Anda di halaman 1dari 31

FARMAKOTERAPI 4

GLAUKOMA

Dosen Pengampu :
Widya Kardela, M. Farm., Apt.

STIFARM PADANG
2019
ANATOMI MATA
Ruang anterior mata dan aliran humor aqueous
Pada dasarnya, mata memiliki sistem aliran cairan
mata (aqueous humour) ke dalam pembuluh
darah. Aqueous humour itu sendiri adalah cairan alami yang
berfungsi menjaga bentuk mata, memasok nutrisi, dan
membersihkan kotoran pada mata. Aqueos Humor
terbentuk dalam tubuh siliaris dan epitelnya melalui
penyaringan dan sekresi.
Karena ultrafiltrasi tergantung pada gradien tekanan,
tekanan darah dan perubahan tekanan intraokuler
mempengaruhi pembentukan aqueus humor.
Ketika terjadi gangguan pada sistem aliran cairan ini
akan menyebabkan penimbunan cairan aqueous
humour dan meningkatkan tekanan pada bola mata.
Meningkatnya tekanan pada bola mata kemudian dapat
merusak saraf optik.
DEFINISI

Glaukoma adalah gangguan mata yang mengarah


ke neuropatik optik yang ditandai oleh perubahan kepala
optik (cakram optik) yang berhubungan dengan hilangnya
kepekaan visual dan luas lapang pandang yang ditandai
dengan peningkatan tekanan intra okular.

Glaukoma adalah penyakit mata yang kronis dan berjalan


progresif, dengan kerusakan pada serangkaian jalur serabut
saraf retina dan diskus optikus disertai bintik buta pada
penglihatan luas lapang pandang yang sangat khas. Tekanan
bola mata atau tekanan intra okular (TIO) merupakan faktor
resiko utama sebagai penyebab timbulnya penyakit glaukoma
Tekanan Intraokular
• Tekanan intraokuler merupakan salah satu
faktor risiko yang penting dalam peningkatan
progresivitas glaukoma dan dapat
dikendalikan dibandingkan faktor risiko
lainnya.
• TIO rata – rata berkisar sekitar 10 – 21 mmHg
• Tekanan intraokuler ditentukan oleh kecepatan
pembentukan humor aquos dan tahanan
terhadap aliran keluarnya dari mata.
• Humor aquos merupakan cairan jernih yang
mengisi kamera okuli anterior dan posterior.
Volume humor aquos sekitar 250 µL, dan
kecepatan pembentukannya 2,5 µL/menit
• Komposisi humor aquos hampir sama dengan
komposisi plasma, yaitu mengandung askorbat,
piruvat, laktat, protein, dan glukosa
Perbandingan Komposisi Plasma dan
Humor Aqueous
Aliran humor aquos normal
• Pada sistem vena, humor aquos diproduksi oleh prosesus
ciliaris masuk melewati kamera okuli posterior menuju
kamera okuli anterior melalui pupil.
• Setelah melewati kamera okuli anterior cairan humor aquos
menuju trabekula meshwork ke angulus iridokornealis dan
menuju kanalis Schlemm yang akhirnya masuk ke sistem
vena. Aliran humor aquos akan melewati jaringan
trabekulum sekitar 90 %.
• Sedangkan sebagian kecil humor aquos keluar dari mata
melalui otot siliaris menuju ruang suprakoroid untuk
selanjutnya keluar melalui sklera atau saraf maupun
pembuluh darah. Jalur ini disebut juga jalur uveosklera (10-
15%).
Peningkatan tekanan intraokular
(TIO) merupakan penyebab yang
paling sering ditemukan pada
glaukoma. Ada dua jenis utama
glaukoma yaitu glaukoma sudut
terbuka dan sudut tertutup.
KLASIFIKASI GLAUKOMA
PREVALENSI

Dalam Riset Kesehatan Dasar tahun 2007,


pada responden berusia 15 tahun ke atas
dinyatakan apakah pernah ddiagnosis glaukoma
oleh tenaga kesehatan. Diperoleh hasil bahwa
responden yang pernah didiagnosis glaukoma
adalah sebesar 0,46%, tertinggi di Provinsi DKI
Jakarta (18,5%), kemudian berturut-turut diikuti
oleh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (12,8%),
Kep. Riau (12,6), Sulawesi Tengah (12,1%),
sumatera Barat (11,4%). Hasil terendah diperoleh
di Provinsi Riau (0,4%).
ETIOLOGI

