Anda di halaman 1dari 18

Analisa Jurnal :

Grief and The Experience of


Nurses Providing
Palliative Care to Children and
Young People at Home
Panji Asmoro 1710711015 Husna Maharani 1710711078
Hopipah Indah N. 1710711053 Riski Dwiana 1710711080
Nada Naflah 1710711058 Ghina Regiana 1710711082
Yahya Syukria 1710711060 Triyono 1710711086
Aldin Aditya Fareza 1710711075 Niasa Lora Rumar 1710711130
Nurul Fatihah Auliani 1710711076
RINGKASAN
Kesedihan dan pengalaman perawat yang
memberikan perawatan paliatif kepada anak-anak dan
remaja di rumah
Fiona Reid meneliti bagaimana paparan terhadap
keluarga yang rentan dan berduka dapat menimbulkan
tantangan terhadap obyektivitas dan ikatan profesional
Dalam hubungan perawat dengan keluarga, emosi
dari perawat dapat mempengaruhi emosi tiap anggota
keluarga. Oleh karena itu penting bagi perawat untuk
bisa mempertahankan dan memotivasi anak sehingga
kedepannya siap untuk menghadapi kematian.

2
RINGKASAN
Salah satu hambatan dari perawat, terkadang
keluarga menahan/membatasi kenyataan keadaan
seorang anak, sehingga keluarga lebih sering menutupi
kenyataan yang dialami oleh seorang anak. Dalam jurnal
ini juga hambatan dalam melakukakan paliatif care oleh
perawat yaitu emosional subjektif dari perawatnya
terutama pada keluarga yang sensistif sehingga dalam
proses memberikan asuhan keperawatannya tidak
objektif dan perawat kurang professional.

3
PEMBAHASAN
Perawat paliatif pada anak dan remaja harus
professional dalam menjalankan perannya sebagai
perawat, perawat harus dapat membangun komunikasi
terhadap pasien dan keluarga. Akan tetapi dalam
menjalankan perannya perawat paliatif pada anak dan
remaja sulit untuk mengendalikan perasaan dan
emosinya, banyak sekali hal yang dapat memicu seorang
perawat tidak dapat mengendalikan perasaannya.
Sebagai seorang perawat paliatif, harus dapat
memberikan nasihat dan juga menenangkan keluarga
yang berduka tanpa menggunakan cara otoriter.

4
PEMBAHASAN
Perawat juga berperan dalam memberikan
pengertian kepada pasien tentang hal-hal yang akan dia
lalui terutama pada pasien paliatif anak dan remaja,
perawat bertugas untuk meredam kekhawatiran
mereka (pasien dan orang tua). Terkadang kedekatan
antara perawat paliatif dengan anak atau remaja
sebagai pasiennya apat mempengaruhi emosi perawat
dalam menjalankan tugasnya.

5
PEMBAHASAN
Perawat juga harus bisa menyampaikan informasi-
informasi medis ke orangtua pasien atau ke pasien itu
sendiri, memberikan pengertian kepada orang tua
tentang pengobatan anaknya. Pada saat pemakaman
perawat sering ikut larut dalam emosi yang terjadi, dan
ini bersifat negative. Perawat bertugas untuk memberi
dukungan duka cita kepada keluarga dan professional
dalam hal itu.

6
REKOMENDASI
1. Mengadakan pelatihan untuk perawat anak dalam
melakukan paliatif care terhadap anak-anak dan
remaja.
2. Meningkatkan profesionalitas perawat anak supaya
bersikap empati dan tidak menjadi simpati saat
melaksanakan paliatif care.
3. Menentukan batasan-batasan bagi perawat serta
memasukan pada ketentuan atau panduan untuk
perawat.

7
PENGERTIAN KOMUNIKASI
Menurut KBBI komunikasi merupakan
pengiriman dan penerimaan informasi,
berita, atau pesan yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih sehingga maksud
atau pesan tersebut dapat dipahami.

8
Seseorang dengan penyakit kronis atau dengan
penyakit terminal akan mengalami rasa berduka dan
kehilangan. Sebagai seorang perawat kita harus mampu
memahami hal tersebut. Komunikasi dengan klien penyakit
terminal dan kronis merupakan komunikasi yang tidak
mudah. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang
penyakit yang mereka alami serta pengetahuan tentang
proses berduka dan kehilangan. Dalam berkomunikasi
perawat menggunakan konsep komunikasi terapeutik.

