Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN KASUS

TRIGGER FINGER
Jessica Jaclyn Ratnarajah, S. Ked 04084821820052

Pembimbing:
Prof. DR. dr. F. Nur’aini Kurdi, SpKFR. MPH

DEPARTEMEN REHABILITASI MEDIK


RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
OUTLINE
• PENDAHULUAN
• STATUS PASIEN
• TINJAUAN PUSTAKA
• ANALISIS KASUS
PENDAHULUAN
Trigger Finger Stenosing Flexor Tenosynovitis

• Trigger finger merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh


inflamasi dan penyempitan pada pulley A1

• Trigger finger ditandai dimana jari yang dibengkokkan tiba-tiba


tidak dapat diluruskan kembali yang dikaitkan dengan pergerakan
jari-jari yang bersifat repetitif dan trauma lokal terjadinya dengan
tingkat stress dan proses atau gaya degeneratif.
PENDAHULUAN
• Trigger finger pada umumnya lebih banyak terjadi pada
wanita daripada pria dan cenderung terjadi pada kisaran
usia 40 sampai dengan 60 tahun.
• Wanita cenderung lebih sering melakukan aktivitas rumah
tangga seperti mencuci, mengepel, menyapu, dan
sebagainya.
• Ibu jari (33%) dan jari manis (27%) merupakan yang paing
sering terkena pada orang dewasa, tetapi 90% trigger
finger pada anak-anak melibatkan ibu jari dan 25% nya
bilateral.
STATUS PASIEN
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. WD
• Umur : 59 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Alamat : Sekip, Palembang
• Tanggal Periksa : 02 Desember 2019
• No. RM : 0001094060
STATUS PASIEN
AUTO-ANAMNESIS
KELUHAN Pasien Sulit menggerakan dan nyeri pada jari ke-II kanan sejak
UTAMA 2 bulan yang lalu

• ± 2 bulan SMRS, pasien mengeluh nyeri pada jari II. Nyeri dirasakan
saat beraktivitas, seperti mencuci pakaian. Pasien juga mengeluh sulit
menggerakkan atau kaku pada jari II, kaku dapat terjadi secara tiba-
tiba, saat bangun pagi hari, atau saat pasien beraktivitas dimana posisi
RIWAYAT tangan mengenggam dan ketika pasien ingin meluruskan jari. Untuk
dapat meluruskan kembali jari, biasanya pasien membutuhkan
PERJALANAN bantuan tangan sebelahnya.
PENYAKIT • Pasien juga menyatakan terdengan suara “klik” pada saat meluruskan
jari. Pasien juga mengeluh teraba benjolan kecil pada jari yang kaku.
Keluhan lain berupa kesemutan dan kebas pada jari-jari kanan
disangkal, atau nyeri pada jari tangan kanan dan kiri disangkal oleh
pasien. Riwayat trauma atau cedera pada tangan kanan disangkal.
STATUS PASIEN
AUTO-ANAMNESIS
Riwayat trauma/jatuh : disangkal
Riwayat kencing manis : disangkal
RIWAYAT
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
PENYAKIT
Riwayat penyakit jantung : disangkal
DAHULU
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat operasi : disangkal

Riwayat sakit serupa : disangkal


RIWAYAT Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
PENYAKIT Riwayat diabetes mellitus : disangkal
KELUARGA Riwayat penyakit jantung : disangkal
STATUS PASIEN
AUTO-ANAMNESIS
Riwayat merokok : disangkal.
RIWAYAT
Riwayat minum alkohol : disangkal
KEBIASAAN
Riwayat olahraga : Penderita jarang berolahraga
STATUS PASIEN
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Nadi : 75x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
Pernafasan : 19 x/menit, regular, abdominotorakal
Suhu : 36,5o C
VAS :4
BB : 58 Kg
TB : 165 cm
BMI : 21,36 Kg/m2
kesan : Normoweight
STATUS PASIEN
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN SPESIFIK
• Kepala : bentuk mesocephal, simetris, jejas (-)
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikteri (-/-),
reflek cahaya (+/+), isokor 3mm/3mm, secret (-/-).
• Telinga : sekret/darah (-/-), deformitas (-/-).
• Hidung : nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-).
• Mulut : gusi berdarah (-), bibir kering (-), pucat (-), lidah
kotor (-), papil lidah atrofi (-), lidah tremor (-).
• Leher : JVP tidak meningkat, perbesaran KGB (-)
STATUS PASIEN
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN SPESIFIK
Thorax : retraksi (-)
Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis tidak teraba. Thrils (-)
• Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
• Auskultasi : BJ I-II (+) regular, murmur (-), gallop (-)
Paru
• Inspeksi : Statis dan dinami dada kanan = kiri
• Palpasi : Stem fremitus raba kanan = kiri
• Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
• Auskultasi : Vesikuler (+/+) normal, wheezing (-), ronkhi (-)
STATUS PASIEN
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN SPESIFIK
Abdomen
• Inspeksi : datar, pusar cekung, venektasi (-)
• Palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
• Perkusi : Timpani
• Auskultasi : BU (+) normal
Ekstremitas
- - - -
Oedem Akral dingin
- - - -
STATUS PASIEN
PEMERIKSAAN FISIK

ROM (Range of Movement)


Neck Aktif Pasif
Extensi-0-Flexi 40-0-40o 40-0-40o
ROM LEHER
Laterofleksi D-S 45-0-45o 45-0-45o NORMAL
Rotasi D-S 50-0-50o 50-0-50o

Dextra Sinistra
Extremitas Superior
Aktif Pasif Aktif Pasif
ROM
Shoulder Dalam batas normal. EKSTREMITAS
Elbow Dalam batas normal ATAS
Wrist Ekstensi-0-Fleksi 700-0-800 700-0-800 700-0-800 700-0-800 NORMAL
Abduksi-0-Adduksi 200-0-450 200-0-450 200-0-450 200-0-450
STATUS PASIEN
PEMERIKSAAN FISIK
ROM (Range of Movement)
Dextra Sinistra
Extremitas Superior
Aktif Pasif Aktif Pasif
MCP I 00-0-500 00-0-500 00-0-500 00-0-500
Ekstensi-0-Fleksi
IP I 200-0-900 200-0-900 200-0-900 200-0-900
ROM JARI II
Ekstensi-0-Fleksi
(MCP II)
MCP II – V Jari II Jari II 300-0-900 300-0-900 TERBATAS
Finger
Ekstensi-0-Fleksi 00-0-900 300-0-900
DIP II – V 200-0-900 200-0-900 200-0-900 200-0-900
Ekstensi-0-Fleksi
PIP II - V 0-0-100o 0-0-100o 0-0-100o 0-0-100o
STATUS PASIEN
PEMERIKSAAN FISIK

ROM (Range of Movement)


Trunk ROM pasif ROM aktif
Ekstensi-0-Fleksi Dalam batas normal Dalam batas normal
Laterofleksi D-S Dalam batas normal Dalam batas normal
Rotasi D-S Dalam batas normal Dalam batas normal
ROM TRUNKUS
Extremitas Inferior Dextra Sinistra
NORMAL
Aktif Pasif Aktif Pasif
Hip Dalam batas normal Dalam batas normal
Knee Dalam batas normal Dalam batas normal
Ankle Dalam batas normal Dalam batas normal
STATUS PASIEN
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS LOKALIS
Regio Digiti Dextra
• Inspeksi : Digiti II manus dextra tampak dalam posisi fleksi
• Palpasi : Nyeri tekan (+), teraba bengkak dan kaku pada region
metacarphophalang digiti II manus dekstra
Regio Digiti Sinistra
• Inspeksi : edema (-), merah (-), luka (-), deformitas (-)
• Palpasi : nyeri tekan (-), bengkak (-)
STATUS PASIEN
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS NEUROLOGIS
• Kesadaran : kompos mentis, GCS E4V5M6
• Fungsi luhur : dalam batas normal
• Fungsi vegetatif : dalam batas normal
• Fungsi sensorik : dalam batas normal
• Fungsi Motorik : dalam batas normal
• Pemeriksaan N. Cranialis : dalam batas normal
STATUS PASIEN
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PSIKIATRIK
• Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup
• Kesadaran :Compos mentis
• Afek : Appropriate
• Psikomotor : Normoaktif
• Proses pikir : Bentuk : realistik
Isi : waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)
Arus : koheren
• Insight : Baik
STATUS PASIEN
PEMERIKSAAN FISIK
ASSESMENT
No Level ICF Kondisi saat ini Sasaran
1 Struktur dan Kaku dan Nyeri pada jari II dekstra Mengurangi nyeri dan
fungsi tubuh mengembalikan ROM

2 Aktivitas Gangguan aktivitas sehari-hari Dapat melakukan pekerjaan


sehari-hari seperti biasa dengan
nyaman
3 Partisipasi Pasien tidak dapat berpartisipasi Dapat beraktivitas dan
dalam kegiatan sosialnya secara berpartisipasi dalam kegiatan
nyaman tanpa merasa nyeri dan sosial dengan nyaman tanpa
kaku pada jari ke II kanan. masalah.
Aktivitas STATUS PASIEN Tingkat Kemandirian N Nilai
PEMERIKSAAN FISIK
Kontinensia, tanpa memakai alat bantu. 10
ASSESMENT Kadang-kadang ngompol. 5
Bladder 10
Inkontinensia urin. 0

Kontinensia, supositoria memakai alat bantu. 10


Bowel/BAB Dibantu. 5 10
Inkontinensia alvi. 0

Tanpa dibantu (buka/pakai baju, bersihkan dubur tidak mengotori 10


baju), boleh berpegangan pada dinding, benda, memakai bad pan.
Toileting 10
Dibantu hanya salah satu kegiatan diatas.
Dibantu. 5
Aktivitas STATUS PASIENTingkat Kemandirian N Nilai
PEMERIKSAAN FISIK
Tanpa dibantu cuci muka, menyisir rambut, hias, gosok gigi, 5
ASSESMENT
termasuk persiapan alat-alat tersebut.
Kebersihan diri 5
Dibantu. 0

Tanpa dibantu/dibantu sebagian. 10


Berpakaian Dibantu. 5 10

Tanpa dibantu. 10
Memakai alat-alat makan dibantu sebagian. 5
Makan 10
Dibantu. 0
Aktivitas STATUS PASIENTingkat Kemandirian N Nilai
PEMERIKSAAN FISIK
Tanpa dibantu berpindah. 15
ASSESMENT Bantuan minor secara fisik atau verbal. 10
Transfer/
Bantuan mayor secara fisik, tetapi dapat duduk tanpa dibantu. 5 15
berpindah
Tidak dapat duduk / berpindah.
0

Berjalan 16m di tempat datar, boleh dengan alat bantu kecuali 15


rolling walker, berjalan tanpa dibantu.

Mobilitas Menguasai alat bantunya, memakai kursi roda dengan dibantu. 10 15


Immobile.
5
STATUS PASIEN
PEMERIKSAAN FISIK
ASSESMENT
Tingkat Kemandirian
Aktivitas N Nilai
Nilai Interpretasi
Tanpa dibantu. 10
Naik turun 0-20 Disabilitas Total
Dibantu secara fisik / verbal. 5 10 25-45 Disabilitas Berat
tangga 50-75 Disabilitas Sedang
Tidak dapat. 0
80-90 Disabilitas Ringan
Tanpa dibantu. 5 100 Mandiri
Mandi 5 Interpretasi : 100 (Mandiri)
Dibantu. 0
Total 100 100
STATUS PASIEN
PEMERIKSAAN FISIK

DAFTAR MASALAH
• Masalah Medis :
Trigger Finger
• Masalah Rehabilitasi Medik
1. Fisioterapi : Pasien merasa tidak nyaman karena kaku dan nyeri
pada jari II kanan.
2. Speech Terapi : (-)
3. Okupasi Terapi : gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
(ADL) karena kesulitan untuk menggerakkan jari.
3. Sosiomedik : (-)
4. Ortesa-protesa : penggunaan splinting
5. Psikologi : (-)
STATUS PASIEN
Tenosynovitis Stenosing (Trigger Finger)
DIAGNOSIS digiti II manus Dekstra

Non-farmakologis Farmakologis
• Hindari aktifitas yang mengakibatkan tendon • Ibuprofen 3x400
mudah teriritasi, seperti latihan jari yang mg/hari P.O
berulang-ulang.
TATALAKSANA
• Fisioterapi
Berupa pemanasan (pemanasan superfisial
dengan infrared) dan stimulasi listrik (TENS).
• Penggunaan Splinting.
STATUS PASIEN

Quo Ad vitam : bonam


PROGNOSIS Quo Ad sanam : dubia ad bonam
Quo Ad fungsionam : bonam

TINJAUAN PUSTAKA
(TRIGGER FINGER)

28
Anatomi Tangan
Tangan Terdiri dari beberapa tulang, yaitu:
• Karpal
• Metakarpal
• Phalangs
Sendi pada jari-jari:
• Articulatio metacarpophalangea
• Articulatio interphalangea manus proksimalis
• Articulation Interphalangea manus distalis
Anatomi Tangan
Ligamen:
Adalah struktur jaringan lunak
yang menyambungkan tulang ke
tulang.

Tendon:
Tendon merupakan jaringan
fibrosa yang kuat, yang
menghubungkan otot dengan
tulang.
Anatomi Tangan

Persarafan:
Saraf yang bepergian ke tangan
menyeberangi pergelangan
tangan meliputi tiga saraf utama
mulai bersama di bahu: saraf
radial, saraf median, dan saraf
ulnaris.
TRIGGER FINGER
(STENOSING FLEXOR TENOSYNOVITIS)

Definisi

Trigger finger adalah gangguan umum yang


sering terjadi dan ditandai dimana jari yang
dibengkokkan tiba-tiba tidak dapat diluruskan
kembali serta berhubungan dengan disfungsi
dan nyeri yang disebabkan penebalan
setempat pada suatu tendo fleksor, dalam
kombinasi adanya penebalan di dalam
selubung tendon pada tempat yang sama.
TRIGGER FINGER
(STENOSING FLEXOR TENOSYNOVITIS)

Epidemiologi

• Trigger finger adalah penyakit yang paling sering terjadi di antara decade ke
5 dan 6 kehidupan.
• Faktor risiko pemicu terjadinnya trigger finger adalah antara 2 dan 3%, tetapi
meningkat menjadi 10% pada penderita diabetes.
• Jari manis adalah yang paling umum terpengaruh, diikuti oleh jempol dan
jari lainnya.
TRIGGER FINGER
(STENOSING FLEXOR TENOSYNOVITIS)

Etiologi Penyebab pasti trigger finger  IDIOPATIK

Faktor Risiko

• Aktifitas-aktifitas fisik yang berat dan berulang-ulang pada


orang yang mempunyai kecenderungan pengumpulan cairan di
sekitar tendon dan sendinya
• Rheumatoid artritis
• Diabetes mellitus
• Arthitis psoriatis
TRIGGER FINGER
(STENOSING FLEXOR TENOSYNOVITIS)

Klasifikasi Trigger Finger

Green Clasification
Grade I Nyeri pada telapak tangan dan pada A1 pulley
Grade II Terdapat Catching pada jari tangan
Grade III Jari terkunci (locking), dapat diekstensikan secara pasif
Grade IV Jari terkunci (locked) terfiksasi.
Patogenesis
Gerakan jari yang repetitif
dan gerakan mencengkram DM
Perbedaan pada diameter
RA
tendon fleksor dan sheath
atau sarungnya pada tingkat
kepala metakarpal.
perubahan makroskopik dari A1 pulley
Tekanan tinggi pada tingkat
berupa hipertrofi dan metaplasia
kepala metakarpal saat fleksi
dan mencengkram
fibrokartilago pada tendon-pulley
interface

Penebalan pada selubung (sheats), bersamaan dengan


Jari sulit penebalan dan peradangan lokal tendon
digerakan
dan nyeri Blokade gerakan
Penyempitan tunnel
tendon
TRIGGER FINGER
(STENOSING FLEXOR TENOSYNOVITIS)

Manifestasi Klinis penderita Trigger Finger:


• Benjolan kecil
• Nyeri di telapak tangan
• Bunyi klik pada fleksi dan ekstensi
• Jari yang terkena bisa macet dalam posisi menekuk atau pada
posisi ekstensi
TRIGGER FINGER
(STENOSING FLEXOR TENOSYNOVITIS)

Anamnesis Pemeriksaan Laboratorium


Terdapat gejala-gejala dari Trigger Finger: • HbA1c
• Popping dan Locking pada jari yang terkena. • GDP
• Nyeri pada saat menggerakan jari yang terkena. • Rheumatoid faktor
• Benjolan pada telapak tangan
• Kaku jari.

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Radiologis


• ROM • (-)
TRIGGER FINGER
(STENOSING FLEXOR TENOSYNOVITIS)

Diagnosis Banding

• Carpal Tunnel Syndrome


• De Quervein Syndrome
TRIGGER FINGER
(STENOSING FLEXOR
TENOSYNOVITIS)
TATALAKSANA
MEDIKAMENTOSA
TRIGGER FINGER
(STENOSING FLEXOR TENOSYNOVITIS)
TATALAKSANA NON-MEDIKAMENTOSA
DALAM BIDANG REHABILITASI MEDIK

PROGRAM FISIOTERAPIS

• Pemanasan
o Pemanasan superfisial dengan infra red
o Pemanasan profunda berupa shortwave diathermy (SWD)
• Stimulasi listrik
o Menstimulasi otot untuk mencegah atau memperlambat terjasi atrofi
sambil menunggu proses regenerasi dan memperkuat otot yang masih
lemah.
TRIGGER FINGER
(STENOSING FLEXOR TENOSYNOVITIS)
TATALAKSANA NON-MEDIKAMENTOSA
DALAM BIDANG REHABILITASI MEDIK

PROGRAM ORTOTIK PROSTETIK


• Splinting
• Tujuan  untuk mencegah gesekan yang disebabkan
oleh pergerakan tendon fleksor ke pulley A1
• Teknik  splint sendi MCP di 15 derajat fleksi
(meninggalkan sendi PIP dan DIP bebas)
• Dipasang selama 6 minggu
TRIGGER FINGER
(STENOSING FLEXOR TENOSYNOVITIS)
TATALAKSANA NON-MEDIKAMENTOSA
DALAM BIDANG REHABILITASI MEDIK

HOME PROGRAM

• Kompreskan es selama lima sampai lima belas menit pada daerah


yang bengkak dan nyeri.
• Hindari aktifitas yang mengakibatkan tendon mudah teriritasi,
seperti latihan jari yang berulang-ulang.
TRIGGER FINGER
(STENOSING FLEXOR TENOSYNOVITIS)
TATALAKSANA NON-MEDIKAMENTOSA
DALAM BIDANG REHABILITASI MEDIK

PEMBEDAHAN • Terapi operatif baik perkutan atau


terbuka (open release)
• Bertujuan melonggarkan jalan bagi
tendon yaitu dengan cara membuka
selubungnya
• Sendi MCP diposisikan hiperekstensi
dengan telapak ke atas, sehingga
membentang keluar katrol A1 dan
menggeser struktur neurovaskular
kearah dorsal
ANALISIS
ANALISIS
Identifikasi Pasien
• Sesuai dengan
• Nama : Ny. WD epidemiologi dari trigger
finger dimana prevalensi
• Umur : 59 tahun TF lebih banyak pada
• Jenis Kelamin : Perempuan perempuan dibandingkan
• Agama : Islam dengan laki-laki. Usia
pasien juga termasuk
• Pekerjaan : IRT dalam kelompok usia
penderita TF dewasa yaitu
40-60 tahun.
ANALISIS

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik


Anamnesis
didapatkan bahwa pasien mengeluh jari II sulit
digerakkan atau kaku dan juga terasa nyeri. • Keluhan tersebut sesuai
dengan manifestasi klinis
dari trigger finger.
ANALISIS
• Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik
didapatkan bahwa pasien mengeluh jari II
sulit digerakkan atau kaku dan juga nyeri. Anamnesis
• kaku dapat terjadi secara tiba-tiba, saat
bangun pagi hari, atau saat pasien beraktivitas • Keluhan tersebut sesuai
dimana posisi tangan mengenggam dan ketika dengan manifestasi klinis
pasien ingin meluruskan jari. dari trigger finger.
• Terdengar suara “klik” pada saat meluruskan
jari
TERIMA KASIH

49

Anda mungkin juga menyukai