Anda di halaman 1dari 18

Terapi Modalitas

Pada Pasien
Sclerosis Multiple

Nhelmy Nursepta Fitri Rabika


Netty A Sihite Anisa Fitadaris
Annisa Amelia
Yos Bayu
Kelompok 3 Fakhrana Hanniyati
Vivi Dwiyani
Fitri Karmila Dede Hidayat
Fitri Handayani
Sclerosis Multiple
01 Definisi

02 Etiologi

03 Manifestasi Klinis

04 Patofisiologi

05 Terapi Bobath
Definisi
Sklerosis Multipel atau sklerosis ganda merupakan suatu
kelainan peradangan yang terjadi pada otak dan sumsum tulang
belakang yang disebabkan oleh banyak faktor, terutama local
lymphocytic infiltration ( sel T secara terus-menerus bermigrasi
menuju lokasi dan melakukan penyerangan seperti yang layak
terjadi disetiap infeksi) dan berakibat mielin dan akson

Multiple Sklerosis ( Sclerosis Multiple, MS ) merupakan


gangguan yang dalam bentuk paling khasnya ditandai oleh lesi
pada SSP yang terpisah dalam hal waktu dan lokasi. Penyakit
ini merupakan salah satu kondisi neurologis kronik yang paling seri
ng mengenai orang muda. (Harsono, 2008)
Etiologi Sclerosis
Faktor Genetik Multiple Infeksi Paparan
(virus, bakteri,
mikroba)

Faktor
Lingkungan
Imunologi
Manifestasi Gangguan motorik
Gangguan sensorik

Klinis • Penglihatan kabur


• Penglihatan
• Hilang keseimbangan
tubuh
• Gemetar (tremor)
berbayang
• Ketidaksatbilan
• Neuritis Optikal
kemampuan berjalan
• Pergerakan mata tak
(ataksia)
terkontrol
• Kekakuan otot
• Kebutaan (jarang) Gangguan indra • Gangguan koordinasi
• Hipestasi, parestasi perasaa • Perasaan lemah pada
• Perasaan geli kaki
dibeberapa bagian .
Gangguan kemampuan tubuh
berbicara • Perasaan seperti
ditusuk jarum
• Perlambatan cara bicara • Kebas
• Mengguamam • Perasaan seperti
• Perubahan ritme bicara terbakar
• Sulit menelan • Nyeri wajah dan
(dysphagia) nyeri otot.
Manifestasi Gangguan nervus
cranialis

Klinis Gangguan seksual


• Gangguan penciuman
• Gangguan pengelihatan
• Gangguan gerakan bola
• Impoten mata (“jelly like
• Berkurangnya nystagmus”, pendular,
kemampuan seksual internuklear
• Kehilangan gairah ophtalmoplegia)
• Gangguan nervus
cranialis lainnya
Gangguan berkemih dan ( trigeminal neuralgia,
BAB Gangguan kognitif hemifasial spasme,
dan emosi paresis wajah)
• Gangguan kandung .
kemih (poliuria, disuria, • Kesulitan
tidak bisa menahan berkonsentrasi
buang air kecil) • Gangguan memori
• Gangguan usus • Gangguan mental
(konstipasi, diare)
PATOFISIOLOGI

Faktor predisposisi : Virus, Demielinasi yang


respon autoimun dan gen mengkerut menjadi
etik multiple plak Demielinasi

Terhentinya
alur implus
ke saraf

Oedema dan degenerasi Lesi sclerosis multiple terjadi


mielin pada substansi alba SSP
PATOFISIOLOGI
Multiple Sclerosis ditandai dengan inflamasi kronis, demylination dan
gliokis (bekas luka). Neuropatologis utama adalah reaksi inflamatori, mediasi imune,
demyelinating proses. Beberapa percaya bahwa ini yang mendorong virus secara
genetik mudah diterima individu. Diaktifkannya sel T merespon pada lingkungan, (ex
: infeksi). Sel T ada hubunganya dengan astrosit, merusak barier darah otak, me
mudahkan masuknya mediator imun.
Faktor ini dikombinasikan dengan hancurnya digodendrosyt (sel membuat mielin)
hasil penurunan pembentukan mielin. Proses penyakit terdiri dari hilangnya mielin,
hilang oligodendrosyt, dan poliferasi astrosyt. Perubahan menghasilkan karakteristik
plak, atau sklerosis dengan plak yang tersebar. Bermula pada sarung mielin pada
neuron diotak dan spinal cord yang terserang. Penyakit ini menghancurkan mielin
tetapi serat saraf tidak dipengaruhi dan impulsif saraf tetap terhubung. Peningkatan
penyakit, mielin secara total robek/rusak dan akson menjadi ruwet. Mielin kembali
oleh jaringan pada bekas luka, dengan bentuk yang sulit, plak sklerotik, tanpa mielin
impuls saraf menjadi lambat, dan dengan adanya kehancuran saraf, axone, impuls
secara total tertutup, sebagai hasil dari hilangnya fungsi secara permanen. Pada
banyak luka kronik, demylination dilanjutkan dengan penurunan fungsi saraf secara
progresif.
TERAPI MODALITAS PADA PASIEN SCLEROSIS MULTIPLE
Terapi Bobath
a. Pengertian
Metode bobath dikembangkan oleh Karel Bobath (Neurologi) dan
istrinya, Betha Bobath (Fisioterapis). Metode bobath pada awalnya memiliki
konsep perlakuan yang didasarkan oleh inhibisi aktivitas abnormal reflex
( inhibition of abnormal reflex activity ) dan pembelajaran kembali gerak normal
( the releaming of normal Movement ), melalui penanganan manual dan fasilitasi.
Teknik bobath pertama kali ditemukan oleh beta Bobat, seorang fisioterapis.
Metode ini juga dikenal dengan sebutan “NDT” Neuro Developmental Treatment.
Teknik ini sering digunakan pada kasus-kasus gangguan motorik dan
keseimbangan akibat post trauma cerebri dan post immobilisasi lama.
Metode Bobath adalah suatu metode terapi latihan pada stroke yang
berasumsi bahwa penderita stroke seolah-olah pasien stroke kembali pada usia
bayi sehingga pertumbuhan dan perkembangannya sesuai dengan pertumbuhan
bayi normal.
TERAPI MODALITAS PADA PASIEN SCLEROSIS MULTIPLE
Terapi Bobath
b. Tujuan Intervensi Bobath
Tujuan utama latihan ini adalah untuk meningkatkan kualitas gerakan
pada sisi yang lumpuh sehingga pada kedua sisi tubuh dapat bekerja semaksima
l mungkin secara harmonis dengan menurunkan spasitas dan memberikan pola l
atihan gerakan yang lebih selektif, otomatis dan volunteer untuk persiapan keter
ampilan fungsional. Tujuan dari intervensi metode bobath adalah optimalisasi fun
gsi dengan peningkatan kontrol postural dan gerakkan selektif melalui fasilitasi, s
ebagaimana yang dinyatakan oleh IBITA tahun 1995. ”The goal of treatment is to
optimize function by improving postural control and selective movement trought f
asilitation”(IBITA 1995).
TERAPI MODALITAS PADA PASIEN SCLEROSIS MULTIPLE
Terapi Bobath
c. Prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam intervensi Bobath
1. Pola Gerakan
a) Gerakan yang ada dalam suatu pola yang telah dikontrol oleh system persaraf
an, yaitu saraf pusat (bukan gerakan perotot)

b) Gerakan yang dilakukan untuk meningkatkan aktivitas anak dilakukan berdasa


rkan pada pola gerakan dan perkembangam normal.

c) Dilakukan pada gerakan yang dikarenakan oleh : Perkembangan pola gerakan


yang abnormal, Kompensasi atau adaptasi terhadap abnormalitas.

d) Tujuan penerapan Bobath : Seluruh gerakan diajarkan dalam kondisi yang nor
mal atau kondisi yang mendekati normal, meningkatkan kwalitas dari gerakan.

e) Harus memahami pola-pola gerakan yang abnormal untuk menimbulkan lebih


banyak pola gerakan yang normal.
TERAPI MODALITAS PADA PASIEN SCLEROSIS MULTIPLE
Terapi Bobath
c. Prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam intervensi Bobath
2. Komponen Gerakan
a) Tonus postural yang normal untuk menahan gravitasi bila bagian lain bergerak

b) Gerakan yang responsive dan efektif hanya terjadi pada penanganan yang be
nar.

c) Penanganan untuk menormalisasi postural, meningkatkan sikap dari gerakan,


meningkatkan keterampilan dan meningkatkan adaptasi terhadap rangsang.

