Anda di halaman 1dari 14

Karsinoma Endometrium

Pengampu:
dr. Zufrial Arief, Sp.OG

Disusun Oleh :
Novia Safitri
1913020020

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PURWOKERTO
RSUD DR. SOESELO SLAWI KABUPATEN TEGAL
PERIODE 30 September 2019 – 7 Desember 2019
Definisi
 Karsinoma endometrium adalah kanker yang terjadi pada
endometrium, lapisan paling dalam dari dinding uterus,
dimana sel-sel endometrium tumbuh secara tidak
terkontrol, menginvasi dan merusak jaringan di sekitarnya.
 Karsinoma endometrium dalam perjalanan etiologinya di
dahului oleh proses prakanker yaitu hiperplasia
endometrium. Hiperplasia endometrium yang atipik
merupakan lesi prakanker dari karsinoma endometrium,
sedangkan hiperplasia yang nonapitik saat ini dianggap
bukan merupakan lesi prakanker endometrium
Epidemiologi
 Menurut data World Health Cancer (WHO) tahun 2012,
karsinoma endometrium merupakan kanker peringkat
keenam terbanyak yang diderita wanita Indonesia, dengan
insidens 6.475 kasus (4%).
 Walaupun kanker ini umumnya menyerang wanita usia
pasca menopause, tetapi ada juga sebagian kecil pasien (5-
30%) yang didiagnosis pada usia < 30 tahun.
Etiologi dan Faktor risiko
 ketidakseimbangan hormon estrogen
 usia pasca menopause
 Nuliparitas
 siklus menstruasi yang anovulatoir
 Obesitas
 Indeks Massa Tubuh (IMT) di atas 25 kg/m2
 Diabetes mellitus Tipe-2
Patogenesis
 Kebanyakan kasus karsinoma endometrium dihubungkan
dengan endometrium terpapar stimulasi estrogen secara
kronishiperplasia endometrium karsinoma
endometrium
 Faktor risiko tersering (obesitas)jaringan
adiposaenzim aromatase membantu mengkonversi
hormon andogren adrenal menjadi estrogen
peningkatan estrogen penumbuhan hiperplasia
endometriumkarsinoma endometrium
 DM hiperinsulinemia peningkatan bioavabilitas IGF
(insulin- like growth factor-1) menstimulasi pertumbuhan
selhiperplasia endometrium karsinoma endometrium
Manifestasi Klinis
 perdarahan abnormal pascamenopause bagi pasien yang
telah menopause dan perdarahan intermenstruasi bagi
pasien yang belum menopause.
 keluar sekret putih atau merah muda dari vagina
 nyeri perut bawah atau panggul yang menetap 2 minggu
atau lebih
 nyeri saat berhubungan seksual
Diagnosis
 Anamnesis dan Pemeriksaan fisik (ukuran dari uterus,
keterlibatan dari leher rahim dan vagina, asites, dan
pembesaran KGB daerah pelvis atau inguinal)
 Pemeriksaan penunjang
 Biopsi aspirasi endometrium
 Histeroskopi dan D&C
 Ultrasonografi transvaginal
 MRI kontras, CT-Scan abdomen pelvis dan USG pelvis
 Antigen Ca-125
Histopatologi
 Adenokarsinoma endometrium Tipe 1
 paling sering ditemukan, disebabkan oleh hiperplasia endometrium
 Gambaran morfologi histopatologi tipe ini menunjukkan adanya fokus hiperplasia
di dalam karsinoma
 diferensiasi yang baik serta sulit untuk dibedakan dengan kelenjar endometrium
normal
 tidak menginvasi sampai bagian dalam miometrium dan prognosisnya baik
 Adenokarsinoma endometrium Tipe 2
 lebih jarang muncul (10-15% dari seluruh kasus kanker endometrium) dan tidak
ada hubungannya dengan hiperplasia
 Jenis tumor yang termasuk dalam tipe ini adalah serosa, sel jernih (clear cell),
musinosum, skuamosa, dan transisional
 tidak berdiferensiasi
 Jenis serosa dan sel jernih merupakan karsinoma endometrium Tipe 2 yang paling
sering muncul pada wanita usia tua dengan endometrium yang atrofi
 Prognosis pasien dengan karsinoma serosa dan sel jernih lebih buruk
dibandingkan Tipe 1
Stadium

stratifikasi risiko berdasarkan FIGO tahun 2009 dibagi lagi seperti di bawah
ini.1,5
a. Risiko rendah : Stadium IA Derajat 1-2.
b. Risiko menengah: Stadium IA Derajat 3, atau Stadium IB Derajat 1-2
c. Risiko tinggi : Stadium IB Derajat 3 dan di atasnya
Penatalaksanaan
 Pembedahan
 Histerektomi
 Stadium II  ada keterlibatan endoserviks, prosedur pengangkatan
uterus dilakukan secara radikal (histerektomi radikal), dan
histerektomi total apabila diyakini bahwa keganasan memang berasal
dari endometrium
 Stadium III & IV  untuk stage III dan IV dengan metastase masih
menganjurkan dilakukan histerektomi paliativ dengan pengangakatan
kedua tuba dan ovarium serta eksisi metastase bila mungkin,
tergantung kondisi pasien, manfaat yang diharapkan dan keputusan tim
ahli
 Radioterapi
 Stadium I dan II yang inoperabel secara medis hanya diberi
terapi radiasi, angka ketahanan hidup 5 tahunnya menurun 20-
30 % dibanding pasien dengan terapi operatif dan radiasi.
 Radiasi ajuvan diberikan pada:
 - Penderita stadium 1, apabila berusia diatas 60 tahun, grade III
dan atau invasi melebihi setengah miometrium.
 - Penderita stadium II A/II B, grade I,II,III
 Penderita dengan stadium IIIA atau lebih diberikan terapi
secara tersendiri.
 Terapi medikamentosa
 Kemoterapi
 Cisplatin dan doxorubicin adalah agen yang paling sensitif
 Agen kemoterapi lain adalah paclitaxel, doxorubicin, dan ifosfamide
 Hormon
 Tumor yang mempunyai reseptor estrogen dan progesteron akan memberikan
respon yang lebih baik terhadap terapi hormon
 Pemberian progestin oral sama efektifnya dengan pemberian intramuskular.
Sepertiga pasien yang mengalami kekambuhan memberikan respon terhadap
progestin
 Depo-Provera, 400mg IM per minggu
 Provera, 200 mg per oral 4 x sehari
 Megastrol acetate (Megace), 800 mg per oral 4 x sehari
Prognosis
 - Resiko rendah: karsinoma endometrium terbatas pada
endometrium (stage IA : tidak ada atau invasi <50%
miometrium)
 - Resiko intermediet/menengah: karsinoma endometrium
pada daerah endometrium dan menginvasi miometrium
>50%, termasuk pasien dengan stage IA, IB dan sebagian
pasien dengan stage II yang belum menginvasi ke serviks.
 - Resiko tinggi: termasuk didalamnya pasien dengan
karsinoma endometrium yang melibatkan serviks, stage II,
III, IV, dan pasien dengan karsinoma endometrium tipe 2
yang agresiv seperti papillary serous tumour dan clear cell
tumour.

Anda mungkin juga menyukai