Anda di halaman 1dari 24

Laporan Kasus

OSTEOARTRITIS
Disusun oleh:
Rossalia Visser
1102015209

Pembimbing:
dr. Yenny Rahmawati M., Sp. Rad

KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI


PERIODE 09 NOVEMBER– 14 DESEMBER 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN YARSI – RSUD PASAR REBO
JAKARTA
STATUS PASIEN

A. Identitas Pasien:

1. Nama : Ny.S
2. Usia : 64 tahun
3. Tanggal lahir : 01/01/1955
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Alamat : Jakarta
7. Tanggal pemeriksaan : 18 November 2019
Anamnesa
Riwayat Penyakit sekarang:

Nyeri pada lutut kiri ketika di tekuk sejak 2


bulan SMRS. Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk.
Nyeri dirasakan hilang timbul. Nyeri biasanya
timbul pada saat naik turun tangga,
Keluhan Utama: saat perpindahan posisi dari duduk lalu berdiri
Nyeri pada lutut ataupun sebaliknya, dan saat beraktifitas. Nyeri
kiri sejak 2 bulan hilang jika istirahat beberapa saat. Selain nyeri
SMRS pasien mengeluh kaku dan bengkak pada lutut
kiri, biasanya sehabis bangun tidur. Nyeri
dirasakan tidak menjalar dan terasa panas pada
lutut kirinya. Keluhan nyeri pada sendi lain
disangkal oleh
Pasien.
Riwayat
Riwayat
Penyakit Dahulu:
Penyakit
Trauma (-), HT (-), Riwayat Sosial:
Keluarga: (-)
dan DM(-). Pasien merupakan seorang ibu rumah
tangga yang beraktifitas sehari-hari
dirumah.
Pemeriksaan Penunjang : 18 November 2019
Pemeriksaan radiografi Genu proyeksi AP dan lateraldengan hasil:

- Kedudukaan tulang-tulang pembentuk sendi genu baik, tidak


tampak subluksasi, dislokasi
- Tidak tampak tanda-tanda fraktur, destruksi, lesi litik/blastik
- Tidak tampak pembentukan spur
- Tampak penyempitan celah sendi femoropatellar dan
femorotibial
- Jaringan lunak sekitar sendi genu terlihat baik

- Kesan : Penyempitan celah sendi femoropatellar dan


femorotibial
ANATOMI
DEFINISI Kondrosit adalah sel yang tugasnya
membentuk proteglikan dan kolagen pada
Osteoartritis (OA) berasal dari rawan sendi. Osteoartritis terjadi akibat
bahasa Yunani yaitu osteo yang kondrosit gagal mensintesis matriks yang
berarti tulang, arthro yang berarti berkualitas dan tidak mampu memelihara
sendi dan itis yang berarti keseimbangan antara degradasi dan sintesis
inflamasi.1 Osteoartritis merupakan matriks ekstraseluler termasuk produksi
penyakit penyakit sendi degeneratif kolagen tipe I, III, VI dan X yang berlebihan
yang belum diketahui secara pasti dan sintesis proteoglikan yang pendek. Hal
penyebabnya, ditandai dengan tersebut menyebabkan terjadinya perubahan
kerusakan rawan sendi dan tulang pada diameter dan orientasi dari serat
subkondral secara bertingkat dan kolagen yang mengubah biomekanik dari
menyebabkan nyeri pada sendi.1,2 tulang rawan, sehingga tulang rawan sendi
kehilangan sifat kompresibilitasnya.3
MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis seperti nyeri pada sendi yang terkena terutama


sewaktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula-
mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang
dengan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku
pagi, pembengkakan sendi dan perubahan gaya berjalan.1
Pemeriksaan Radiologis
Derajat kerusakan sendi berdasarkan gambaran radiologis kriteria Kellgren & Lawrence

Derajat 1 : penyempitan celah sendi


meragukan.
Derajat 2 : osteofit dan penyempitan celah
sendi yang jelas.
Derajat 3 : osteofit sedang dan multipel,
penyempitan celah sendi, sklerosis sedang dan
kemungkinan deformitas kontur tulang.
Derajat 4 : osteofit yang besar, penyempitan
celah sendi yang nyata, sklerosis yang berat
dan deformitas kontur tulang yang nyata.

