Anda di halaman 1dari 22

STOMATITIS AFTOSA

REKUREN (SAR)

Oleh : Fahreza Fajar Muharam


Pembimbing : dr. Nancy Sendra, M.Kes,Sp.THT-KL

Bagian THT-KL
Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo
2019
Pendahuluan
Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) adalah penyakit mukosa
mulut yang sering ditemukan, ditandai dengan adanya ulkus
berbentuk bulat yang nyeri dan berulang, namun
kebanyakan kasus tidak diketahui pasti etiologi dan
patogenesisnya.

Kejadian penyakit ini berkisar 5 – 50% dari populasi.


Hampir 80% pasien mengalami SAR sebelum usia 30 tahun,

Sampai saat ini belum ada strategi pengobatan atau


pencegahan yang efektif dan definitif. Sehingga
pengobatan SAR hanya ditujukan untuk meringankan
keluhan dan gejala yang timbul.
Anatomi

Gambar 1. Anatomi cavum oris


Definisi
Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR)
dikenal juga dengan istilah apthae
atau cancer sore, merupakan suatu
lesi ulserasi yang terjadi secara
kekambuhan pada mukosa mulut
tanpa adanya tanda-tanda suatu
penyakit lainnya.
Epidemiologi
Sekitar 20% dari populasi umum menderita SAR. Tetapi kejadiannya bervariasi
mulai dari 5-50% tergantung pada kelompok yang diteliti.

Hampir 80% pasien mengalami SAR sebelum usia 30 tahun. Kejadian dimulai pada usia
sekitar 5 tahun dan berlanjut sepanjang hidup dengan onset puncak antara usia 10-19
tahun dan menjadi kurang sering seiring bertambahnya usia.

Prevalesi SAR pada anak-anak diperkirankan sebanyak 39% dan dipengaruhi oleh
adanya SAR pada satu atau kedua orang tua.
Etiologi
Etiologi yang mendasari kejadian SAR sampai saat ini masih belum
diketahui secara pasti, namun diduga ada serangkaian faktor yang
diketahui mempengaruhi kejadian SAR, termasuk faktor imunologi,
genetik, alergi makanan, trauma lokal, nutrisi, perubahan
endokrin, stres dan kecemasan, merokok, produk kimia tertentu
dan agen mikroba.
Patofisiologi

Teori stres Teori


oksidatif Imunologis
Histopatologi
Gambar 3. (A)
Hilangnya integritas
epitel pada peradangan
akut dan kronis

A
Histopatologi
Gambar 3. (B)
Mukosa oral yang
disertai jaringan
granulasi subepitel

B
Histopatologi
Gambar 3. (C)
Penetrasi peradangan
yang menyebabkan
degenerasi otot dengan
banyak eosinofil dan
sel-sel mirip histosit.

C
Klasifikasi
Secara klinis SAR dapat dibagi menjadi 3 yaitu
1. Aftosa minor (aftosa ringan, Mikulicz’s aphthae)
2. Aftosa mayor (periadenitis mucosa necrotica recurrens, penyakit Sutton)
3. Recurrent herpetiform ulcers

Klasifikasi SAR berdasarkan rekurensi sebagi berikut


1. Simple aphthosis (Aftosis sederhana):
2. Complex aphthosis (Aftosis kompleks)

Klasifikasi SAR untuk menentukan strategi manajemen


1. Tipe A
2. Tipe B
3. Tipe C
Klasifikasi Aftosa minor
Tipe SAR tersering (75-80%).
(Klinis) Ditandai dengan ulkus yang nyeri,
dangkal membulat ukuran <10mm,
pusat nekrotik dikelilingi halo
eritomatosa. Biasanya berlangsung
sekital 3-4 hari.

Aftosa Mayor
Jarang (10-15%). Ulkus lebih besar (>10mm),
lebih dalam dan lebih nyeri dari Aftosa minor.
Biasanya bertahan selama 10-20 hari
Klasifikasi Recurrent herpetiform ulcer
(Klinis) Sangat jarang (5-10%). Ditandai
dengan esi multipel (5-100 lesi),
masing –masing berukuran <5mm.
Sering salah didiagnosis dengan
ulkus herpes simplex.
Klasifikasi
Simple aphthosis (Aftosis sederhana)
(Frekuensi) Kekambuhan terjadi dua hingga empat kali setahun

Complex aphthosis (Aftosis Kompleks)


Aktifitas penyakit hampir terus menerus sepanjang
tahun dengan lesi yang lebih baru berkembang
sebagai lesi yang lebih tua dan sembuh. Biasanya
Aftosis kompleks dikaitkan dengan penyakit sistemik
Klasifikasi Tipe A
Episode SAR berlangsung beberapa hari dengan
(Strategi nyeri yang dapat ditoleransi dan beberapa kejadian
dalam setahun
manajemen)
Tipe B
SAR yang nyeri berlangsung 3 sampai 10 hari
dengan kekambuhan setiap bulan

Tipe C
SAR kronis yang nyeri dengan aktivitas penyakit
hampir terus menerus sepanjang tahun.
Minfestasi klinik
Minor Mayor Herpetiform

Ukuran < 0,5 cm > 0,5 cm < 0,5 cm


Bentuk Oval Oval tepi kasar, bentuk Oval
kawah
Jumlah 1-5 1-10 10-100
Lokasi Mukosa non keratin Mukosa non keratin Semua area intra
oral
Pengobatan Kortikosteroid Kontikosteroid topikal/ Kortikosteroid
topikal, obat kumur sistemik/intralesi, topikal/sistemik/
tetrasiklin imunosupresif obat kumur
tetrasiklin
Diagnosis
Diagnosis SAR didasarkan pada anamnesis pasien dan
manifestasi klinis. Tidak ada tes diagnostik khusus,
meskipun sangat penting untuk menyingkirkan kemungkinan
penyebab sistemik yang mendasari.
Diagnosis banding
• Kelainan autoimun
• Kelainan hematologis
• Defisiensi nutrisi
• Fever syndromes
• Penyakit vesicobullosa
• Infeksi
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan stomatitis aftosa tipe A
• Pengobatan simtomatik
• Identifikasi dan menghilangkan faktor pencetus

Penatalaksanaan stomatitis aftosa tipe B


• Pengobatan simtomatik
• Identifikasi dan menghilangkan faktor pencetus
• Kortikosteroid (topikal) untuk mencegah ulkus
• Jika ulkus telah muncul beberapa regimen pengobatan disarankan meliputi; Obat
kauterisasi, Vitamin B12, obat kumur susu magnesia, orabase, NSAID, antihistamin,
Kortikosteroid topikal/ sistemik
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan stomatitis aftosa tipe C


• Pengobatan simtomatik
• Identifikasi dan menghilangkan faktor pencetus
• Dimulai dengan steroid topikal seperti SAR tipe B di ikuti dengan terapi sistemik
• Untuk menghindari efek samping terapi steroid sistemik yang berkepanjangan ,
sebagian dosis steroid dapat dilengkapi dengan obat-obat imunosupresan
seperti azathioprine.
Prognosis

• Keberhasilan terapi bervariasi pada setiap individu


• Pengobatan yang ada juga tidak menyelesaikan masalah yang
mendasari dan hanya merupakan upaya untuk meringankan
gejala yang timbul
• Rekurensi sering berlanjut meskipun menghilangkan faktor
predisposisi dapat meningkatkan interval bebas penyakit yang
lebih lama.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai