Anda di halaman 1dari 15

Laporan Kasus

HEPATITIS A

PEMBIMBING
Omar Akbar, dr.
Kolonel Kes. Keman Turnip, dr.

PENYUSUN
Egi Ardhi Saputra, dr.

PROGRAM DOKTER INTERNSHIP

RS TNI AU DR M SALAMUN

KOTA BANDUNG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit hepatitis merupakan masalah kesehatan di dunia termasuk di

Indonesia, yang terdiri dari Hepatitis A, B, C, D, dan E. Hepatitis A dan E sering

muncul sebagai kejadian luar biasa, ditularkan secara fecal oral dan biasanya

berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat, bersifat akut dan dapat sembuh

dengan baik.1

Diperkirakan sekitar 1,5 juta kasus klinis dari hepatitis A terjadi di seluruh

dunia setiap tahun, tetapi rasio dari infeksi hepatits A yang tidak terdeteksi dapat

mencapai sepuluh kali lipat dari jumlah kasus klinis tersebut. 2 Penyakit herpatitis A

ataupin gejala sisanya bertanggung jawab atas satu sampai dua juta kematian setiap

tahunnya. Secara global, virus hepatitis merupakan penyebab utama viremia yang

persisten.3

Hepatitis A merupakan bagian terbesar dari kasus-kasus hepatitis akut yang

dirawat, yaitu berkisar dari 39,8-68,3%. Pada tahun 2002-2003 terjadi KLB (Kejadian

Luar Biasa) hepatitis dengan 80% penderita berasal dari kalangan mahasiswa. Dari

data penderita hepatitis pada mahasiswa menunjukkan 56% mahasiswa tersebut

terbiasa makan di warung atau pedagang kuliner kaki lima dengan hygiene dan

sanitasi yang tidak baik.4

Menurut hasil Riskesdas tahun 2013 bahwa jumlah orang yang didiagnosis

Hepatitis oleh Tenaga Kesehatan berdasarkan gejala gejala yang ada, menunjukan

peningkatan 2 kali lipat apabila dibandingkan dengan tahun 2007, yaitu sekitar 0,6 %.

Apabila dikonversikan ke dalam jumlah absolut penduduk Indonesia tahun 2013

sekitar 248.422.956 jiwa, maka bisa dikatakan bahwa 2.981.075 jiwa penduduk
Indonesia terinfeksi Hepatitis. Hal ini dapat memberikan petunjuk awal ke kita

tentang upaya pengendalian dimasa lalu, peningkatan akses, potensial masalah dimasa

yang akan datang apabila tidak segera dilakukan upaya upaya yang serius.5
BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN DAN PRIMARY SURVEY


Nama : Tn. H

Umur : 30 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Diperiksa pada tanggal 2 Juni 2020, Pasien BPJS.

Primary Survey

1. Airway
 Pasien tidak menggunakan otot bantu pernafasan
 Tidak ada hambatan jalan nafas
 Pasien tidak terlihat cyanosis
2. Breathing
 Pasien terlihat bernafas dengan kecepatan normal
3. Circulation
 Tekanan darah pasien 120/70 mmHg
 Temperatur pasien 36,8oC
4. Disability
 GCS 15 ( E4 M6 V5)
5. Exposure
 Pasien menggunakan pakaian seminimal mungkin dan tidak
ketat
II. ANAMNESIS UMUM

Keluhan Utama : Demam

Pasien datang mengeluhkan demam sejak 6 hari SMRS. Demam timbul


mendadak dan dirasakan naik turun terutama sore hari. Keluhan juga disertai mata
terlihat kuning yang pasien sadari saat bercermin, BAB dengan konsistensi cair, 2x/
hari, berwarna pucat, darah dan lendir tidak ada, dan BAK berwarna cokelat seperti
teh.
Pasien juga mengeluh mual, tidak nafsu makan, kembung dan nyeri di perut
kanan atas yang dirasakan sejak 3 hari SMRS. Nyeri di perut kanan atas dirasakan
sama sepanjang hari, tidak hilang timbul, tidak menjalar ke punggung, tidak timbul
setelah makan dan nyeri tidak berkurang setelah buang air besar. Keluhan tidak
disertai dengan menggigil dan berkeringat. Batuk, sesak dan pilek disangkal.
Pasien mengaku tidak pernah sakit kuning sebelumnya dan mengatakan tidak
ada kontak dengan orang sakit kuning. 1-2 minggu terakhir ini, pasien memiliki
riwayat sering makan di luar rumah, yaitu warung pinggir jalan, dan terkadang pasien
lupa mencuci tangan dengan sabun sebelum makan. Riwayat penyakit dengan gejala
yang sama dalam keluarga dan lingkungan kerja tidak ada. Pasien belum mengobati
keluhannya saat ini.

III. PEMERIKSAAN FISIK

HASIL PEMERIKSAAN PADA TANGGAL 6 JUNI 2018

Tanda-tanda vital:

Tekanan darah : 130/90 mmH Pernafasan : 22x /menit

Nadi : 92x permenit Suhu : 37o C

GCS : 15, Compos Mentis


Status Generalis

Kepala : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik +/+,

Leher : KGB tidak membesar, JVP tidak meningkat

Thoraks : Pernafasan tidak ada kelainan, wheezing -/-, ronkhi -/-

Cor : S1 S2 murni regular

Abdomen : BU (+) normal, Supel, Lembut

Nyeri tekan (+) kuadran kanan atas dan epigastrium

Ekstremitas : CRT <2 detik, akral hangat, edema -/-

Kedua telapak tangan tampak sedikit kuning

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Hematologi rutin

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN

Hemoglobin 15.2 12.00-16.00 g/dl


Eritrosit 5.7 4.50 – 6.20 106/µL
Leukosit 10.120 4000-10000 ribu/ul
Hematokrit 46 37 – 47 vol %
Trombosit 256.000 150-400 ribu/ul
Hitung Jenis
Basofil 0 % 0-1
Eosinofil 2 % 0-4
Batang 6 % 2-6
Segmen 61 % 50-70
Limfosit 24 % 20-40
Monosit 7 % 2-8

2. Serologi
 Widal tes

S.PARA S.PARA S.PARA


ANTIGEN S.THYPI
THYPI A THYPI B THYPI C

O Negatif Negatif Negatif Negatif

H Negatif Negatif 1/320 Negatif

 HBsAg : Negatif
 HIV : Non Reaktif

3. Kimia Klinik
 SGOT : 320 (<42 U/L)
 SGPT : 872 (<41 U/L)
 Bilirubin total :11,3 mg/dL
 Bilirubin direk : 4,32 mg/dL
 Ureum : 13 mg/dL
 Kreatinin : 0,80 mg/dL

4. Urin Rutin
Warna Cokelat Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Protein Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Sedimen
Eritrosit 0 /µL <3
Leukosit 1 /µL <10
Silinder 0 0
Sel Epitel (+)
Kristal Negatif Negatif
Lain-lain Negatif
pH 6.0 4.5-8.0
Berat Jenis 1.020 1.000-1.030
Bilirubin Positif Negatif
Urobilinogen H 4,0 Mg/dL 0.1-0.9
Keton Positif Negatif
Darah Samar Negatif Negatif
Leukosit Esterase Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif

V. DIAGNOSIS

Hepatitis A

VI. TATALAKSANA

Advice dr. Haneng, Sp.PD

 Infus D5 20 gtt/menit
 Curcuma 3x2 tab
 Ondansetron 4mg 2x1 ampul i.v
 Lansoprazole 2x1 capsul
 Paracetamol 500mg 3x1 tab (prn)

VII. PROGNOSIS

Ad vitam : ad bonam

Ad functionam : ad bonam

Ad sanationam : dubia ad bonam


BAB III

PEMBAHASAN KASUS

I. PEMBAHASAN DIAGNOSIS
Pada pasien ini diagnosis Hepatitis A ditegakkan berdasarkan atas :

Anamnesa :

 Demam
 Mata kuning
 Nyeri perut kanan atas
 Nafsu makan menurun
 BAB berwarna pucat
 BAK berwarna pekat seperti teh

Pemeriksaa fisik :

 Tekanan darah : 130/90 mmH


 Pernafasan : 22x /menit
 Nadi : 92x permenit
 Suhu : 37o C
 Sklera ikterik

 Kedua telapak tangan tampak kuning

 Nyeri tekan abdomen kuadran kanan atas


Pemeriksaan penunjang :

 SGOT : 320 (<42 U/L)


 SGPT : 872 (<41 U/L)
 Bilirubin total :11,3 mg/dL
 Bilirubin direk : 4,32 mg/dL
 Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik yang ditemui pada pasien dan
didukung oleh pemeriksaan laboratorium. Gambaran klinis, pasien mengeluhkan
adanya demam, kemudian timbul ikterus biasanya didahului oleh suatu masa
prodormal yang berlangsung sekitar 2 minggu dengan malaise, anoreksia, dan
sering gejala gastrointestinalis, disertai nyeri perut atas. 6 Pasien mengeluhkan
gejala prodromal 3 hari SMRS.

