Anda di halaman 1dari 24

Laporan Kasus

G6P0A0H5 Gravid 37-40 Minggu + AnemiaAplastik


KASUS
Anamnesis

Nama Pasien : Ny.P


Umur : 33 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Karyawan
No Rekam Medik : 108906
Tgl Masuk : 26-09-2016
KELUHAN UTAMA :
Keluar lendir dan darah tidak berhenti

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien wanita 33 tahun dengan G6P0A0H5 usia kehamilan 37-40
minggu datang ke poli KIA untuk kontrol kehamilan mengeluh keluar
lendir dan darah yang dialami sejak 3 hari, tidak berkurang walaupun telah
beristirahat. Pasien terkadang merasa sesak dan keluhan berkurang dengan
istirahat, sesak nafas tidak dipengaruhi oleh aktifitas seperti mandi atau
berjalan jauh, tidur menggunakan satu bantal, badan terasa lemas. Pasien
mengakui kaki terasa bengkak, Gerak janin masih dirasakan.
• Riwayat Obstetri : Anak VI : Hamil sekarang normal

• Riwayat ANC : Pemeriksaan ANC teratur sudah 4 kali. Pemeriksaan


USG 1x gravid 37-40 minggu.
HPHT :-
TP : 26-06-2016

• Riwayat Haid : Menarche : 14 tahun


Siklus menstruasi : Teratur, 28 hari
Lama Haid : 7 hari
Banyaknya : 2 kali ganti pembalut
Sakit saat haid : (-)
• RIWAYAT PENGGUNAAN KONTRASEPSI : Pasien pernah
menggunakan Pil KB

• Riwayat Penyakit Dahulu : (-)

• Riwayat penyakit lain : (-)

• Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat penyakit yang sama dgn


pasien disangkal
PEMERIKSAAN FISIK

• Tanda Vital • Status General


KU : Baik Mata : Conjungtiva anemis
Kes: CM (+/+),
TD : 120/80 mmHg THT : dbn
HR: 98 x/mnt Thoraks : (Jantung & Paru) dbn
RR: 23 x/mnt Abdomen : Status obstetri
T : 36,4 Ekstremitas:
BB : 52 kg Edema ekstremitas bawah -/-
TB : 159 cm
IMT: 24,5
Status Obstetri

Pemeriksaan Leopold
Leopold I: Tinggi fundus uteri 2 jari di atas umbilikal, Teraba massa bulat dan lunak dan
halus. Kesan bokong.

Leopold II : Teraba massa halus keras permukaan datar di kanan (kesan punggung)
Teraba bagian kecil di kiri.

Leopold III :
Teraba bagian bulat, keras (kesan kepala)

Leopold IV : Konvergen
Tinggi Fundus Uteri : 20 cm
His : (-)
DJJ : 140x/mnt
Gerak janin : (+) Baik
PEMERIKSAAN Parameter Result Unit Reference range

PENUNJANG GDS 60 mg/dl <200

SGOT 24 u/l P=<40 W=<32


Parameter Result Unit Reference range

Haemoglobin 10.0 gr/dl 11,0-16,5 SGPT 10 u/l P=<41 W=<33

Leukosit 5.600 /ul 3.500-10.000 Ureum 10 mg/dl 10-50


Hematokrit 29 % 35-50
Kreatinin 0.2 mg/dl P=0.7-1.2 W=0.5-1.0
Eritrosit 2.5 Juta/ul 3,8-5,8

Trombosit 23 Ribu/ul 150-500


Parameter Result Reference range
MCV 118 fL 80,0-97,0 Warna Kuning Kuning
MCH 40 Pg 26,5-33,5 Kejernihan Jernih Jernih

MCHC 34 g/dl 31,5-35,0 Berat Jenis 1.020 1.003-1.030


Ph 6.5
Hitung Jenis Leukosit
Leukosit 0-2 Negatif
Basofil 0 % 0-1
Nitrit NEGATIF Negatif
Eusinofil 1 % 0-4
Protein + Negatif
Netrrofil Segment 61 % 46-73 Glukosa NEGATIF Negatif
Limfosit 30 % 17-48 Keton NEGATIF Negatif

Monosit 8 % 4-10 Urobilinogen NEGATIF Negatif

Masa Pendarahan (BT) 2’00” Menit 1-6 Bilirubin NEGATIF Negatif


Eritrosit NEGATIF Negatif
Masa Pembekuan (CT) 9’00” Menit 6-11
Sedimen
Golongan Darah ABO/Rh A RH +
Leukosit 3-10 0-5/LPB
Eritrosit 0-2 0-2/LPB
Epitel 4-10 2-10/LPB
Bakteri NEGATIF Negatif
Kristal NEGATIF Negatif
• DIAGNOSIS : G6P0A0H5 gravid 37-40 minggu +
Anemia Aplastik

