Novita Dewi (1904015090) Nur Alifa Azyyati (1904015266) Ratika Yusuanti (1904015098) Pengertian Tauhid Normatif Secara sederhana dapat didefinisikan bahwa yang dimaksud dengan tauhid normatif adalah kepercayaan seorang muslim akan kesaan Allah SWT baik eksistensi, sifat-sifat, dan kekuasaannya serta hal-hal matafisis (gaib) yang dikabarkannya. Mengawali semuanya, seorang yang akan masuk agama islam harus mengucapkan kalimat syahadat ( kalimat persaksian) yaitu: asyahadu alla illaha illallah, wa asyhadu anna muhammadan rasulullah (saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa muhammad adalah utusan Allah).Kalimat pertama disebut dengan syahadat tauhid. Dari segi bahasa, kata tauhid dalam bahasa arab, berasal dari kata wahhada, yuwahhidu, tauhidan, yang berarti mengesakan dan menyatukan. Tauhid bisa dimaknai dengan keyakinan dan kesaksian bahwa “tidak ada tuhan selain Allah”. Dalam ilmu kalam, konsepsi tauhid ini kemudian dikembangan dalam tiga aspek ketauhidan : 1. Tauhid rububiyyah Tauhid rububiyah yang berkenaan dengan kesadaran dan keyakinan bahwa Allah adalah Tuhan yang menciptakan dan memelihara seluruh makhluk di alam jagad raya. 2. Tauhid Asma’ wa Sifat Yang dimaksud adalah mempercayai Allah Atas nama-nama yang telah ditetapkan oleh-Nya sendiri. Dan tidak mengingkari nama- nama tersebut. Percaya bahwa nama-nama tersebut benar tanpa mengilustrasikan (Takyif), menyerupakan dengan sesuatu (Tamtsil), menyimpangkan makna (Tahrif), atau bahkan menolak nama atau sifat tersebut 3. Tauhid uluhiyyah Tauhid uluhiyyah adalah konsekuensi yang logis dari tauhid rububiyyah. Keyakinan bahwa Allah saja yang menciptakan semua yang ada merupakan dasar peribadatan dalam ajaran islam Tauhid uluhiyyah mengandung makna : 1. Lâ hubban illa lillâh, (tiada yang berhak dicintai kecuali hanya Allah SWT) 2. Lâ khasyyatan illa lillâh, (tiada yang berhak ditakuti kecuali hanya Allah SWT) 3. Lâ thâ’atan illa lillâh, (tiada yang berhak ditaati Allah SWT) 4. Lâ ibadatan illa lillâh, (tiada yang berhak disembah kecuali hanya menyembah kepada Allah SWT) Ancaman-ancaman tauhid Tauhid kepada Allah adalah sebuah perjuangan yang terus menerus secara konsisten. Setiap saat bisa muncul ujian terhadap ketauhidan ini. sebagai contoh kecil, beberapa ancaman tauhid itu antara lain : Pertama, hawa nafsu. Ancaman serius terhadap ketauhidan sebetulnya bermula dari diri manusia itu sendiri, yaitu berupa hawa nafsu. Orang yang terbius hawa nafsu menjadi cenderung eksklusif, menolak kebenaran, sombong, dan menolak diri terhadap kebenaran dari luar. Kedua, lingkungan sosial. Sebagai makhluk sosial manusia tentu tidak dapat melepaskan diri dari lingkungannya. Manusia dapaat mempengaruhi lingkungannya, dan juga sebaliknya ia juga dapat dipengaruhi oleh lingkungannya. Ketiga, sekularisme dan materialisme. Budaya modern memeng banyak menawarkan kemudahan bagi kehidupan manusia. Tetapi dibalik itu budaya modern juga menyiapkan belenggu-belenggu kemanusiaan yang baru. Salah satunya adalah dengan adanya pahan sekularisme dan paham materialisme. Pengertian Asketis Asketisme adalah ajaran-ajaran yang menganjurkan pada umatnya untuk menanamakann nilai-nilai agama dan kepercayaan kepada Tuhan, dengan jalan melakukan