Glaukoma Primer Sudut Terbuka


-peningkatan TIO,
-peningkatan kerentanan saraf optik untuk
iskemia (aliran darah berkurang atau tidak
GLAUKOMA teratur),
PRIMER -reaksi autoimun, dan
-fisiologis abnormal
Hal diatas diyakini sebagai apoptosis sel
ganglion retina, yang menghasilkan degenerasi
aksonal danakhirnya kehilangan penglihatan
permanen.
-Akibat dari penyakit mata lain
-Trauma
GLAUKOMA -Pembedahan
SEKUNDER -Penggunaan kortikosteroid yang berlebih
-Penyakit sistemik lainnya

GLAUKOMA Ditemukan sejak dilahirkan biasanya


KONGINENTAL disebabkan oleh sistem saluran
pembuangan pada mata tidak berfungsi
dengan baik
GEJALA

•Penglihatan kabur
•Terdapat lingkaran seperti
pelangi ketika melihat ke arah
cahaya terang
•Memiliki sudut buta (blind spot)
FAKTOR RESIKO
1 Tekanan intra okular

2 Umur

3 Jenis kelamin

4 Ras

5 Insufisiensi vaskular

6 Riwayat keluarga

7 Perilaku kesehatan

8 sosioekonomi
PEMERIKSAAN

1.Pemeriksaan tajam penglihatan atau


visus
2.Oftalmoskopi
3.Tonometri
4.Gonioskopi
5.Pemeriksaan lapang pandangan
(kampimetri)
DIAGNOSA
•POAG (Primary Open Angel Glaucoma) disebabkan oleh
perubahan disk optik khas dan kehilangan lapang
pandangan visual, dengan atau tanpa peningkatan TIO.
Normal tension glaucoma mengacu pada diskus perubahan,
kehilangan bidang visual, dan TIO kurang dari 21 mm Hg
(2,8 kPa). Hipertensi mata mengacu pada TIO lebih besar
dari 21 mm Hg (2,8 kPa) tanpa perubahan disk atau
kehilangan lapang pandangan visual.

•CAG (Close Angel Glucoma) biasanya divisualisasikan


dengan gonioskopi. TIO umumnya sangat meningkat
(misalnya, 40–90 mm Hg [5,3-12 kPa]) saat gejala muncul.
Tanda-tanda tambahan termasuk konjungtiva hiperemis,
kornea keruh, ruang anterior dangkal, dan kadang-kadang
edematous cakram optik dan hyperemic disk optic.
PATOFISIOLOGI
ALGORITMA

D’piro edisi 9
TERAPI

A. PARASIMPATOMIMETIK, AGONIS KOLINERGIK

NAMA OBAT BENTUK SEDIAAN DOSIS


Karbakol Larutan 0,75; 1,5; 2,75; 3 % 2-3 x 1 tetes per hari
Polikarpin Larutan 0,25; 0,5; 1; 2; 4; 6; 8; 1 tetes 2-3 x
10 %
B. SENYAWA PENGHAMBAT BETA ADRENERGIK
NAMA OBAT BENTUK SEDIAAN DOSIS
Penghambat β-adrenergik
Betaxolol Larutan 0,5 dan 0,25 Satu tetes 2x sehari
Levobunolol suspensi larutan 0,25% dan Satu tetes 2x sehari
Metilpranolol 0,5 % Satu tetes 2x sehari
Timolol Larutan 0,3 % Satu tetes 1-2x sehari
Larutan 0,25 dan 0,5 %

C. PENGHAMBAT KARBONIK ANHIDRASE


NAMA OBAT DOSIS
Asetazolamid Tablet 125-250 mg
Injeksi 250-500 mg

C. PENGHAMBAT KARBONIK ANHIDRASE


NAMA OBAT DOSIS
Latanoprost 1 tetes 2x sehari larutan
0,005 %
INTERAKSI OBAT
DAFTAR PUSTAKA

Dipiro J.T., Talbert R.L., Yee G.C., Matzke G.R., Wells B.G., and Posey L.M.
(2011). Pharmaotherapy : A Pathophyysiologic Approach, 8th ed.
United State of america : Mc Graw Hill.

Ismandari F. (2010). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kebutaan pada Pasien


Baru dengan Glaukoma Primer di Poliklinik Penyakit Mata RSUPN dr.
Ciptomangukusumo Jakarta Januari 2007 - Oktober 2009. (Tesis). Depok :
Universitas Indonesia.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai