Anda di halaman 1dari 30

Laporan kasus

Ruptur Tendon Ulnaris


+ Ruptur Arteri Ulnaris
Wulandary A
BAB I PENDAHULUAN
• Tendon adalah suatu jaringan lunak yang menghubungkan antara
tulang dengan otot

• Arteri ulnaris terletak lateral nervus ulnaris pada pergelangan


tangan dan bersebelahan dengan tendon fleksor karpi ulnaris.
Nervus ulnaris dan arteri ulnaris berjalan bersama masuk ke
dalam kanal Guyon, yang dibatasi oleh pisiform dan lengkungan
dari hamate.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
• Tendon  suatu
jaringan lunak yang
menghubungkan
antara tulang
dengan otot.
• Arteri radial dan ulnar memberikan aliran darah untuk
tangan dan jari dengan membentuk arkus pada dorsalis
manus.
• Arteri ulnaris terletak lateral nervus ulnaris pada
pergelangan tangan dan bersebelahan dengan tendon
fleksor karpi ulnaris.
DEFINISI

• Ruptur tendon  jejas akut terhadap tendon akibat


faktor dominan eksternal meskipun ada juga
kontribusi faktor internal meski lebih kecil.

• Ruptur tendon disebabkan :


– benda tajam seperti pisau dapur, kaca
– penyebab lain seperti penyakit tertentu (arthritis dan
diabetes), Obat-obatan (kortikosteroid) .
• Trauma vaskular dapat disebabkan oleh luka tajam, luka
tumpul, maupun luka iatrogenik.

Tipe Trauma Gejala Klinis


Laserasi parsial Pulsasi menurun,
hematoma, perdarahan
   
Transeksi Hilangnya pulsasi distal,
iskemia
   
Kontusio Awal : pemeriksaan dapat
  normal
Dapat progresif menjadi
thrombosis
   
Kompresi eksternal Pulsasi menurun, pulsasi
dapat menjadi normal ketika
fraktur diluruskan
Patofisologi
Ruptur arteri
 
TATALAKSANA
• Primary survey dengan tindakan Airway (A), Breathing (B), dan Circulation (C)
• A: Posisi kepala ekstensi untuk membebaskan jalan nafas dari lidah yang
turun ke bawah
– Bila perlu pasang pipa orofaring atau pipa endotrakeal (intubasi) bila GCS ≤8
– Bersihkan sisa muntahan, darah, lendir, atau gigi palsu
– Isi lambung dikosongkan melalui pipa nasogastrik untuk menghindari aspirasi
• B: Berikan oksigen dosis tinggi 10-15 liter/menit, intermitten. Bila perlu pakai
ventilator

• C: Jika terjadi hipotensi (sistolik < 90 mmHg), cari penyebabnya, oleh faktor
ekstrakranial berupa hipovolemi akibat perdarahan luar atau ruptur alat dalam,
trauma dada disertai tamponade jantung atau pneumotorak dan shock septik.
• Tindakan tata laksana:
• Menghentikan sumber perdarahan
• Restorasi volume darah dengan cairan isotonik, yaitu NaCl 0,9% atau ringer
laktat per infus
• Mengganti darah yang hilang dengan plasma atau darah1,7
tatalaksana
• Setelah primary survey teratasi lakukan
secondary survey :
• Riwayat Alergi, Medikasi, Past illnes dan
Pregnancy, Last meal, Environment (AMPLE)
dan mekanisme cedera. Dapatkan anamnesis
sebab cedera dan mekanisme cedera; trauma
tumpu, trauma tajam, perlukaan karena suhu,
hazard material.
• Pemeriksaan head to toe dan tentukan status
lokalis
• Penanganan ruptur tendon

• Keuntungan dari teknik repair tendon ini, yaitu:


– terhindar dari kehilangan bagianbagian tendon
yang terpotong
– mencegah adanya gap formation
– mengurangi risiko infeksi setelah operasi
– waktu operasi relatif lebih cepat.
• Teknik Penjahitan Tendon
• Penanganan ruptur arteri

• Cara rekonstruksi arteri tergantung dari luas dan


mekanisme trauma.

• Reparasi cedera pembuluh darah dapat


dilakukan dengan lateral suture patch
angioplasty, end-toend anastomosis,
interposition graft, dan bypass graft.
BAB III ILUSTRASI PASIEN
Identitas Pasien
• Nama : Tn. R
• Umur : 45 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Alamat : Bangkinang
• No. RM : 128404
• Tanggal masuk RS : 23-12-2020
Anamnesis
• KU : luka robek di pergelangan tangan kanan

• RPS: Pasien datang dengan keluhan luka robek di


pergelangan tangan kanan sejak +20 menit yang lalu
sebelum masuk Rumah Sakit. Pasien mengaku luka
robek tersebut akibat kaca lemari. Pasien mengeluhkan
nyeri dan darah terus mengalir pada luka tersebut.
Pasien mengatakan jari sulit digerakan dan nyeri
bertambah. nyeri kepala tidak ada, nyeri dada tidak ada,
nyeri perut tidak ada, mual dan muntah tidak ada,
demam tidak ada. Buang air besar dan buang air kecil
tidak ada keluhan.
Anamnesis
• RPD :Pasien mengaku belum pernah mengalami hal
seperti ini sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat
Hipertensi.

• RPK : Tidak ada keluarga yang menderita kejadian yang


sama. Riwayat penyakit hipertensi, kencing manis, asma
dan keganasan anggota keluarga (-) Tidak ada keluarga
yang menderita kejadian yang sama. Riwayat penyakit
hipertensi, kencing manis, asma dan keganasan anggota
keluarga (-)
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : composmentis
• Tanda – tanda vital : 110/70 mmHg
• Nadi : 80x/menit
• Pernapasan : 20 x/menit
• Suhu : 36,20C
Pemeriksaan Fisik
• Kepala : Dalam Batas Normal
• Mata : Dalam Batas Normal
• Hidung : Dalam Batas Normal
• Telinga : Dalam Batas Normal
• Mulut : Dalam Batas Normal
• Leher : Dalam Batas Normal
• Thoraks : Dalam Batas Normal
• Abdomen : Dalam Batas Normal
Status Lokalis
• Regio antebrachii dextra
– Look: tampak vulnus
laceratum dengan ukuran
6cm x 1cm, perdarahan (+)
– Feel: Didapatkan nyeri
tekan (+), sensibilitas (-),
capillary refill time (-).
Arteri radialis dextra
teraba, regular dan kuat
angkat.
– Move : ROM terbatas
karena nyeri
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Darah Lengkap (23/12/2020)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Hematologi

Leukosit 9.800 mm3 (4.000-11.000)

Eritrosit 4.600.000 mm3 (4.200.000-


6.100.000)
HB 13,8 gr/dl (14-18)

Trombosit 227.000 mm3 (150.000-450.000)


Foto antebrachii
Dextra AP/ lateral
• Diagnosis : Ruptur tendon ulnaris + ruptur arteri
ulnaris dextra

• Diagnosis Banding : Ruptur n.medianus dan Ruptur


arteri radialis
Penatalaksanaan
Medikamentosa
• Konservatif
– IVFD RL 20 tpm
– Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam/IV
– inj Ranitidin 50 mg/8 jam/IV
– inj Viccillin 1 gr/8 jam/IV
Penatalaksanaan
Medikamentosa
• Operatif
– Debridement luka
– Repair arteri ulnaris
sinistra +
anastomosis End to
End
Non-medikamentosa
• Tirah baring
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai