dengan HIV/AIDS
Stadium 2: Asimptomatik (tanpa gejala) Asimtomatik berarti di dalam organ tubuh terdapat HIV
tetapi tubuh tidak menunujkkan gejala-gejala.Keadaan
ini dapat berlangsung kira-kira 5-10 tahun. Cairan tubuh
pasien HIV/AIDS yang tampak sehat ini sudah dapat
menularkan HIV ke orang lain.
Lanjutan PERJALANAN PENYAKIT HIV/AIDS
STADIUM PERJALANAN PENYAKIT
Stadium 3 Pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata
(Persistent Generalized Lymphadenopathy), tidak hanya muncul
pada satu tempat saja dan berlangsung lebih satu bulan.
Selain itu keuntungan dari terapi ini dapat memberikan lebih banyak kesempatan sharing informasi
dan pengalaman hidup, support yang bisa diberikan oleh terapis kepada anggota kelompok terapi
atau antar responden untuk memberikan dukungan emosional, harapan hidup, serta meyakinkan
kepada responden bahwa mereka tidak sendirian. Peneliti berpendapat bahwa sharing informasi dan
pengalaman hidup seperti menceritakan masalah yang membuat trauma, menemukan atau
menyarankan cara mengatasi trauma atau masalah dapat membantu responden yang awalnya diam
saja mampu atau bisa bersosialisasi dengan anggota
kelompoknya sehingga pemberian Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) ini merupakan salah
satu terapi
yang memberikan kontribusi dalam upaya menurunkan tingkat depresi seseorang dan untuk
meningkatkan
sosialisasi dengan orang lain.
Peneliti Sampel Metode Hasil
Deasy Irawati, Sampel sebanyak 8 Metode penelitian - Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Subandi, & responden dengan teknik menggunakan jenis ada pengaruh teapi kognitif perilaku
Retno quota (Quota sampling) penelitian eksperimental religious terhadap pengurangan
Kumolohadi dengan rancangan kecemasan terhadap kematian pada
eksperiment pre-test subjek penderita HIV/AIDS.
control group - Ada perbedaan penurunan
kecemasan terhadap kematian antara
sebelum dan sesudah diberikan
terapi.
Aplikasi dalam mengatasi kecemasan terhadap kematian akan diterapkan dengan memberikan
pekerjaan rumah setiap hari untuk menerapkan keterampilan yang diajarka. Pelaksanaan program ini dibantu
oleh satu tenaga psikolog sebagai tenaga professional. Psikolog didampingi oleh ko-therapies dan peneliti
sekaligus sebagai observer. Pemberian terapi dilaksanakan secara berkelompok selama lima sesi setiap
minggu dua kali sesi, setiap petemuan 60-100 menit. Selma mendapat terapi, subjek diberi tugas-tugaas untuk
dikerjakan sebgai pekerjaan rumah dan akan dibahas selama terapi.
Teknik lain yang diajarkan kepada subjek adalah relaksasi yang dalam penelitian ini difokuskan pada
relaksasi dengan religious. Relaksasi ini bertujuan untuk mengatasi gejala-gejala fisiologis yang timbul karena
kecemasan dan subjek dilatih untuk melakukan relaksasi tersebut dirumah saat menghadapi situasi-situasi
yang menimbulkan kecemasan terhadap kematian, subjek cenderung mengulangi latihan relaksasi ketika
merasakan efek nyaman yang ditimbulkan. Semua subjek mengatakan dapat merasakan efek relaksasi,
bahwa dengan relaksasi dirinya merasa lebih tenang, merasa nyaman, pikiran tenang, dan semangat
menjalani hidup
Peneliti Sampel Metode Hasil
Tisna Sample penelitian Metode penelitian Berdasarkan analisa uji hipotesis 1 dan 2
Cahyamita, S.Psi sebanyak 22 responden. kuntitatif dengan desain dapat disimpulkan bahwa pemberian
Dengan 11 orang penelitian quasi terapi kelomok SE efektif menurunkan
kelompok experimen dan experiment pre-post depresi pada ODHA.
11 orang kelompok test with control group
kontrol
Terapi kelompok SE dilakukan sesuai dengan modul terapi yang merupakan hasil
adaptasi dan modifikasi modul Supportive-Expressive Group Therapy for People with HIV Infection
: A Primer yang disusun oleh Maldonado, dkk (1996), terdiri dari 7 sesi dengan tema:
1. Self and body image,
2. Efek HIV/AIDS pada keluarga dan orang yang dicintai,
3. Fokus pada terapi yang dijalani,
4. Meningkatkan hubungan dengan tenaga kesehatan,
5. Kemampuan menerima kejadian tidak diinginkan,
6. Menilai kembali makna dan tujuan hidup
7. Evaluasi manfaat terapi.