Anda di halaman 1dari 22

Sumber Hukum Humaniter

Dr Rizkan Zulyadi Amri, SH.MH


Medan
2018
Pendahuluan
• Ada salah satu dari Hukum Internasional yang
membahas ajaran “just war”. Ajaran tersebut
membagi hukum humaniter dalam dua
bagian, yakni:
a. Ius ad bellum, yaitu hukum tentang perang;
b. Ius in bello, yaitu hukum yang berlaku dalam
perang
• Ius ad bellum membahas “kapan” atau dalam
“keadaan bagaimana” negara itu dibenarkan
untuk berperang.
• Pada umumnya dikatakan bahwa negara
dibenarkan untuk berperang apabia dipenuhi
syarat-syarat antara lain:
1. Just cause;
2. Right authority;
3. Right intent;
4. Propotionality
5. Las resort
• Ius in bello merupakan ketentuan yang
berlaku dalam perang, yang diatur dalam
sumber-sumber hukum humaniter, terutama
sumber ‘utama’ yaitu:
a. konvensi-konvensi den haag 1907 disebut
hukum den haag;
b. Konvensi-konvensi jenewa 1949 disebut
hukum jenewa;
c. Protokol-protokol tambahan 1977
• Hukum Humaniter dapat ditemukan dalam
berbagai perjanjian internasional, biasanya
bersifat multilateral,dalam berbagai bentuk,
seperti konvensi, protokol, deklarasi, dan sbb.
Sumber Hukum Humaniter
• Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional
menyebutkan tentang sumber hukum dapat
diterapkan, yakni:
a. International convention, whether general of
particural, estabhlising rules expressly recognized
by the contesting states (konvensi internasional
baik yang umum maupun yang khusus, yang
mengandung aturan-aturan yang secara nyata
diakui oleh negara-negara peserta)
b. International custom, as evidence of a general practice
accepted as a law ( kebiasaan international, sebagai
bukti dari praktek umum yang diterima sebagai hukum)
c. The general principles of law recognized by civilized
nations ( prinsip-prinsip umum dari hukum yang diakui
oleh masyarakat beradab)
d. Subject to provisions of article 59, judicial desions and
the teaching of the most highly qualified publicist of
the various nations, as subsidiary means for the
determinations of rules of law ( subjek dari aturan pada
Pasal 59, keputusan pengadilan dan ajaran para pakar
yang diakui dan diberi penghargaan tinggi dari berbagai
negara, sebagai alat subdiari guna menentukan aturan
hukum)
• Sebelum konvensi den haag tahun 1899 dan
1907, dikenal beberapa aturan yang mengatur
cara dan alat berperang (means and methods
of war) yakni:
• Lieber code atau instructions for government
of armies of the united states (1863)
• St petersburg derclaration tahun 1874
• Brussel conference, tahun 1874 mengenai
hukum dan kebiasaan berperang
• LIEBER CODE
Lieber code disebut juga dengan instruksi lieber
merupakan sebuah dokumen yang berisi
serangkaian peraturan berbentuk instruksi
bagi tentara amerika serikat (US army) dalam
menghadapi perang saudara (civil war) di
amerika (1861-1865);
Konvensi-Konvensi Den Haag 1909
(Hukum Den Haag)
• Konvensi Den Haag dihasilkan dalam
konferensi Perdamaian Pertama (I) di Den
Haag Tahun 1899
• Konferensi kedua (II) Konvensi Den Haag
dilakukan pada tahun 1907
• Hukum Den Haag mengatur alat dan cara
berperang (means and methode of warfare)
Konvensi Jenewa (Hukum Jenewa)

• Konvensi Jenewa tahun 1949 yang disebut


konvensi-konvensi Palang Merah, terdiri dari:
a. Konvensi Jenewa tahun 1949 mengenai
perbaikan keadaan anggota perang yang luka
dan sakit dimedan perang;
b. Konvensi jenewa tahun 1949 mengenai
perbaikan anggota angkatan perang di laut
yang luka sakit dan karam;
c. Konvensi Jenewa tahun 1949 mengenai
perlakuan tawanan perang;
d. Konvensi jenewa tahun 1949 mengenai
perlindungan orang-orang sipil di waktu
perang

