Anda di halaman 1dari 25

Pertumbuhan dan Perkembangan Aliran-Aliran Kalam:

Mu’tazilah, Asy’ariyah, Murji’ah, dan


Maturidiyah
Mata Kuliah: Pendidikan Akidah
Dosen Pengampu: Najminnur Hasanatun Nida, S.Pd.I., M.Pd.I.

Kelompok V
Muhammad Ahdi Noor Idy (190101040028)
Nahrul Hayati (190101040096)
Topik Pembahasan :

01 Aliran Mu’tazilah 3 Latar Belakang Berdirinya

02 Aliran Asy’ariyah 9
Tokoh-Tokoh
03 Aliran Murji’ah 13

04 Aliran Maturidiyah 20 Pemikiran dan Doktrin


01 Aliran Mu’tazilah
Latar Belakang Aliran Mu’tazilah
• Dalam bahasa Arab, kata Mu'tazilah berasal dari kata "i'tazala“, yang
artinya memisahkan diri atau menjauhkan diri.
• Mu’tazilah merupakan salah satu aliran kalam yang menggunakan
akal dan pemikiran rasional untuk menjelaskan masalah ketuhanan.
• Pemikiran rasional ini dipengaruhi oleh pemikiran filsafat.
• Adapun persoalan ketuhanan yang diperbincangkan oleh para ulama
pada akhir abad I hijriah yaitu tentang status orang mukmin yang
berbuat dosa besar.
• Persoalan ini muncul pula di majelis ta'lim yang dipimpin oleh Hasan
al-Bashri di masjid Bashrah.
Latar Belakang Aliran Mu’tazilah
• Di saat Hasan al-Bashri masih berpikir, anggota pengajian yang
bernama Washil ibn Atha merespon pertanyaan.
• Menurutnya, orang mukmin yang melakukan dosa besar maka ia
berada di antara dua posisi yang disebutnya al-Manzilah bayn al-
Manzilatain (tempat di antara dua tempat).
• Kemudian, Washil bin Atha meninggalkan kajian, diikuti temannya,
‘Amr ibn Ubaid.
• Melihat itu, Hasan al-Bashri pun berkomentar: "I’tazala ‘Anna Washil",
yang artinya "Washil telah memisahkan diri dari kita".
• Sejak saat itu Washil dan kawannya-kawannya dikenal dengan
panggilan Mu’tazilah.
Tokoh-Tokoh Aliran Mu’tazilah
a. Washil ibn Atha (80 - 131 H). Ia merupakan tokoh pertama yang
melahirkan aliran Mu’tazilah.
b. Abu Huzail Muhammad ibn Huzail ibn Ubaidillah ibn Makhul al-
Allaf (135 - 235 H).
c. Ibrahim ibn Sayyar ibn Hani al-Nazham.
d. Abu Ali Muhammad ibn Ali al-Jubba’i (135 - 267 H).
Pemikiran Aliran Mu’tazilah
• Setiap masalah yang timbul mereka kembalikan kepada akal. Yang
dapat diterima akal, diterima, dan yang tidak dapat, ditolak.
• Dalam menemukan pemikiran akidahnya, Mu’tazilah menggunakan
metode logika murni dengan tetap berusaha agar tidak menyimpang
dari nash-nash al-Quran. Jika bertentangan, maka nash itu mereka
takwilkan sehingga tidak bertentangan dengan paham mereka.
• Penganut aliran Mu’tazilah merupakan golongan yang membawa
masalah ketuhanan yang lebih mendalam dan bersifat filosofis
dibanding aliran-aliran kalam lainnya.
• Penganut aliran Mu'tazilah juga dikenal dengan sebutan “kaum
rasionalis Islam”.
Doktrin Aliran Mu’tazilah
• Ada lima doktrin pokok yang disebut al-Ushul al-Khamsah. Setiap
orang Mu'tazilah wajib mendakwahkan kelima doktrin Ini.
1. At-Tauhid.

