Anda di halaman 1dari 25

BIODATA

Nama : Arif Wibisana MJP, S.Psi


Pangkat : Mayor Czi
NRP : 11030044850580
TTL : Pamekasan, 3 Mei 1980
Status :K-2
Dikum : Akmil 2003
Dikmil : Diklapa II Zeni
Dikbangpers : Suspa Staf Yon Zeni
Jabatan : Kasi Jian Profil Binmatpsi
APERSEPSI
PSIKOLOGI
KEPEMIMPINAN MADYA

SIT DOLOR AMET


Agar dapat lebih siap menjawab tuntutan penugasan di Kesatuan sebagai
TUJUAN pemimpin

• Ruang Lingkup REFERENSI


a. Yukl, Garry. (2002). Kepemimpinan dalam
• 1) Pendahuluan
Organisasi. Jakarta: Prenhallindo.
• 2) Definisi Kepemimpinan Madya b. Gibson, James. L. (2007). Kepemimpinan
• 3) Landasan Historis Organisasi: Perilaku dan Struktur.
Jakarta: Erlangga
• 4) Pemimpin dalam pencapaian tujuan c.
• 5) Faktor Kontijensi Kepemimpinan Timpe, A. Dale. (1999). Manajemen Sumber
Daya Manusia: Kepemimpinan, Vol.
• 6) Penutup 2. Jakarta: Gramedia Asri Media.
PENDAHULUAN

• Faktor penting yang dibahas dalam kepemimpinan, adalah


individu pemimpin, kelompok individu yang dipimpin, jenis
tugas, serta situasi.
• Ada dua hal penting mengenai kelompok yang dipimpin
dalam hal mana perlu dimengerti dan dihayati oleh
pemimpin, yaitu :
• - Tugas
• - Pemeliharaan kelompok
KEPEMIMPINAN MADYA

• Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995), kepemimpinan adalah the process of


directing and influencing the task related activities of group members.
• Griffin (2000) membagi pengertian kepemimpinan menjadi dua konsep, yaitu
sebagai proses, dan sebagai atribut.
• Adapun dari sisi atribut, kepemimpinan adalah kumpulan karakteristik yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin.
• Pemimpin dapat didefinisikan sebagai seorang yang memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain tanpa menggunakan kekuatan
KEPEMIMPINAN

• 1) Field Manual 22-100 (A.S), kepemimpinan militerproses “mempengaruhi”


orang untuk menyelesaikan tugas.
• 2) Harold Koontz, dkk, kepemimpinanpengaruh, seni, atau proses
mempengruhi orang-orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan
kelompok dengan kemauan sendiri dan antusias.
• 3) Hersey dan Blanchard, kepemimpinanproses mempengaruhi kegiatan
seseorang atau sekelompok orang dalam usaha untuk mencapai tujuan tertentu
dalam situasi tertentu.
LANDASAN HISTORIS

Wheeler dan Chokapemikirannya menjejaki evolusi


pendekatan tingkah laku untuk dapat mengerti kepemimpinan
• Harsey dan Blanchard model siklus kehidupan
mempertimbangkan pengaruh kematangan bawahan dan
kompetisi dari tingkah laku kepemimpinan.
• Kebingungan dalam memahami istilah tingkah laku pemimpin
(Leader Behavior) mungkin saja terjadi, apalagi pada saat Mc
Gregor mengenalkan istilah gaya pemimpin (Leader Style)
• Gaya pemimpinsuatu jajaran atau tingkatan tingkah laku
yang memungkinkan pemimpin mewujudkan karakteristik
kepribadiannya dihadapkan kepada situasi yang ada
• Gaya pemimpin yang dapat diterapkan dimana saja untuk
keberhasilan memimpin, tetapi perlu mempertimbangkan
situasi yang dihadapi.
• McGregor memberikan dua daftar asumsi yang
bertentangan tentang hakikat manusia Teori-X dan Teori-Y.
Dalam Teori – X, dinyatakan bahwa manusia pada dasarnya
tidak suka bekerja dan cenderung akan menghindarinya.
DIAGRAM TINGKAH LAKU PEMIMPIN
TINGGI QUADRANT 3 QUADRANT 2
RENDAH
CON TINGGI I.S. TINGGI
I.S. RENDAH CON TINGGI
I.S
CONN
QUADRANT 4 QUADRANT 1
I.S. RENDAH I.S. TINGGI TINGGI
RENDAH CON RENDAH CON RENDAH

• Untuk Latihan : Para Komandan dinilai bawahannya mempunyai rating tinggi untuk initiating structure (I.S)
dan rating rendah untuk Con. (Quadrant 1) dinilai atasannya sangat efisien.
• Dalam pertempuran : Para Atasan sekali lagi memberikan rating tinggi bagi Komandan yang memerankan
Quadrant 1. Bagaimanapun, tingginya kepuasan anggota crew dikaitkan dengan tingkah laku pemimpin
dalam Quadrant 2 (Halpin, 1954, 1957).
• Dari studi tersebut ditunjukkan bahwa umumnya atasan cenderung menilai lebih tinggi komandan
bawahannya yang mempunyai rating tinggi dalam I.S dan rating rendah dalam Con. (Quadrant 1).
Sementara untuk bawahan yang bekerja dalam rutinitas tampak memperoleh kepuasan jika komandannya
menunjukan rating tinggi dalam Con. Dan rating rendah dalam I. S (Qudrant 2).
Managerial Grid Dari Blake & Mauton
• Rendahnya tingkat kepentingan untuk misi kinerja maupun manusia (Quadrant
4)Impoverish Leadership
• Rendahnya kepentingan untuk manusia dan tingginya kepentingan untuk misi
kinerja (Quadrant 1).Task Leadership
• Rendahnya kepentingan untuk misi kinerja dan tingginya kepentingan untuk
manusia (Quadrant 3) Country Club Leadership.
• Kepentingan yang moderat baik untuk misi kinerja maupun untuk manusia
(persilangan antara keempat Quadrant),Middle of The Road Leadership.
• Tingginya kepentingan untuk manusia dan misi kinerja (Quadrant
2)Team Leadership.
VARIABEL SITUASI

• StressDalam keadaan dibawah stress, kelompok akan berkemauan untuk


mengorbankan kemandiriannya, dalam rangka mencapai tujuan yang
diinginkan sebagai upaya untuk mengurangi stress atau kembali pada
situasi status quo. Situasi dibawah stress ini mungkin ideal untuk
kepemimpinan aotokratik (Seseorang dengan pendekatan tugas yang
tinggi atau I.S. yang tinggi).
• Kematangan bawahanDalam pendekatan Blake Mauton belum
dikenalkan varabel lain yang justru perlu mendapat perhatian, guna
tercapai kepemimpinan yang efektif, yakni kematangan bawahan.
TINGKAH LAKU PEMIMPIN

• Penjelasan :
• Gaya I : Merupakan kombinasi antara tingkah laku hubungan yang rendah dengan tingkah laku
tugas yang tinggi.
• Gaya II : Merupakan kombinasi antara tingkah laku hubungan yang tinggi dan tingkah laku tugas
yang juga tinggi.
• Gaya III : Merupakan kombinasi antara tingkah laku hubungan yang tinggi dengan tingkah laku
tugas yang rendah.
• Gaya IV : Kombinasi antara tingkah laku hubungan yang rendah dan tingkah laku tugas yang juga
rendah.
KONSEP KEPEMIMPINAN
• A. Konsep “Kematangan” ( maturitas )
• “Kematangan” adalah : Kemauan dan kemampuan seseorang untuk
menerima tanggung jawab dalam mengarahkan tingkah lakunya sendiri
dalam hubungan dengan tugas tertentu yang harus dilaksanakan.
• Dalam konsep “kematangan” telah disebutkan tentang adanya kemauan
(motivasi) dan kemampuan (kecakapan) untuk menerima tanggung jawab
dalam mengarahkan tingkah lakunya dari dua dimensi, berupa :
a. Kematangan Psikologi
b. Kematangan Jabatan
• B. Konsep dasar Teori Siklus Hidup
• Dalam kepemimpinan situasional (teori siklus hidup) ditekankan bahwa
seseorang pemimpin akan memberikan pengarahan secara teratur di sertai
dengan dukungan sosio emosional yang rendah dalam menghadapi bawahan
yang memiliki tingkat “kematangan” yang rendah terhadap suatu tugas/jabatan
tertentu.
PEMIMPIN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN
• Milikilah kecakapan teknik dan taktik;
• Berusaha mencari dan mengambil tanggung jawab atas tindakan sendiri;
• Buatlah keputusan yang cepat dan tepat;
• Tentukan contoh-contoh pemimpin;
• Kenalilah prajuritmu dan berhati-hatilah untuk memperlakukannya;
• Berikan selalu informasi untuk prajuritmu;
• Kembangkan rasa tanggung jawab bawahan;
• Jaminlah bahwa tugas dapat dipahami, diawasi dan dapat dilaksanakan;
• Latihlah Prajuritmu sebagai suatu tim; dan
• Pergunakan unit saudara sesuai dengan kemampuannya.
FAKTOR-FAKTOR KEPEMIMPINAN