 Untuk menegakkan diagnosis dari pemeriksaan penunjang dapat dilakukan


pemeriksaan serologis IgM anti HAV. Pada tes serologis, IgM HAV berkembang
sebelum mulainya ikterus dan sementara tes IgM anti-HAV meningkat pada
infeksi akut atau fase ikterus.6 Namun pada pasien hanya dilakukan pemeriksaan
SGOT dan SGPT untuk menilai fungsi hati. Pada Hepatitis A akan ditemukam
SGPT>SGOT, sesuai dengan pasien.

Hepatitis
Pendahuluan
Hepatitis berarti radang atau pembengkakan hati. Hepatitis bisa disebabkan
oleh virus, alkohol, narkoba, obat (termasuk obat yang diresepkan), atau racun.
Penyebab lainnya adalah infeksi oportunistik (IO). Tetapi kebanyakan hepatitis
disebabkan oleh infeksi virus. Ada 5 macam virus hepatitis, tipe A, B, C, D, dan E. 5
tipe dari virus ini menjadi perhatian karena penyebab kesakitan dan kematian serta
berpotensi menjadi penyakit penyebaran yang luas.
Hepatitis A dan E kebanyakan disebabkan karena tertelan air atau makanan
yang terkontaminasi. Hepatitis B, C, dan D timbul dari kontak parenteral dengan
cairan tubuh yang terinfeksi. Kebanyakan transmisi untuk virus ini termasuk penerima
produk darah yang terkontaminasi, prosedur medis yang invasif yang menggunakan
peralatan yang terkontaminasi, dan untuk hepatitis B dari proses kelahiran antara ibu
ke anak, dari keluarga ke anak ataupun dari hubungan seksual.
Pasien biasanya sembuh secara total dari hepatitis, tetapi kemungkinan
mempunyai penyakit liver residu. Umumnya penderita hepatitis akut pada orang
dewasa akan sembuh secara sempurna ( > 90%). Hanya sebagian kecil yang menetap
(permanent) dan menjadi kronik (5 – 10%). Meskipun angka kematian hepatitis relatif
lama, pada hepatitis virus akut bisa berakhir dengan kematian. Waktu terekspos
sampai kena penyakit kira-kira 2 sampai 6 minggu. Penderita akan mengalami gejala
gejala seperti demam, lemah, letih, dan lesu, pada beberapa kasus, seringkali terjadi
muntah muntah yang terus menerus sehingga menyebabkan seluruh badan terasa
lemas.
Di negara berkembang, dan di daerah dengan standar higiene yang buruk,
kejadian infeksi virus ini adalah tinggi dan penyakit biasanya kontak pada anak usia
dini. Setelah kenaikan pendapatan dan akses untuk membersihkan air meningkat,
insiden HAV menurun. Hepatitis A menyebabkan infeksi dengan tanda-tanda dan
gejala klinis pada lebih dari 90% anak yang terinfeksi dan karena infeksi
menimbulkan kekebalan seumur hidup, penyakit ini tidak ada makna khusus untuk
mereka yang terinfeksi pada awal kehidupan. Di Eropa, Amerika Serikat dan negara-
negara industri lainnya, di sisi lain, infeksi ditularkan terutama oleh orang dewasa
muda yang rentan, kebanyakan dari mereka terinfeksi dengan virus selama perjalanan
ke negara-negara dengan kejadian penyakit yang tinggi, atau melalui kontak dengan
orang menular.
Infeksi HAV merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri yang tidak
mengakibatkan infeksi kronis atau penyakit hati kronis. Namun, 10% -15% dari
pasien mungkin mengalami gejala kekambuhan selama 6 bulan setelah penyakit akut.
Gagal hati akut dari hepatitis A jarang terjadi (secara keseluruhan tingkat fatalitas
kasus: 0,5%). Risiko untuk infeksi simtomatik secara langsung berkaitan dengan usia,
dengan> 80% orang dewasa mengalami gejala kompatibel dengan hepatitis virus akut
dan mayoritas anak-anak memiliki infeksi yang asimtomatik atau tidak bergejala.
Antibodi dihasilkan sebagai respons terhadap infeksi HAV. Berlangsung selama
hidup dan memberikan perlindungan terhadap reinfeksi. Penyakit ini dapat dicegah
dengan vaksinasi, vaksin hepatitis A dan telah terbukti efektif dalam mengendalikan
wabah di seluruh dunia.
Patogenesis
Tanda dan Gejala
Gejala awal infeksi hepatitis A mirip dengan gejala influenza, tetapi beberapa
penderita, terutama anak-anak, tidak menunjukkan gejala sama sekali. Gejala
biasanya muncul 2 sampai 6 minggu, (periode inkubasi), setelah infeksi awal.
Gejala biasanya berlangsung kurang dari 2 bulan, meskipun beberapa orang
dapat sakit selama 6 bulan. Namun secara umum, manifestasi semua jenis hepatitis
sama. Manifestasi klinik dapat dibedakan berdasarkan stadium. Stadium-stadiumnya
antara lain :
 Stadium praicterik berlangsung selama 4 – 7 hari. Pasien mengeluh sakit
kepala, lemah, anoreksia, muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri diperut
kanan atas urin menjadi lebih coklat.
 Stadium icterik berlangsung selama 3 – 6 minggu. Icterus mula –mula terlihat
pada sklera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan – keluhan berkurang,
tetapi klien masih lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna
kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.
 Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan tinja
menjadi normal lagi. Penyebuhan pada anak – anak menjadi lebih cepat pada
orang dewasa, yaitu pada akhir bulan ke 2, karena penyebab yang biasanya
berbeda