2. Al-’Adlu.

3. Al-Wa’d wa al-Wa’id.

4. Al-Manzilah bain al-Manzilatain.

5. Al-Amr bi al-ma’ruf wa al-Nahyu ‘an al-munkar.


02 Aliran Asy’ariyah
Latar Belakang Aliran Asy’ariyah
• Nama Al-Asy’ariyah diambil dari nama Abu Al-Hasan Ali bin Ismail Al-
Asy’ari.
• Awalnya, Al-Asy’ari berguru kepada tokoh Mu’tazilah masa itu, Abu
Ali Al-Jubai.
• Al-Asy'ari merenungkan dan membandingkan antara ajaran-ajaran
Mu’tazilah dengan paham ahli-ahli fiqih dan hadist.
• Ia meninggalkan paham Mu’tazilah karena tidak puas akan jawaban
gurunya perihal keharusan Allah swt memelihara al-shalah wa al
ashlah (yang baik dan yang terbaik) terhadap hamba-hamba-Nya.
Tokoh-Tokoh Aliran Asy’ariyah
• Aliran Asy'ariyah berkembang pesat di Iraq, kemudian di Mesir pada
zaman Salahuddin al-Ayubi, di Syiria, Maghribi, Turki, dan daerah-
daerah lainnya.
• Adapun tokoh-tokohnya di antaranya adalah al-Asfaraini, al-Qafal, al-
Jarjani dan lain-lain.
• Selain itu, lahir tokoh sarjana Islam yang menyambung aliran faham
ini seperti Abu Abdullah bin Mujahid, Abu Hasan al-Bahili, Abu Bakar
bin al-Taib al Baqillani, Abu Bakar bin Furak, Abu Ishak al-Asfiraini,
Abu Muhammad al-Juwaini, Abu Mazfir al-Asfaraini, Imam al-
Haramain al-Juwaini, Hujah Islam Imam al-Ghazali, dan Imam
Fakhruddin al-Razi.
Doktrin Aliran Asy’ariyah
1. Tuhan dan Sifat-Sifat-Nya
Paham Asy’ariyah ini
2. Kebebasan dalam Berkehendak bukan merupakan
Ahlussunnah wal jama’ah
3. Akal dan Wahyu dan Kriteria baik dan buruk.

4. Qadimnya Alquran

5. Melihat Allah

6. Keadilan Allah

7. Kedudukan Orang Berdosa


03 Aliran Murji’ah
Latar Belakang Aliran Murji’ah
• Awal munculnya aliran murji’ah karena persoalan pada pemerintahan
khalifah usman bin affan yaitu pihak ali bin abi thalib dengan pihak
mu’awiyah bin abi sofyan. Pemicu utama persoalan ini adalah status
hukum orang yang melakukan dosa besar, apakah mereka tergolong kafir
atau bukan.
• Persoalan ini pertama kali dimunculkan golongan khawarij, menurutnya
orang itu menjadi kafir, sedangkan menurut mu’tazilah orang itu bukan
mukmin melainkan hanya muslim.
• Dalam suasana pertentangan itu timbul suatu golongan yang bersifat
netral, tidak mau turut dalam praktek kafir mengkafirkan yang terjadi
antara golongan yang bertentang itu. Golongan ini disebut golongan
murji’ah.
Doktrin Aliran Murji’ah
Menurut Harun Nasution, murjiah di bagi dalam dua golongan
besar, yaitu
1. Golongan murji’ah yang moderat
• Golongan ini berpendapat bahwa orang yang melakukan dosa
besar itu tidak menjadi kafir, karena tidak kekal dalam neraka.
• Tokoh-tokoh yang termasuk dalam golongan ini adalah al-Hasan
bin Muhammad bin Ali bin Abi thalib, Abu Hanifah, Abu Yusuf, dan
beberapa ahli hadis.
Doktrin Aliran Murji’ah
Lanjutan-
2. Golongan murji’ah yang ekstrem, yang termasuk golongan ini
antara lain:

a. Golongan Al-Jahmiah,
• Tokohnya adalah Jahm bin Safwan.
• Ajaran pokoknya antara lain adalah orang Islam yang percaya pada
Tuhan dan kemudian menyatakan kekufuran secara lisan tidaklah
menjadi kafir, karena iman dan kufur tempatnya hanyalah di hati
bukan dalam bagian lain dari tubuh manusia.
Doktrin Aliran Murji’ah
Lanjutan-
b. Golongan Al-Salihiah.
• Mereka adalah pengikut Abu Hasan al-Salihi.
• Golongan ini berpendapat bahwa iman adalah mengetahui Tuhan,
sedangkan kufr adalah tidak mengetahui Tuhan.
• Menurut mereka, shalat itu tidak merupakan ibadat kepada Tuhan,
karena yang disebut ibadah itu ialah beriman kepada Tuhan, dalam
arti mengetahui Tuhan.
Doktrin Aliran Murji’ah
Lanjutan-
c. Golongan Yunusiyah.
• Tokohnya adalah Yunus bin Aun al-Namiry.
• Golongan ini berpendapat bahwa yang disebut iman itu hanyalah
mengetahui Tuhan.
• Karena itu mereka berkesimpulan bahwa melakukan perbuatan
maksiat atau pekerjaan-pekerjaan jahat itu tidak akan merusak
iman seseorang.
Doktrin Aliran Murji’ah
Lanjutan-
d. Golongan Al-Ubaidiyah.
• Tokohnya ialah Ubaid al-Muktaib
• Golongan ini berpendapat bahwa semua dosa selain syirik akan
diampuni oleh Allah SWT, dan seseorang yang meninggal asal ia
bertauhid, maka ia akan bebas siksa meskipun ia berdosa.