• TERAPI : 1. Infus D5% pitogin methersin (1:1) 28 tpm


2. Dc Terpasang 24 jam
3. Ceftriaxone 1 gr (1x1)
4. Tranfusi 2 kolf PRC
Tanggal S O A P

226 September Pasien masuk ke VK KU : Sedang G6P5A0H5  Observasi k/u ibu


2016 RSEFdengan keluhan mules(+) Kes : CM gravid 37-40 IVFD RL 20 tpm
Jam 12.30 semenjak semalam dan keluar TD : 110/90 mmHg minggu + anemia  Lapor ulang dr.
Os Tiba di VK lendir (+) sama darah (+) HR : 88 x/mnt aplastik gunawan SpOG
RR : 20 x/mnt  Jika memungkinkan
T : 36,5 SC kalau tidak
DJJ: 140 x/mnt lahirkan pervaginan
TFU : 20 cm
TBJ : 1240 gr
His : (-)
Conjungtiva anemis : (-/-)

26 September Pasien mengeluh perutnya TD: 110/80mmHg G6P5AOH5  Observasi kemajuan


2016 semakin mules RR:88x/i gravid 37-40 persalinan
Jam 15.00 DJJ:135x/i minggu + anemia  Lapor ulang ke dr.
VT:7-8 cm. Protio tipis ket aplastik Gunawan SpOG
(+) menonjol kepala H II-III

26 September Pasien mengeluh pusing (+), TD: 110/70mmHg G6P5A0h6 post  Observasi vital sign
2016 lemas (+) HR : 89x/mnt partum patologis  Anjurkan ibu untuk
Jam 07.00 RR : 20x/mnt a/i (+) Anemia istrahat
aplastik  Infus D5% drip
pitogin methersin (1:1)
28 tpm
 Dc terpasang 24 jam
 Tranfusi 2 kolf PRC
 Terapi :
 Cefriaxone 1 gr
27 September Pasien mengeluh Ku : Sedang G3P2A0  Observasi vital
2016 pusing (+), lemas Kes : CM gravid 37- sign
Jam 07.30 (+) TD : 110/60 40 minggu  Ceftriaxone 1gr
mmHg + Anemia
HR : 87 x/mnt aplastik
RR: 20 x/mnt
T : 36,2

HASIL LABORATORIUM Tanggal 26 September 2016


Hb : 9.5 gr/dl
Leukosit : 6000/ul
Hematokrit : 27%
Trombosit : 21
MCV : 117 fL
MCHC : 36 g/dl
ANALISIS KASUS

Wanita 33 thn dengan G6P0A0H5 usia kehamilan 37-40 minggu, kontrol


kehamilan Pasien mengeluh keluar lendir dan darah yang dialami sejak 3 hari,
tidak berkurang walaupun telah beristirahat. Pasien terkadang merasa sesak
dan keluhan berkurang dengan istirahat, sesak nafas tidak dipengaruhi oleh
aktifitas seperti mandi atau berjalan jauh, tidur menggunakan satu bantal,
badan terasa lemas. Pasien mengakui kaki terasa bengkak, nyeri pinggang
tidak ada. Gerak janin masih dirasakan.
Pada pemeriksaan fisik :
TD : 120/80 mmHg, HR : 98 x/mnt, RR : 23 x/mnt, Edema ekstremitas bawah
+/+
Pem Lab : Hb : 9,5 Urinalisa : Protein +
Tatalaksana :
• Infus D5% drip pitogin methersin (1:1) 28 tpm
• Dc terpasang 24 jam
• Cefriaxone 1 gr (1x1)
• Tranfusi 2 kolf PRC
Dalam perkembangan hari pertama pasien mendapatkan transfusi PRC 1 kolf
Definisi

Anemia aplastik adalah kegagalan produksi sel darah pada


sumsum tulang belakang. Anemia aplastik juga merupakan
anemia yang disertai oleh pansitopenia pada darah tepi yang
disebabkan oleh kelainan primer pada sumsum tulang dalam
bentuk aplasia atau hipoplasia.
Etiologi

• Faktor kongenital/anemia aplastik yang diturunkan :


Sindroma Fanconi yang biasanya disertai seperti
mikrosefali, strabismus, kelainan ginjal, dan sebagainya.

• Faktor didapat : bersifat idiopatik, sebagian lainnya


dihubungkan dengan:
1. Bahan kimia: benzene
2. Obat: anti rematik, anti tiroid
3. Infeksi: hepatitis
4. Radiasi: radioaktif, sinar rontgen
Epidemiologi

Di indonesia sekitar berkisar antara 2 sampai 6 kasus perjuta


penduduk pertahun, di Amerika Serikat memperkirakan insiden
anemia aplastik berkisar antara 2 sampai 5 kasus per sejuta
penduduk pertahun, anemia aplastik terjadi pada orang berusia 15
sampai 25 tahun; peringkat kedua terjadi pada usia 65 sampai 69
tahun, di negara Timur, dimana insiden kira-kira 7 kasus
persejuta penduduk.
Klasifikasi

• Anemia aplastik tidak berat


• Anemia aplastik berat
• Anemia aplastik sangat berat
Patofisiologi

• Walaupun telah banyak dilakukan penelitian hingga saat ini,


patofisiologi anemia aplastik belum diketahui secara tuntas.
Ada 3 teori yang dapat menerangkan patofisiologi penyakit ini
yaitu:
• Kerusakan sel induk hematopoietik
• Kerusakan lingkungan mikro sumsum tulang
• Proses imunologik yang menekan hematopoiesis
Manifestasi Klinis
• Demam
• Pendarahan
• Pucat
• Lemah
• Sesak nafas
• Jantung berdebar-debar
• Nafsu makan berkurang
• Pusing dan penglihatan kabur
Penatalaksanaan
TERAPI :
• Transfusi darah
• Atasi komplikasi (infeksi) dengan antibiotik
• Kortikosteroid, dosis rendah mungkin bermanfaat pada perdarahan akibat
trombositopenia berat.
• Androgen, seperti testosteron. Efek samping yang mungkin terjadi
virilisasi, retensi air dan garam, perubahan hati, dan amenore.
• Imunosupresif, seperti siklosporin. menyarankan penggunaannya pada
pasien > 40 tahun yang tidak dapat menjalani transplantasi sumsum
tulang dan pada pasien yang telah mendapat tranfusi berulang.
• Transplantasi sumsung tulang
Komplikasi
• perdarahan (kurang trombosit)
• rentan terhadap infeksi (kurang sel darah putih)
Prognosis

• kasus berat dan progresif, rata-rata mati dalam 3 bulan


(merupakan 10%-15% kasus)
• penderita dengan perjalanan penyakit kronik dengan remisi
dan kambuh. Meninggal dalam 1 tahun, merupakan 50%
kasus
• penderita yang mengalami remisi sempurna atau parsial,
hanya merupakan bagian kecil penderita
Kesimpulan

Anemia aplastik merupakan suatu kelainan dari sindrom klinik yang


diantaranya ditandai oleh defisiensi sel darah merah, neutrophils, monosit dan
platelet tanpa adanya bentuk kerusakan sumsum lainnya. Dalam pemeriksaan
sumsum dinyatakan hampir tidak ada 17 hematopoetik sel perkusi dan digantikan
oleh jaringan lemak. Permulaan dari suatu anemia aplastik sangat tersembunyi
dan berbahaya, yang disertai dengan penurunan sel darah merah secara
berangsur sehingga menimbulkan kepucatan, rasa lemah dan letih, atau dapat
lebih hebat dengan disertai panas badan namun pasien merasa kedinginan, dan
faringitis atau infeksi lain yang ditimbulkan dari neutropenia.
Penemuan laboratorium juga dapat mempertegas diagnosis anemia aplastik
antara lain penemuan pada darah (hapusan darah tepi dan darah lengkap),
sumsum tulang, radiologi urin dan plasma darah. Tedapat beberapa terapi untuk
mengatasi anemia aplastik. Secara garis besarnya terapi untuk anemia apalstik
dapat dibagi menjadi 4 yaitu: terapi kausal; terapi suportif; terapi untuk
memperbaiki fungsi sumsum tulang; serta terapi definitif.
Daftar Pustaka
• Alkhouri N, Ericson SG. Aplastic Anemia:Review of Etiology and Treatment. [serial
online]1999;70:46-52. Avaiable from: http://bloodjournal.hematologylibrary.org/cgi
/reprint/103/11/46. Accessed July 07, 2008
• Bakta IM. Buku Panduan Hematologi Ringkas. Jakarta: Pusat Penerbitan
Depertemen Iimu Penyakit Dalam FK UI, 2006.
• Bakta IM. Anemia Karena Kegagalan Sumsum Tulang. In: Hematologi Klinik
Ringkas. Cetakan I. Jakarta: EGC;2006. p. 97-112.
• Bakhshi S. Aplastic Anemia. Avaiable from : http://emedicine.medscape.com
/article/198759. Accessed July 07, 2008.
• Baldy C.M, Anemia Aplastik Dalam Patofisiologi, Jakarta, 2000 : 234 -3
• Corwin E.J, Anemia Aplastik Dalam Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta: 122 -2
• Dorland WA, Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29 Jakarta: EGC; 2002
• Widjanarko A. Anemia aplastik in:sudoyo AW, Setiyohadi B, et al (eds). Buku Ajar
Iilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Keempat. Jakarta: Pusat Penerbitan Depertemen
Iimu Penyakit Dalam FK UI, 2006;637-
TERIMA KASIH

KASIH

Anda mungkin juga menyukai