3. Konsep / prinsip kerja terapi bobath, meliputi ;


a) Fasilitasi
Suatu bentuk bantuan yang diberikan untuk memudahkan pasien dala
m melaksanakan aktivitasnya sehari-hari, hal ini dapat dilakukan dengan tehnik p
osisioning. Fasilitasi adalah salah satu cara yang menggunakan kontrol sensory
dan proprioceptive untuk mempermudah gerakan.
TERAPI MODALITAS PADA PASIEN SCLEROSIS MULTIPLE
Terapi Bobath
b) Stimulasi
Merupakan suatu bentuk pemberian rangsangan yang terdiri dari dua bentuk ant
ara lain ;
a. Stimulasi verbal (dengan aba-aba, suara atau bunyi-bunyian)
b. Stimulasi non verbal (menggunakan rangsang taktil dan propioseption)
c. Stability
Merupakan salah satu bagian dari teknik terapi yang bertujuan untuk
membentuk stability untuk mengurangi gerakan yang abnormal. Stabilisasi yang
diberikan antara lain postural stability dan proximal stability

4. Aplikasi metode Bobath pada pasien stroke


Pada prinsipnya bentuk latihan dengan pendekatan metode bobath ber
sifat individual, tergantung problem yang di temukan pada pemeriksaan. Langka
h awal dalam terapi latihan bobath yaitu dengan aktifasi otot-otot internal trunk (o
tot abdominal, otot para spinal, otot pelvic floor).
TERAPI MODALITAS PADA PASIEN SCLEROSIS MULTIPLE
Terapi Bobath
Beberapa bentuk latihan dalam pendekatan metode bobath umum diberikan
pada pasien stroke, diantaranya :

latihan foreward latihan briging latihan mobilisasi scapula


dan backward pelvic
TERAPI MODALITAS PADA PASIEN SCLEROSIS MULTIPLE
Terapi Bobath
5. Latihan fungsional sehari-sehari
Gangguan fungsi otak yang timbul pada kasus stroke antara
lain adalah gangguan koordinasi, gangguan keseimbangan, gangguan
control postur, gangguan sensasi dan gangguan reflek gerak.
Latihan fungsional sehari-hari atau disingkat ADL (activity
daily living), perlu diberikan untuk meningkatkan kemandirian pasien
stroke. Beberapa aktivitas fingsional yang diberikan tentu saja
memerlukan penyesuaian dengan kemampuan pasien stroke. Awali
latihan dengan kegiatan yang sederhana akan tetapi merupakan
kegiatan yang rutin dilakukan oleh pasien stroke sebelum mengalami
serangan stroke, seperti aktivitas mengenakan baju, mandi, naik turun
tangga dan libatkan yang merupakan kegemaran pasien stroke.
Cara naik turun
Cara Berpindah tangga

Cara melatih
Cara Berpakaian keseimbangan berdiri
PEMBAHASAN
Judul Peneliti Sampel Metode Hasil
Aplikasi terapi Muhammad Irfan -pasien pasca stroke non Rancangan Aplikasi metode Bobath
latihan metode hemoragik pre test dan dan
bobath dan post test Surface Elec-
-pasien pasca stroke
surface control group tromyography
yang telah memiliki
electromyogra design memperbaiki pola
keadaan umum (BP,
phy (SEMG)
HR, dan RR) yang jalan normal pada insan
memperbaiki
stabil pasca stroke. Aplikasi
pola jalan
insane pasca -pasien stroke dengan metode konvensional
stroke keadaan lebih dari 6 memperbaiki pola jalan
bulan sejak serangan normal pada insan pasca
terjadi stroke. Metode
- berusia 40-70 tahun Bobath dan Surface
Electromyography lebih
-memiliki gangguan
pola berjalan efektif daripada metode
konvensional untuk
-mampu menjaga
keseimbangan statis memperbaiki pola jalan
normal pada insan

pasca stroke.

Pelatihan I Gusti Putu -kelompok I Penelitian -Aplikasi metode


dengan Artha ini Bobath
memiliki rerata umur
pendekatan dilakukan
(53,60±6,96) dan meningkatkan
metode dengan
keseimbangan berdiri
bobath lebih kelompok II
menggunaka statis
(54,30±5,81)
Efektif dari n metode
pada pasien stroke
pada -tinggi badan yang
paired sample t-test
pelatihan termasuk
didapatkan rerata didapatkan nilai p =
aktivitas
pada kelompok I dalam
fungsional 0.000 (p<0,05).
kategori
Untuk (162,80±5,99) dan eksperiment -Aplikasi latihan
meningkatka kelompok II al. desain aktivitas
n (160,10±4,61) penelitian
keseimbanga yang fungsional
n berdiri -berat badan didapat meningkatkan
pada akan keseimbangan
statik
digunakan
Pada pasien kelompok I oleh peneliti berdiri statis pada
stroke sub (15,00±18,63)dan adalah pasien stroke paired
akut sample t-test
kelompok II Randomized
didapatkan nilai p =
Thank you

Anda mungkin juga menyukai