Anda di halaman 1dari 5

ALIRAN MURJI'AH DAN ALIRAN JABARIYAH

Kelompok 1
• M.mumtazt al muntari
• M.firgiansyah
• Dimas aryani
• Afaf afipah
• Dara anggita
• Hilda rahma
• Lintang ayu mandalika

Aliran Murji'ah
Kata Murji’ah berasal dari kata bahasa Arab arja’a, yarji’u, yang berarti menunda
atau menangguhkan. Aliran ini disebut Murji’ah karena dalam prinsipnya mereka
menunda penyelesaian persoalan konflik politik antara Ali bin Abi Thalib,
Mu’awiyah bin Abi Su- fyan dan Khawarij ke hari perhitungan di akhirat nanti.
Karena itu mereka tidak ingin mengeluarkan pendapat tentang siapa yang benar
dan siapa yang dianggap kafir dian- tara ketiga golongan yang tengah bertikai
tersebut.
Alasannya, keimanan merupakan keyakinan hati seseorang dan tidak berkaitan
den- gan perkataan ataupun perbuatan. Selama seseorang masih memiliki
keimanan didalam hatinya, apapun perbuatan atau perkataannya, maka ia tetap
dapat disebut seorang mukmin, bukan kafir.
Murji’ah mengacu kepada segolongan sahabat Nabi SAW, antara lain Abdullah bin
Umar, Sa’ad bin Abi Waqqas, dan Imran bin Husin yang tidak mau meli- batkan diri
dalam pertentangan politik antara Utsman bin Affan (khalifah ke-3; w. 656) dan Ali
bin Abi Thalib (khalifah ke-4; w. 661). Menurut Syahristani orang pertama yang
membawa paham Murji’ah adalah Gailan ad Dimasyqi. Tokoh aliran ini adalah Abu
Hasan Ash-Shalihi, Yunus bin An-Namiri, Ubaid Al-Muk-taib, Ghailan Ad-Dimasyqi.
Doktrin Ajaran
Menurut Harun Nasution menyebutkan, bahwa Murji’ah memiliki empat ajaran
pokok, yaitu:
1. Menunda hukuman atas Ali, Mu’awiyah, Amr bin Ash, dan Abu Musa Al-
Asy’ari yang terlibat tahkim dan menyerahkannya kepada Allah di hari kiamat
kelak.
2. Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim yang berdosa.
3. Meletakkan (pentingnya) iman.
4. Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa besar untuk
memperoleh ampunan dan rahmat.

Sekte
Menurut Harun Nasutuion, aliran Murji’ah, terbagi menjadi 2, yakni “golongan
moderat” dan “golongan ekstrim”.
1. Golongan Murji’ah moderat berpendapat bahwa orang yang berdosa besar
bukanlah kafir dan tidak kekal dalam neraka, tetapi akan di hukum sesuai
dengan besar kecilnya dosa.
2. Golongan Murji’ah ekstrim, yaitu pengikut Jaham Ibnu Sofwan, berpendapat
bahwa orang Islam yang percaya kepada Tuhan kemudian menyatakan
kekufuran secara lisan, tidaklah menjadi kafir, karena iman dan kufur
tempatnya dalam Golongan ekstrim.
3. Hasaniyah, jika seseorang mengatakan “saya tahu Tuhan melarang makan
babi, tetapi saya tidak tahu apakah babi yang diharamkan itu adalah kambing
ini”, maka orang tersebut tetap mukmin.

Aliran Jabariyah
Secara bahasa jabariyah (fatalism) berasal dari kata jabara yang mengandung
arti memaksa dan mengharuskannya melakukan sesuatu. Menurut Harun Nasution
jabari- yah adalah paham yang menyebutkan bahwa segala perbuatan manusia
telah ditentu- kan dari semula oleh Qadha dan Qadar Allah. Maksudnya, setiap
perbuatan yang diker-jakan manusia tidak berdasarkan kehendak manusia, tapi
diciptakan oleh Tuhan dan dengan kehendak-Nya, manusia tidak mempunyai
kebebasan dalam berbuat, manusia mengerjakan perbuatan dalam keadaan
terpaksa (majbur).
Sejarawan Abu Zahra menuturkan bahwa paham ini muncul sejak zaman
sahabat dan masa Bani Umayyah. Ketika itu para ulama membicarakan tentang
masalah Qadar dan kekuasaan manusia ketika berhadapan dengan kekuasaan
mutlak Tuhan. Tokoh yang mendirikan aliran ini adalah Jahm bin Safwan, Al-Ja’ad
Bin Dirham, Husain Bin Muhammad Al Najjar, Dirar Ibn ‘Amr.

Dasar Ajaran
Dasar pemahaman pada aliran jabariyah ini dijelaskan Al-Qur’an diantaranya:
QS. al Shaffat [37]: 96 dan QS. al Insan[76]: 30
“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu”
“Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah”.

Doktrin Ajaran
Aliran ini dikenal juga dengan nama Jahmiyyah karena mendasarkan pemikiran
ke- pada tokoh utamanya yakni, Jahm bin Shofwan. Doktrin ajaran Jabariyah yang
ekstrim mengatakan bahwa manusia lemah, tidak berdaya, terikat dengan
kekuasaan dan ke- hendak Tuhan, tidak mempunyai kehendak dan kemauan bebas
sebagaimana dimilki oleh paham Qadariyah. Seluruh tindakan dan perbuatan
manusia tidak boleh lepas dari scenario dan kehendak Allah. Segala akibat, baik dan
buruk yang diterima oleh manusia dalam perjalanan hidupnya adalah merupakan
ketentuan Allah.
Di antara ajaran kelompok ini adalah:
1. Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa. Ia tidak mempunyai daya,
tidak mempunyai kehendak sendiri.
2. Surga dan neraka tidak kekal.
3. Kalam Tuhan adalah Allah tidak mempunyai keserupaan dengan manusia
seperti berbicara, mendengar, dan melihat, dan Tuhan juga tidak dapat
dilihat dengan indera mata di akherat kelak.

RANGKUMAN

Aliran murji'ah berawal dari sekumpulan orang yang tidak setuju dengan keyakinan
aliran khawarij, yaitu yang menganggap bahwa orang yang melakukan dosa besar
adalah kafir. Alliran murji'ah meyakini bahwa iman tidak dinilai dari amal perbuatan,
iman datang dari hati bukan amal. Kata murji'ah mengandung arti memberi
pengharapan, yaitu kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan
dan rahmat Allah swt. Oleh karena itu murji'ah artinya orang yang menunda
penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa, yaitu Ali dan Muawwiyah.

Nama jabariyah berasal dari kata "jabara" yang mengandung arti memaksa.
Menurut al-Syakhrastani bahwa jabariyah berarti menghilangkan perbuatan dari
hamba secara hakikat dan menyerahkan perbuatan tersebut kepada Allah.
Pemunculan aliran Jabariyah berpangkal dari persoalan teologis yang kedua, yaitu
persoalan takdir Tuhan dalam kaitannya dengan kehendak dan perbuatan manusia.
Bibit perbedaan paham tentang takdir ini sudah tampak pada masa Nabi dan
Khulafaur Rasyidin, tetapi belum meninggalkan perbincangan dan perdebatan yang
serius, karena Nabi sendiri pernah memarahi dan menghentikan perbincangan
tentang takdir tersebut.

Anda mungkin juga menyukai