Anda di halaman 1dari 20

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

Sumber-Sumber
Hukum Islam
KELOMPOK 5 01
SUMBER-SUMBER
HUKUM ISLAM
MATERI YANG DIBAHAS

Apa itu Sumber-Sumber Hukum Islam?


Al-Qur’an
As-Sunah
Ijtihad
Kebenaran Hukum Islam
Berpegang Teguh pada Hukum Islam sebagai Pedoman Hidup

02 SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM


Al-Qur’an
Apa itu Sumber
Hukum Islam?
Sumber hukum Islam merupakan suatu rujukan, As-Sunah
landasan, atau dasar yang utama dalam pengambilan
hukum Islam. Hal tersebut menjadi pokok ajaran Islam
sehingga segala sesuatu haruslah bersumber atau
berpatokan kepadanya, dan juga menjadi pangkal dan
tempat kembalinya segala sesuatu. Ijtihad

SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM 03


04

Al-Qur’anul Karim
Dari segi bahasa, al-Qur’ān berasal dari kata qara’a – yaqra’u – qirā’atan –
qur’ānan, yang berarti sesuatu yang dibaca.
Dari segi istilah, al-Qur’ān adalah Kalamullah atau bacaan yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw. dalam bahasa Arab, yang sampai kepada kita
secara mutawattir, ditulis dalam musḥaf, dimulai dengan surah al-Fātiḥah
dan diakhiri dengan surah an-Nās, membacanya berfungsi sebagai ibadah,
sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw. dan sebagai hidayah atau petunjuk
bagi umat manusia.

SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM


Isi Kandungan Al-Qur’an
Hukum Hukum Hukum Amaliyah
I’tiqaadiyah Khuluqiyah
hukum-hukum yang berkenaan
hukum-hukum yang berkenaan hukum-hukum yang berkenaan dengan pelaksanaan syari’ah
dengan keimanan. Hukum ini dengan akhlak yang berisi dan terbagi menjadi dua, yaitu
berisi kewajiban para mukallaf tentang kewajiban para hukum ibadah dan hukum
untuk percaya kepada Allah, mukallaf menghiasi dirinya mu’amalah. Dimana hukum
malaikat-malaikat Allah, kitab- dengan akhlakul karimah dan ibadah mengatur hubungan
kitab Nya, rasul-rasul Nya, hari menjauhi perbuatan tercela. manusia dengan Pencipta,
akhir dan takdir, baik takdir baik seperti shalat atau dengan
maupun takdir buruk. masyarakat seperti zakat.
Adapun hukum mu’amalah
adalah hukum yang mengatur
hubungan antarmanusia seperti
munakhat, mawaris, jual-beli, 05
sewa-menyewa, DLL.
Kedudukan Al-Qur’an 06

Sebagai sumber hukum pertama dan utama

َ ‫ْب ۛ ِفي ِه ۛ ُهدًى ِل ْل ُمت َّ ِق‬


• ‫ين‬ ‫ي‬
َ َ‫ر‬ َ
‫َل‬ ‫اب‬َ
ُ ِ ‫ت‬‫ك‬ ْ
‫ال‬ ‫ك‬
َ ‫ل‬
ِ َ َٰ
‫ذ‬
• Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
(Q.S. Al-Baqarah ayat 2)

Sebagai penegas di bidang aqidah dan ibadah


• Jenis ibadah bersifat madhah (seperti shalat, puasa, dll) dan ghairu madhah (seperti
menolong orang lain)

Sebagai obat penyakit rohani


Kedudukan Al-Qur’an 07

Sebagai pedoman hidup setiap mukmin


َ ِ‫َو ِإنَّهُ لَ ُهدًى َو َر ْح َمةٌ ِل ْل ُمؤْ ِمن‬
• ‫ين‬
•Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar menjadi petunjuk dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Q.S. An-Naml/27:77)
Sebagai pembawa kabar gembira
َ ُ‫ض أ َ ْكث َ ُر ُه ْم فَ ُه ْم ََل يَ ْس َمع‬
• ‫ون‬ َ ‫يرا فَأ َ ْع َر‬
ً ‫يرا َونَ ِذ‬
ً ‫بَ ِش‬
•Yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi
kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan. (Q.S.
Fussilat/41:4)
Kedudukan Al-Qur’an 08

Sebagai motivasi lahirnya iptek

َ ‫س ْل‬
• ‫طان‬ ُ ‫ون ِإ ََّل ِب‬ ِ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬
َ ُ‫ض فَا ْنفُذُوا ۚ ََل ت َ ْنفُذ‬ ِ ‫س َم َاوا‬
َّ ‫ار ال‬
ِ ‫ط‬َ ‫ط ْعت ُ ْم أ َ ْن ت َ ْنفُذُوا ِم ْن أ َ ْق‬ ِ ْ ‫يَا َم ْعش ََر ْال ِج ِن َو‬
َ َ ‫اْل ْن ِس ِإ ِن ا ْست‬
• Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit
dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.
(Q.S. Ar-Rahman/55:33)

Sebagai mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW yang tidak


tertandingi

• Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang
serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan
dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". (Q.S. Al-
Isra/17:88)
09

As-Sunah
As-Sunah menurut bahasa
Ketetapan, cara, atau suatu hal yang biasa dilakukan

As-Sunah menurut istilah


Segala yang disampaikan oleh Rasulullah SAW baik berupa perkataan,
perbuatan, atau pengakuan atau penetapan

SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM


1. Berisi sunah qauliyah, artinya sunah yang berupa perkataan Rasulullah SAW.
Contohnya hadits tentang niat.

Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya
mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan
Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang
hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka
hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam
Ahli Hadits)

Isi Kandungan As-Sunah 10


2. Berisi sunah fi’liyah, yaitu perbuatan Rasulullah saw. yang di simpulkan sebagai
perintah atau larangan melalui contoh atau teladan Rasulullah saw. Contohnya ;
pelaksanaan salat , zakat dan haji

3. Berisi Sunnah Taqririyah , yakni sunah yang berbentuk pengakuan atau ketetapan
Rasulullah saw, tentang segala sesuatu seperti kisah salatnya dua orang sahabat
sedang musafir. kedua sahabat yang sedang musafir itu melakukan bersuci dahulu
dengan cara tayamum terlebih dahulu sebelum salat. setelah selesai salat di temukan
air yang cukup. seorang sahabat berwudu dan mengulangi salatnya, sementara
sahabat yang lain tidak mengulangi salatnya. ketika bertemu dengan Nabi , kedua
sahabat melaporkan perilah salatnya. kepada kedua sahabat ini Nabi mengatakan ,
bagi sahabat yang mengulai salatnya setelah di termukan air dengan jumlah yang
cukup, memperoleh pahala dua. adapun sahabat yang tidak mengulangi salatnya ,
pahalanya satu.

Isi Kandungan As-Sunah 11


Kedudukan As-Sunah 12

Sebagai dasar hukum Islam yang kedua

َ ‫سو ُل فَ ُخذُوهُ َو َما نَ َها ُك ْم‬


• ‫ع ْنهُ فَا ْنت َ ُهوا‬ َّ ‫َو َما آتَا ُك ُم‬
ُ ‫الر‬
• "......Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan
apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah......" (QS Al-
Hasyr/59 :7)

Menguatkan dan menegaskan hukum Al-Qur’an


Kedudukan As-Sunah 13

Menjelaskan dan memerinci hukum yang global (mujmal)

• Contohnya adalah ayat al-Qur’ān yang memerintahkan śalat. Perintah śalat dalam al-
Qur’ān masih bersifat umum sehingga diperjelas dengan hadis-hadis Rasulullah saw.
tentang śalat, baik tentang tata caranya maupun jumlah bilangan raka’at-nya.

Menetapkan hukum yang tidak ada di dalam Al-Qur’an

• Maksudnya adalah bahwa jika suatu masalah tidak terdapat hukumnya dalam al-Qur’ān,
diambil dari hadis yang sesuai. Misalnya, bagaimana hukumnya tentang zakat fitrah.
14 Ijtihad
Pengertian
Ijtihad berasal dari lafal ijtahada yang artinya mencurahkan tenaga dan pikiran
atau bekerja semaksimal mungkin. Ijtihad adalah mencurahkan segala ke-
mampuan berpikir untuk mengeluarkan hukum syari’ah dari dalil-dalil syara’, yaitu
Al-Qur’an dan hadits.
Isi Kandungan
Kandungan ijtihad adalah jawaban semua persoalan hukum umat Islam yangtak
ada secara jelas jawabannya di dalam Al-Qur’an maupun As-Sunah. Orang yang
melakukan ijtihād dinamakan mujtahid
Kedudukan Ijtihad
Kedudukan ijtihad dalam ajaran Islam ialah sebagai sumber hukum ketiga. Untuk
menggali hukum Islam tersebut, para ulama mujtahid menggunakan berbagai
metode, antara lain ijma’, qiyas, istihsan, istishab, maslahah mursalah, dan ’urf.
Meyakini Kebenaran Hukum Islam
Meyakini Kebenaran Hukum Islam dalam Al-Qur ’an.
1. Bersifat mutlak, artinya tidak ada keraguan sediit pun sebagai petunjuk bagi orang-orang
yang beriman.
2. Menjadi dasar menentukan suatu hukum yang berkaitan dengan perilaku mukallaf semua
bersifat qath’I