Dari uraian di atas jelaslah, betapa berbahayanya ajaran Muji’ah yang


esktrim itu. Ajaran seperti itu jelas dapat membawa kepada kerusakan
akhlak dan moral. Sebaliknya ajaran golongan Murji’ah yang moderat
dapat diterima oleh kebanyakan umat Islam, sehingga ajarannya
dapat diterima oleh Ahlu Sunnah wa al-Jama’ah.
04 Aliran Maturidiyah
Latar Belakang Aliran Maturidiyah
• Aliran Maturidiyah diambil dari nama pendirinya, yaitu Abu Mansur
Muhammad bin Muhammad Al-Maturidi.
• Aliran Maturidiyah muncul sebagai reaksi terhadap aliran Mu’tazilah.
• Oleh sebab itu, pendapat-pendapat Maturidiyah memiliki kesamaan
ajaran prinsip dengan alirah Asy’ariah, karena muncul kedua aliran
tersebut dengan latar belakang yang sama.
• Meski demikian, antara teologi Maturidiyah dengan teologi Asy’ariah
memiliki perbedaan-perbedaan.
Tokoh-Tokoh Aliran Maturidiyah
• Tokoh-tokoh aliran Maturidiyah terdiri dari para pengikut aliran fiqh
Hanafiah.
• Para tokoh aliran Maturidiyah antara lain: Al-Bazdawi, Al-Taftazani,
An Nasafi, dan Ibnul Hammam.
• Di antara mereka yang paling terkenal adalah Al Bazdawi, sehingga
dalam aliran Maturidiyah terdapat dua golongan, yaitu golongan
Maturidiyah Samarkand yang dipelopori oleh Abu Mansur Al-
Maturidi dan golongan Maturidiyah Bukhara oleh Abu Yusuf
Muhammad Al-Bazdawi.
Doktrin Aliran Maturidiyah
Samarkand Bukhara
Akal dan wahyu Akal dapat mengetahui eksistensi Akal tidak dapat mengetahui tentang kewajiban
Tuhan mengetahui Tuhan sekalipun akal dapat mengetahui
Tuhan dan mengetahui baik dan buruk
Pelaku Dosa Orang yang berdosa besar itu tidak Pelaku dosa masih tetap sebagai mukmin karena
Besar kafir dan tidak kekal di dalam neraka adanya keimanan dalam dirinya
walaupun mati sebelum bertaubat
Iman dan kufur Iman adalah tashdiq bi al-qalb, bukan Iman tidak dapat berkurang, tetapi bisa bertambah
semata-mata iqrar bi al-lisan dengan adanya ibadahibadah yang dilakukan
Perbuatan Tuhan Perbuatan Tuhan hanyalah Tuhan tidak mempunyai kewajiban dan Tuhan pasti
dan Perbuatan menyangkut hal-hal yang baik saja. menepati janjiNya. Manusia tidak mempunyai daya
Manusia Kehendak dan daya berbuat, adalah untuk melakukan perbuatan, hanya Tuhanlah yang
kehendak dan daya manusiadalam dapat mencipta, dan manusia hanya dapat
arti kata sebenarnyadan bukan dalam melakukan perbuatan yang telah diciptakan Tuhan
arti kiasan baginya
Doktrin Aliran Maturidiyah
Samarkand Bukhara
Sifat-sifat Tuhan Sifat tidak dikatakan sebagai esensi-Nya dan Tuhan mempunyai sifat-sifat
bukan pula dari esensi-Nya. Sifat-sifat Tuhan namun tidaklah mempunyai
itu mulzamah (inheren) dzat tanpa terpisah sifat-sifat jasmani.
(innaha lam takun ain al-dzat wa la hiya
ghairuhu)

Kehendak mutlak Kehendak mutlak Tuhan dibatasi oleh Tuhan mempunyai kehendak
tuhan dan keadilanTuhan. Segala perbuatanNya adalah mutlak
keadilan baik dan tidak mampu untuk berbuat buruk
serta tidak mengabaikan kewajiban-
kewajiban Nya terhadap manusia.

Condong Pada Aliran Mu‘tazilah Aliran Asy‘Ariyah


TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai