Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEGAWATDARURATAN

MATERNAL PADA MASA NIFAS


Blok 27 “Gadar Kebidanan”
Prodi Sarjana Kebidanan “Alih Jenjang”
FK Unissula
2018/2019
Penatalaksanaan
Haemoragi Post Partum Primer
6 Langkah Penatalaksanaan
yang Efektif :
Prinsip2 1. Identifikasi masalah
Penatalaksanaan PPH 2. Putuskan tujuan
penatalaksanaan
3. Pilih jenis penatalaksanaan
Prioritas terbaik
4. Beri penatalaksanaan, tentukan
Penatalaksanaan PPH prioritas
5. Evaluasi hasil akhir
6. Lakukan penatalaksanaan
lanjutan jika diperlukan. Hal ini
meliputi perujukan
Penatalaksanaan
Haemoragi Post Partum Primer

Prioritas
Penatalaksanaan PPH :
Prinsip2 • Minta pertolongan (utk
Penatalaksanaan PPH : membantu mengontrol
perdrhan
• Kecepatan • Kaji kondisi pasien
• Ketrampilan • Temukan penyebab
• Prioritas perdrhan
• Hentikan perdrhan
• Stabilkan/ meresusitasi
maternal
• Cegah perdrhan lanjutan
Prioritas adl tindakan yg hrs dilakukan pertama kali atau sblm tindakan lain dilakukan
Penatalaksanaan
Haemoragi Post Partum Primer

Haemoragi Post Partum Primer


Atonik

Traumatik
Penatalaksanaan
Haemoragi Post Partum Sekunder
1. Fragmen placenta atau
selaput ketuban tertahan.
2. Pelepasan jaringan mati
setelah persalinan macet (dpt
Penyebab PPH Sekunder t’jd di serviks, vagina,
kandung kemih, rectum).
3. Terbukanya luka pd uterus
(stlh SC atau rupture uterus).
Penatalaksanaan
Haemoragi Post Partum Sekunder

Perubahan pada Lokhea

Lokhe berbau busuk  infeksi

HPP sekunder/septikemia

1. Apakah ada kehilangan berlebihan yg tiba-tiba?


2. Apakah ada kehilangan berlebihan yang terus-menerus?
Penatalaksanaan
Eklampsia Post Partum
Pre Eklampsia Ringan Pre Eklampsia Berat

1. Tekanan darah ≥ 140/90 1. Tekanan darah > 160/110 mmHg, pd


UK > 20 mgg.
mmHg, pd UK > 20 mgg.
2. Tes protein urine ≥ 2+ atau
2. Tes protein urine 1+ atau pemeriksaan protein kuantitatif > 5w
pemeriksaan protein mg/24 jam.
kuantitatif > 300 mg/24 3. Atau disertai keterlibatan organ lain:
- Trombositopenia (<100.000 sel/ul), hemolysis mikroangiopati.
jam. - Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan atas.
- Sakit kepala, skotoma penglihatan.
- Oedema paru dan/atau gagal jantung kongestif
- Oliguria (<500 ml/24 jam), kreatinin > 1,2 mg/dl

Pre-eklampia (toksemia gravidarum) : tek drh tinggi disertai protein urine atau oedema yg t’jd pd UK 20 mgg – akhir mgg pertama stlh persalinan
Penatalaksanaan
Eklampsia Post Partum

Tanda Gejala Eklampsia PP


No Tanda Gejala
1 Tingkat awal Berlangsung 30-35 detik, mata terpaku & terbuka tanpa melihat (pandangan
atau aura kosong), kelopak mata & tangan bergetar, kepala diputar ke kanan dan ke
(invasi) kiri.
2 Stadium kejang Berlangsung kira-kira 20-30 detik. Seluruh otot badan menjd kaku, wajah
tonik kaku, tangan menggenggam & kaki membengkok ke dalam, pernafasan
berhenti, muka mulai kelihatan sianosis, lidah dpt tergigit.
3 Stadium kejang Semua otot berkontraksi & berulang-ulang dlm waktu yg cepat, mulut
klonik terbuka & menutup, keluar ludah berbusa & lidah dpt tergigit. Mata melotot,
muka kelihatan kongesti dan sianosis. Stlh berlangsung 1-2 menit, kejang
klonik berhenti & penderita tdk sadar, menarik nafas spt mendengkur.
4 Stadium koma Lamanya ketdksadaran berlangsung beberapa menit sampai berjam-jam.
Kadang diantara kesadaran timbul serangan baru, & akhirnya penderita ttp
dlm kead koma.
Penatalaksanaan
Eklampsia Post Partum

Prinsip Dasar Pengelolaan Eklampsia


(Konsensus Himpunan Kedokteran Fetomaternal Indonesia, 2010)

1. Terapi suportif utk stabilisasi.


2. Airway, breathing, circulation (ABC).
3. Mengatasi & mencegah kejang.
4. Koreksi hipoksemia & asidemia.
5. Mengatasi & mencegah penyulit, khususnya krisis hipertensi

