. Golongan ekstrim dalam Murji'ah terbagi menjadi empat kelompok
yaitu:

A. Al-Jahmiyah
kelompok Jaham bin Syafwan dan para pengikutnya berpandangan bahwa orang
yang percaya kepada Tuhan kemudian menyatakan kekufuran secara lisan,
tidaklah menjadi kafir karena iman dan kufur itu bertempat di dalam hati bukan
pada bagian lain dalam tubuh manusia.
B. Shalihiyah
kelompok Abu Hasan As Shalihin berpendapat bahwa iman adalah mengetahui Tuhan,
sedangkan kufur tidak tahu Tuhan. Shalat bukan merupakan ibadah kepada Allah, demikian
pula zakat, puasa, dan haji bukanlah ibadah, melainkan sekedar menggambarkan
kepatuhan.
C. Yumusiah dan Ubaidiyah
melontarkan pernyataan bahwa melakukan maksiat atau perbuatan jahat tidaklah merusak
iman seseorang. Mati dalam iman, dosa-dosa dan perbuatan jahat yang dikerjakan tidaklah
merugikan orang yang bersangkutan. Dalam hal ini mau Muqatil bin Sulaiman berpendapat
bahwa perbuatan jahat banyak atau sedikit tidak merusak iman seseorang sebagai musyrik.
D. Hasaniyah
jika seseorang mengatakan, "saya tahu Tuhan melarang makan babi, tetapi saya tidak tahu
apakah babi yang diharamkan itu adalah kambing ini", maka orang tersebut tetap Mukmin,
bukan kafir
Namun kaum Murji'ah ekstrim. Banyak memperoleh kecaman dari para ulama saat itu dan
tidak memperoleh pengikut dan akhirnya lenyap, sedangkan Murji'ah moderat menjadi
pengikut aliran ahlussunnah wal jamaah
Aliran Jabariyah

Pengertian
Pengertian aliran
jabariyah menurut
Bahasa dan para ahli

Aliran Jabariyah
Dasar ajaran Doktrin ajaran
Dasar ajaran aliran Doktrin ajaran
jabariyah dalam alquran . aliran jabariyah
beserta tokohnya
Pengertian
Aliran jabariyah

Menurut Menurut
Menurut bahasa asy-syahrastani Harun nasution
Bahwa jabariyah
Aliran jabariyah berarti adalah paham yang
(fatalism) berasal menghilangkan menyebutkan bahwa
dari Bahasa jabara perbuatan dari segala perbuatan
yang mengandung hamba secara manusia telah
arti memaksa dan hakikat dan ditentukan dari
mengharuskannya menyandarkan semula oleh qadha
melakukan sesuatu. perbuatan tersebut dan qadar.
kepada Allah swt.
Dasar ajaran
Dasar ajaran aliran jabariyah pada alquran

Q.S. As-shaffat : 96

}۹۶{ ‫وهللا خلقكم وما تعملون‬


Artinya : “padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat
itu”

Q.S. An-nisaa’ : 13

‫تلك حدود هللا ومن يطع هللا ورسوله يدخله جنات تجري من تحتها االنهار خالدين فيها وذلك الفوزالعظيم‬
}۱۳{