9
Saat berkomunikasi dengan klien dengan kondisi
seperti itu bisa jadi akan timbul penolakan dari klien.
Dalam menghadapi kondisi tersebut, perawat
menggunakan komunikasi terapetik. Membangun
hubungan saling percaya dan caring dengan klien dan
keluarga melaui penggunaan komunikasi terapeutik
membentuk dasar bagi intervensi pelayanan paliatif ( Mok
dan Chiu, 2004 dikutip dari Potter dan Perry 2010).

10
KOMUNIKASI DALAM PERAWATAN
PALIATIF

Percaya dan harapan merupan aspek yang


sangat penting dalam situasi menjelang akhir
hayat sehingga sebagai petugas kesehatan
membutuhkan keterampilan komunikasi di
saat bekerja dengan pasien dan keluarga
pada situasi tersebut ( Reith & Payne, 2009 ).

11
Idealnya, terkhusus untuk anak-anak dan juga
dewasa, maka melibatkan mereka dalam diskusi mengenai
kematian dan kondisi menjelang ajal atau akhir hayat dan
juga isu mengenai hal praktis dalam pelayanan dapat
membantu mengatasi situsai kritis terutama disaat
mereka berupaya untuk memberikan pelayanan dan
pendampingan pada orang terdekat yang dalam kondisi
menjelang ajal.

12
MODEL KOMUNIKASI DALAM
PERAWATAN PALIATIF
1. An Interpersonal Approach
Komunikasi model interpersonal menitik beratkan
pada pentingnya perspektif mengenai dimensi
perawatan yang terkoordinasi pada kondisi
menjelang akhir hayat.
2. A social construction approach
Komunikasi dengan pendekatan social construction
tentang isu akhir hayat akan memberikan kesadaran
betapa pentingnya dan menariknya proses
komunikasi saat ini, bagaimana pemahaman social
dapat memproduksi dan mereproduksi pola
interaksi.
13
MODEL KOMUNIKASI DALAM
PERAWATAN PALIATIF
3. A Critical Cultural Approach
Pendekatan ini berupaya untuk mempertanyakan
bagaimana factor ekonomi , materi dan sejarah
membentuk budaya untuk merespon, dan konsep
tentang kesehatan, sakit dan keputusan untuk
melakukan pengobatan.
4. A Multi-Method Approach
Pendekatan ini berfokus pada bagaimana seseorang
melakukan konstruksi ide dan mengemukakan apa
yang mereka maknai tentang sesuatu seperti arti
sebuah kesehatan dan penyakit terminal.
14
Keterampilan Dasar Dalam Berkomunikasi
C (Context atau Listening Skills Acknowledge
setting) Saat memulai dialog dengan Respon empatik merupakan
pasien, sebagai seorang tehnik yang sangat baik
Konteks atau setting secara professional harus selama proses komunikasi
fisik dan termasuk lima memastikan bahwa ia yang penuh emosional.
komponen utama yaitu melakukan wawancara atau respon empati tidak
menyediakan ruang yang dialog dengan memiliki membutuhkan perasaan
memadai, bahasa tubuh, keterampilan mendengar yang pribadi dari petugas jika
kontak mata, sentuhan, dan baik. pasien merasa sedih maka
pengantar atau perkenalan. tidak seharus nya kita merasa
sedih juga.
Strategi manajemen
Ada 4 manajemen strategi yang dapat dijadikan pedoman. Sumarry
 Tentukan apa yang akan di nilai Sumarry dalam wawancara
adalah waktu yang penting
 Melakukan penilaian mengenai harapan pasien mengenai untuk menekan mengenai
kondisi,pengobatan dan hasil yang ingin di capai. pengobatan pasien.
 Mengusulkan strategi mengingat kesimpulan anda dari
langkah 1 dan langkah 2 lalu ajukan strategi .
 Kaji respon pasien dengan membuat catatan kemajuan
pasien dalam membentuk sebuah rencana aksi 15
KESIMPULAN
Kesimpulannya, perawat anak harus
meningkatkan profesionalitas dalam melakukan
paliatif care, salah satunya dengan tidak
menggunakan emosional subjektif dan menggunakan
keterampilan dalam berkomunikasi sehingga asuhan
keperawatannya dapat berjalan dengan baik

16
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. (2009).Fundamental
keperawatan (7 th ed.).(vols 2.). dr Adrina &marina,
penerjemah). Jakarta : Salemba Medika.
Kozier,Barbara.(2004).Fundamentals Of
Nursing: concepts, process, and practice (7 th ed.).
New Jersey : Pearson

17
Thanks!
Any questions?

18

Anda mungkin juga menyukai