Anda di halaman 1dari 25

TRAUMA VASKULER

Pembimbing : dr.Arief Widya Taufiq, Sp.BTKV


Disusun oleh : Heriberty Chindy Sulisty
Autoanamnesis, 25 Agustus 2018 pukul 10.00 WIB

IDENTITAS PASIEN
• Perempuan 70 tahun

KELUHAN UTAMA

• Luka pada pergelangan tangan kiri setelah terkena pecahan kaca


30 menit SMRS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Memindahkan Botol kaca jatuh Darah memancar


minyak panas dari dan menggores dan langsung
penggorengan ke pergelangan dibalut dengan
botol kaca tangan kiri baju  segera ke
RS

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


DM (-)
Hipertensi (-)
Jantung (-)
Ginjal (-)
PRIMARY SURVEY

• Jalan napas • Spontan • TD : 140/70 • GCS : 15


bebas mmHg
• Pergerakan • Suhu : 37°𝑪
• Tidak ada dinding dada • HR :
cedera simetris 119x/menit • Pergelangan
servikal tangan kiri
• RR mengalami
20x/ mnt perdarahan
aktif
SECONDARY SURVEY

A M P L E
Allergy Medications Past illness Last meal Event

Terkena
Tidak ada Tidak ada Tidak ada 5 jam SMRS pecahan
kaca
STATUS GENERALIS
• : normosefal, rambut warna putih, distribusi merata

• : KA -/-, SI -/-, pupil isokor, refleks cahaya langsung +/+, tidak langsung +/+

• : normotia, serumen -/-, sekret -/-, liang telinga lapang

• : deviasi -/-, rhinorea -/-

• : sianosis -/-

• : tidak hiperemis
STATUS GENERALIS
• : KGB tidak teraba membesar

• : kuning langsat, turgor baik, sianosis (-)

: I : normotoraks, simetris saat statis dan dinamis


• P : nyeri tekan (-)/(-), massa (-)/(-), vokal fremitus simetris
P : sonor di seluruh lapang paru
A : vesikuler seluruh lapang paru
: I : ictus cordis tidak tampak
• P : ictus cordis teraba di sela iga V linea midclavicula kanan
P : batas jantung dbn
A : BJ I/II murni, reguler, murmur (-), gallop (-)
• : I : perut datar, pelebaran pembuluh darah (-), bekas luka operasi (-)
A : bising usus normoperistaltik
P : supel, nyeri tekan (-), massa (-)
P : timpani seluruh lapang abdomen
STATUS LOKALIS
• Pada regio anterior antebrachii distal sinistra terdapat vulnus laceratum,
perdarahan aktif, bagian distal jari teraba dingin.
FOTO POST OPERASI
PEMERIKSANAAN PENUNJANG

Hematologi Koagulasi Kimia klinik Analisa gas darah

• Hb : 12,1 g/dL
• Ht : 37%
• Ureum : 26 mg/dL • pH : 7,451
• Eritrosit : 4,9 juta/𝜇𝐿
• Kreatinin : 0,6 mg/dL • pCO2 :29 mmHg
• Leukosit : 8750/ 𝜇𝐿
• PT : 9,9 detik • GDS : 127 g/dL • pO2 : 112,1 mmHg
• Trombo:283000/ 𝜇𝐿
• MCV : 80 fL • APTT : 34,7 detik • Na : 143 mmol/L • HCO3 : 20,4 mmol/L
• K : 4,2 mmol/L • BE : -2,3 mmol/L
• MCH : 27 pg
• Cl : 104 mmol/L • Sat.O2 : 99,3%
• MCHC : 33 g/dL
• RDW : 14%
RESUME
• Pasien datang dengan luka pada pergelangan tangan kiri sejak 30 menit
SMRS. Pasien mengatakan sedang memindahkan minyak panas dari
penggorengan ke dalam botol kaca, namun karena panas, botol kaca
tersebut jatuh dan pecahan kacanya menggores pergelangan tangan
kirinya sehingga terluka dan darah memancar dari luka. Pasien langsung
menutup luka pada tangannya dengan cara membalut luka dengan baju
dan langsung dibawa ke rumah sakit oleh keluarga.
• Keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, Pada
pemeriksaan fisik didapatkan pasien hipertensi grade I dan takikardi, pada
regio anterior antebrachii distal sinistra terdapat vulnus laceratum,
perdarahan aktif, bagian distal jari teraba dingin. Pemeriksaan penunjang
dalam batas normal.
DIAGNOSIS PRA BEDAH
• Ruptur arteri ulnaris sinistra