Kumpulan Konvensi Jenewa tahun 1949 dikenal


dengan nama Hukum Jenewa. Hukum Jenewa
mengatur perlindungan terhadap mereka yang
menjadi korban perang
Beberapa Hal Penting dalam Konvensi Jenewa
yakni:
1. Konvensi Jenewa 1949 selain mengatur
perang yang bersifat Internasional
(perang/konflik bersenjata antar negara), juga
mengatur perang/konflik bersenjata yang
bersifat noninternasional, yaitu perang/konflik
bersenjata yang terjadi diwilayah salah satu
pihak peserta agung, antara pasukannya
dengan pasukan bersenjata pemberontak
2. Di dalam Konvensi tersebut terdapat
apa yang disebut ketentuan-
ketentuan yang berlaku utama
(common articles), yaitu ketentuan-
ketentuan yang dianggap sangat
penting sehingga dicantumkan dalam
keempat buku dengan perumusan
yang sama
Protokol Tambahan 1977
• Protokol tambahan ini
“menambah/menyempurnakan” isi dari konvensi
jenewa tahun 1949. ( prinsip-prinsip yang
terdapat dalam konvensi jenewa masih tetap
berlaku)
Protokol tambahan 1977 terdiri dari dua buku,
yakni:
a. Protokol I mengatur mengenai perang/konflik
bersenjata yang bersifat internasional yaitu
perang/konflik bersenjata antarnegara
b. Protokol II , yang mengatur
perang/konflik bersenjata yang sifatnya
noninternasional, yaitu perang/konflik
bersenjata yang terjadi diwilayah salah
satu pihak peserta agung antara
pasukannya dengan pasukan
pemberontak. Protokol tambahan II ini
menambah isi/ruang lingkup Pasal 3
Konvensi Jenewa
• Protokol Tambahan 1977 memuat beberapa
ketentuan baru/penting yaitu:
a. Memuat definisi beberapa pengertian
penting, yang belum terdapat didalam
peraturan sebelumnya, seperti
1. Kombat
2. Penduduk sipil
3. Sasaran militer
4. Sasaran sipil
b. Memuat hal-hal baru, yakni:
1. definisi/pengertian civil defence;
2. Definisi/pengertian mercenaries (tentara
bayaran);
3. War of national liberation ( perang
pembebasan nasional);
4. Ketentuan mengenai tugas komandan
c. Terbentuknya international fact finding
commission kewenangan dari Komisi ini,
antara lain:
1. Menyelidiki fakta-fakta yang dianggap
sebagai pelanggaran berat (grave
breaches) atau pelanggaran-pelanggaran
serius lain;
2. Membantu dengan jalan memberikan jasa-
jasa baik, mengembalikan sikap
menghormati konvensi dan protokol ini.
• Beberapa konvensi lain yang menjadi sumber
hukum humaniter
a. 1925 geneva protokol for the probhition of
the use in war of asphyxiating, poisonous of
gases and of bacteriological methods of
warfare;
b. 1954 first hague protocol for the protection
of cultural property in the events of armed
conflict
• Convention on the prohibition of military or other
hostile use of enviromental modification
techiques (enmod convention 1976);
• Convention on the prhohibition or restrcitions on
the use of certain conventional weapons which
may be deemed do be exessively injurious or to
have indisciminate effects (1980 conventional
weapons convention)
• Convention on the prohibiton of the
development, production, stockpling and use of
the chemical weapons and on their or
destruction (CCW)
• 1995 Protocol on blinding lase weapons
• Jelaskan pengertian Hukum Humaniter
menurut saudara dan Para Ahli (1 orang)?
• Sebutkan dan Jelaskan sumber Hukum
Humaniter?
• Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip yang
diberlakukan dalam HHI?
• Mengapa perlu dilakukan perlindungan
terhadap warga sipil dan lingkungan pada saat
terjadi perang?

Anda mungkin juga menyukai