Anda di halaman 1dari 50

Skizofrenia

paranoid
“Fokus pencegahan kekambuhan pada
episode pertama skizofrenia”

Penyaji : dr. Artasya Karnasih


Narasumber: dr. Bagus Sulistyo Budhi, SpKJ, MKes
Identitas
Pasien Tn. IK Laki-Laki 30 tahun

Kristen
Papua SMA
Protestan

Tentara Raja
Menikah
(Praka) Ampat,Papua

BPJS Dinas
Pengambilan data
Autoanamnesis Alloanamnesis
pasien selama dengan kakak
perawatan sejak pasien (Tn. Y, 41
tanggal 21 Oktober Alloanamnesis tahun, bekerja
2019 sampai dengan junior pasien Rekam medis
sebagai pendeta)
tanggal 27 Oktober (Tn. A, 23 tahun, pasien selama
tentara di Kodim Raja pada tanggal 24
2019 Oktober 2019 via
perawatan di
Ampat Papua) pada
tanggal 21 Oktober telepon RSPAD
2019 di Bangsal
Amino RSPAD
Keluhan utama

Pasien dibawa ke Poli Jiwa karena bicara sendiri


dan tidak nyambung, yang memberat sejak 1
bulan sebelum masuk rumah sakit (SMRS)
Riwayat gangguan sekarang
RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
Perselisihan dengan istri

Desember Maret-Juni September-


Juli 2019
2018 2019 Oktober 2019

Pulang ke rumah (Raja Ampat)


6
RIWAYAT PERJALANAN
PENYAKIT

Desember 2018

Stresor : Perselisihan
dengan istri
Gejala :
Kabur ke Makassar
Marah-marah dan
mengamuk
Ingin membakar rumah
mertua
Des 2018 Juni 2019
→ dijemput kembali ke Oktober 2019
Kesatuan
Tidak berobat ke dokter
RIWAYAT PERJALANAN
PENYAKIT

Januari - Juni 2019

Stresor : Tekanan dinas selama


di kesatuan
Gejala :
Bicara sendiri
Bepergian tanpa izin
Kabur ke Jakarta (Juni 2019)
→ dijemput kembali ke
Des 2018 Juni 2019 kesatuan Oktober 2019
Tidak berobat ke dokter
RIWAYAT PERJALANAN
PENYAKIT
Juli 2019

Pasien pulang ke kampung (Raja


Ampat)
Gejala :
Marah- marah & mengancam
kakak
Mengamuk dan memukul kakak
Mengintip kakak perempuan
Telanjang
Mendengarkan bisikan
→ kembali ke kesatuan dan dalam
Des 2018 Juni 2019 pengawasan
Oktober 2019
Tidak berobat ke dokter
RIWAYAT PERJALANAN
PENYAKIT
Oktober 2019

Pasien dalam pengawasan


Kodim
Gejala :
Tidak dapat tidur
Mendengar bisikan
Bicara sendiri & tidak
nyambung
Tidak mau melakukan
perawatan diri
Menganggap dirinya hebat
Pikiran tersiar ke TV
Yakin temannya ingin
Des 2018 Juni
berbuat 2019
buruk kepadanya Oktober 2019
→ dirujuk ke RSPAD
Mendapat obat Risperidon 2x2
mg
RIWAYAT GANGGUAN DAHULU

Penggunaan
zat psikoaktif
• Tidak pernah • .Ibu dan bapak :
kejang, trauma, • Merokok dan hipertensi
cedera kepala minum alkohol • Tidak ada riwayat
• Malaria umur 7 th jika bersama gangguan jiwa
& saat di Sorong teman
• Tidak
menggunakan
Medis narkotika
Keluarga
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
Prenatal & Perinatal

Periode Masa Bayi (0-1 tahun)

Periode Masa Kanak Awal (1-3 tahun)

Periode Prasekolah (3-6 tahun)

Periode Usia Sekolah (6-11 tahun)

Periode Usia Remaja (12-18 tahun)


RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

Pendidikan Pekerjaan Agama

Riwayat Riwayat Riwayat


Pernikahan &
Sosial Hukum Psikoseksual
genogram
30 th

41 th 38 th 36 th 34 th

8 th 6 th 3 th
Riwayat keluarga

Anak kelima Satu kakak Ibu pasien Pasien


Ayah pasien
dari lima laki-laki dan petani, paling dekat
petani,
bersaudara tiga kakak meninggal dengan ibu
meninggal
perempuan th 2014
th 2008

Kakak pertama, Tn. Y keras terhadap pasien


Situasi kehidupan sekarang
Saat ini bertugas di Kodim Waisai, Raja
Ampat, sejak 1 tahun lalu

Aktivitas saat ini : membersihkan ruangan


kantor, mengecek persediaan barang

Sumber biaya hidup sehari-hari : gaji tentara

Keluarga kakak tinggal berdekatan di


kampung, istri dan anak-anak di Makassar
Persepsi & harapan terkait gangguan
Persepsi Persepsi
Keluarga Pasien
terhadap terhadap
Gangguan Gangguan