• 1. Bawahanfaktor utama di dalam masalah kepemimpinan . Masing-masing


prajurit berada satu dengan yang lainnya, sehingga membutuhkan gaya
kepemimpinan yang berbeda pula dalam pengelolaannya.
• 2. PemimpinFaktor penting yang kedua (setelah bawahan) di dalam
kepemimpinan, tentunya adalah pemimpin itu sendiri. Sebagai pemimpin
dituntut adanya pemahaman yang sejujur-jujurnya terhadap diri sendiri.
• 3. Komunikasi. Faktor penting yang ketiga di dalam Kepemimpinan adalah
komunikasi. Perwira memimpin melalui komunikasi dua-arah (Two way
communication).
• 4. SituasiSituasi merupakan faktor terpenting keempat di dalam
kepemimpinan.
FAKTOR KONTIJENSI KEPEMIMPINAN

Faktor-faktor Situasional:
Gaya Kepemimpinan Fiedler:
• a. Hubungan pemimpin-anggota
a. Kepemimpinan berorientasi tugas
• b. Stuktur tugas
b.Kepemimpinan berorientasi-
• c. Position power
hubungan
KEPEMIMPINAN PRATAMA(TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP)

• Dibentuk dengan merangsang minat rekan dan bawahan untuk melihat pekerjaan
mereka dari sudut pandang baru. Perilaku kemimpinan pratama ditunjuk oleh :
• a. Kharisma (Charisma).
• b.Pengaruh Idealisasi (Idealized Influenced).
• c. Inspirasi Motivasi (Inspirational Motivation).
• d.Rangsangan Intelektual (Intellectual Stimulation).
• e.Perhatian pada Individu (Individualized Consideration).
• Kepemimpinan Pratama digambarkan seperti “manager” (tradisional).
Perhatiannya, pada bagaimana sistem dapat berjalan lancar sesuai dengan
tanggung jawab. Atribut kepemimpinan transaksional antara lain :
• a. Contingent Reward.
• b.Management by Exception (Active).
• c. Management by Exception (Passive).
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

• a. Directive.
Memiliki toleransi yang rendah pada kondisi situasi yang ambigius dan/atau
kompleksitas berpikir.
• b. Analytic
Lebih toleran terhadap situasi ambigius dibandingkan dengan gaya directive.
• c. Conceptual
Memiliki kompleksitas berfikir tinggi dan berorientasi pada orang.
• d. Behavioral
Memiliki tingkatan rendah dalam kompleksitas berfikir dan cenderung
memperhatikan organisasi dan perkembangan anggotanya.
FAKTOR PENGAMBILAN KEPUTUSAN
• a. Keputusan Signifikansi yaitu pentingnya keputusan untuk keberhasilan proyek atau
organisasi
• b. Pentingnya Komitmen yaitu pentingnya komitmen anggota tim untuk keputusan
• c. Pemimpin Keahlian yaitu pengetahuan Anda atau keahlian dalam kaitannya dengan
masalah
• d. Kemungkinan Komitmen yaitu Kemungkinan bahwa tim akan membuat komitmen
dengan Keputusan Anda bisa membuat sendiri
• e. Dukungan Kelompok yaitu sejauh mana tim mendukung organisasi tujuan
dipertaruhkan dalam masalah
• f. Kelompok Keahlian yaitu pengetahuan anggota Tim atau keahlian dalam kaitannya
dengan masalah
• g. Tim Kompetensi yaitu Kemampuan anggota tim untuk bekerja sama dalam
memecahkan masalah.
ADA PERTANYAAN?

Anda mungkin juga menyukai