Kasus
KPD Moch Frizki Maulana
No. RM : 012428**
Agama : islam
Keluhan utama :
● pasien hamil 35-36 minggu datang ke UGD Ponek RSUD Budhi
Asih (19/01/23) pukul 21:45 dengan keluhan keluar air air dan
mules sejak sore hari.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien G6P5A0 hamil 35-36 mg datang ke UGD PONEK RSUD Budhi asih dengan keluhan keluar air sedikit-
sedikit dari jalan lahir sejak pukul 18:00 (19/01/23) . Air yang keluar bewarna jernih dan tidak berbau. Pasien juga
mengatakan bahwa perutnya terasa kencang-kencang sejak pukul 17:00 yang terasa semakin sering. Pasien
mengeluh pegal pada punggung bawah. Gerakan janin terasa aktif.
Riwayat ANC di Puskesmas Matraman setiap 1 bulan 1x, menjelang trimester 3 pasien justru jarang ANC dengan
frekuensi 2 bulan 1x. Pasien sudah vaksincovid sebanyak 3x.
HPHT : 10/05/2022
TP : 17/02/2023
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien pertama kali haid (menarche) pada saat berusia 13 tahun, siklus haid teratur dengan jarak 30 hari, lama haid
7 hari dengan 2-3 kali ganti pembalut perhari. Pasien mengaku tidak mengalami masalah saat haid, tidak mengalami
nyeri yang mengganggu aktivitas saat haid. Hari pertama haid terakhir (HPHT) tanggal 10 mei 2022. Sebelumnya
pasien tidak memiliki penyakit ginekologi yang diketahui
RIWAYAT PERNIKAHAN
Pasien mengaku pernikahan ini merupakan pernikahan pertama, pernikahan sudah berlangsung selama 19 tahun dan
pasien tidak memiliki pasangan lain selain dari suaminya.
RIWAYAT OBSTETRI
Pasien G6P5A0 dengan riwayat kehamilan
Anak Usia persalinan penyulit berat badan
kehamilan
Pasien merupakan ibu rumah tangga dengan keseharian mengurus rumah dan anak.
Pasien mengaku selama menikah tidak memiliki stres tinggi ataupun masalah pada
keluarga dan lingkungan sekitar. Pasien tinggal dengan anak dan suaminya dirumah.
Pasien berobat menggunakan BPJS. Pasien memiliki riwayat merokok, riwayat alkohol,
minum jamu dan konsumsi obat-obatan terlarang. Pola makan tiga kali sehari. Pasien
mengatakan rajin mengganti celana dalam, tidak pernah memakai sabun kelamin, tidak
menggunakan pantyliner.
PEMERIKSAAN FISIK
Kesan sakit: tampak sakit ringan
Tanda Vital
Genitalia Distribusi rambut pubis merata, tidak ditemukan adanya duh keputihan, hemoroid (-), fistula atau fisura ani (-
Status Lokalis:
Vaginal Touche: pembukaan 1 cm , kulit ketuban (+) melekat, portio tebal lunak, Rembes ketuban jernih (+) ,
darah (-) , kepala hodge I
Abdomen :
●Inspeksi→ Lesi(-), massa(-) luka jahitan operasi(+)
●Palpasi : nyeri tekan(-) defans muscular (-)
Genitalia
inspeksi/palpasi: v/u tenang,cairan yang mengalir(+)
Vaginal Touchee: pembukaan 1 cm, kulit ketuban(+) melekat, portio tebal lunak,
kepaladi Hodge I, darah(-). Rembes ketuban jernih(+)
Laboratorium 19/01/2023
HEMATOLOGI RUTIN
Hemoglobin 9.9 ↓ g/dL 11.7 – 15.5
(Hb)
Hematocrit 30 ↓ % 35 - 47
(Hct)
Eritrosit 3.7 ↓ juta/μL 3.8 – 5.2
MCH 26.5 pg 26 – 34
MCHC 32.7 g/dl 32 – 36
MCV 81.2 fL 80 – 100
Leukosit (wbc) 8.2 ribu/μL 3.6 – 11
Ph 6.0 4.6 – 8
Darah +2 Negatif
S = Pasien mengeluhkan keluar air-air, mules sedikit dirasakan dan hilang timbul, gerak janin aktif
O : Baik, Compos mentis
TD : 113/72 mmHg
HR : 87 x/menit
Suhu : 36,5
RR : 20x/menit
SpO2 : 99%
Status Obstetri:
Abdomen :
●Inspeksi→ Lesi(-), massa(-) luka jahitan operasi(+)
●Palpasi : nyeri tekan(-) defans muscular (-)
Genitalia
inspeksi/palpasi: v/u tenang,cairan yang mengalir(-)
Vaginal Touchee: pembukaan 2-3 cm, kulit ketuban(+) melekat, portio tebal lunak, kepala di Hodge I, darah(-).