Harapan

17
Status mental
Penampilan
Laki-laki, tampak sesuai usia, rambut ikal, kulit kecoklatan, perawatan diri kurang

Sikap
Pasien dapat mempertahankan kontak mata dengan pemeriksa dan kooperatif terhadap
pemeriksa sepanjang wawancara

Psikomotor
Pasien duduk di kursi, tampak tenang, sesekali meremas tangan

Pembicaraan
Spontan, lancar, volume cukup dan artikulasi jelas, intonasi baik
Status mental
Mood dan Afek
Mood disforik, Afek terbatas, serasi

Proses Pikir
Koheren pada awal wawancara, kemudian di tengah wawancara didapatkan
asosiasi longgar

Isi Pikir:
Waham kejar (pasien yakin ada temannya ingin berbuat buruk kepadanya) dan
waham kebesaran (pasien yakin dirinya tentara yang terpilih, anak angkat Pak
Soeharto, bermain film di Cina), dan thought broadcasting (pikirannya tersiar ke
TV).
Status mental
Persepsi
Halusinasi auditorik berupa commanding (menyuruh-nyuruh pasien melakukan
sesuatu) dan commenting (mengata-ngatai pasien).
Halusinasi visual berupa melihat sosok perempuan cantik di kamar selama di bangsal
perawatan.

Kognisi & Sensorium


Kesadaran kompos mentis

Orientasi waktu, tempat, orang baik


Daya Ingat panjang, sedang, pendek, dan segera baik
Konsentrasi dan atensi
Status mental
Pasien hanya dapat menjawab 1 soal pengurangan 100-7 pada MMSE

Kemampuan membaca dan menulis baik

Kemampuan visuospasial terganggu

Pikiran Abstrak
Pasien dapat menjawab apa arti peribahasa “tong kosong nyaring bunyinya”, tetapi
tidak dapat menjawab arti peribahasa “air susu dibalas dengan air tuba”
Selain itu, pasien dapat menyebutkan persamaan apel dan pisang, namun salah pada
persamaan “lukisan dan sajak”.
Status mental
Pengetahuan umum Tilikan
Baik Derajat 1

Pengendalian impuls Penilaian Realita


Baik Terganggu

Uji daya nilai dan daya nilai sosial Taraf dapat dipercaya
Baik Dapat dipercaya
Pemeriksaan fisik
✘ Kesadaran : Compos Mentis, GCS 15
✘ Tekanan darah: 128/80 mmHg
✘ Pemeriksaan status generalis
✘ Nadi : 84 x/min dan status neurologis dalam
✘ Frekuensi napas: 16 x/min batas normal
✘ Temperatur : 36,5OC
✘ Tinggi badan : 168 cm
✘ Berat badan : 62 kg
✘ IMT : 21,9 kg/m2
Laboratorium 11-10-19 Satuan Nilai Rujukan
Hemoglobin 15,3 d/dL 12,0 − 16,0
Hematokrit 44 % 37,0 − 47,0
Eritrosit 5.6 Juta/ µL 4.3 – 6.0
MCV 79 fL 80 – 96
MCH 28 Pg 27 – 32
MCHC 35 g/dL 32 – 36
Trombosit 184 103/µL 150 – 450
Leukosit 6.060 103/µL 4,0 − 10,0
Creatinin Darah 0.97 mg/dL 0,5 – 1,50
Ureum Darah 24 mg/dL 20,0 – 50,1
Glukosa Sewaktu 82 mg/dL 70 – 140
SGOT 16 U/L <35 U/L
SGOT 14 U/L <40 U/L

Pemeriksaan Laboratorium (21/10/19)


PANSS MMSE
22 Oktober 2019
Tanggal Skor Total Orientasi 10/10
Pemeriksaan PANSS
Registrasi 3/3
22/10/19 102 Atensi dan Kalkulasi 1/5
29/10/19 74 Mengingat kembali 3/3
(recall)

✘ Pemeriksaan ESRS (22/10/2019)


Bahasa 8/9

✘ Tidak didapatkan gejala ekstrapiramidal

✘ Pemeriksaan SASBA
✘ Skor 0

✘ Risiko bunuh diri


✘ Skor 0
DIAGNOSIS AKSIS I
F0
✘Tidak ditemukan adanya riwayat gejala penyakit
fisik yang dapat mempengaruhi fungsi otak
 Eksklusi

F1
✘Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan zat
yang berhubungan dengan kondisinya saat ini.
Eksklusi
DIAGNOSIS AKSIS I
✘F2
✘ Suatu episode psikotik yang baru (1> bulan)
✘ Gejala saat ini :
o Halusinasi auditorik tipe commenting dan commanding
o Waham kejar, waham kebesaran, thought broadcasting
✘ Tidak terdapat gejala-gejala peningkatan mood atau penurunan
mood

✘ Skizofrenia paranoid (F20.0) dd/ Skizofrenia tak Terinci


- Orang yang pendiam sejak kecil dan tidak memiliki banyak teman
- Jarang mengungkapkan pendapatnya, orang yang pemalu

 Ciri kepribadian cemas menghindar ?

 Perlu eksplorasi lebih lanjut setelah gejala psikotik pasien berkurang dan
alloanamnesis mengenai kepribadian pasien sebelum gangguan

DIAGNOSIS AKSIS II
DIAGNOSIS AKSIS III, IV, V
Aksis III
✘ Tidak ada diagnosis

Aksis IV
✘ Relasi dengan istri, dukungan keluarga

Aksis V
✘ Global Assessment of Functioning (GAF) 50 (disabilitas berat dalam hubungan sosial
dan okupasional)
✘ GAF tertinggi (Highest Level of Past Year; HLPY) 65 (gejala ringan namun secara garis
besar dapat berfungsi dengan baik)
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AKSIS I Skizofrenia paranoid (F20.0) dd/ Skizofrenia tak
Terinci

AKSIS II Ciri kepribadian cemas menghindar

Tidak ada diagnosis


AKSIS III

AKSIS IV Relasi dengan istri, dukungan keluarga

AKSIS V GAF current 50, HLPY 65


DAFTAR MASALAH
Sosiokul
Biologi Psikologi
tural
• Tidak Ada • Gejala psikotik • Relasi dengan
meliputi istri
gangguan
proses pikir, isi • Dukungan
pikir, dan keluarga
persepsi

• Tilikan derajat 1
PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

Quo ad sanactionam : dubia ad bonam


TATALAKSANA FARMAKO & NON-
FARMAKOLOGI
Anti Psikotik
✘ Risperidon 2 x 2 mg, hari ke-7 naik 2 x 3 mg

Pasien Keluarga Pasien

• Psikoterapi suportif dengan validasi • Psikoterapi suportif kepada keluarga pasien


berupa berupa encouragement, reassurance
empati
• Diskusi rencana pasien setelah selesai
• Psikoedukasi mengenai gangguan perawatan berupa kontrol pengobatan pasien
pada pasien, penyebab dan yang rutin
tatatalaksana • Psikoedukasi :
• Memotivasi pasien untuk patuh • Gangguan yang dialami pasien, rencana
terapi
minum obat dan kontrol
• Efek samping obat yang diberikan
teraturPsikoedukasi efek samping • Pengenalan gejala kekambuhan
pengobatan yang diberikan • Siapa yang dapat mendampingi pasien minum
obat dan cara mendampingi minum obat
diskusi

34
SKIZOFRENIA
1 dari 10 penyebab disabilitas di Negara maju

Prevalensi 1%

Memiliki karakteristik yang bervariasi


FASE SKIZOFRENIA

Prodromal
FASE SKIZOFRENIA
SKIZOFRENIA

Multiple Episode

First Episode
Schizphrenia
SKIZOFRENIA
NEUROBIOLOGI EPISODE PERTAMA
SKIZOFRENIA

Reduksi pada volume hipokampus


kiri > First Episode
Hipokampus
Atrofi akan terus
berlangsung
DURATION OF UNTREATED
PSYCHOSIS (DUP)
Hubungan dengan luaran klinis cukup
kuat “limited window of opportunity”

Signifikan jika tatalaksana < 6 bulan

Berkaitan dengan kerusakan


neurokognitif : di atas 360 hari
KEKAMBUHAN SKIZOFRENIA

40-50%
>80% Kambuh
episode
kambuh di 5 sekitar 6
pertama
tahun bulan berhenti
kambuh
pertama minum obat
dalam 2 tahun
KEKAMBUHAN SKIZOFRENIA
TATALAKSANA
Target pengobatan pada episode pertama skizofrenia meliputi:

 Meminimalisir DUP
 Stabilisasi psikotik secara cepat
 Mencapai remisi gejala yang sempurna
 Mencegah kekambuhan
Fase Akut

Fase Lanjutan

TATALAKSANA
Anti psikotik 12 bulan >
yang adekuat mencegah
kekambuhan

Remisi dan
recovery

TATALAKSANA
PSIKOEDUKASI
• Informasi sistematik, terstruktur mengenai
penyakit dan tatalaksana

• integrasi aspek emosional agar pasien


atau keluarga dapat koping terhadap
penyakit
PSIKOEDUKASI
Menurunkan Meningkatkan
angka relaps kualitas hidup

Membuat pasien dan keluarga


paham akan penyakit
KESIMPULAN
✘ Tatalaksana yang komprehensif dari segi biologi,
psikologi, dan sosial membantu pasien untuk mencapai
remisi & memasuki fase pemulihan (recovery)
✘ Peran serta keluarga dalam mendampingi pasien
menjalani fase pengobatan berkontribusi terhadap
pemulihan kondisi pasien & pencegahan kekambuhan
thanks!
Any questions?

50

Anda mungkin juga menyukai