Menghentikan kejang yg t’jd &


Prinsip Pengobatan Eklampsia
mencegah kejang ulang
Syarat Pemberian MgSO4:
• Hrs t’sedia kalsium glukonat 10%
(antidot), diberikan IV sec perlahan.
• Refleks patella +.
• Frek nafas > 16 kali/mnt.
• Produksi urine > 100 cc dlm 4 jm sblmnya
(0,5 cc/kgBB/jam)
Penatalaksanaan PEB & Eklampsia
1 Mencari p’tolongan dg segera u/ mengatur rujukan ke RS. Jelaskan dg tenang & secepatnya kpd klg.
2 Membaringkan ibu posisi miring ke kiri, memberikan O2 (4-6 l/mnt) jika ada.
3 Memberikan RL 500 cc IV dg jarum berlubang besar (16 G dan 18 G).
4 Memberikan MgSO4 40% IM 10g (5g pd setiap bokong) sblm merujuk.
5 Mengulang pemberian MgSO4 40% IM, 5g setiap 4 jam, bergantian di setiap bokong. MgSO4 utk
pemberian IM bisa dikombinasikan dg 1 cc lidokain 2%.
6 Jika memungkinkan, dimulai utk pemberian dosis awal larutan MgSO4 20%, 4 gr IV 20 menit sblm
pemberian MGSO4 IM.
7 Jika t’jd kejang, baringkan pd posisi miring ke kiri dibagian tempat tidur atau lantai yg aman, mencegah ibu
jatuh, ttpi jgn mengikat ibu. Jika ada kesempatan, menempatkan benda yg dibungkus dg kain lembut
diantara gigi ibu. Jgn memaksakan membuka mulut ibu ketika kejang terjd. Stlh kejang berlalu, isep lender
pd mulut & tenggorokan bila perlu. Tanda keracunan :
• Frekuensi pernafasan < 16x/mnt
• Pengeluaran urine < 30cc/jam selama 4
jam terakhir
Penatalaksanaan PEB & Eklampsia
8 Memantaiu dg cermat tanda & gejala keracunan MgSO4.
Jgn memberikan MgSO4 selanjutnya jika ditemukan
Tanda & gejala keracunan.
9 Jika t’jd henti nafas (apneu) stlh pemberian MgSO4, maka diberikan kalsium glukonat 1 g (10 cc dlm
larutan 10%) IV sec perlahan-lahan smp p’nafasan pulih kembali. Ventilasi dilakukan pd ibu dg
menggunakan ambubag dan masker.
10 Bila ibu mengalami koma, posisi ibu dipastikan miring ke kiri. Dg kepala sedikit ditengadahkan agar jln
nafas tetap terbuka.
11 Semua obat yg diberikan dicatat, termasuk kead ibu beserta tekanan drhnya tiap 15 menit.
12 Segera bawa ke RS stlh kejang berhenti. Dampingi selama perjlnan & berikan obat2an lagi jika diperlukan.
(jika t’jd kejang lagi, maka berikan 2 g MgSO4 IV sec perlahan dlm waktu 5 menit, namun ttp perhatikan
jika ada tanda2 keracunan).
13 Pemberian obat antihipertensi dpt diberikan jika tek drh sistolik ≥ 160 mmHg, diastolic > 105 mmHg, atau
tekanan arteri rata2 (MAP) = 125 mmHg.
Tujuan terapi hipertensi menurunkan risiko ggn autoregulasi serebrovaskular akibat hipertensi, shg
hiperperfusi yg dpt menimbulkan oedema serebri dpt dicegah.
Penatalaksanaan
Sepsis Puerpuralis
Infeksi pd traktus genitalia Ditemukan 2 atau > dr
yg dpt t’jd setiap saat tanda2 berikut :
antara awitan pecah 1. Nyeri pelviks.
ketuban/persalinan & 42 2. Demam ≥ 38,50C.
hr PP/abortus
3. Rabas-vagina yg abnormal.
4. Rabas-vagina berbau
Bakteri yg paling umum :
• Streptokokus - Clostridium tetani
busuk.
• Stafilokokus - Clostridium welchii 5. Keterlambatan dlm
• Escherichia coli (E.Coli) kecepatan penurunan
• Chlamidia dan gonokokus (penyebab PMS) ukuran uterus.
Penatalaksanaan
Sepsis Puerpuralis
5. Pemberian asuhan
keperawatan/kebidanan
1. Isolasi & batasan pd
peraw ibu
6. Penanganan
2. Pemberian dosis komplikasi
tinggi antibiotik
7. Penanganan infeksi
3. Pemberian cairan yg
banyak
8. Penatalaksanaan
4. Pengeluaran fragmen korioamnionitis
plac yg tertahan
9. Penanganan tetanus
Referensi
• Astuti, Sri. Dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas & Menyusui. Jakarta :
Erlangga.
• Kemenkes RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan : Pedoman bagi Kesehatan.
• WHO. 2012. Modul Kebidanan Nifas : Hemoragi Postpartum. Jakarta :
EGC.
• WHO. 2012. Modul Kebidanan Nifas : Sepsis Puerperalis. Jakarta :
EGC.

Anda mungkin juga menyukai