Meyakini Kebenaran Hukum Islam dalam As-Sunah


1. Kebenaran As-Sunah bagi umat Islam sama dengan kebenaran Al-Qur’an
2. Kedudukan As-Sunah terhadap Al-Qur’an adalah menguatkan apa yang ditetapkan di dalam
Al-Qur’an, menjelaskan isi Al-Qur’an yang bersifat mujmal, dan menetapkan semua jenis
hukum perbuatan mukallaf yang tidak ada di dalam Al-Qur’an

“…Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu,
maka tinggalkanlah…” (Q.S. Al-Hasyr/59:7)

15
Meyakini Kebenaran Hukum Islam
Meyakini Kebenaran Hukum Islam Hasil Ijtihad
Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari yang menyatakan bahwa bila hasil
ijtihad itu benar, maka pahalanya dua, dan apabila salah, hasilnya satu, cukup
menjadi dasar hukum kebenaran hasil ijtihad yang dilakukan oleh para ulama
mujtahid.

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu…” (Q.S. An-Nisa/4:59)

16
Berpegang Teguh Pada Hukum Islam Sebagai 17

Pedoman Hidup
Berpegang Teguh pada Al-Qur’an sebagai Pedoman Hidup
Prof. Dr. Quraisy Syihab dalam buku “Membumikan Al-Qur’an” mengatakan
bahwa hukum Islam di dalam Al-Qur’an masih melangit sehingga perlu
dibumikan (menjadi pedoman hidup manusia dalam setiap aspek kehidupan).
Berpegang teguh pada nilai-nilai Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dalam
setiap aspek kehidupan, selain sebagai bentuk kewajiban, adalah untuk
menyelamatkan manusia dalam mengarungi kehidupan di dunia hingga kelak
di akhirat.

SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM


Berpegang Teguh Pada Hukum Islam Sebagai 18

Pedoman Hidup
Berpegang Teguh pada As-Sunnah sebagai Pedoman Hidup
As-Sunnah yang bersumber dari pribadi Rasulullah SAW., baik berupa
perkataan, perbuatan maupun ketetapan tentang sesuatu, adalah sumber
hukum Islam yang kedua. Keutamaan dan manfaat berpegang teguh pada
As-Sunnah sebagai pedoman hidup adalah sebagai berikut.
1. Tercatat sebagai seorang hamba yang taat kepada Allah
2. Dicintai Allah dan diampuni dosa-dosanya.

SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM


Berpegang Teguh Pada Hukum Islam Sebagai Pedoman Hidup 19

Berpegang Teguh pada Hasil Ijtihad sebagai Pedoman Hidup


Kedudukan Al-Qur’an dan A-Sunnah bersifat qath’I, artinya kebenarannya pasti dan
mengingatkan kepada semua umat Islam untuk mengikutinya, sedangkan kedudukan
hasil ijtihad bersifat zhanni atau tentatif, artinya tidak ada jaminan terhadap kebenaran
hasil ijtihad secara mutlak. Tiga kategori keberadaan umat Islam terhadap hasil ijtihad
adalah sebagau berikut.
1. Bagi seorang mujtahid (menciptakan hukum) , tidak terikat untuk mengikuti hasil
ijtihad sebagai pedoman hidup. Mujtahid hanya terikat kepada hukum Al-Qur’an dan
As-Sunnah
2. Bagi umat Islam yang pintar, ada tuntutan untuk menjadi muttabi’, yakni mengikuti
hasil ijtihad secara kritis.
3. Bagi orang awam, wajib hukumnya untuk mengikuti hasil ijtihad sebagai pedoman
hidup selain Al-Qur’an dan As-Sunnah. (diperbolehkan bersikap taklid)

SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM


Any Questions?

FEEL FREE TO ASK US

Anda mungkin juga menyukai