Artinya : “(hukum hukum tersebut) itu adalah ketentuan ketentuan dari allah,
barangsiapa taat kepada allah dan rasulnya, niscaya allah memasukkannya ke
dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai sungai, sedang merea kekal
didalamnya, dan itulah kemenangan yang besar”
Doktrin ajaran
Doktrin ajaran aliran jabariyah beserta para tokoh tokoh nya
1. Aliran ekstrim
doktrin jabariyah ekstrim berpendapat bahwa segala perbuatan manusia
bukan merupakan perbuatan yang timbul dari kemauannya sendiri.
doktrin ajaran jabariyah yang ekstrim mengatakan bahwa manusia lemah,
tidak berdaya, terikat dengan kekuasaan dan kehendak tuhan, tidak mempunyai
kehendak dan kemauan bebas sebagaimana dimiliki oleh paham qodariyah.
Tokoh pemuka jabariyah yang ekstrim adalah sebagai berikut :
1. ja’ad bin dirham
ja’ad adalah seorang bani hakim yang tinggal di Damaskus.
 doktrin pokok yang menjadi pikiran ja’ad sebagai berikut :
a. Al qur’an aalah makhluk. Oleh karena itu, dia baru. Sesuatu yang baru
tidak dapat disifatkan kepada allah.
b. Allah tidak mempunyai sifat yang sama dengan makhluk seperti
berbicara, melihat, dan mendengar.
c. Manusia dipaksa oleh allah dalam segala galanya.
2. Jahm bin sufyan
nama lengkapnya adalah abu mahrus jahm bin sufyan. Ia
berasal dari khurasan, bertempat tinggal di Kuffah. Seoarang da’I
yang fasih dan lincah.
Pendapat jahm yang berkaitan dengan persoalan teologi :
• Manusia tidak mampu berbuat apa apa. Ia tidak mempunyai
kehendak sendiri dan tidak mempunyai pilihan.
• Surga dan neraka tidak kekal. Tidak ada yang kekal selain tuhan.
Dengan dalil surat al huud ayat 107.
• Iman adalah makrifat atau membenarkan dalam hati.
• Kalam tuhan adalah makhluk allah maha suci dari segala sifat sifat
dan kemiripan dengan manusia.
2. Aliran jabariyah moderat
jabariyah moderat mengatakan bahwa tuhan memang menciptakan
perbuatan manusia. Akan tetapi, manusia mempunyai bagian di dalamnya.
Tokoh tokoh dalam aliran jabariyah modert adalah sebagai berikut :
a. An-Najjar
nama lengkapnya Husain bin Muhammad an Najjar (wafat 230 H).
Para pengikutnya disebut an-najjariyah atau al-husainiyyah. Diantara
pendapat pendapatnya adalah sebagai berikut :
 tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, mengambil bagian atau
peran dalam mewujudkan perbuatan perbuatan itu. Inilah yang disebut
kasab. Menurut paham kasab, manusia tidaklah majrur (dipaksa oleh tuhan)
Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat, tetapi an Najjar menyatakan bahwa
tuhan dapat saja memindahkan potensi hati (makrifat) pada mata sehingga
manusia dapat melihat tuhan.
b. Adh – Dhirar
nama lengkapnya adalah adh dhirar bin amr. Pendapatnya tentang
perbuatan manusia sama dengan husai an Najjar, yakni manusia tidak
hanya seperti wayang yang digerakkan oleh dalag, tetapi manusia
mempunyai bagian dalam mewujudkan perbuatannya dan tidak semata
mata dipaksa dalam melakukan perbuatannya.
Pendapat adh dhirar adalah sebagai berikut :
 suatu perbuatan dapat ditimbulkan oleh dua pelaku secara bersamaan,
artinya perbuatan manusia tidak hanya ditimbulkan oleh tuhan tetapi juga
oleh manusia iyu sendiri. Manusia turut berperan dalam mewujudkan
perbuatan perbuatannya. Tuhan dapat dilihat dengan indra keenam.
Hujjah yang dapat diterima setelah nabi saw. Adalah ijtihad.
Hadis ahad tidak dapat dijadikan sumber alam menetapkan hukum.
Aliran mu’tazilah
MU’TAZILAH
Dari kata “i’tazala” yang artinya
“memisahkan diri”. Mu’tazilah berarti salah
satu aliran pemikiran dalam islam yang
terpengaruh dengan filsafat barat sehingga
berkecenderungan menggunakan rasio
sebagai dasar argumentasi. Wasil bin Atha’
yang berbeda pendapat dengan gurunya
Imam Hasan Al-Bashri. Hasan Al-Bashri
berpendapat mukmin yang melakukan dosa
besar masih berstatus mukmin. Sementara
Wasil bin Atha’ berpendapat bahwa
mukmin yang berdosa besar bukanlah
mukmin dan bukanlah kafir.
Perbandingan pemikiran aliran kalam
1. Wahyu & Akal
- menurut aliran mu'tazilah, akal dapat mengetahui apa yang baik & apa
yang buruk. bahkan sebelum adanya Wahyu, orang² sudah wajib
bersyukur & mengerjakan yang baik dan meninggalkan yang buruk.
- menurut aliran Asy'ariyah, akal memang dapat mengetahui adanya
tuhan tapi tidak mengerti bagaimana cara berterimakasih/bersyukur
kepada Tuhan. Untuk itu diperlukan adanya Wahyu, tanpa Wahyu mereka
tidak mengetahuinya.
- menurut aliran Maturidiyah, menurut abu Mansur akal dapat
mengetahui tuhan, baik & buruk serta kewajiban terhadap Tuhan, tapi
Wahyu yang menetapkan tapi tetap diperlukan Wahyu. Menurut Al
Bazdawi semua pengetahuan dapat dicapai oleh akal, tetapi kewajiban
diketahui melalui wahyu.
2. Iman & kufur
- menurut aliran khawarij, mereka memandang bahwa orang² yang terlibat dalam peristiwa
tahkim seperti Ali, Mu'awiyah, dll adalah kafir. Berdasarkan firman Allah QS Al Maidah ayat
44. Menurutnya iman tidak cukup hanya di benarkan dalam hati tapi harus tunjukkan
dalam bentuk ucapan & perbuatan
- Menurut aliran murji'ah, ada 2 kategori yaitu ekstrim & moderat. Yang ekstrim mereka
berpandangan bahwa keimanan terletak di dalam kalbu jadi segala ucapan & perbuatan
yang menyimpang dari kaidah agama bukan berarti imannya telah rusak. Menurut murji'ah
moderat, pelaku dosa besar tidak menjadi kafir. Meskipun di siksa di neraka, mereka tidak
kekal di dalamnya. Masih ada kemungkinan tuhan mengampuni jadi tidak ada siksa di
neraka.
- menurut Aliran mu'tazilah, setiap pelaku dosa besar berada di posisi tengah antara kafir &
mukmin. Jika pelakunya meninggal dunia & belum bertaubat, maka ia akan masuk ke
neraka. Tetapi siksaannya lebih ringan dari orang yang kafir.
- menurut Aliran Asy'ariyah, mereka tidak mengkafirkan orang yang telah melakukan dosa
besar, tapi jika dosa besar itu dilakukan dengan anggapan bahwa hal tsb halal
dilakukan/tidak meyakini keharamannya maka ia dianggap kafir.
3. Sifat-sifat Tuhan
- menurut Aliran mu'tazilah, mereka menganggap Tuhan tidak mempunyai
sifat, tapi Tuhan bisa mengetahui segalanya melalui perantara pengetahuan.
- Menurut Aliran Asy'ariyah, mereka menganggap bahwa Tuhan mempunyai
sifat karena perbuatannya & juga mempunyai pengetahuan, kemauan, daya.
- Menurut Aliran Maturidiyah, mereka percaya bahwa Tuhan memiliki sifat
seperti sama', Bashar, dll.