Rembes ketuban jernih(+)
A: G6P5A0 Hamil 35-36 mingggu KPD 8 jam, bsc 1x
P : IVFD RL 20 tpm, Ceftriaxone 2x1gr IV, Dexamethasone single shoot, bricasma (tokolitik) 2 ampoule dlm D5% 12 tpm
Follow up 20 Januari 2023 // 08:00 //
S = Pasien mengeluhkan keluar air-air, mules semakin dirasakan, gerak janin aktif
O : Baik, Compos mentis
TD : 120/72 mmHg
HR : 88 x/menit
Suhu : 36,5
RR : 20x/menit
SpO2 : 99%
Status Obstetri:
Abdomen :
●Inspeksi→ Lesi(-), massa(-) luka jahitan operasi(+)
●Palpasi : nyeri tekan(-) defans muscular (-)
Genitalia
inspeksi/palpasi: v/u tenang,cairan yang mengalir(-), rembesan air air jernih (+)
Vaginal Touchee: tidak dilakukan
A: G6P5A0 Hamil 35-36 mingggu KPD 16 jam, bsc 1x
P : IVFD RL 20 tpm, Ceftriaxone 2x1gr IV, Dexamethasone single shoot, bricasma (tokolitik) 2 ampoule dlm D5% 12 tpm
Follow up
21 Januari 2023 // 08:00 //
S = post op NH 1, Nyeri luka operasii , asi + , lokia rubra 2x ganti pembalut, mobilisasi +, BAB
belum, BAK on cath
O : Baik, Compos mentis
TD : 120/72 mmHg
HR : 88 x/menit
Suhu : 36,5
RR : 20x/menit
SpO2 : 99%
Status Obstetri: TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik
abdomen : supel, def mus (-)
lokalis : luka terawat tertutup verban tidak ada rembesan darah dan nanah.
A: P6A0 post SC + tubektomi atas indikasi hamil 35-36 mingggu KPD 16 jam, bsc 1x
P : IVFD RL 20 tpm, cefixcime 2 x 200 mg, ketoprofen 3x 100 mg, domperidon 3 x 1 tab, kalsium 1 x 500 mg, fe
1 x 200 mg, vit c 1 x 500 mg
ANALISA KASUS
● pada kasus ini pasien G6P5A0 hamil 35-36 mg datang ke UGD PONEK RSUD Budhi asih
dengan keluhan keluar air sedikit-sedikit dari jalan lahir sejak pukul 18:00 (19/01/23) . Air yang
keluar bewarna jernih dan tidak berbau
● inspeksi/palpasi: cairan bening +, darah - , lendir -
● Vaginal Touchee: pembukaan 1 cm, kulit ketuban(+) melekat, portio tebal lunak, kepaladi Hodge
I, darah(-). Rembes ketuban jernih(+)
● saat dilakukan pemeriksaan lakmus test → positive (lakmus merah menjadi biru) → ketuban
● pada kasus ini ditemukan faktor resiko pada ibu yaitu ibu merokok, riwayat KPD pada kehamilan
sebelumnya, yaitu kehamilan anak ke 3,dan multipara.
● pada kasus ini dilakukan SC cito dengan pertimbangan menurunkan resiko korioamnionitis dan
sepsis dan gawat janin sekaligus berbarengan dgn tindakan tubektomi pada pasien.
Tinjauan Pustaka
Definisi
Ketuban pecah dini (KPD) atau premature rupture of membrane (PROM) didefinisikan sebagai
pecahnya ketuban sebelum permulaan persalinan. Ketika pecah ketuban terjadi sebelum persalinan
dan sebelum 37 minggu kehamilan maka disebut sebagai KPD prematur atau preterm premature
rupture of membrane (PPROM).
Epidemiologi
● Insiden KPD berkisar dari sekitar 5-10% dari semua persalinan, dengan jumlah yang
bervariasi dari satu negara ke negara lain dengan prevalensi 6,3% di Nigeria 13,8% di
Uganda dan 7,4% di Kamerun.
