Anda di halaman 1dari 30

Renungan hati

5 April 2017

Oleh :
Dr Ferry Susanto
Hari ini sebelum ANDA mengatakan kata-
kata yang tidak baik,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat
berbicara sama sekali

Hari ini Sebelum ANDA mengeluh tentang


rasa dari makananmu,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya
apapun untuk dimakan.
Sebelum ANDA mengeluh tidak punya apa-apa,
Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta
dijalanan.

Sebelum ANDA mengeluh bahwa ANDA buruk,


Pikirkan tentang seseorang
yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam
hidupnya.
Sebelum ANDA mengeluh tentang SAHABAT atau
PACAR ANDA. Pikirkan tentang seseorang yang tersesat di
tengah hutan memohon kepada Tuhan untuk dijumpakan
seseorang

Hari ini sebelum ANDA mengeluh tentang hidupmu,


Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat

Sebelum ANDA mengeluh tentang saudara-saudaramu,


Pikirkan tentang seseorang
yang sangat ingin mempunyai saudara tetapi dirinya tidak
punya.
Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu,
Pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang
berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda.

Sebelum ANDA menunjukkan jari dan menyalahkan orang


lain, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa
Kita semua bertanggung jawab kepada Sang Pencipta
Dan ketika ANDA sedang bersedih dan hidup dalam
kesusahan,
Tersenyum dan mengucap syukur-lah kepada Tuhan
bahwa ANDA masih hidup !

“Kita cuma bisa hidup sekali saja di dunia ini,


tetapi jika kita hidup dengan benar, sekali saja
sudah cukup.”
PENGERTIAN
lambang

2) ISYARAT : Misalnya dengan menggerakkan suatu anggota bagian badan


seperti kerlingan mata, menganggukkan kepala, tersenyum, dsb.
3) TANDA : Misalnya dalam peraturan Lalu lintas merah berarti berhenti
hijau berarti jalan kuning berarti hati-hati, dsb.
KOMPONEN KOMUNIKASI
1. Komunikator
Orang yang menyampaikan informasi atau pesan
kepada orang lain.
2. Komunikan
Orang yang menerima pesan atau informasi.
3. Pesan :
Gagasan, pendapat, fakta dan sebagainya yang sudah
dirumuskan dalam suatu bentuk, dan disampaikan
kepada komunikan melalui lambang.

KOMUNIKATOR PESAN KOMUNIKAN


KOMUNIKAN

KOMUNIKATOR DAMPAK

UMPAN BALIK
KOMUNIKASI KOMUNIKASI
SEBAGAI SUATU BERDASARKAN ARAH
PROSES PESAN

KOMUNIKASI PRIMER/ KOMUNIKASI SATU ARAH


KOMUNIKASI LANGSUNG
Komunikasi tanpa menggunakan suatu alat Pesan disampaikan oleh sumber kepada
perantara teknik yang mencetak ataupun sasaran. Sasaran tidak bisa memberi
umpan balik atau bertanya.
berbentuk alat elektronik.

KOMUNIKASI SEKUNDER /
KOMUNIKASI TIDAK KOMUNIKASI DUA ARAH
LANGSUNG Pesan disampaikan oleh sumber kepada
sasaran, kemudian sasaran setelah
Komunikasi dimana orang menggunakan menerima pesan tadi memberikan
alat dan mekanisme untuk elipatkandakan umpan balik kepada sumber.
jumlah penerima pesan.
 Tuntutan perubahan pada era globalisasi & era reformasi / demokrasi

 Hasil Konferensi Pembangunan Kependudukan Dunia di Cairo Th. 94


(ICPD’94), yg menekankan pada penghormatan Hak Reproduksi
 Tuntutan Masyarakat akan pelayanan yg berkualitas
( termasuk pelayanan PKPR )

Pendekatan Pelayanan PKPR pd. Masyarakat (Pendidikan) mengalami


perubahan Dari pelayanan yg bersifat massal ke pelayanan yg
bersifat individual

Perlu pendekatan individual pd. Sasaran Program PKPR

Dengan pendekatan KONSELING


Pengertian

KONSELING :  KOMUNIKASI DUA ARAH, ANTARA DUA PIHAK


 DILAKUKAN DNG. PERTEMUAN TATAP MUKA
 SATU PIHAK (KONSELOR) MEMBANTU PIHAK
LAIN (KLIEN) AGAR :

MAMPU MENGENALI DIRI

MAMPU MENGENALI PERMASALAHANNYA

SEHINGGA :  MAMPU MENGAMBIL KEPUTUSAN YG. TEPAT


DAN MANTAP
 MAU MELAKSANAKAN KEPUTUSAN TSB.
BENTUK PERCAKAPAN

 PERCAKAPAN KONSELING BERSIFAT TERBUKA DAN


BERLANGSUNG 2 ARAH

 TERBUKA DLM. ARTI BAIK, KLIEN MAUPUN KONSELOR SAMA-


SAMA TERBUKA DLM. MENGEMUKAKAN ISI HATI, PERMASA –
LAHAN DAN PENDAPATNYA.

 PERCAKAPAN DUA ARAH KLIEN MENYAMPAIKAN INFORMASI


KPD. KONSELOR AGAR KONSELOR DPT. MENOLONGNYA

 KONSELOR DITUNTUT UTK. BISA MENJADI PENDENGAR YANG


BAIK & AKTIF SERTA DPT. MENGAJUKAN PERTANYAAN YANG
TEPAT
PEMBENTUKAN SIKAP DAN
KETRAMPILAN SEBAGAI
PETUGAS KONSELOR

A. MENDENGAR AKTIF
B. TINGKAH LAKU ATENTIF
C. TEHNIK BERTANYA
D. PEMBERIAN INFORMASI YG.
JELAS DAN BENAR
AKTIF
MENDENGAR AKTIF ADALAH MENGUCAPKAN KEMBALI APA YG.
DIPAHAMI KONSELOR MELALUI :

AKseptensi Observasi Empati Refleksi

AKSEPTENSI :  MENERIMA KLIEN SEPERTI APA ADANYA


 MENERIMA APA SAJA YG. DIUNGKAPKAN
KLIEN TANPA ADA PENILAIAN
( TIDAK MENGANGGAP ANEH, BODOH, DSB )

OBSERVASI : MENGAMATI APA YG. TERJADI PD. KLIEN MELALUI :


 SIKAP TUBUHNYA
 EKSPRESI MUKA
 CARA / GAYA BICARA
 NADA BICARA
 PENAMPILAN UMUM (FISIK, TEGANG/TIDAK)
OBSERVASI ( Lanjutan ):

TANDA-TANDA KETEGANGAN :
 BERLINANG AIR MATA
 KERINGAT DINGIN DI MUKA/TELAPAK TANGAN
 MULUT BIBIR KERING
 MUKA PUCAT MEMERAH
 PUPIL MATA BESAR
 TUMOR PD. JARI, BIBIR, GELISAH, SERING
BERUBAH POSISI, NAPAS CEPAT, MEREMAS-2
JARI.

EMPATI :  MAMPU MERASAKAN APA YG. DIRASAKAN


ORANG LAIN
 TETAP MENYADARI BAHWA YG. MENGALAMI
KEJADIAN ADALAH ORANG LAIN BUKAN DIRINYA.

REFLEKSI :  PEMAHAMAN YG. DICAPAI MELALUI EMPATI


 DISAMPAIKAN PADA KLIEN
 KLIEN DPT. MEMAHAMI & MENGERTI APA YG
SEBETULNYA DIRASAKAN
“ Menyampaikan pemahamannya dengan
cara mengulang kembali apa yang
dikatakan klien “

“ Mengungkapkan kembali apa yang dirasakan


Klien dengan kata-kata sendiri, sehingga
Klien tahu apa yang terjadi didalam dirinya “
ATENTIF

TINGKAH LAKU YG. MENUNJUKKAN ADANYA


MINAT DAN PERHATIAN PADA KLIEN BAIK
MELALUI EKSPRESI WAJAH, KONTAK MATA,
BAHASA TUBUH

TINGKAH LAKU ATENTIF MEMBANTU


TERCIPTANYA SUASANA KONSELING
YANG BAIK
T E H N I K
“ Bertanya “
 PERTANYAAN TERBUKA
 PERTANYAAN TERTUTUP

 PERTANYAAN TERTUTUP :

- JAWAB YA / TIDAK
- KONSELOR KURANG BISA MENGENAL KLIEN DENGAN BAIK

 PERTANYAAN TERBUKA :

- PERTANYAAN YG. MENGHARUSKAN KLIEN UTK. BERCERITA


LEBIH BANYAK
- KONSELOR DPT. MENGETAHUI SEJAUHMANA PENGETAHUAN /
PEMAHAMAN KLIEN, SEHINGGA KONSELOR DPT. MEMBERI
INFORMASI YG. SESUAI KEBUTUHAN KLIEN
- APAKAH BAPAK/IBU DPT. MENCERITAKAN LEBIH LANJUT
TTG. KECEMASAN YG. IBU RASAKAN ?
PROSES
KONSELING KESEHATAN
REMAJA
1. Greet – Salam
 Tujuan : Membangun hubungan untuk mencairkan suasana supaya klien remaja
merasa aman dan nyaman dalam mengemukakan masalah.
 Hal yang perlu diperhatikan
 Pakai bahasa yang mudah dimengerti oleh klien remaja temponya disesuaikan
dengan keadaan klien, jangan terburu-buru.
 Konselor tidak secara spontan dipercaya oleh klien remaja, tetapi perlu dibina
melalui sikap & perilaku konselor, berempati dan mengerti perasaan klien. Oleh
karena itu sebaiknya konselorlah yang terlebih dahulu memberi salam dan
memperkenalkan diri.
 Contoh salam dan perkenalan
 Salam
Konselor dapat memberi salam dan sambil menjabat tangan, merangkul atau
menepuk pundak klien remaja dan mengucapkan :
“ Halo apa kabar, selamat datang di ................. Silahkan duduk ”
“ Selamat datang, silahkan duduk, bagamana perjalanannya ?”
 Perkenalan
Konselor memperkenalkan diri sebaik mungkin dan buat klien remaja merasa
nyaman agar klien remaja dapat memperkenalkan diri sebaliknya dengan baik
pula.
“ Perkenalkan nama saya ......... Ada yang bisa saya bantu ?”
“ Halo saya (sebut nama) ......... Senang bertemu dengan kamu ?”
2. Ask – Tanyakan
 Tujuan :
 Mengetahui secara mendalam tentang perasaan klien remaja, situasi klien remaja
dan alasannya datang untuk meminta bantuan.
 Mengidentfikasi masalah.
 Hal yang perlu diperhatikan
 Ajukan pertanyaan dengan tenang dan perlahan,
 Jangan memaksa dan hindari suara seperti menginterogasi.
 Memahami perilaku, pemikiran dan perasaan klien remaja.
 Biarkan klien remaja menceritakan dan merumuskan masalahnya.
 Konselor menggali untuk mengetahui apakah masalah ada pada klien remaja
sendiri atau orang lain.
 Contoh pertanyaan yang bisa menggali perasaan klien remaja agar lebh terbuka
 “ Bagaimana keadaanmu saat ini di sekolah?”
 “ Apa saja yang kamu ketahui mengenai masalah yang kamu hadapi ?”
 “ Bagaimana tanggapan temen tentang masalah ............... ”? (sesua kasus)
 “ Apa kebiasaan yang kamu lakukan sehari-hari ?’
 “ Coba ceritakan masalahmu ?’
 Dari jawaban yang dberikan kita melakukan probing (menggali lebih dalam) untuk :
 Mengetahui lebih jelas dan dalam berdasarkan jawaban yang sudah diberikan
oleh klien remaja.
 Mengetahui apakah pemahaman konselor sudah sesuai dengan apa yang
dipikirkan dan dirasakan oleh klien remaja.
 Contoh :
 “ Tadi kamu bilang merasa tidak nyaman dengan sikap pacarmu yang suka
Memaksa. Tolong jelaskan apa yang kamu maksud dengan sikapnya yang
memaksa.
 “ Jadi menurutmu sebenarnya kamu tidak suka kalau pacarmu ...............(sesuai
Masalah / keluhan yang diungkapkan) ”.
 “ Siapa saja yang sudah tahu mengenai kekhawatiranmu ini ?” .
 “ Bagaimana orang sekitarmu (teman, pacar, orang tua, sahabat, konselor sebaya
dan lain-lain) mengenai kekhawatiranmu ini ?”.
 “ Sebenarnya apa yang kamu inginkan dari hubungan dengan pacarmu ?”.
3. Tell – Ungkapkan
 Tujuan :
 Memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan klien remaja.
 Hal yang perlu diperhatikan
 Hindari informasi yang tidak perlu, yang dapat membingungkan klien remaja.
 Apabila dibutuhkan, konselor dapat memanfaatkan media KIE yang tersedia
untuk membantunya menjelaskan informasi yang dibutuhkan klien remaja,
misalnya media cetak, ( leaflet, poster, lembar balik, fantom/celemek organ
reproduksi, media elektronk, dan lain-lain.
 Hindari penggunaan istilah bahasa asing atau medis, gunakanlah istlah bahasa
yang dimengerti klien remaja.
 Contoh Informasi yang diberikan :
 “ Risiko yang dapat kita alami bila kita melakukan hubungan sexsual pranikah
adalah ............................................?”
 “ Penularan HV/AIDS dapat melalui .............. ?”