II. PEMBAHASAN TATALAKSANA

Pada dasarnya penatalaksanaan infeksi virus hepatitis A dan hepatitis yang


lainnya adalah terapi yang diberikan bersifat suportif, tidak ada yang spesifik, yaitu :
1. Tirah baring, terutama pada fase awal penyakitnya dan selama penderita merasa
lemah
2. Diet Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat dan rendah lemak untuk pasien
dengan anoreksia dan nausea

3. Pemberian obat-obatan simtomatik seperti : tablet antipiretik paracetamol untuk


demam, sekit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, pemberian anti mual muntah dapat
membantu menhilangkan keluhan mual

4. Hindari alkohol dan pemakaian obat dibatasi

5. Obat-obatan yang dimetabolisme di hepar harus dihindari tetapi jika sangat


diperlukan dapat diberikan dengan penyesuaian dosis.

Pencegahan

1. Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan

2. Makan makanan bersih

3. Vaksinasi Hepatitis A: Injeksi Imunoglobulin 1mL IM diulang setiap 6-18


bulan.

III. PEMBAHASAN PROGNOSIS

Prognosis penyakit hepatitis A baik dan sembuh sempurna. Angka kematian


akibat hepatitis fulminan berkisar antara 0,1%-0,2%. Laporan lainnya menunjukan
bahwa gagal hati fulminan, hanya terjadi pada 0,13%-0,35% kasus-kasus
hospitalisasi. Kematian dikaitkan dengan umur penderita atau bila ada penyakit
hepatitis kronik lainnya, terutama hepatitis kronik C.
DAFTAR PUSTAKA

1. Infodatin Pusat Data Informasi Kementrian Kesehatan RI. Situasi dan


Analisis Hepatitis. 2013.
2. Cainelli F. Hepatitis A : epidemiology and prevention in developing
countries. World journal of hepatology. 2012; 4: 68-73.
3. WHO. Hepatitis A Fact Sheet. WHO, 2013.
4. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simandibrata M and Setiati S. Buku
ajar ilmu penyakit dalam. 2006 ed. Jakarta: Pusat penerbitan departemen
ilmu penyakit dalam, 2006.
5. Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Waspada! 2,9 Juta Lebih Penduduk Indonesia engidap Hepatitis. 2015
6. Previsani N and Lavanchy D. Hepatitis A. In: response Whodocdsa, (ed.).
World health organization, 2000.

Anda mungkin juga menyukai