DIAGNOSIS PASCA BEDAH

• Ruptur parsial arteri ulnaris sinistra


PENATALAKSANAAN
• IVFD RL 500 cc/24 jam
• ATS IM
• H2 blocker IV
• Analgetik IV
• Antibiotik IV
• Wound dressing
• Informed consentpro eksplorasi s/d repair a. ulnaris di kamar operasi
PROGNOSIS
• Ad vitam : bonam
• Ad functionam : bonam
• Ad sanactionam : bonam
URAIAN PEMBEDAHAN
25 Agustus 2018
• Pasien posisi supine di atas meja operasi dalam anestesi umum.
• Asepsis dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya.
• Torniquet diinsuflasi 250 mmHg, penilaian luka, tampak ruptur parsial  30%. Lumen
diirigasi dengan heparin back flow dan flow lancar.
• Tepi luka direfreshing, arteri dijahit interupted dengan monofilamen 6.0. Dilakukan
drainase sebelum jahitan terakhir.
• Evaluasi, tidak ada bocor, pulsasi positif.
• Cuci luka hingga bersih.
• Luka dijahit.
• Dipasang back slab.
• Operasi selesai.
TINJAUAN PUSTAKA
EPIDEMIOLOGI
• Amerika Serikat: minimal 2,6 juta orang (25-44 tahun) trauma akibat
kecelakaan/tahun.
• Pusat trauma Amerika Utara: insiden trauma tembus 35%
• Eropa : 5% - 8%
• Trauma vaskuler perifer : 8% dari total kasus trauma vaskuler kebanyakan :
ekstremitas bawah.
• Luka tembak kecepatan tinggi (70-80%), luka tusuk (10-15%), dan luka
tumpul (5-10%).
ETIOLOGI
• Trauma tembus (70% - 80%)  misil dari pistol dengan peluru dan energi
dinamis rendah.
• Trauma vaskuler perifer oleh trauma tumpul seperti patah tulang, dislokasi,
dan traksi  5% - 25% dari kasus
• Ekstremitas : lokasi paling sering.
• 50% - 60% : A. femoralis atau A. poplitea
• 30%: A. brakialis
• Trauma vaskuler pada dada dan perut mortalitas dan morbiditas tinggi
• Luka vaskuler perifer  perdarahan, pembengkakan, hematoma, dan
deformitas  terlihat selama pemeriksaan
• Perdarahan dikontrol oleh kompresi, torniket, atau intervensi bedah
• Trauma tembus (70% - 80%)  misil
dari pistol ETIOLOGI
• Trauma vaskuler perifer oleh trauma
tumpul (patah tulang, dislokasi, dan
traksi ) 5% - 25% dari kasus
• Ekstremitas : lokasi paling sering.
• 50% - 60% : A. femoralis atau A.
poplitea
• 30%: A. brakialis
• Trauma vaskuler pada dada dan
perut mortalitas dan morbiditas
tinggi
• Luka vaskuler perifer  perdarahan,
pembengkakan, hematoma, dan
deformitas  terlihat selama
pemeriksaan
• Perdarahan dikontrol oleh kompresi
atau intervensi bedah
TRAUMA
MEKANISME TRAUMA
• Tipe trauma tersering: laserasi parsial Tajam Tumpul
dan transeksi komplit.
• Transeksi komplit: retraksi dan trombosis
ujung proksimal dan distal pembuluh
darah iskemia.
• Laserasi parsial perdarahan persisten
atau pembentukan pseudoaneurisma.
• Seperti kontusio, dapat disertai flap
intimatrombosis.
• Kontusio arteri kecil dengan intima
flap terbatas dapat tidak
menyebabkan penurunan
hemodinamik daerah distal 
tidak terdiagnosis(trauma arteri
occult) risiko trombosis kecil
sembuh spontan.
• Trauma arteri dan vena bersamaan :
terbentuk fistula arteriovena.
DIAGNOSIS
• Harus dicurigai pada setiap trauma pada daerah yang dilalui pembuluh darah
besar.
• Gambaran : perdarahan luar, iskemia, hematoma pulsatil, perdarahan dalam
disertai tanda syok.
• Gejala klinis tersering trauma arteri ekstremitas : iskemia akut  nyeri terus-menerus,
parestesia, paralisis, pucat, poikilotermia.
Hard Sign Soft Sign TOOLS
Hilangnya pulsasi distal Berkurangnya pulsasi distal • ABI  <1 = trauma arteri
• Pulse oxymetry
Riwayat perdarahan
Perdarahan pulsatil aktif • Doppler ultrasound
sedang
• Duplex ultrasound
Tanda-tanda iskemia Trauma pada daerah dekat • Arteriografi
pembuluh darah utama
• Angiografi
Thrill arteri pada palpasi
Defisit neurologis • USG CFD
Bruit pada lokasi cedera
dan sekitar Hematoma sekitar lesi
yang tidak meluas
Hematoma yang meluas
PENATALAKSANAAN Non operatif
Minimal & asimtomatik (low-velocity injury,
Golder period 6-12 jam disrupsi dinding arteri minimal (<5mm) pada
kelainan intima dan pseudoaneurisma, tidak
ada perdarahan aktif, dan sirkulasi distal
masih utuh.  kontroversial