4. Help – BanTU
 Tujuan :
 Mendiskusikan alternatif pemecahan masalah beserta konsekuensinya sehingga
klien remaja bisa membuat keputusan.
 Hal yang perlu diperhatikan
 Beri kesempatan klien remaja untuk mencari jalan keluar dan hargai
pendapatnya.
 Bantu klien remaja mencari setiap kemungkinan alternatif pemecahan dan
mempertimbangkan segi baik buruknya.
 Bila klien remaja merasa buntu menemukan alternatif pemecahan masalah :
Tawarkan beberapa cara yang dapat dilakukan dalam memecahkan masalah
tersebut..
 Contoh :
 “ Apa yang kamu pikirkan untuk mencegah supaya masalah ini tidak semakin
berkembang atau tdak terjadi lagi ?”
 “ Apa rencana kamu untuk untuk menyelesaikan masalah ?”
 “ Resiko apa yang mungkin muncul kalau kamu melaksanakan rencana-rencana
tersebut ”?.
Jika klien remaja merasa buntu, konselor dapat membantu menawarkan
alternatif pemecahan masalah :
 “ Pernahkah terpikir oleh kamu kalau dengan bicara langsung kepada pacarmu
tentang hal-hal yang tidak kamu sukai, mungkin membuat pacarmu jadi lebih
paham ?”.
5. Explain – Jelaskan
 Tujuan :
 Menjelaskan kepada klien remaja apa yang perlu dilakukan setelah
mengambil keputusan, termasuk konsekuensinya..
 Hal yang perlu diperhatikan
 Mengingatkan kembali rsiko-rsiko yang mungkin muncul atas
keputusannya.
 Contoh :
 “ Kalau kamu mau menyelesaikan masalahmu dengan cara bilang jujur
kepada
Pacarmu bahwa kamu terlambat haid, maka kamu harus siap
ditinggalkannya”.
 “ Jka kamu sudah memutuskan untuk melakukan test urin, maka kamu
bisa pergi
ke klink atau puskesmas PKPR untuk melakukan tes tersebut ?”
 “ Jika kamu sudah memutuskan tes urin, maka kamu harus siap dengan
kemungkinan hasil tes yang positif.
6. Return – Undang
 Tujuan :
 Mengevaluasi proses konseling apakah sudah sesuai dengan kebutuhan klien
remaja.
 Mengakhiri proses konseling (Terminasi) dengan tetap membuka kesempatan
bagi klien untuk tndak lanjut atau kembali kalau diperlukan.
 Hal yang perlu diperhatikan
 Evaluasi
Sebagai persiapan mengakhiri konseling, konselor perlu melakukan evaluasi
bersama klien remaja terhadap hasil konseling untuk mengetahui apakah klien
remaja merasa benar-benar terbantu selama proses konseling.
 Hal – hal yang perlu dievaluasi mencakup :
 Apakah masalah dan gejala hilang atau berkurang.
 Masih adakah perasaan-perasaan yang menimbulkan stress.
 Apakah klien remaja sudah memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah.
 Sejauh apakah pemahaman diri klien remaja dan orang lain.
 Apakah sudah mampu berelasi dengan baik.
 Apakah sudah mampu mencintai dan dicintai.
 Apakah sudah mempunyai kemampuan untuk membuat rencana dapat belajar
dengan lebih baik.
 Terminasi
 Konselor perlu mencegah kemungkinan terjadinya ketergantungan klien remaja
terhadap dirinya yaitu dengan memberi kesempatan klien remaja untuk
menjalankan keputusannya, dengan tetap meyakinkan klien remaja ia bisa datang
lagi sesuai keperluannya atau jika ia merasa memerlukan.
 Apabila ada kemungkinan merujuk klien remaja ke ahli yang lebih kompeten,
konselor perlu mendiskusikan hal tersebut dengan klien remaja agar ia tidak
merasa dilempar atau dipingpong.
 Konselor menutup proses konseling dengan suasana yang menyenangkan, penuh
kepercayaan, dan memberi semangat hidup.
 Contoh Evaluasi dan Terminasi
 EVALUASI
 “ Apa yang kamu rasakan setelah beberapa kali bertemu dalam mendiskusikan
Masalahmu ?”.
 “ Apakah menurutmu saya benar-benar dapat membantumu ?”.
 “ Saya melihat kamu sudah bisa lebih memahami diri sendiri dan bisa
membuat rencana yang realistis ”?.
 “ Apakah kamu pikir kamu sudah bisa melakukannya sendiri sekarang ?’.
 “ Kamu sudah sampai pada suatu titik dimana kamu dapat melakukan sendiri ?’
 TERMNASI dengan tetap membuka kemungkinan untuk return/mengundang
kembali.
 “ Semoga keputusan yang kamu ambl nanti merupakan hal yang terbaik untuk
diri kamu, kalau ada yang ingin didiskusikan kembal jangan sungkan ketemu
saya ya?”.

Anda mungkin juga menyukai