(A) Derajat 1. (B) Derajat 2. (C) Derajat 3. (D )Derajat 4


PENATALAKSANAAN

Medikamentosa analgesik dan anti inflamasi (sering digunakan NSAID)

Non Medikamentosa Fisioterapi


TEKNIK RADIOGRAFI GENU
Gambar AP / PA

Gambar lutut depan-ke-belakang atau anterior-posterior


dapat dibuat dalam posisi terlentang dan berdiri (gbr. 1 &
2). Dalam posisi terlentang, sinar-X melewati lutut dari
anterior ke posterior (= gambar AP). Alternatif untuk
posisi terlentang adalah gambar AP berdiri. Lutut
sepenuhnya diluruskan dan dicitrakan dalam arah
craniocaudal di bawah sudut 10 °.
Selain itu, gambar berdiri posterior-anterior (=
gambar PA) dapat dipilih, juga dikenal sebagai
metode Rosenberg. Dalam metode Rosenberg, lutut
harus dilenturkan pada suhu 45 ° (gbr. 2).
Gambar berdiri memiliki keunggulan dibandingkan
gambar terlentang bahwa dengan beban tambahan
pada sendi lutut mereka lebih dapat mendeteksi
ruang sendi berkurang yang disebabkan oleh
meniskus dan gangguan tulang rawan
Gambar lateral

Gambar lateral dibuat dalam posisi terlentang


dengan lutut tertekuk hingga 30 °. Sinar-X
melewati sendi lutut dari medial ke lateral (gbr. 3).
Dalam citra lateral yang baik, kondilus femoralis
medial dan lateral saling memproyeksikan dan
sendi patellofemoral diproyeksikan bebas.
Dalam kasus trauma, gambar yang menggunakan sinar
x-horizontal mungkin lebih disukai daripada gambar
lateral standar untuk menetapkan lipohemarthrosis.
Lutut sepenuhnya memanjang dan sinar-X melewati
lutut dari lateral ke medial (gbr. 4).
Gambar aksial

Untuk memberikan informasi tentang


sendi patellofemoral. Selain itu, patologi
patella (fraktur & subluksasi / luxasi
khususnya) dapat diidentifikasi.

Ada beberapa teknik untuk membuat


gambar aksial patela. Salah satu teknik
yang umum digunakan adalah proyeksi
inferosuperior. Pasien dalam posisi
terlentang dan melenturkan lutut ke 40-
45 ° menggunakan dukungan lutut (gbr.
5).
Tampilan Tunnel

Ini digunakan terutama untuk mengidentifikasi


tubuh bebas atau cacat osteochondral.

Ada berbagai teknik untuk membuat gambar


terowongan. Salah satu teknik yang umum
digunakan adalah proyeksi aksial. Pasien dalam
posisi terlentang dan melenturkan lutut ke 40-45 °
menggunakan dukungan lutut (gbr. 6).

Sinar-X melewati lutut dari anterior ke posterior


pada sudut 90 ° ke kaki bagian bawah.
TERIMAKASIH
DAFTAR PUSTAKA

1. Sunarti S, Ridwan M, Firdaus M M. Komorbiditas Pasien Geriatri Dengan Osteoartritis Genu


Di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang. Malang : Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya; 2011
2. Asviarty, Nuhani SA, Tulaar A, dkk. Osteoartritis. Dalam: Standar Operasional Prosedur.
DEPKES. Jakarta, 2000; 15-18.
3. Sengkey LS, dkk. Kumpulan Kuliah Rehabilitasi Medik FK UNSRAT Manado: 2010.
4. Reni H. Masduchi. Rehabilitasi Nyeri pada Sendi Degeneratif. SMF/Bagian Ilmu Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi RSU dr.Soetomo/FK UNAIR. PKB Rehabilitasi Medik, Surabaya: 2005
5. Vogelgesang S. Osteoarthritis. In: West SG, editor. Rheumatology secrets,2nd edition.
Philadelphia: Hanley & Belfus Inc, 2002;365-74.
6. https://www.startradiology.com/internships/orthopedics/knee/x-knee/

Anda mungkin juga menyukai