latihan-latihan dan praktek-praktek rohaniah dengan cara mengendalikan tubuh dan jiwa Pada tradisi Islam, bahasan asketik bersumber pada konsep zuhud yang lahir dari tradisi tasawuf. • zuhud merupakan langkah awal bagi orang-orang yang berjuang untuk mendapatkan kesempurnaan dan bermakrifat kepada Allah Swt Dalam persepktif historitas Islam, praktek askestik dalam Islam pada hakekatnya sudah ada sejak Rasululah Saw melakukan aktivitas bertahannust di gua Hira, ketika menerima wahyu pertama. • kehidupan zuhud Sedangkan Zuhud itu berarti tidak merasa bangga atas kemewahan dunia yang telah mereka miliki dan tidak merasa sedih karena kehilangan kemewahan dari dirinya. • Dalam tradisi Islam, bahasan asketik dapat ditelusuri dari konsep “zuhud” yang lahir dari tradisi tasawuf . Beberapa Contoh Kesalehan ritual yang berdampak pada kesalehan sosial 1. Shalat Dalam hal sholat misalnya, Al-Qur’an menyatakan: َّ فَا ْعبُ ْدنِي َوأَقِ ِم ال )14:صالة َ ِل ِذ ْك ِري (سورة طه “…Maka beribadahlah kalian kepada-Ku (sembahlah Aku) (Allah SWT), dan dirikan lah shalat untuk mengingat-Ku”. 2. Puasa Puasa yang punya makna al-imsak punya arti "menunda kesenangan". Kemampuan manusia dalam menunda kesenangan sangat tergantung pada kekuatan jiwanya dalam mengendalikan hawa nafsu Ritual puasa misalnya, mendidik seseorang untuk mengendalikan hawa nafsunya serta memupuk rasa solidaritas sosial, khususnya kepada kaum yang miskin, sengsara, dan tertindas. 3. Zakat fitrah Begitu pula zakat fitrah, sebuah kewajiban yang harus ditunaikan setelah puasa Ramadan. Kalau tidak, maka puasanya dibiarkan menggantung tidak diterima Allah, punya implikasi sosial yang nyata, yakni bagai upaya meringankan beban dan membantu orang-orang yang rentan secara ekonomi. Zakat baik mal maupun fitrah- adalah thariqah untuk menegakkan keadilan sosial yang nyata, bukan sekadar bergenit-genit dengan wacana belaka. Bercermin dari sosok Muhammad, kita seharusnya tidak hanya rajin beribadah, tetapi juga mampu “melampaui” nafsu dan kesenangan duniawi yang acapkali menjebak dan menjerumuskan. 4. Qurban Selama ini, secara konseptual yang beredar, selalu sepakat adanyak praktek berkurban adalah diilhami atas prilaku Nabi Ibrahim as yang dibilang sangar dramatis. Beliau membuktikan rasa cinta dan kesetiaan dengan mengorbankan Islam putranya yang disayangi melebihi segalanya. Nabi Ibrahim as dengan realisasi qurban saat ini, yakni tanggal 10 DzulHijjah terlepas dari tasrik juga termasuk ke dalam waktu berqurban. 5. Haji Haji di samping dimaksudkan sebagai bentuk penyerahan diri secara total kepada Allah dan tanpa reserve, ia juga melambangkan kesatuan, kesetaraan dan persaudaraan umat manusia sedunia. pada waktu itu semua sama, dan seraya serempak menegaskan bahwa yang Maha Tinggi dan Maha Kaya adalah Allah SWT semata. memakai sepatu dan apalagi memakai tanda-tanda kepangkatan betapapun kaya dan tinggi pangkat kemanusiaan seorang jemaah haji, pada waktu itu semua sama, dan seraya serempak menegaskan bahwa yang Maha Tinggi dan Maha Kaya adalah Allah SWT semata. TERIMA KASIH
Iodoform Merupakan Senyawa Kimia Yang Dapat Disintesa Berdasarkan Reaksi Halogenasi Dengan Bahan Dasar Iodium Yang Direaksikan Dengan Aseton Dan Menggunakan Natrium Hidroksida