Endovaskular
Coil: oklusi perdarahan dan fistula
arteriovenosa.
Stent dan graft: perbaikan endoluminal false
aneurysm atau fistula arteriovenosa besar

Operatif
• Secepat mungkin mengenal dan
memberikan perawatan
• Arterigrafi preoperatif dan intraoperatif
dipertimbangkan sebaik mungkin
• Mengerjakan trombektomi ke bagian
proksimal dan distal
• Pemakaian heparin yang sepantasny
• Mengutamakan vena autogen sebagai
graf.
KOMPLIKASI
Trombosis Infeksi Stenosis
Pencegahan:
• Debridemen arteri kurang • Diagnosis cepat ditegakkan • Jahitan jelujur yang ditarik
adekuat • pemberian antibiotik terlalu ketat atau pada
• Kerusakan arteri multipel • Debridement luka adekuat koreksi dengan jahitan
• Sisa trombus sebelah distal • Kesinambungan vaskuler lateral, tetapi bahan
• Anastomosis yang secepat mungkin dinding pembuluh tidak
disebabkan tarikan yang • Nutrisi yang baik secara cukup.
berlebihan sistemik • Hiperplasia lapisan intima
• Pada graft yang terpelintir • Kecelakaan dengan luka terjadi di jahitan
terkontaminasi, semua anastomosis setelah
benda asing sedapat beberapa minggu atau
mungkin dikeluarkan dan bulankoreksi dengan
kalau perlu luka dibilas graft interposisi vena
dengan larutan antibiotik. autogen.
KOMPLIKASI
Fistula arteri vena Aneurisma palsu
• Disebabkan trauma atau Penyebab:
kelainan bawaan. • Luka tembus yang merusak
• Fistula arteri vena traumatik ketiga lapisan dinding
disebabkan cedera luka pembuluh arteri secara
tembus yang mengenai arteri menyamping (tangensial).
dan vena yang berdekatan Gejala :
Diagnosis: • Benjolan yang berdenyut
• Riwayat trauma tajam • Riwayat luka tembus
• Pulsasi yang jelas disertai • Berbatas tidak begitu tegas
getaran pada perabaan karena terletak di bawah
jaringa fasia yang kuat.
• Teraba getaran sistolik pada
seluruh benjolan ini
• Dapat terjadi bersamaan
dengan fistula arteri-vena.

Anda mungkin juga menyukai