4. Kehendak mutlak dan keadilan Tuhan


- menurut aliran mu'tazilah, keadilan Tuhan mengatakan bahwa Tuhan itu adil
dan tidak mungkin berbuat zalim dengan memaksakan kehendak kepada
hamba-Nya kemudian mengharuskan hamba-Nya menanggung akibat dari
perbuatan nya itu.
- menurut aliran Asy'ariyah, menyatakan bahwa kekuasaan Allah itu mutlak,
yang mendorong Allah untuk melakukan sesuatu adalah semata-mata karena
kehendak Nya dan bukan karena kepentingan manusia atau tujuan lain.
4. Perbuatan Tuhan & perbuatan manusia
- menurut aliran Jabariyah, manusia tidak berkuasa atas perbuatannya yang
menentukan perbuatan manusia adalah Tuhan. Manusia di ibaratkan
seperti wayang yang tidak berdaya kecuali digerakkan oleh dalang nya, dan
Tuhan lah dalang tsb.
- menurut Aliran Mu'tazilah, Tuhan memiliki kewajiban-kewajiban, yaitu
kewajiban berbuat yang terbaik bagi manusia seperti kewajiban menepati
janji² Nya & kewajiban untuk mengirim Rasul Nya sebagai petunjuk bagi
manusia. Dan menurut nya manusia memiliki kebebasan untuk melakukan
perbuatannya. Manusia tidak dikendalikan tapi mereka bisa memilih.
- menurut aliran Asy'ariyah, menggunakan paham kasb yaitu berbarengan
antara perbuatan manusia dengan kekuasaan Allah. Maksudnya, jika
seseorang ingin melakukan suatu perbuatan, perbuatan itu akan terlaksana
jika sesuai kehendak Allah.
- menurut Aliran Maturidiyah, tidak selamanya perbuatan Tuhan itu
dilakukan atas kehendak Tuhan karena Tuhan tidak menyukai perbuatan-
perbuatan buruk.

Anda mungkin juga menyukai