● KPD prematur terjadi pada sekitar 3% dari semua kehamilan dan menyebabkan sekitar
sepertiga dari kelahiran prematur Prevalensi PPROM berkisar antara 2,2% - 4% di India,
2,8% di Kanada 3,1% di Brasil, 3,3% di Nigeria hingga 4,1% di Mesir.
● Penelitian yang dilakukan di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada tahun 2013
melaporkan bahwa dari 3.810 persalinan di rumah sakit tersebut terdapat 1,54% atau 59
kasus KPD dan sebagian besar ibu berada pada rentang usia 20-24 tahun.
Etiologi
Hal ini dapat terjadi akibat melemahnya fisiologis membran yang dikombinasikan dengan
kekuatan yang disebabkan oleh kontraksi uterus. Infeksi intramniotik umumnya terkait dengan
PPROM. Faktor risiko utama PPROM termasuk riwayat PPROM, serviks yang pendek, perdarahan
vagina trimester kedua atau ketiga, overdistensi uterus, defisiensi nutrisi dan asam askorbat,
gangguan jaringan ikat, indeks massa tubuh rendah, status sosial ekonomi rendah, merokok dan
penggunaan obat-obatan terlarang.
Meskipun berbagai etiologi, seringkali tidak ada penyebab yang jelas yang diidentifikasi pada
pasien yang datang dengan KPD.
Patofisiologi
Penegakan Diagnosa
Anamnesis :
Anamnesis menyeluruh harus dilakukan untuk semua pasien yang mengeluhkan kebocoran cairan
termasuk riwayat penyakit sekarang, riwayat obstetri, riwayat ginekologi, riwayat medis, riwayat
bedah, riwayat sosial, dan riwayat keluarga. Ketika memperoleh riwayat penyakit sekarang,
penting untuk menanyakan tentang kontraksi, gerakan janin, waktu kemungkinan pecah, jumlah
cairan, warna dan bau cairan, perdarahan vagina, nyeri, hubungan seksual baru baru ini, trauma
baru-baru ini, dan aktivitas fisik baru-baru ini.
Penegakan Diagnosa
Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan harus dilakukan dengan cara yang meminimalkan risiko memperkenalkan infeksi.
Karena pemeriksaan servix digital meningkatkan risiko infeksi dan menambahkan sediki informasi
untuk hasil yang tersedia dengan pemeriksaan spekulum, mereka umumnya harus dihindari kecuali
pasien tampaknya dalam persalinan aktif atau persalinan tampaknya sudah dekat
Pemeriksaan spekulum steril dapat dilakukan untuk memeriksa servisitis dan prolapse tali pusat
atau bagian janin, menilai dilatasi serviks dan mendapatkan kultur yang sesuai
Penegakan Diagnosa
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis ketuban pecah biasanya dengan konfirmasi oleh penilaian klinis konvensional, yang termasuk
visualisasi cairan ketuban yang keluar dari saluran serviks dan pengumpulan di vagina, pH cairan
vagina, atau arborisasi (ferning/pakis) cairan vagina kering, yang diidentifikasi di bawah mikroskop. PH
normal sekret vagina adalah umumnya 3,8-4,5 sedangkan cairan ketuban biasanya memiliki pH 7,1–
7,3. Hasil tes positif palsu dapat terjadi pada darah atau air mani, antiseptik alkali, pelumas tertentu,
trikomonas, atau vaginosis bakterial. Atau, hasil tes negatif palsu dapat terjadi dengan ketuban pecah
berkepanjangan dan sisa cairan minimal.
Pemeriksaan ultrasonografi volume cairan amnion mungkin merupakan tambahan yang berguna tetapi
tidak diagnostik.
Pemeriksaan fibronektin janin sensitif tetapi tidak spesifik untuk ketuban pecah; hasil tes negative
menunjukkan membran utuh, tetapi hasil tes positif adalah bukan diagnostik PROM.
Gambaran
Pakis pada
KPD
Tatalaksana
Tatalaksana
Tatalaksana
Komplikasi
Komplikasi pada KPD secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu komplikasi pada ibu dan pada
janin.
Komplikasi pada ibu yang terjadi biasanya berupa infeksi intrauterin. Infeksi tersebut dapat berupa
endomiometritis maupun korioamnionitis yang berujung pada sepsis.